LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

ANALISIS KARAKTERISTIK BIOLOGI SAMPAH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI KOTA PADANG

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

dibutuhkan. Untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir, jenis data yang

1. Pendahuluan ABSTRAK:

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH

BAB III STUDI LITERATUR

Laporan Tetap Praktikum Penetapan Kadar Abu

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH DOMESTIK KOTA BUKITTINGGI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR AIR DAN ABU PADA BISKUIT

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

III. METODOLOGI PE ELITIA

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

Studi Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Fisika dan Kimia (Proximate Analysis) Sampah Non Domestik di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH NON DOMESTIK KOTA BUKITTINGGI 1)

ANALISA PENGARUH KELEMBABAN SAMPAH KAYU DAN SISA MAKANAN PADA INCENERATOR PORTABLE SKALA RUMAH TANGGA

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

STUDI KARAKTERISTIK SAMPAH KANTOR WALIKOTA MAKASSAR DAN ALTERNATIF PENGOLAHANNYA

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data

KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

PERCOBAAN 2 PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN. Shift/Kelompok : D/1. Novia Lolita Fuyadi ( ) Siti Sarah ( ) Alip Solehudin ( )

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Studi Karakteristik dan Potensi Pengolahan Sampah di Kampus Bina Widya Universitas Riau ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, KARAKTERISTIK, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH NON DOMESTIK KABUPATEN TANAH DATAR

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ANALISIS KIMIA PROKSIMAT BATUBARA

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

III. METODOLOGI PENELITIAN

UJI ULTIMAT DAN PROKSIMAT SAMPAH KOTA UNTUK SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT TENAGA

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

LAMPIRAN I DATA ANALISIS. Tabel 7. Data Hasil Cangkang Biji Karet Setelah Dikarbonisasi

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis kadar abu contoh batubara

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

Berapa Total Produksi Sampah di ITS..??

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KOMPOSISI DAN UKURAN BAHAN

Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Penetapan Kadar Sari

Karakteristik Limbah Padat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karakteristik Limbah Padat

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERENCANAAN

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN KADAR AIR, KADAR VOLATIL, DAN KADAR ABU OLEH KELOMPOK 1: 1. ANA AULIA TRILIANI (1407110503) 2. DINO SATRIA ANDESKI (1407121334) 3. GITAMY ANGGRAINI (1407123054) 4. IKWANUL IKHSAN (1407111437) 5. NORA APRILIN (1407113162) DOSEN: ELVIE YENIE,ST, M.Eng ASISTEN: ANDHINI GETHA KUSUMA PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan 1. Kadar air sampah Mengetahui kadar air sampel dari suatu lokasi sumber tertentu 2. Kadar volatil sampah Mengetahui kadar volatil yang dikandung sampel sampah tertentu 3. Kadar abu sampah Mengetahui kadar abu yang dikandung sampel sampah tertentu 1.2. Tinjauan Pustaka 1.2.1 Umum Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan, dsb (SNI 19-2454-2002). Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.undang-undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat. Sampah secara umum dapat diartikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang tidak diinginkan atau digunakan lagi, baik berbentuk padat atau setengah padat (Tchobanoglous, 1993).

