BAB IV ANALISIS MAS}HLAH}AH TERHADAP ZAKAT BESI TUA A. Mekanisme Pembagian zakat besi tua di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Adapun mekanisme pembagian zakat besi Tua tersebut mencakup, pengusaha besi tua langsung mengambil 2,5% dari 7500 tonase besi tua tersebut untuk dibagikan kepada orang-orang yang berhak menerima zakat, dengan masing-masing kepala keluarga mendapatkan 15 kg dari 34 kepala keluarga, dalam pembagian zakat besi ini, diberikan setiap satu tahun sekali, bersamaan dengan pemberian zakat fitrah pada bulan ramadhan, pada proses pembagian, pengusaha akan mendatangi para calon penerima zakat besi tua tersebut. Dari kelima pengusaha tersebut pembagian dilakukan dengan cara berbeda, yaitu dengan mendatangi dari rumah kerumah, mendatangi Badan Amil Zakat, Masjid. Besi tua yang dibwa telah dibagi kedalam plastik dengan berat masing-masing 15 kg besi tua per kantong plastic. Dapat disimpulkan, apabila setiap pengusaha memegang masing-masing 12 kepla keluarga untuk diberikan zakat besi tua tersebut, maka akan berjumlah 170 kepala keluarga yang akan menerima masing-masing 15 kg besi tua setiap tahunnya. Seperti telah dipaparkan pada bab sebelumnya, hamper setiap anggota keluarga yang menerima zakat besia tua tersebut, memilih untuk 64
65 menjual kembali besi tua yang telah diperoleh, dengan meraup keuntungan seratus lima ribu rupiah bagi setiap kepala keluarga, dengan rincian Rp. 7000,- /Kg besi tua. Kemudian, dari hasil data yang telah diperoleh selama observasi dan wawancara, diketahui bahwa persepsi zakat hasil besi tua pada pengusaha besi tua di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan, bisa dikatakan jauh dari pada ketentuan zakat sebagaimana dirumuskan dalam hukum Islam. Hal ini bisa dilihat dalam : 1. Pengusaha besi tua di Desa Tanjung Jati dalam membayar zakat hasil besi tua menggunakan dengan barang yaitu barang berupa besi tua, tidak menentukan secara pasti jumlah kilogram harta yang dizakati. 2. Waktu pelaksanaan zakat tidak menentu, terkadang dilaksanakan setiap 1 tahun sekali. 3. Pengusaha besi tua di Desa Tanjung Jati tidak menghitung terlebih dahulu apakah harta yang mereka anggap zakat sudah sampai satu nisab atau belum. 4. Sasaran zakat tidak didasarkan pada kategorisasi yang telah ditetapkan menurut hukum Islam, melainkan dengan cara tersendiri. Padahal, jika dianalisa secara hukum Islam, ada ketentuan-ketentuan yang harus diketahui dalam zakat, baik dalam hal syarat dan rukunnya, waktu dan sasarannya. Namun, pada prakteknya pelaksanaan zakat hasil besi tua di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan, tidak
66 sebagaimana ditentukan di dalam hukum Islam. Pengusaha besi tua di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan memberikan sebagian dari hasil besi tua tanpa menghitung terlebih dahulu apakah hasil besi tua tersebut telah sampai satu nisab atau belum karena mereka (para pengusaha) mengkiaskannya dalam bentuk zakat maal. Selain itu, para pengusaha besi tua juga tidak memperhatikan untung dari hasil pemotongan besi tua. Pada kenyataan prakteknya, pengusaha besi tua memberikan secara langsung sebagian hasil zakat besi tua setelah mengambil 2.5% netonase yang dibeli dalam satu tahun. B. Analisis Maslahah terhadap Persepsi Masyarakat Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan tentang Zakat Besi Tua Dari penjelasan di atas diketahui, bahwa jelas persepsi dan pelaksanaan zakat besi tua di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan tidak sesuai dengan hukum Islam. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulu, bahwa ketentuan zakat besi tua sama dengan ketentuan zakat perdagangan dan zakat kekayaan. Adapun zakat perdagangan dikeluarkan dengan ketentuan : 1. Berjalan 1 tahun (haul), Pendapat Abu Hanifah lebih kuat dan realistis yaitu dengan menggabungkan semua harta perdagangan pada awal dan akhir dalam satu tahun kemudian dikeluarkan zakatnya.
