AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU

I. PENDAHULUAN. peningkatan ekonomi masyarakat melalui produk yang dihasilkan. Perlebahan juga merupakan komponen penting di dalam strategi

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti

BAB III METODE PENELITIAN

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

SOCIETA III - 2 : , Desember 2014 ISSN

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA DI DESA SELOREJO KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK LEBAH MADU JAYA MAKMUR DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Analisis Break Even Point (BEP) dan Profitabilitas Usaha Roti Pada Ganep Bakery di Surakarta

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JERUK SIAM (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

IV. METODE PENELITIAN

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

AGRITECH : Vol. XIX No. 2 Desember 2017 : ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BIJI KEMIRI DI DESA PANGGOI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEMAWE (Studi Kasus Usaha Ibu Asmiati) ABSTRAK

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

I. PENDAHULUAN. Konsumsi madu di Indonesia kurang lebih 10 gr/kapita/tahun, namun

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

ANALISIS USAHATANI PISANG AYAM DI DESA AWE GEUTAH PAYA KECAMATAN PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG PASAR MALAM DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI SAWI DI DESA PURWOSARI KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif/statistik (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, data yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA MARTABAK TELUR DI MATANGGLUMPANGDUA KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA DENDENG SAPI CV. GUNUNG SEULAWAH ACEH DI KECAMATAN LUENG BATA ACEH BESAR

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA FURNITURE ROTAN PADA INDUSTRI IRMA JAYA DI KOTA PALU

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI KERUPUK TEMPE DI GAMPONG SEUNEUBOK SEUMAWE KECAMATAN PEULIMBANG KABUPATEN BIREUEN

Jurnal S. Pertanian 1 (10) : (2017) ISSN :

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA INDUSTRI ACRAN SIGI DI DESA LOLU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

KERANGKA PENDEKATAN TERORI. dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Menurut ahli botani, kedelai (Glycine

ANALISIS KELAYAKAN USAHA MANISAN BUAH DI DESA TEUPIN PUNTI KECAMATAN SYAMTALIRA ARON KABUPATEN ACEH UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans P) DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Abstrak

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI TANAMAN KETEPENG CINA (Cassia alata L) PADA PT. SRIKAYA SEGA UTAMA BANJARBARU

Transkripsi:

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : 106 112 ISSN : 1411-1063 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI USAHATANI LEBAH MADU DI DESA KALISARI, KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS Purwanto Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas Masuk: 18 Mei 2015; Diterima: 2 Juli 2015 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi usahtani lebah madu di Desa Kalisari Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Desa Kalisari merupakan sentra peternakan lebah di Kabupaten Banyumas. Data penelitian diambil dari responden secara acak sebanyak 50% dari populasi yang ada. Selanjutnya data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis R/C ratio sebesar 9,16 yang berarti bahwa usahatani lebah madu di Desa Kalisari Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas secara ekonomi sudah efisien. Selanjutnya usahatani lebah madu tersebut dapat dikembangkan menjadi sumber penghasilan utama bagi keluarga petani. Kata kunci: usahatani, efisiensi, lebah madu PENDAHULUAN Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional, diantaranya dalam memperluas kesempatan kerja, meningkatkan ekspor dan pendapatan petani, mengurangi impor serta memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Pembangunan pertanian di satu sisi dijamin untuk menghasilkan pendapatan yang layak bagi kehidupan petani sedangkan disisi lain mampu menyediakan hasil-hasil pertanian dalam jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau masyarakat. Beternak lebah madu merupakan salah satu kegiatan petani dalam rangka peningkatan produk yang dapat dijual untuk menambah pendapatan petani atau masyarakat pada umumnya. Hasil yang diperoleh 106 dari beternak lebah madu ini dapat berupa berbagai hasil langsung seperti madu, lilin atau malam, anakan lebah atau gana, zat perekat atau propilis dan tepung sari serta royal jelly atau susu madu dan didapat juga hasil yang tidak langsung, yaitu berupa peningkatan hasil penyerbukan baik tanaman semusim maupun tanaman buah dan berbagai jenis tanaman hutan sehingga membantu penghijauan. Salah satu produk madu adalah rnadu yang sangat baik untuk meningkatkan kesehatan. Manfaat dari madu dan tepung sari berupa yang dihasilkan merupakan bahan makanan penguat yang bergizi serta baik digunakan untuk anakanak muda sebagai salah satu untuk memerangi kekurangan gizi. Dewasa ini manfaat dari madu sudah banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat Iuas sehingga untuk melakukan usahatani lebah madu semakin besar mengingat keuntungan yang diperoleh dan cara pemeliharaannya mudah. Sampai saat ini lebah yang banyak dibudidayakan adalah Apis mellifera karena produksi dan adaptasinya tinggi. Dari spesies ini segera dapat dibuat dalam pengelolaan yang baru di daerah yang seperti lingkungan dan iklim dari tempat aslinya. Di daerah yang beriklim dingin, lebah jenis ini tidak agresif dan kurang suka berimigrasi, hanya saja peka terhadap parasit tungau varroa (Wardana, dkk., 1988). Pada Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas sudah ada yang mengusahakan ternak lebah madu walaupun masih secara tradisional dan dengan bantuan pemerintah setempat. Jumlah petani lebah madu di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas sebanyak 30 orang. Dalam berusaha, petani selalu bertujuan memperoleh pendapatan yang tinggi. Namun demikian, pendapatan petani dari usahatani lebah madu ternyata belum menjadikan sumber pendapatan yang utama bagi petani di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Kendala yang biasa dihadapi oleh petani adalah pada terbatasnya modal, sehingga memerlukan bantuan dari bank maupun dari investor. Bank maupun investor tidak akan menginvestasikan modalnya terhadap suatu usaha tanpa diketahui prospek pengembangannya. Berbagai kemungkinan perubahan biaya produksi dan harga jual produk harus diperhitungkan untuk lebih meyakinkan investor terhadap keuntungan yang akan diperoleh dari investasi modalnya. Pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga jual produk, biaya produksi, volume produksi. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai pendapatan yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan dan selanjutnya akan mempengaruhi volume produksi. Volume produksi mempengaruhi biaya. Berdasarkan hal tersebut, petani perlu memperhitungkan biaya dan pendapatan dari usahatani yang diusahakan, apakah usahatani tersebut menguntungkan atau tidak serta perlu mengetahui volume penjualan minuman yang harus dicapai supaya petani tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui biaya dan pendapatan usahatani lebah madu, apakah usahatani tersebut menguntungkan atau tidak dan berapa volume produksi yang harus dihasilkan dalam mencapai titik impas (break even point) dimana petani tidak untung dan tidak rugi serta efisiensi ekonomi usahatani lebah madu. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten 107

Banyumas yang mengusahakan lebah madu. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) karena usahatani lebah madu hanya terdapat di Desa Kalisari Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tentang efisiensi ekonomi usahatani lebah madu di Desa Kalisari Kecamatan Cilongok. Sasaran penelitian adalah seluruh peternak di Desa Kalisari Kecamatan Cilongok. Metode Pengambilan Sampel Teknik penetapan responden menggunakan total sampling, yaitu seluruh anggota popualsi diambil menjadi sampel penelitian (Sugiyono, 1999). Jumlah seluruh petani lebah madu sebanyak 30 orang, diambil 50 % sehingga jumlah sampel penelitian sebanyak 15 peternak lebah madu. Analisis Data Untuk mengetahui pendapatan bersih usahatani lebah madu dihitung dengan rumus: NR = TR TC Keterangan: NR : Pendapatan atau keuntungan TR : Penerimaan total TC : Biaya total Analisis Break - Even Point adalah suatu teknik mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Titik impas dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Rony, 1990): Q = TFC P - AVC Volume penjualan minimum dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Q = TFC 1 -AFC Keterangan: Q : Teknik impas produksi X : Volume penjualan minimum TFC : total biaya tetap total AVC : biaya variabel P : Harga produk per unit Sedangkan untuk harga minimum dihitung dengan menggunakan rumus: Pbep = AFC + AVC Keterangan: Pbep : Harga saat Break even point AFC : Biaya tetap per unit AVC : Biaya variabel per unit Rasio R/C merupakan perbandingan antara total penerima hasil penjualan dengan biaya total yang dikeluarkan. Menurut Soekartawi (1993) R/C dirumuskan sebagai berikut: R/C = PenerimaanPenjualan TotalBiaya Kriteria pengambilan keputusan: R/C > 1 : berarti usaha yang dilaksanakan sudah menguntungkan, karena pe- 108