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia selalu menghasilkan sampah dan hampir setiap hari manusia menghasilkan sampah. Jika sampah tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan berbagai masalah seperti masalah estetika karena bau yang ditimbulkannya, menjadi vector penyakit dan dapat menganggu kualitas tanah dan air tanah sekitarnya. Untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia maka perlu dirancang suatu sistem pengelolaan persampahan yang baik mulai dari sumber, pengumpulan, transportasi hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dalam perancangan sistem pengelolaan persampahan suatu daerah diperlukan data mengenai timbulan sampah, komposisi sampah dan karakteristik sampah yang dihasilkan daerah yang direncanakan. Data mengenai timbulan sampah sangat diperlukan dalam menyeleksi jenis atau tipe peralatan yang digunakan dalam transportasi sampah, desain sistem pengolahan persampahan, fasilitas pengolahan sampah, dan desain TPA. Penentuan timbulan sampah biasanya dinyatakan dalam volume dan berat. Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing masing komponen yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Biasanya dinyatakan dalam persen berat (% berat). Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan yang diperlukan, sistem, program dan rencana manajemen persampahan suatu kota (Damanhuri, 2004). 1.2.2. Karakteristik Sampah Karakteristik sampah yang dianalisis biasanya meliputi karakteristik fisik, kimia dan biologi. Karakteristik fisik berupa factor pemadatan dan berat jenis sampah diperlukan untuk menghitung beban massa dan volume total sampah yang harus dikelola, baik untuk sistem transportasi maupun di TPA. Karakteristik kimia berupa analisis pekiraan yang terdiri dari kadar air (kelembapan), kadar volatile dan kadar abu diperlukan untuk perencanaan pengolahan sampah. A. Karakteristik Fisika Densitas (kepadatan) sampah menyatakan berat sampah per satuan volume. Rendahnya kepadatan sampah menyebabkan meningkatnya luas areal yang diperlukan untuk pembuangan akhir dan penurunan permukaan tanah setelah penimbunan.

B. Karakteristik Kimia 1. Kelembaban (Kadar Air) Dengan mengetahui kelembaban atau kadar air sampah dapat ditentukan frekuensi pengumpulan sampah. Frekuensi pengumpulan sampah dipengaruhi oleh komposisi sampah yang dikandungnya. Kadar air ditentukan dengan cara menghitung kehilangan berat sampel sampah apabila dipanaskan pada suhu dan waktu standar. (suhu 105C selama 2 jam) 2. Kadar Volatil Penentuan kadar volatil bertujuan untuk memperkirakan seberapa besar efektifitas pengurangan (reduksi) sampah menggunakan metode pembakaran berteknologi tinggi. Kadar volatil sampah adalah persen kehilangan berat (setelah dikoreksi terhadap kadar air sampah) apabila sampah dipanaskan pada suhu 550C. Kadar volatil menunjukkan kandungan organik yang hilang pada saat pemanasan. Kadar volatil dipengaruhi oleh komposisi sampah organik. 3. Kadar Abu Kadar abu merupakan sisa proses pembakaran pada suhu tinggi. Dengan penentuan kadar abu ini dapat dilihat keefektifan kinerja proses pembakaran tersebut. 4. Kandungan energi atau nilai kalor Penentuan kandungan energi sampah diperlukan dalam proses pengolahan sampah terutama pengolahan secara thermal yaitu memanfaatkan energi panas seperti insinerasi (pembakaran). Upaya untuk mengevaluasi kelayakan pemungutan energi dari sampah dapat mengurangi volume sampah mencapai 90 % (Tchobanoglous, 1993) sehingga akan mengurangi kebutuhan lahan untuk landfilling. Nilai kalor adalah jumlah panas yang dilepaskan ketika satu satuan massa bahan dibakar secara sempurna.

BAB II METODOLOGI PERCOBAAN 2.1 Alat-alat yang digunakan N o Nama Alat Gambar 1 Timbangan Analitik 2 Oven 3 Furnace

4 Desikator 5 Penjepit 6 Cawan Penguap 2.2 Bahan-bahan yang digunakan 1. Sampel sampah Perumahan Griyo Puspito Jalan Naga Sakti Panam, Pekanbaru 2.3. Prosedur Percobaan 2.3.1. Kadar Air Sampah 1. Cawan penguap kosong dimasukkan ke dalam oven 105 o C selama 1 jam. Setelah 1 jam, cawan dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit. 2. Cawan penguap ditimbang sebanyak 3 kali. 3. Sampel dipotong kecil kecil.

