BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidkan dalam arti luas berarti susatu proses untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan peranan penting dalam proses peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

I. PENDAHULUAN. gerak dasar atletik berdasarkan konsep gerak yang benar serta nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan jasmani. Kegiatan diarahkan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan karakter tersebut adalah melalui Pendidikan, Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam membina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam membina

BAB I PENDAHULUAN. memberi dampak positif dalam aspek kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah untuk atau tempat menimba ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha para pendidik yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Sedikit sekali siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup. sejauh mungkin dan bola besi berat inilah diberi nama peluru yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. mampu memantau tingkat perkembangan hasil belajar siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. namun guru tersebut tidak mengarahkan siswa untuk merapikan kembali posisi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang serasi, selaras, dan seimbang. Di Sekolah Menengah Kejuruan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. potensi tersebut bisa dimulai dengan menumbuhkan ketrampilan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam uasaha pencapaian tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. ada merupakan bagian dari pendidikan yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Seirama dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari system pendidikan secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.pendidikan pada

I.PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani kelas VII Sekolah Menegah Pertama (SMP). Untuk aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan diukir dalam setiap event SEA GAMES, ASEAN SCHOOL. Hal inilah yang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses bimbingan, tuntutan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan, dan sebagainya. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam upaya membantu peserta didik dalam mencapai tujuan dari pendidikan yaitu untuk menjadikan manusia yang seutuhnya.seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran dan latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Tujuan pendidikan disusun secara bertingkat mulai dari tujuan yang sangat luas dan umum sampai tujuan pendidikan yang spesifik dan operasional. Dalam upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan nasional memiliki seperangkat mata pelajaran yang diajarkan pada siswa di suatu lembaga pendidikan atau sekolah. Seperangkat mata pelajaran yang diatur dalam kurikulum pendidikan nasional yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang memiliki berbagai macam mata pelajaran, salah satu diantaranya adalah Pendidikan Jasmani. 1

2 Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi dan seimbang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengidentifikasikan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembelajaran pendidikan dan proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani di sekolah memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, berolahraga yang dilakukan secara sistematis dan terarah dengan mengajarkan berbagai macam keterampilan gerakan dasar, teknik, dan strategi dalam permainan olahraga. Berbagai macam jenis olahraga yang dipelajari saat masuk mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan disekolah salah satu diantaranya adalah atletik. Atletik merupakan cabang olahraga yang didalamnya mencakup semua gerakan manusia seperti jalan, lari, lompat, dan lempar. Kemampuan atletik merupakan dasar gerak dari hampir setiap gerakan olahraga, seperti bagaimana orang berjalan dengan baik dan benar, bagaimana cara berlari yang baik dan benar, bagaimana cara melakukan gerakan lempar secara baik dan benar, dan bagaimana gerak dasar lompat yang baik dan benar, sehingga menjadikan gerakan tersebut menjadi lebih efisien dan efektif. Oleh karena itu atletik perlu dipelajari disekolah termasuk termasuk diantaranya cabang lempar nomor tolak peluru. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan di sekolah, kebanyakan guru masih menerapkan pembelajaran olahraga prestasi artinya guru masih terlalu fokus

3 pada hasil akhir dari materi yang dipelajari. Hal ini jelas sudah tidak sesuai lagi dengan pendidikan jasmani olahraga kesehatan karena dalam pendidikan jasmani olahraga kesehatan, yang dilihat adalah proses pelaksanaan gerakan dari materi yang dipelajari dan pemahaman siswa terhadap materi tersebut, bukan berfokus pada hasilnya atau prestasinya. Terutama bagi siswa SMP, hal yang perlu diajarkan adalah bagaimana tentang pengenalan teknik dari cabang olahraga yang ada supaya siswa bisa lebih paham saat melaksanakan olahraga yang dipelajarinya. Tetapi kebanyakan guru pendidikan jasmani olahraga kesehatan sekarang di sekolah masih terlalu fokus pada hasil akhirnya tanpa memperhatikan proses pelaksanaannya sehingga siswa sulit untuk memahami apa yang diajarkan oleh guru dan menimbulkan kebosanan pada siswa sehingga minat belajar siswa menjadi berkurang. Sama juga dengan yang terjadi di sekolah yang menjadi fokus penelitian yaitu SMP Negeri 1 Sijamapolang, dimana pada tanggal 1 Maret 2016, peneliti langsung melakukan observasi ke sekolah dan meminta izin kepada kepala sekolah yaitu Ibu Paskaulina Sitanggang S.Pd. Kemudian peneliti diperkenalkan pada guru pendidikan jasmani olahraga kesehatan di sekolah yaitu Bapak Benget Lumbangaol S.Pd, dan mendapat izin untuk melakukan observasi kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan yang sedang berlangsung di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa, pemahaman terhadap materi yang disampaikan guru, siswa terkadang lama menangkap materi yang disampaikan. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran ada respon yang baik kepada guru, mau mendengarkan guru dengan baik, kemampuan bertanya siswa untuk