nerimaan yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. R/C < 1 : berarti usaha yang dilaksanakan belum menguntungkan sehingga usaha tersebut tidak perlu dilanjutkan. R/C = 1 : berarti usaha tersebut mendatangkan penerimaan yang hanya cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Biaya Produksi, Volume Produksi dan Pendapatan Petani lebah madu di Desa Kalisari Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas terdiri dari 15 orang petani, rata-rata kepemilikan stup sebesar 3,6 stup. Penggolongan biaya dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya sewa lahan per stup dan biaya penyusutan peralatan. Jumlah rata-rata biaya sewa lahan sebesar Rp.20.866,67, sedangkan biaya rata-rata peralatan sebesar Rp.1.384,769,11. Biaya variabel terdiri dari biaya obat-obatan, tenaga kerja, stimulan, bahan bakar dan pengangkutan. Rata-rata biaya obat-obatan yang digunakan oleh petani lebah madu sebesar Rp.165.333,33, rerata biaya stimulan sebesar Rp. 123.800,00, rata-rata biaya bahan bakar atau minyak tanah sebesar Rp.30.900,00, biaya angon dan pengangkutan rata-rata sebesar Rp.270.666,67, biaya pengawasan atau keamanan rata-rata sebesar Rp.85.000,00 dan biaya untuk kemasan (botol madu) rata-rata sebesar Rp.342.400,00. Berdasarkan analisis biaya, rata-rata biaya total sebesar Rp.1.017.900,00. Biaya tetap rata-rata sebesar Rp.1.405.635,78, sedangkan rata-rata biaya variabel sebesar Rp.1.017.900,00. Biaya tetap mendominasi biaya yang dikeluarkan karena banyaknya peralatan yang diperlukan dalam melakukan usahatani lebah madu. Tingginya biaya tetap menunjukkan bahwa usahatani lebah madu memerlukan modal yang cukup besar untuk memulai usahatani lebah madu, tetapi untuk produksi selanjutnya tidak memerlukan biaya produksi yang besar, karena peralatan yang digunakan mempunyai masa pakai yang cukup lama sekitar 2-5 tahun. Produksi rata-rata yang dihasilkan oleh petani lebah madu sekitar 2,5-3 kg madu per stup yang dapat dijadikan 5 botol madu ukuran 245 ml dengan harga jual Rp.65.000,00 per botol. Rata-rata produksi dalam botol yang dihasilkan sebesar 342.40 botol/ tahun. Jumlah rata-rata pendapatan kotor petani sebesar Rp.22.256.000,00/tahun atau Rp.1.854.666,67/bulan. Pendapatan bersih petani didapatkan dari hasil pengurangan antara pendapatan kotor dengan total biaya usahatani. Dari hasil analisis pendapatan, besarnya pendapatan usahatani lebah madu sebesar 109

Rp.22.256.000,00/tahun dengan rata-rata biaya total sebesar Rp.2.423.535,78/ tahun. Tingkat pendapatan cukup tinggi dikarenakan penerimaan yang diterima tinggi dengan banyaknya produk yang dihasilkan dan kecilnya biaya produksi. Data jumlah biaya produksi, volume produksi dan pendapatan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Populasi Tanaman Pertanian dan Perkebunan di Desa Kalisari No Uraian Jumlah (Rupiah) 1 Biaya produksi: Biaya tetap 1.346.024,67 Biaya variabel 1.017.900,00 2 Volume produksi 342,40 3 Pendapatan 22.256.000,00 4 Keuntungan 19.892.075,33 Sumber data: Data Primer Diolah, 2010 Analisis R/C Analisis R/C digunakan untuk mengetahui seberapa efisien investasi yang diinginkan sebagai modal dalam berproduksi untuk menghasilkan madu. Analisis ini menggunakan perbandingan antara penerimaan penjualan madu dengan biaya produksi. Besarnya R/C rata-rata pada usahatani lebah madu menunjukkan lebih besar dari satu yaitu 9,16 berarti setiap Rp.1,00 yang dikeluarkan petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp.9,16. Hal tersebut menunjukkan bahwa usahatani lebah madu yang dilakukan sudah efisien. Analisis Titik Impas Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui berapa volume produksi atau penjualan minimum agar petani tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh laba. Berdasarkan hasil analisis diketahui rata-rata biaya tetap pertahun sebesar Rp.1.346,024,67, ratarata produksi madu sebesar 342,40 botol harga jual Rp.65.000,00 per botol. Hasil perhitungan analisis titik impas di dapat jumlah produksi minimal yang harus dihasilkan sebesar 342,40 botol/ tahun. Nilai tersebut merupakan volume produksi minimum yang harus dicapai petani sehingga mereka tidak rugi. Usahatani tersebut akan mengalami kerugian apabila petani tidak mencapai jumlah produksi sebesar 342,40 botol/ tahun dan sebaliknya apabila petani dapat mencapai jumlah produksi lebih besar dari nilai impas tersebut maka usahatani mendapatkan keuntungan. Rata-rata produk madu yang telah dicapai petani adalah sebesar 342,40 botol. Berdasarkan hal tersebut berarti petani telah memperoleh keuntungan karena sudah memproduksi melebihi titik impasnya. 110

