BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. No. 20 tahun 2003 pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dengan jelas. Perubahan tersebut diantaranya perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

SKRIPSI Umtuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Pendidikan Studi Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lainnya, perbedaan yang sangat mendasar terlihat pada akal. Manusia diberikan akal oleh Allah sedangkan makhluk Allah yang lain tidak diberikan akal, setiap manusia juga diberikan potensi yang berbeda-beda oleh Allah. Potensi yang dimiliki setiap manusia menjadi salah satu bekal untuk melangsungkan kehidupan di bumi ini, di kehidupan ini manusia tidak hanya di tuntut untuk beribadah kepada Allah tetapi juga dituntut untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Manusia mengembangkan potensinya melalui proses pendidikan. Pendidikan merupakan suatu yang mutlak dan harus dipenuhi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hampir semua aspek yang dimiliki seseorang diperoleh dari proses pendidikan. Pendidikan diperoleh seseorang dari bayi hingga akhir hayat, pendidikan yang dibutuhkan setiap orang tidak hanya pendidikan formal tetapi pendidikan informal dan non formal juga dibutuhkan, sumber pendidikan berasal dari sekolah maupun lingkungan seseorang. Menurut Sardiman (2014: 12), Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahah tingkah laku menuju kedewasaan anak didik. Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia yang tanggap akan perubahan perkembangan zaman diperlukan kualitas pendidikan yang baik supaya tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas. Hal ini sesuai dengan visi pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. 1

2 Proses pendidikan dikatakan baik apabila pendidikan berjalan sesuai dengan aturan dan sejalan dengan tujuan yang dicapai dari pelaksanaan proses pendidikan, dari proses pendidikan yang telah dilalui diharapkan dapat menciptakan generasi yang berkualitas dan cerdas. Tentu saja dalam proses pendidikan terdapat hambatan yang terjadi. Dalam mengikuti proses pendidikan peserta didik diharapkan mempunyai motivasi dalam dirinya masing-masing untuk dapat mengikuti proses pembelajaran secara aktif. Kehidupan seorang mahasiswa membawa kepada dua keadaan yang sangat berbeda. Di satu sisi bisa menikmati kebebasan yang lebih besar dibandingkan ketika masih di Sekolah Menengah Atas (SMA), di sisi lain dituntut untuk dapat bersikap dan berperilaku secara mandiri selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Motivasi dan kemandirian tersebut menjadi sangat penting berkaitan dengan perbedaan sistem belajar mengajar yang diterapkan di SMA dan di perguruan tinggi. Di SMA, mahasiswa lebih cenderung sebagai penerima bahan-bahan pelajaran dari dosen, sebaliknya di perguruan tinggi, mahasiswa diharapkan lebih bersikap aktif dalam pengembangan materi kuliah yang diberikan dosen. Pengertian yang sangat luas, motivasi belajar merupakan suatu dorongan untuk belajar. Ini berarti anak tidak hanya sudi belajar tetapi juga menghargai dan menikmati aktivitas belajar seperti mereka menghargai dan menikmati hasil belajarnya. Hal ini dapat terjadi didalam maupun diluar sekolah. Setiap mahasiswa memiliki motivasi belajar dari sejak lahir, tetapi semakin memasuki usia sekolah dan semakin bertambahnya usia motivasi untuk belajar mahasiswa semakin berkurang, ini dapat terjadi karena adanya gangguan-gangguan eksistensi kehidupan sehari-hari sebab motivasi belajar sangat rapuh dalam mengahadapi gangguan. Motivasi belajar dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah Dasar Akuntansi Keuangan 1 (DAK 1) Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2014/2015 menurut hasil observasi dapat dikategorikan tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya mahasiswa

3 yang tidak mengerjakan tugas mata kuliah DAK 1 yang diberikan oleh dosen, masih banyak mahasiswa yang absen mengikuti perkuliahan, kurang antusias dalam menerima penjelasan dari dosen, bahkan masih ada juga mahasiswa yang mengerjakan tugas di dalam kelas saat pembelajaran sedang berlangsung. Berbagai metode pembelajaran pun telah dilakukan oleh dosen, namun hasilnya tetap sama, tidak ada perubahan. Masih banyaknya mahasiswa yang merasa malas untuk mengikuti kegiatan perkuliahan tersebut, bahkan ketika diberi tugas pun masih banyak mahasiswa yang hanya menyalin jawaban teman saja tanpa berusaha untuk menyelesaikan sendiri, ada juga mahasiswa yang sama sekali tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen dan masih banyaknya mahasiswa yang hanya menunggu pembelajaran dari dosen dibanding mencari sendiri pengetahuan dan ketrampilan yang mereka butuhkan. Menurut Dimyati dan Mujiono (2002: 97) salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar di antaranya adalah Cita-cita atau aspirasi mahasiswa, kondisi mahasiswa (fisik dan psikis misalnya minat, kemandirian, dan lain-lain), kemampuan mahasiswa, lingkungan, untu dinamis belajar (suasana dan kondisi belajar), serta upaya guru mahasiswa. Mengacu pada pendapat Dimyati di atas, kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Menurut Salim (2001: 32) Kemandirian belajar bagi seorang siswa/mahasiswa menyangkut kemampun berinisitif, progresif, ulet, bertindak bebas tetapi bertanggung jawab serta mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dari hal-hal yang menghambat proses belajarnya. Adanya sikap kemandirian belajar maka siswa akan selalu berusaha meningkatkan ilmunya, menyelesaikan masalah-masalah belajar yang dihadapi dan senantiasa mau mengerjakan tugas-tugas yang diembannya dengan kesadaran sendiri tanpa harus diperintah serta tidak selalu tergantung orang lain. Realita di lapangan menunjukkan bahwa kemandirian mahasiswa dalam hal belajar sangat minim sekali, karena fakta yang terjadi adalah