4 materi yang tidak di mengerti kadang ditanya karena tidak tahu, dan terkadang siswa malas karena jenuh dan bosan dengan pembelajaran yang disampaikan. Begitu juga dengan lembar observasi kegiatan guru pada waktu mengajar pendidikan jasmani disekolah, penampilan guru rapi, bersih, pakaian sesuai pada waktu mengajar di lapangan, pada saat guru membuka pelajaran guru melakukan orientasi dan ada usaha guru untuk memotivasi siswa, pada saat pengelolaan kelas upaya guru melarang siswa ribut. Saat proses intraksi dengan siswa guru bersikap tegas dan guru bersikap objektif. Pada saat pemanfaatan media pembelajaran guru masih kurang karena guru hanya menggunakan peluru asli untuk belajar tolak peluru dengan jumlah yang tidak sesuai dengan jumlah siswa. Dari hasil observasi awal yang peneliti lakukan disekolah tersebut, guru pendidikan jasmani olahraga kesehatan di sekolah masih terlalu fokus pada hasil akhirnya dan guru juga langsung menggunakan alat olahraga yang asli walaupun dari segi kemampuan, sebagian besar siswa SMP belum mampu untuk menggunakannya. Pada saat mengajar, guru pendidikan jasmani olahraga kesehatan langsung menggunakan peluru asli baik untuk siswa laki-laki maupun untuk siswa perempuan sehingga banyak dari antara siswa yang sulit untuk menggunakan peluru asli tersebut karena siswa tidak sanggup untuk memegang peluru yang asli dikarenakan peluru yang terlalu besar dan juga peluru yang terlalu berat sehingga anak kesulitan untuk mengangkat peluru yang asli. Disamping siswa yang tidak mampu untuk mengangkat peluru, yang menjadi kendala adalah kurangnya sarana dan prasarana di sekolah, dimana saat pembelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan materi tolak peluru, peluru yang digunakan hanya 2 buah peluru yaitu satu peluru untuk putra dan 1 peluru untuk putri. Sehingga saat belajar, kesempatan bagi

5 siswa untuk melakukan gerakan menggunakan peluru menjadi sangat minim dengan jumlah peluru hanya 2 (dua) buah sementara jumlah siswa dalam 1 (satu) kelas berjumlah 24 orang sehingga banyak dari antara siswa yang tidak serius saat belajar pendidikan jasmani olahraga kesehatan dan mereka menjadi malas sehingga menurunkan minat siswa untuk belajar khususnya cabang atletik nomor tolak peluru. Akibatanya ada ditemui dikelas pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, siswa malas untuk belajar, bosan, tidak tertarik dengan materi pelajaran, ditambah lagi minimnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran, menjadikan pembelajaran menjadi pasif dan pada akhirnya siswa hanya diam, dan mencari-cari kesempatan membuat keributan. Sehingga pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan tersebut tidak berjalan dengan lancar karena banyak siswa yang diam menunggu giliran untuk menggunakan peluru, juga kesempatan siswa untuk mencoba gerakan dengan peluru sangat minim karena sarana yang kurang sehingga, hasil belajar siswa menjadi tidak tercapai sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Dari penjelasan diatas, demikianlah gambaran beberapa masalah yang peneliti peroleh dari hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 1 Maret 2016. Setelah selesai melakukan observasi, peneliti langsung melakukan konsultasi dengan guru pendidikan jasmani olahraga kesehatan bapak Benget Lumbangaol S.Pd, beliau menunjuk kelas VIII B sebagai subjek yang akan saya teliti karena di kelas tersebut hasil belajar tolak peluru gaya o brian belum mencapai KKM sekolah yaitu 70, kemudian peneliti meminta daftar nilai siswa kepada bapak Benget Lumbangaol. Dari daftar nilai tersebut ditemukan bahwasanya pemahaman siswa untuk materi tolak peluru masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai

6 tersebut dimana dari 24 siswa dalam satu kelas hanya 17% yaitu sebanyak 4 siswa yang memperoleh nilai tuntas dan 83% yaitu sebanyak 20 siswa lagi belum tuntas. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pemecahan masalah sederhana yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Melihat permasalahan yang ada di atas maka muncul gagasan untuk mengganti peluru yang asli dengan modifikasi alat untuk mempermudah siswa belajar dan mengatasi sarana dan prasarana yang kurang di sekolah. Modifikasi alat tersebut harus bisa bersifat mewakili peluru asli dan mudah didapat atau yang banyak tersedia. Dari beberapa kriteria yang ada maka bola plastik bisa dijadikan alternatif pengganti peluru asli. Dari segi bentuk sudah dapat mewakili bentuk asli peluru dan dari segi harga juga sangat terjangkau. Bola plastik ini kemudian dimodifikasi menjadi alat yang menyerupai peluru asli dengan mengisi pasir ke dalam bola untuk menambah beban sehingga saat menolak, bola plastik tidak melayang tetapi dapat sesuai dengan arah yang diharapkan sesuai dengan tolak peluru yang sebenarnya. Saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan peluru yang dimodifikasi siswa akan lebih mudah untuk memengang peluru karna ukuran yang diperkecil dari peluru yang asli dan juga berat peluru yang lebih ringan. Sehingga siswa akan lebih mudah untuk melakukan teknik dasar tolak peluru gaya o brian. Saat pembelajaran, bola dapat diperbanyak disesuaikan dengan jumlah siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dalam penelitian ini peluru akan diperbanyak menjadi 12 buah peluru dengan rincian 1 peluru untuk 2 orang siswa sehingga kesempatan siswa untuk mencoba gerakan menjadi lebih banyak. Saat belajar guru juga dapat menerapkan variasi bermain untuk siswa supaya saat belajar siswa tidak mengalami kebosanan tetapi akan menambah minat dan rasa ingin tahu siswa dalam

7 belajar tolak peluru gaya o brian. Bentuk permainan yang dilakukan dalam peelitian ini adalah sisw dibagi berkelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 2 orang. Setiap kelompok akan berusaha untuk memasukkan peluru yang dimodifiksi keselang yang digantung yang berbentuk lingkaran dengan jarak 2 meter. Dalam memasukan bola siswa diharuskan untuk menolak, sehingga tidak menghilangkan teknik dasar dari tolak peluru. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas mengenai UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA O`BRIAN MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIJAMAPOLANG TAHUN AJARAN 2016-2017.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah: 1. Hasil belajar tolak peluru gaya O brien siswa tidak tercapai secara maksimal. 2. Sarana dan prasarana tolak peluru yang kurang memadai saat pembelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan di sekolah. 3. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran tolak peluru gaya O brien. 4. Modifikasi alat yang kurang saat belajar tolak peluru gaya o brian disekolah. C. Pembatasan Masalah Mengingat masalah yang akan diteliti cukup luas, maka ditentukan pembatasan masalah yaitu; untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya O brien melalui modifikasi alat seperti bola plastik pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sijamapolang Tahun Ajaran 2016-2017. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; apakah melalui modikasi alat dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya O brien pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sijamapolang Tahun Ajaran 2016-2017? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tolak peluru gaya O brien melalui modifikasi alat pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sijamapolang Tahun Ajaran 2016-2017.

9 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian di dalam pembahasan ini antara lain adalah: 1. Siswa lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran Tolak Peluru 2. Selain menambah pengalaman dalam penggunaan media belajar yang dimodifikasi, juga membuat pengajaran Tolak Peluru menjadi lebih efektif 3. Guru bisa mencoba media modifikasi bola plastik dalam pembelajaran apabila peluru tidak tersedia dalam jumlah yang memadai, dan bisa menjadi inspirasi pengetahuan untuk menemukan media modifikasi yang lainnya dalam cabang atletik dan umumnya pendidikan jasmani olahraga kesehatan lainnya. 4. Bagi sekolah adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru, sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan.