Peran Pemerintah Kota Dalam Implementasi UU No.8/2016 Ttg Penyandang Disabilitas Disampaikan Dra. Eva Rahmi Kasim, MDS Fungsional Analis Kebijakan Madya Kementerian Sosial
OUT LINE Apa Disabilitas? Mengapa Inklusi? Peran Pemerintah/Kab Kota? Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas
DISABILITAS Merupakan suatu kondisi yang dihasilkan dari interaksi antara orang-orang yang memiliki keterbatasan fungsi (fisik, mental, intelektual dan sensorik) dan lingkungan serta sikap yang menghambat partisipasi penuh dan efektif mereka di dalam masyarakat berdasarkan kesamaan hak dengan yang lainnya.
DEFINISI Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
UU No. 8 Tahun 2016 Disyahkan tanggal 15 April 2016 Ditetapkan dalam Lembaran Negara No 69 Tahun 2016 dan Tambahan Lembaran Negara No.5871 Terdiri dari 153 Pasal Pendekatan berbasis HAM. Komprehensive dan Holistic dan Integratif Akomodasi yang layak Keterlibatan dan Partisipasi Masyarakat yang lebih luas
KEWAJIBAN UTAMA PEMERINTAH/PEMDA Keadilan dan Perlindungan Hukum Pendidikan Pekerjaan, Kewirausahaan dan Koperasi Kesehatan Politik Keagamaan Perlindungan dari tindakan Diskriminasi & perlakuan salah lainnya, Kebudayaan dan Pariwisata Keolahragaan Habilitasi dan Rehabilitasi
KEWAJIBAN UTAMA PEMERINTAH/PEMDA Aksesibilitas dan infrastruktur Pelayanan Publik Perlindungan Bencana Pendataan Pemberian Konsesi Informasi dan Komunikasi Pelibatan/partisipasi Masyarakat Kewarganegaraan Perlindungan khusus (Perempuan dan Anak)
KEWAJIBAN PEMERINTAH DAN PEMDA YANG HARUS SEGERA DITINDAKLANJUTI 1. Perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi P4D (27 Ayat 3). 2. Akomodasi yang Layak: Penyediaan dalam proses peradilan oleh Lembaga Penegak Hukum (36 Ayat 2); Penyediaan untuk peserta didik PD (43 Ayat 2); Mekanisme pemberian sanksi administratif terhadap penyelenggaran pendidikan (43 Ayat 4). 3. Unit Layanan Disabilitas: Mekanisme pemberian sanksi administratif penyelenggara pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi yang tidak menyediakan (42 Ayat 8); Penyediaan oleh Pemda di bidang ketenagakerjaan (55 Ayat 4). 4. Insentif dan Konsesi: Bentuk dan tata cara pemberian insentif perusahaan swasta (54 Ayat 2); Bentuk dan tata cara pemberian insentif Perusahaan Pariwisata (86 Ayat 2); Bentuk dan tata cara pemberian insentif Perusahaan Swasta yang memberikan Konsesi kepada PD (116 Ayat 2); Penentuan Besar dan jenis Konsesi PD (114 Ayat 2). 5. Kesejahteraan Sosial: Rehsos, Jamsos, dayasos, dan perlindungan sosial (96). 6. Aksesibilitas: Permukiman yang mudah diakses (104 Ayat 4). 7. Pelayanan Publik: yang mudah diakses oleh Penyandang Disabilitas (108). 8. Penanggulangan Bencana: Penanganan dan partisipasi PD dlm bencana (109 Ayat 4). 9. Habilitasi dan Rehabilitasi: Layanan habilitasi dan rehabilitasi dalam Keluarga dan Lembaga (113). 10. Kartu Penyandang Disabilitas: PD yang telah terdata dalam Data Nasional berhak mendapatkan Kartu Penyandang Disabilitas. 11. Komisi Nasional Disabilitas (KND): Pelaksanaan P4D perlu dibentuk KND sebagai lembaga nonstruktural yang bersifat independen
PERAN PEMKOTA DALAM P4D Penyandang Disabilitas merupakan salah satu urusan Pemerintah Konkuren yang WAJIB, yaitu Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.
Strategi Inklusivitas Penyandang Disabilitas Advokasi harmonisasi Per UU Pengembangan Fasilitas Publik yang dpt diakses Penyandang Disabilitas Pengarusutamaan dlm berbagai aspek yang mendukung sistem sosial dan lingkungan yang peduli penyandang disabilitas ( Sinkronisasi RPJMD dgn RPJM,RAN HAM, Perencanaan Penganggaran yg Berpihak Penyandang Disabilitas, Penerapan SPM dan NSPK terkait PD).
Terimakasih evakasim@gmail.com