4. 10 gram sampel yang telah dipotong keil kecil dimasukkan ke dalam cawan kosong yang telah ditimbang (X Gram). 5. Kemudian cawan isi tersebut dimasukkan ke dalam oven 105 o C selama 1 jam. 6. Masukkan cawan isi ke dalam desikator selama 15 menit. Timbang berat cawan tersebut (Y Gram). 7. Catat hasil penimbangan dan lakukan perhitungan. 8. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali. 2.3.2. Kadar Volatil 1. Cawan yang berisi sampel dari penetapan kadar air dimasukkan ke dalam furnace 600 o C selama 1 jam, lebihkan 15 menit untuk pencapaian temperature 600 o C. 2. Furnace dimatikan, biarkan hingga dingin, masukkan ke dalam desikator, lalu cawan ditimbang (Y Gram). 2.3.3. Kadar Abu 1. Cawan yang berisi sampel dari penetapan kadar volatil dimasukkan ke dalam furnace 900 o C selama 1 jam, lebihkan 15 menit untuk pencapaian temperature 900 o C. 2. Furnace dimatikan, biarkan hingga dingin, masukkan ke dalam desikator, lalu cawan ditimbang (Y Gram).

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengamatan 3.1.1. Kadar Air Sampah Berat Cawan Kosong (A) (mg) Berat Cawan Isi (X) (mg) Berat Cawan Isi Setelah Dipanaskan 105 o C (Y) (mg) Kadar Basah (%) Kadar Kering 89.59 99.613 98.19 14.19 85.81 89.59 99.613 98.17 14.39 85.61 89.59 99.613 98.14 14.69 85.31 Rata - rata 98.16 14.42 85.57 (%) 3.1.2. Kadar Abu Sampah Berat Cawan Kosong Berat Cawan Isi Berat Cawan Isi Setelah Kadar Abu (A) (mg) Setelah 105 o C Dipanaskan 600 o C (Y) (X) (mg) (mg) (%) 89.59 98.19 90.46 10.12 89.59 98.17 90.47 10.24 89.59 98.14 90.48 10.35 Rata - rata 98.16 90.47 10.23

3.1.3. Kadar Fixed Carbon Sampah Kadar Fixed Carbon (%) 3.86 3.2. Pembahasan Pada praktikum kali ini percobaan yang dilakukan adalah kadar air sampah, kadar volatil, dan kadar abu. Sampel sampah yang digunakan berasal dari sampah Perumahan Griyo Puspito Jalan Naga sakti Panam, Pekanbaru. Pengambilan sampel sampah dilakukan pada jam 06.50 WIB dengan kondisi cuaca cerah dan lingkungan yang basah dan lembab akibat setelah terjadinya hujan. Sampel sampah yang dipilih dari sampah domestik (rumah tangga) adalah sampah plastik untuk mendapatkan data kadar air sampah, kadar volatil, dan kadar abu. Sampah plastik merupakan senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar. Molekul plastik terbentuk dari kondensasi organic atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain. Sampah plastik akan sangat sulit hancur dengan sendirinya sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama. Salah satu cara agar mendapatkan cara pengelolaan dan pengolahan sampah plastik dapat dilakukan dengan menentukan karakteristik fisika dan kimia dari sampah plastik. Penentuan karakteristik kimia sampah plastik dapat digunakan untuk mengevaluasi alternatif suatu proses dan sistem recovery yang dapat dilakukan. Yang termasuk dalam karakteristik kimia sampah yakni kadar air sampah, kadar volatil, kadar abu, dan fixed karbon. Untuk dapat mengukur kadar air dari sampel sampah plastik, hal yang pertama dilakukan adalah momotong kecil kecil sampah plastik agar dapat diletakkan ke dalam wadah yang merupakan cawan penguap dengan ukuran paling besar. Sebelumnya cawan penguap telah dipanaskan agar memiliki berat yang stabil.

