BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3. (2005:56) tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam mengajar. Berbagai macam komponen-komponen dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan seseorang. Semakin baik pembinaan pendidikan di keluarga, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Adapun pendidian menurut undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar. Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling

BAB I PENDAHULUAN. No. 20 tahun 2003: 33). Hal ini disesuaikan dengan dunia pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasi manusia melalui pembelajaran disekolah. yang bermanfaat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik.

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saja tetapi bagaimana caranya membuat suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan siswa dengan mudah memahami materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi dan komunikasi telah menjadikan penguasaan bahasa. asing (khususnya bahasa Inggris) sebagai syarat utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

perencanaan, penentuan dan mengumpulkan sumber-sumber tetapijuga ketrampilan emosional dan sosisl menggunakan metode dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup dan terampil dalam

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi. yang tersusun dalam suatu kurikulum pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya. Hamalik (Jihad dan Haris, 2012: 15) mengatakan tujuan belajar adalah

PENERAPAN PENDEKATAN CTL PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN PADA TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dasar. Menteri

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas motif-motif dan tujuan yang ada pada murid.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat 9

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran, gurulah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang nantinya dapat memberikan hasil berupa perubahan pada diri siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan Kreativitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah salah satunya dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai orang yang memiliki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep-konsep baru yang berkaitan dengan profesinya sebagai seorang pendidik. Pendidikan pada hakekatnya merupakan unsur vital dalam kehidupan dan merupakan kebutuhan serta tuntutan yang amat penting untuk menjamin perkembangan, kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Suwarna (2005:119) mengatakan bahwa menurut pandangan constructivism otak anak pada dasarnya tidak seperti gelas kosong yang siap diisi dengan air sehingga informasi berasal dari pikiran guru. Otak anak tidaklah kosong, melainkan berisi pengetahuan-pengetahuan yang dikonstruksi anak sendiri sewaktu anak berinteraksi dengan lingkungan atau peristiwa yang dialaminya. Meskipun beberapa pengetahuan yang dikonstruksi anak ini cenderung miskonsepsi (salah pemahaman), namun bagi

2 anak pengetahuan ini cukup masuk akal. Pengetahuan-pengetahuan ini terikat dalam satu jaringan dan struktur kognitif anak. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2010 pengajaran IPS di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global. Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, jika ditelaah lebih jauh tujuan instruksional dari pengajaran IPS SD tidak hanya menekankan aspek kognitif (pengetahuan) saja, tetapi juga mencakup aspek afektif (sikap) dan psikomotor (tingkah laku). Oleh karena itu, seorang guru tidak seharusnya hanya menonjolkan salah satu aspek saja dalam kegiatan belajar-mengajar, tetapi harapannya ketiga aspek tersebut dapat berkembang secara harmonis dan seimbang. Dalam mengembangkan aspek kognitif, tidak cukup seorang guru hanya menggunakan metode ceramah saja karena itu tidak mendorong daya kreativitas dan daya nalar anak. Akibatnya anak akan cenderung menghafal

3 materi. Padahal pengetahuan yang diperoleh dari hafalan kurang bermakna dan cenderung mudah lupa. Berbeda dengan pengetahuan yang diperoleh dengan pengertian dan pemahaman akan lebih bermakna dan tahan lama. Untuk dapat menguasai nilai dan sikap selama proses belajar berlangsung, diharapkan siswa tersebut terlibat secara intelektual, emosional dan sosial. Artinya mereka benar-benar mengalami sendiri atau berada dalam situasi yang seolah-olah nyata dengan begitu pembelajaran akan semakin bermakna dalam diri siswa dan pengetahuan yang di dapat akan bertahan lama dalam ingatan. Dalam mengembangkan aspek psikomotor, seorang guru harus mampu mengajak siswanya untuk senantiasa mengaplikasikan atau menerapkan ilmuilmu yang ada untuk membantu mengatasi masalah dalam kehidupan seharihari. Barangkali dalam proses penerapan ini perlu pembiasaan yang terusmenerus dari guru sehingga perilaku yang baik itu akan menjadi kepribadian yang telah mengakar kuat dalam diri individu. Apabila ketiga aspek tersebut dikembangkan secara seimbang, maka tugas dari pendidikan IPS dapat terealisasi dengan baik. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi belum mampu menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif, dan inovatif. Peserta didik berhasil mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali peserta didik memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Oleh karena itu, perlu ada perubahan pendekatan pembelajaran yang lebih bermakna sehingga dapat membekali peserta didik dalam menghadapi permasalahan

4 hidup sekarang maupun yang akan datang. Pendekatan pembelajaran yang cocok dengan hal di atas adalah pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Menurut Elaine B.Johnson (2009:65) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa seorang pembelajar akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pelajaran tersebut. Pembelajaran dengan model CTL melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi penemuan makna. Lebih lanjut Elaine B.Johnson mengatakan bahwa CTL adalah sistem yang menyeluruh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini saling terjalin satu sama lain maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah. Seperti halnya biola, cello,clarinet dan alat music lainnya didalam sebuah orchestra yang menghasilkan bunyi yang berbeda-beda, yang bersama-sama menghasilkan music, demikian juga bagian-bagian CTL yang terpisah melibatkan proses-proses yang berbeda, yang ketika digunakan secara bersama-sama memampukan para siswa membuat hubungan yang menghasilkan makna. Setiap bagian CTL yang berbeda-beda ini memberikan sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas sekolah. Secara bersamasama mereka membentuk suatu system yang memungkinkan para siswa melihat makna didalamnya dan mengingat materi akademik.