4 menyontek pekerjaan teman. Hal tersebut menunjukkan rendahnya rasa sadar diri untuk mandiri dalam mempertanggung jawabkan tanpa bergantung pada orang lain, kurangnya pengembangan sikap kritis, kesenangan belajar mandiri, mengatasi masalah dan keberanian dalam mempertahankan pendapat. Sikap yang demikian akan membuat mahasiswa kesusahan saat menghadapi ujian pada tengah dan akhir semester. Faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar adalah faktor lingkungan. Lingkungan belajar merupakan kondisi yang mempengaruhi mahasiswa dalam pembelajaran. Jenis lingkungan belajar dibagi menjadi tiga yaitu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial. Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama kali anak mendapat pendidikan, lingkungan keluarga sebagai pembentuk kepribadian anak dan sebagai pendidikan dasar yang diterima anak dalam mengembangkan potensi anak. Lingkungan keluarga merupakan pendidikan informal. Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi juga dapat menjadi faktor kesulitan belajar. Suasana rumah yang selalu tegang, selalu cekcok di antara anggota keluarga akan mewarnai suasana keluarga yang melahirkan anak yang tidak sehat mentalnya. Lingkungan sekolah/kampus merupakan pendidikan formal yang dapat diikuti anak setelah mencapai umur untuk mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah terencana, sengaja, terarah, sistematis serta di didik oleh tenaga pendidik profesional. Sekolah/kampus merupakan lembaga pendidikan formal yang memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal 14. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memerikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam lingkungan masyarakat.

5 Lingkungan sosial merupakan pendidikan non formal. Lembaga pendidikan masyarakat akan mengisi dan melengkapi dalam membantu membina pribadi anak secara utuh dan terpadu. Dalam lingkungan ini akan dikembangkan bermacam-macam aktivitas yang bersifat pendidikan oleh bermacam-macam instansi. Dengan demikian masyarakat sebagai pelengkap, pengganti dan tambahan. Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang luas dan meluas yaitu hubungan antara dua orangtua atau lebih yang tak terbatas. Manusia merupakan makluk sosial dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat norma-norma yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Norma-norma tersebut berpengaruh dalam pembentukan kepribadian warganya dalam bertindak dan bersikap. Untuk itulah lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan belajar tehadap motivasi belajar mahasiswa. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2014/2015. B. Pembatasan Masalah Permasalahan yang terkait dengan judul diatas sangat luas, sehingga tidak mungkin permasalahan yang ada dapat dijangkau dan diselesaikan. Keterbatasan peneliti juga menjadi hambatan untuk menjangkau semua permasalahan yang ada, maka perlu adanya pembatasan masalah agar persoalan yang diteliti menjadi jelas dan menghindari kesalahpahaman. Pembatasan ruang lingkup yang diteliti sebagai berikut :

6 1. Kemandirian belajar dalam hal ini dibatasi pada kepercayaan diri, ulet dan sabar dalam menghadapi kesulitan belajar, berinisiatif dan berpikir maju, dan perencanaan penggunaan waktu dalam mengikuti mata kuliah Dasar Akuntansi Keuangan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2014/2015. Kemandirian belajar adalah suatu hal yang mampu mendorong mahasiswa untuk belajar aktif, mampu berdiri sendiri, dan dapat melakukan tindakan secara mandiri serta menumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki. 2. Lingkungan belajar dibatasi pada permasalahan kondisi mahasiswa dalam mengikuti kegitan belajar mengajar kuliah Dasar Akuntansi Keuangan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2014/2015. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung. 3. Motivasi belajar mahasiswa pada penelitian ini dibatasi mengenai motivasi belajar kuliah Dasar Akuntansi Keuangan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2014/2015. Motivasi dalam hal ini adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Ciri-ciri mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yaitu tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi tugas, menunjukan minat, lebih senang belajar mandiri, senang, rajin dalam belajar dan penuh semangat dalam belajar, mempertahankan pendapatnya, serta senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

7 C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar terhadap motivasi belajar Dasar Akuntansi Keuangan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2014/2015? 2. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar terhadap motivasi belajar Dasar Akuntansi Keuangan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2014/2015? 3. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar mahasiswa Dasar Akuntansi Keuangan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2014/2015? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap motivasi belajar Dasar Akuntansi Keuangan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2014/2015. 2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap motivasi belajar Dasar Akuntansi Keuangan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2014/2015. 3. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar mahasiswa Dasar Akuntansi Keuangan 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2014/2015.

8 E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis Manfaat secara umum, peneliti ini diharapkan memberikan sumbangan pada dunia pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan di bidang penelitian dan ilmu pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Dosen Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dalam upaya peningkatan motivasi belajar Dasar Akuntansi Keuangan 1 pada mahasiswa. b. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dalam dunia pendidikan. c. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan untuk melakukan penelitian berikutnya.