Nilai impas dalam rupiah penjualan pada usahatani lebah madu adalah Rp.1.410.536,96 dimana nilai tersebut merupakan penerimaan minimum yang harus dicapai petani supaya petani tidak rugi dan juga tidak memperoleh untung. Apabila petani tidak dapat mencapai penerimaan sebanyak Rp.1.410.536,96 maka petani akan menderita kerugian. Penerimaan rata-rata pertahun yang telah diperoleh petani sebesar Rp.19.892.075,33 berarti penerimaan tersebut telah melampaui titik impasnya yaitu Rp.1.410.536,96 sehingga petani telah memperoleh keuntungan dari usahatani lebah madu. Harga jual madu yang harus ditetapkan oleh petani agar tidak mengalami kerugian adalah Rp.3.931,15 per botol. Bila madu dijual dengan harga dibawah Rp.3.931,15 akan mengalami kerugian, sedangkan apabila madu dijua1 dengan harga yang lebih tinggi dari harga Rp.3.931,15 maka petani akan memperoleh keuntungan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Jumlah rata-rata pendapatan kotor petani sebesar Rp.22.256.000,00/ tahun atau Rp.1.854.666,67/bulan. 2. Besarnya R/C rata-rata pada usahatani lebah madu menunjukkan lebih besar dari satu yaitu 9,16 berarti setiap Rp.1,00 yang dikeluarkan petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 9,16. Hal tersebut menunjukkan bahwa usahatani lebah madu yang dilakukan sudah efisien. 3. Jumlah produksi minimal yang harus dihasilkan sebesar 342,40 botol/tahun. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Usahatani lebah madu di Desa Kalisari Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas perlu dikembangkan agar dapat menjadi sumber pendapatan pokok peternak. 2. Kemasan madu hendaknya dibuat yang menarik agar konsumen lebih tertarik untuk meningkatkan permintaan madu. DAFTAR PUSTAKA Alvi, S. 1993. Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan. Andi Offset, Yogyakarta. Anonim, 1996. Petunjuk Praktis Budaya Lebah Madu (Apis Melifera). Perum Perhutani. Arsyad, L. 1999. Ekonomi Manajerial Ekonomi Terapan untuk Manajemen Bisnis. BPFE UGM, Yogyakarta. Departemen Kehutanan, 1995. Perkebunan di Indonesia. Pusat Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta. Dinas Pertanian, 1996. Petunjuk Praktis Budidaya Lebah Madu (Apis Mellifera). Perum Perhutani, Jakarta. 111

Edy Wardana 1988. Biaya Produksi Kalkulasi dan Pengendalian. Bina Aksara, Jakarta. Mulyadi, 1993. Akuntansi Biaya Pengantar untuk Percncanaan dan Pengendalian Biaya Produksi. LPFE UI, Jakarta. Rahardi. 2001. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. Bina Aksara, Jakarta. Sarwoko dan Halim, 1989. Berwiraswasta dengan Beternak Lebah. Sinar Baru, Bandung. Sugiyono, 1999. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sukartono. 2004. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soedaryo, 1994. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES, Jakarta. Soekartawi, 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafmdo Persada, Jakarta. 112