Kadar air yang diperoleh setelah pemanasan menggunakan oven dengan suhu 105 o C yakni 14.42 %, data ini merupakan hasil rata rata dari tiga kali pemanasan dan penimbangan yang dilakukan. Pemanasan dan penimbangan dilakukan tiga kali untuk mendapat nilai kadar air sampah yang lebih tepat. Dengan mengetahui kelembaban atau kadar air sampah dapat ditentukan frekuensi pengumpulan sampah. Kadar air sampel sampah plastik dari sampah rumah tangga (sampah domestik) sesuai dengan literatur dimana untuk sampah domestik tipikal kelembaban adalah 15 40% (Tchobanoglous, 1993). Kelembaban sampah juga dipengaruhi oleh komposisi sampah, musim dan curah hujan. Pada praktikum yang dilaksanakan kadar volatil tidak berhasil diperoleh, hal ini dikarenakan saat di furnace dengan suhu 600 o C, hasil yang diperoleh sampel sudah dalam keadaan abu. Saat itu suhu furnace terus naik hingga 700 o C dan kemudian baru konstan pada suhu 600 o C selama 1 jam. Sehingga data yang diperoleh merupakan kadar abu dari sampel plastik sampah rumah tangga. Menurut literatur Tchobanoglous (1993) kadar volatil sampah berkisar 40 60%. Kadar abu merupakan sisa proses pembakaran pada suhu tinggi. Dengan penentuan kadar abu ini dapat dilihat keefektifan kinerja proses pembakaran tersebut. Kadar abu sampel sampah plastik dari sampah rumah tangga (sampah domestik) adalah 10.23 %. Penimbangan dilakukan sebanyak tiga kali untuk memastikan berat dalam keadaan stabil. Kadar abu yang diperoleh berada dalam rentang Tchobanoglous (1993) yaitu 4-15%. Fixed carbon merupakan kadar carbon yang terdapat dalam sampah. Kadar carbon ini juga akan dijadikan dasar dalam pengolahan terhadap sampah. Kadar fixed carbon yang diperoleh dari praktikum adalah 3.86%.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kadar air sampel sampah plastik dari sampah rumah tangga (sampah domestik) yakni 14.42 % dan kadar kering sampel sampah plastik dari sampah rumah tangga (sampah domestik) adalah 85.57%. 2. Kadar volatil sampah tidak diperoleh, hal ini dikarenakan kondisi sampel saat setelah keluar dari furnace dengan suhu 600 o C sudah menjadi dalam keadaan abu. 3. Kadar abu sampel sampah plastik dari sampah rumah tangga (sampah domestik) yakni 10.23 % 4. Kadar Fixed Carbon yang diperoleh dari sampel sampah plastik dari sampah rumah tangga (sampah domestik) yakni 3.86%. 4.2 Saran 1. Jangan lupa memakai perlengkapan praktikum seperti masker, sarung tangan, dan baju laboratorium. 2. Berhati-hatilah dalam melakukan percobaan ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Setelah melakukan praktikum harus melakukan pencucian tangan agar bersih. DAFTAR PUSTAKA Azkha, Nizwardi. 2006. Analisis Timbulan Komposisi dan Karakteristik Sampah Di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Damanhuri, E. 2004. Diktat Perkuliahan Pengelolaan Sampah TLI-3150. Bandung. DPR-RI.2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Jaspi, Khalika. 2015. Studi Timbulan Komposisi dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Jom FTEKNIK Volume 2. Ruslinda, Yenni. 2012. Studi Timbulan Komposisi dan Karakteristik Sampah Domestik Kota Bukitinggi. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9. ISSN 1829-6084.