67 2. Nisab zakat perdagangan sama dengan nisab emas yaitu senilai 85 gr emas. 3. Kadarnya zakat sebesar 2,5 %. 4. Dapat dibayar dengan uang atau barang. 5. Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan. 6. Pada badan usaha yang berbentuk serikat (kerjasama), maka jika semua anggota serikat tersebut beragama Islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang berserikat. Tetapi jika anggota serikat terdapat orang yang non muslim, maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota serikat muslim saja (apabila jumlahnya lebih dari nisab). 1 Dari uraian zakat perdagangan di atas bahwa para pengusaha besi tua di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan mengkiaskan zakat besi tua ke dalam zakat perdagangan. Sesungguhnya zakat yang berupa besi tua itu dalam hukum Islam tidak ada, yang ada hanyalah hasil dari besi tua tersebut yang wajib dizakati ketika sudah mencapai nisabnya. Namun pada kenyataannya para pengusaha yang ada di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan tidak mengeluarkan zakat hasil profesi tersebut. 1 http://id.wikipedia.org/wiki/zakat_harta_perniagaan
68 Ditinjau dari segi kemaslahatan zakat besi tua adalah : 1. Mas}la>h}ah al-mu'tabarah adalah suatu kemaslahatan yang dijelaskan dan diakui keberadaannya secara langsung oleh nas. Dalam artian bahwa zakat berupa barang besi tua ini memiliki kemaslahatan yang diakui menurut para pendapat ahli. 2. Mas}la>h}ahal-Mulghâh adalah suatu kemaslahatan yang bertentangan dengan ketentuan nas. Karenanya, segala bentuk kemaslahatan seperti ini ditolak oleh shara. Dalam artian mengenai zakat berupa barang besi tua ini memiliki kemaslahatan yang ditentang oleh para ahli karena tidak ada dalam hukum Islam. 3. Mas}la>h}ahal-Mursalah merupakan kemaslahatan yang sejalan dengan apa yang terdapat di dalam nas, tetapi tidak ada nas yang khusus yang memerintah dan melarang untuk mewujudkannya. Dan hal ini dapat dibuktikan dari sekumpulan nas dan makna yang dikandungnya. Dengan demikian Mas}la>h}ah ini dapat dijadikan pijakan dalam mewujudkan kemaslahatan yang dibutuhkan manusia dan menghindarkan kemadharatan. Dalam artian mengenai zakat yang berupa barang besi tua ini memiliki kemaslahatan yang tidak ada pada dalil yang ditentukan oleh hukum Islam, namun boleh dihubungkan melalui dalil qias akan tetapi pada perkara tersebut terdapat suatu sifat yang munasabah untuk diletakkan hukum tertentu. Pada bab ini peneliti menganalisis maslahah yang ada di zakat barang yang berupa besi tua adalah lebih condong ke maslahah al-mursalah.
69 Karena maslahah ini kemaslahatan yang tidak ada pada dalil yang ditentukan oleh hukum Islam, namun boleh dihubungkan melalui dalil qias, akan tetapi pada perkara tersebut terdapat suatu sifat yang munasabah untuk diletakkan hokum tertentu. Kemaslahatan itu berlaku universal (berlaku umum), bukan kemaslahatan bagi individu tertentu atau sejumlah individu. Ini mengingat bahwa syari ah Islam itu berlaku bagi semua manusia. Oleh sebab itu, penetapan hukum atas dasar mas}la>h}ah, bagi kalangan tertentu, seperti penguasa, pemimpin, dan keluarganya tidak sah karena bertentangan dengan prinsip Islam yang berlaku bagi semua manusia. Menurut Al-Shatibi sebagaimana dikutib Asafri Jaya Bakti bahwa: sesungguhnya syari ah itu bertujuan mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat. Dalam ungkapan yang lain dikatakan oleh al-syâtibi bahwa: hukum-hukum disyari atkan untuk kemaslahtan hamba. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa semua kewajiban (taklif) diciptakan dalam rangka merealisasikan kemaslahatan hamba. Tak satupun hukum Allah yang tidak mempunyai tujuan. Hukum yang tidak mempunyai tujuan, sama dengan sesuatu yang tidak dapat dilaksanakan. Suatu hal yang tidak mungkin terjadi pada hukum-hukum Allah. Meninjau pada pelaksanan zakat yang berupa barang besi tua masyarakat Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan dengan analisa hukum Islam di atas, bisa dipahami bahwa persepsi,
70 anggapan, atau pengetahuan masyarakat tentang zakat masih awam. Distribusi sebagian hasil zakat besi tua yang selama ini dilaukan oleh para pengusaha besi tua tidak sesuai dengan ketentuan zakat. Pada kenyataan prakteknya, masyarakat yang menerima zakat yang berupa barang besi tua tetap menerima walaupun ada yang tidak setuju dengan adanya praktek pelaksanaan zakat yang berupa barang besi tua tersebut. Dan yang menerima zakat yang berupa barang besi tua tersebut orang miskin yang menjadi buruh di pemotongan besi tua tersebut tidak bisa mendapatkan pembagian zakat tersebut. Banyaknya timbangan yang diberikan kepada mustahiq tidak diketahui oleh bos besi tua tersebut di wilayah Desa Tanjung Jati Kamal Bangkalan. Adanya organisasi suplayer besi tua yang menetapkan pembagian zakat berupa besi tua yang ditetapkan dalam AD/ART yang didalamnya terdapat ketentuan-ketentuan yang salah satunya setiap tahun harus mengeluarkan zakat yang berupa barang besi tua bukan zakat dari hasil besi tua. Adapun distribusi zakat ditentukan sesuai dengan ketetapan syara, yaitu terdiri dari delapan golongan : 1. Orang fakir 2. Orang miskin 3. Pengurus zakat/ amil zakat 4. Muallaf/ orang yang baru masuk agama Islam
71 5. Budak untuk dimerdekakan 6. Orang yang berutang 7. Orang yang berjalan/berjuang di jalan Allah/ fiisabilillah 8. Orang musafir Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam QS. At-Taubah ayat 60 Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dalil Al-Qur an di atas yang menyebutkan tentang delapan penerima zakat sudah menjadi ijma ulama. 2 Berangkat dari penjelasan di atas, maka bisa dipahami, bahwa persepsi dan pelaksanaan zakat yang berupa barang besi tua oleh para pengusaha besi tua di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan tidaklah sesuai dengan ketentuan zakat dalam Islam. Dan karenanya, maka persepsi mereka tentang zakat beserta pelaksanaannya sebenarnya tidak sesuai dengan hukum yang ada. 2 Saleh al-fauzan, Al-Mulakhashul Fiqhi, terj. Abdul Hayyi al-katami, dkk,(jakarta: Grafindo, 2009), 278