Need-based Initiatives Community Preparedness in Natural Disasters Irina Rafliana & Del Afriadi Bustami Public Communication & Education LIPI-COREMAP, 2006 Need-based initiatives, kenapa penting dalam siaga bencana? Indonesia rawan bencana Indonesia Multi lingual, Multi ethnic dan Multi religious Paradigma emergency response Preparedness response Dukungan dan rasa ikut memiliki dari masyarakat untuk mendukung gerakan siaga bencana (bagian integral dari upaya pengurangan resiko bencana) 1
Kenapa need-based initiatives muncul dalam aktivitas assessment? Terdapat kebutuhan kebutuhan utama untuk mendukung kesiapsiagaan masyarakat sesuai dengan karakteristik lokal UNESCO/ISDR memberikan dukungan terhadap beberapa inisiatif yang muncul dari masyarakat sebagai tindak lanjut assessment Kebutuhan-kebutuhan tersebut penting untuk didiseminasikan kepada organisasi/lembaga kesiapsiagaan masyarakat maupun pemerintah daerah Proses Penelusuran Kebutuhan Di Perdesaan Aceh Besar Diskusi terfokus Wawancara mendalam Di Kota Padang dan Bengkulu Workshop Diskusi terfokus Wawancara mendalam 2
Proses Penelusuran Kebutuhan Di Perdesaan Aceh Besar Di Kota Padang dan Bengkulu Integratif dengan proses wawancara mendalam & diskusi terfokus Workshop Kebutuhan krusial: 1. Kepedulian dan Penyadaran Kesiapsiagaan Bencana melalui Pendidikan Masyarakat 2. Penelusuran interface warning system tsunami 3
Need-based Initiatives Masyarakat Desa Aceh Besar Pendidikan Formal, Non formal dan Informal untuk Proses alam dan Kesiapsiagaan Mengantisipasi Bencana Keberlanjutan Pengetahuan dan Pengalaman Melalui Tugu Peringatan, Wasiat dan Kearifan Lokal lainnya Pendekatan Keagamaan untuk Meningkatkan Pemahaman Masyarakat terhadap Proses Alam dan Kesiapsiagaan Bencana Alat-Alat Peraga Tiga Dimensi Revitalisasi Fungsi Lembaga Masyarakat Desa (Mukim, Geucik, Penggerak PKK, Tokoh Pemuda, Tengku, Bidan Desa, Guru) Menuju Masyarakat Siap Siaga Skema Guru Bantu dan Tenaga Medis Terlatih dari Desa dengan Dukungan Insentif (Kompensasi) Berbasis Desa Kesepakatan Desa untuk Memfungsikan Sistem Peringatan 4
Pendidikan Formal, Non formal dan Informal untuk Proses alam dan Kesiapsiagaan Mengantisipasi Bencana Alat-Alat Peraga Tiga Dimensi Pendekatan Keagamaan untuk Meningkatkan Pemahaman Masyarakat terhadap Proses Alam dan Kesiapsiagaan Bencana Kesepakatan Desa untuk Memfungsikan Sistem Peringatan 5
Need-based Initiatives Kota Padang Need-based Initiatives Kota Padang Kelompok 1. (Sistim Peringatan Bencana) Perlunya implementasi koordinasi antar komponen pemerintah dan komponen masyarakat; Pemerintah baik pusat maupun daerah perlu menyiapkan dana khusus bagi kesiagaan menghadapi bencana; Perlunya pelatihan secara periodik seperti evakuasi Perlunya perencanaan baik jangka panjang maupun jangka pendek dalam menyikapi bencana; Untuk efektifitas organisasi diperlukan penguatan dan pengaktifan posko-posko bencana secara terpola dan mempunyai penanggung jawab yang tetap; Dalam penglolaan bencana perlu mekanisme yang memperhatikan aspek manusiawi; Pentingnya memanfaatkan Social Capital yang dimiliki oleh setiap daerah. 6
Peserta workshop Dinas Pendidikan, Diskesos, Kominfo, Bapeda, Polisi, TNI (AL, AD, AU), RAPI, Lurah, Karang Taruna, Profesional, wartawan, LSM, BSBRS, DPRD, organisasi masyarakat Bahasan sistem peringatan Titik temu Nasional Regional Kab/kota Kecamatan Masyarakat tanda alam Tradi sional Dise minasi berbasis lokal Sumber wewenang peralatan diseminasi simulasi berbasis teknologi 7
Mekanisme diskusi workshop Kelompok 2, Pendidikan dan Kepedulian Masyarakat materi buku brosur leaflet Komik poster Komunitas pesisir Komunitas Non pesisir mekanisme media Alat mekanisme target prioritas metode 8
9
Need-based Initiatives Kota Bengkulu 10
Need-based Initiatives Kota Bengkulu Kelompok 1 (Sistim Peringatan Bencana) Mengfungsikan SATKORLAK PBP dan SATLAK PB yang ada, dan Membuat PROTAP SATKORLAK PBP dan SATLAK PB. Need-based Initiatives Kota Bengkulu Kelompok 2: Pendidikan dan Kepedulian Masyarakat Perlunya menentukan titik-titik evakuasi dan mensosialisasikannya kepada masyarakat Menetapkan hari Jum at sebagai hari Siaga Bencana Melibatkan semua unsur aparat pemerintah dalam kesiapsiagaan bencana Menempatkan billboard tempat dan arah evakuasi di tempat-tempat strategis Mendirikan Pusat Informasi dan Posko Siaga Bencana Meningkatkan anggaran APBD untuk mendukung kesiapsiagaan bencana 11
Kebutuhan yang Perlu Ditindak-lanjuti 1. Workshop TOGA Tokoh/Pimpinan Agama Tokoh/Pimpinan Agama pemahaman kejadian alam Konsep Diri dalam bersikap Mengikis fatalisme Mengikis Kepasrahan Menggali Sumber referensi 12
Kebutuhan yang Perlu Ditindak-lanjuti 2. Pengembangan materi pendidikan buku brosur leaflet Komik poster Penge tahuan dasar Penyela matan Persiapan, peta peringatan menangani korban Kebutuhan yang Perlu Ditindak-lanjuti 5. Pembuatan dan pemasangan ramburambu evakuasi, terutama di daerahdaerah yang sangat rentan di Aceh, Bengkulu dan Padang. 6. Diseminasi materi pendidikan. terutama TV dan radio, dan media cetak, seperti Koran, tabloid dan majalah. Leaflet, brosur dan buku saku belum menjadi sumber informasi yang penting. 13
Insiatif yang mulai berjalan KOGAMI untuk Kota Padang: Penyempurnaan PROTAP Kota Padang Kajian Peran Ulama dalam Kesiapsiagaan masyarakat mengantisipasi bencana Insiatif yang mulai berjalan SAR/PRAMUKA Kota Bengkulu: Pelatihan Siaga Gempa dan Tsunami untuk Pelatih (TOT) bagi anggota SAR/PRAMUKA bersama Pusat Mitigasi Gempa ITB 14
Insiatif yang akan berjalan British Red Cross Society / PMI Aceh Besar Kerjasama dengan LIPI: Reproduksi materi siaga bencana sekolah (SD) dan materi pendidikan non formal lain TOT Guru Pendidikan Kelautan dan Siaga Bencana Berbasis Sekolah Training for Master Trainers: PMI Aceh Besar dan Mahasiswa Aceh Pelatihan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat 15