Standar Nasional Indonesia Nomor SNI-19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Badan Standar Nasional (BSN) Tchobanoglous, G. 1993. Integrated Solid Waste Management, McGraw-Hill International. New York. A. Dokumentasi LAMPIRAN Proses penimbangan cawan penguap setelah dipanaskan dalam oven 105 o C selama 1 jam

Proses penimbangan sampel sampah plastik yang telah dipotong kecil kecil sebanyak 10 gram Keadaan sampel setelah dipanaskan oven 105 o C selama 1 jam Keadaan sampel sampah plastik yang sudah di furnace 600 o C selama 1 jam. B. Perhitungan A. Kadar air sampah 1. Berat cawan penguap kosong = 89.59 gr 2. Berat cawan berisi sampah = 99.613 gr 3. Berat cawan berisi sampah setelah di oven 105 o C selama 1 jam : Pemanasan 1 = 98.19 gr

Pemanasan 2 = 98.17 gr Pemanasan 3 = 98.14 gr % Kadar air = Berat cawan isi ( X ) berat cawan isi(y ) berat cawan isi ( X ) berat cawan kosong(a ) Pada pemanasan 1: Berat cawan isi ( X ) berat cawan isi(y ) % Kadar air = berat cawan isi ( X ) berat cawan kosong(a ) = 99.613 gr 98.19 gr 99.613 gr 89.59 gr x 100 = 14.19 % % Kadar kering = 100% - % Kadar air = 100% - 14.19% = 85.81 % Pada pemanasan 2: Berat cawan isi ( X ) berat cawan isi(y ) % Kadar air = berat cawan isi ( X ) berat cawan kosong(a ) = 99.613 gr 98.17 gr 99.613 gr 89.59 gr x100 = 14.39 % % Kadar kering = 100% - % Kadar air Pada pemanasan 3: = 100% - 14.39% = 85.61 %

% Kadar air = Berat cawan isi ( X ) berat cawan isi(y ) berat cawan isi ( X ) berat cawan kosong(a ) = 99.613 gr 98.14 gr 99.613 gr 89.59 gr x100 = 14.69 % % Kadar kering = 100% - % Kadar air % Kadar basah = = 100% - 14.69% = 85.31 % = Pemanasan 1+ Pemanasan 2+ Pemanasan 3 3 14.19 +14.39 +14.69 3 = 14.42 % Pemanasan 1+ Pemanasan 2+ Pemanasan 3 % Kadar kering = 3 = 85.81 +85.61 +85.31 3 = 85.57 % B. Kadar abu sampah 1. Berat cawan penguap kosong = 89.59 gr 2. Berat cawan berisi sampah setelah di oven 105 o C selama 1 jam : Pemanasan 1 = 98.19 gr Pemanasan 2 = 98.17 gr Pemanasan 3 = 98.14 gr 3. Berat cawan berisi sampah setelah di oven 105 o C selama 1 jam :

Penimbangan 1 = 90.46 gr Penimbangan 2 = 90.47 gr Penimbangan 3 = 90.48 gr % Kadar abu = Berat cawan isi105 C ( X ) berat cawan isi600 C(Y ) berat cawanisi ( X ) berat cawankosong( A) Perhitungan 1 = Berat cawan isi 105 C ( X ) berat cawan isi 600 C(Y ) berat cawanisi ( X ) berat cawankosong( A) = 98.19 gr 90.46 gr 98.19 gr 89.59 gr x100 = 89.88 % % Kadar abu = 100% - 89.88 % = 10.12 % Perhitungan 2 = Berat cawan isi105 C ( X ) berat cawan isi600 C(Y ) berat cawanisi ( X ) berat cawankosong( A) = 98.19 gr 90.4 7 gr 98.19 gr 89.59 gr x100 = 89.76 % % Kadar abu = 100% - 89.76 % = 10.35 % Perhitungan 3 = Berat cawan isi 105 C ( X ) berat cawan isi 600 C(Y ) berat cawanisi ( X ) berat cawankosong( A) = 98.19 gr 90.4 8 gr 98.19 gr 89.59 gr x100

= 89.65 % % Kadar abu = 100% - 89.65 % % Kadar abu = = 10.35 % = Pe rhitungan 1+ Pe rhitungan2+ Pe rhitungan3 3 10.12 + 10.24 +10.35 3 = 10.23 % % Kadar fixed carbon = 100% - % (Kadar air + Kadar abu) = 100 % - % ( 85.91 + 10.23 ) = 100 % - 96.14 % = 3.86 %