5 Pembelajaran kontekstual bagi siswa dapat menghubungkan kemampuan yang diharapkan pada suatu mata pelajaran dengan pekerjaan atau kehidupan sehari-hari mereka sehingga mereka semakin akrab/ dekat dengan lingkungannya. Selain itu siswa akan memiliki kemampuan untuk selalu berusaha mencari dan menemukan sendiri dan membuktikannya. Manfaat yang lain adalah siswa akan mampu untuk menguasai suatu konsep yang abstrak melalui pengalaman belajar yang konkret. SD Negeri Margoagung merupakan salah satu SD yang terdapat di wilayah kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas IV SD N Margoagung serta diperkuat dengan dokumentasi hasil belajar pada semester satu. Dari rata-rata nilai ulangan harian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPS tergolong masih rendah yaitu 60 nilai tersebut masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan minimal 65. Pada saat peneliti melakukan wawancara dan observasi kegiatan pembelajaran IPS kelas IV secara langsung guru hanya menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi, karena guru menganggap metode ceramah adalah metode yang paling mudah dilaksanakan oleh guru. siswa kurang bersemangat dan terlihat jenuh dalam mengikuti proses belajarmengajar. Guru menggunakan sumber belajar berupa buku teks saja. Dalam pembelajaran terlihat masih rendahnya perhatian dan aktifitas positif siswa. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja, bahkan mereka ada yang terlihat sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, seperti bermain sendiri,

6 ataupun menganggu teman sebangkunya. Selain itu guru belum mengetahui atau mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa. Untuk memperbaikinya, maka peneliti bersama guru mengadakan kerjasama (berkolaborasi) untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil dalam pembelajaran IPS. Diharapkan dengan menggunakan pendekatan CTL dalam proses pembelajaran IPS akan menarik minat siswa untuk aktif mengikuti kegiatan belajar sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas IV Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning di SD Negeri Margoagung Seyegan Sleman. Peneliti ingin membuktikan bahwa pembelajaran IPS yang dirasa membosankan dapat diubah menjadi pembelajaran yang sangat menyenangkan dengan menggunakan pembelajaran kontekstual (CTL). Selain itu, dengan menggunakan pembelajaran kontekstual (CTL), peneliti yakin bahwa hasil belajar IPS khususnya di kelas IV SD Negeri Margoagung dapat ditingkatkan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD N Margoagung terutama pada pelajaran IPS, 2. Rendahnya perhatian dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran,

7 3. Pola pengajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) daripada berpusat pada siswa (student centered), di mana guru lebih banyak ceramah daripada melibatkan siswa untuk aktif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. 4. Guru belum optimal dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Sumber belajar utama dalam pembelajaran hanya berupa buku teks. 5. Guru belum banyak mengetahui atau mencoba berbagai pendekatan maupun metode pembelajaran baru yang lebih mengaktifkan siswa. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan pada masalah siswa merasa bosan ketika pembelajaran, kurang berpartisipasi, dan rendahnya perhatian siswa ketika pembelajaran IPS, sehingga hasil belajar yang didapat masih di bawah nilai KKM. Peneliti berusaha mencari upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran Contexstual Teaching and Learning. Pendekatan pembelajaran ini dipilih peneliti karena dengan pendekatan pembelajaran kontekstual siswa dapat menghubungkan kemampuan yang diharapkan pada suatu mata pelajaran dengan pekerjaan atau kehidupan seharihari mereka sehingga mereka semakin akrab/ dekat dengan lingkungannya. Selain itu siswa akan memiliki kemampuan untuk selalu berusaha mencari dan menemukan sendiri serta membuktikannya. Manfaat yang lain adalah siswa akan

8 mampu untuk menguasai suatu konsep yang abstrak melalui pengalaman belajar yang konkret. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, peneliti mengambil rumusan masalah yaitu, Bagaimana meningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD N Margoagung dengan menggunakan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD N Margoagung dengan menggunakan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian tersebut di atas dapat diperoleh beberapa kegunaan atau manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Mengembangkan teori atau pengetahuan baru mengenai peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan pembelajaran kontekstual (CTL). b. Memperkuat teori-teori mengenai penggunaan pembelajaran kontekstual (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar.

9 c. Sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya mengenai upaya meningkatkan hasil belajar IPS. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Untuk mengembangkan kemampuan merencanakan dan melaksanakan pendekatan pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada aktivitas siswa daripada berpusat pada guru. Serta sebagai bahan evaluasi bagi guru akan pembelajaran yang telah dilakukan selama ini apakah sudah sesuai dengan tujuan instruksional yang diharapkan. b. Bagi Kepala sekolah Sebagai masukan atau informasi bagi kepala sekolah dalam rangka mengambil suatu kebijakan untuk mengarahkan guru-guru agar mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran baru guna meningkatkan hasil belajar siswa serta menyediakan saran belajar yang dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran. c. Bagi Siswa Mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna, serta meningkatkan motivasi dalam pembelajaran sehingga menyebabkan meningkatnya hasil belajar siswa. d. Manfaat bagi sekolah Sebagai bahan pertimbangan untuk memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah dan meningkatkan kualitas dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di Sekolah Dasar.