EFFECT OF HEALTH EDUCATION WITH DEMONSTRATION OF KNOWLEDGE OF INFANT MASSAGE IN GAMPING JATISAWIT IHC Diah Hapsari Putri 1, Sri Widarti 2 Akademi Kebidanan Nyai Ahmad Dahlan, JL. Wates km 9,5 Argomulyo Sedayu Bantul Telp/Faks 0274-6498250 Email : bidandiah87@gmail.com, astan.wida@yahoo.com ABSTRACT Background: Infant massage is the art of health care and treatment, known since the beginning of man created in the world and has been practiced since centuries - centuries of years ago is down - generation by TBAs. (Roesli, 2001). Benefits of infant massage that can increase the baby's weight, increase growth, increase endurance, increase milk production, improve blood circulation and respiration, reduce bloating and colic is caused by consuming milk formula, and reduce depression in infants. (Roesli, 2001). Objective: To know the effect of health education by the method of demonstration of knowledge of mothers about infant massage in Gamping Jatisawit IHC Yogyakarta 2014. Methods: Using a quasi experiment. The population in this study were all mothers - mothers in Gamping Jatisawit IHC 45 persons. The sampling technique used is nonprobably sampling (purposive sampling), sampling is based on a certain consideration. (Sugiyono, 2010). The samples in this study were mothers - mothers with babies aged 0 months - 3 years. Result: There is an effect of health education with demonstration method to increase the knowledge of mothers about infant massage with the obtained p-value of 0.000. Conclusion: The level of knowledge of the mother after the given health education on infant massage demonstration method is better than before given health education. Keywords: Level of knowledge, health education, infant massage demonstration
JURNAL KESEHATAN KARYA HUSADA VOL.3 NO.1JANUARI 20 PENDAHULUAN Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktekkan sejak berabad abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi. (Roesli, 2001). Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan, perilaku, dan rangsangan atau stimulasi yang berguna. (Dasuki, 2003). Sentuhan dan pandangan mata antara orang tua dan bayi mampu mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang di antara keduanya yang merupakan dasar komunikasi untuk memupuk cinta kasih secara timbal balik, mengurangi kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta rasa percaya diri. (Sutcliffe, 2002). Stimulasi bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak dapat dilakukan oleh seorang profesional di bidang kesehatan, dan salah satunya adalah bidan. Hal ini diatur dalam Keputusan menteri kesehatan nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah pijat bayi. Manfaat pijat bayi yaitu dapat meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan produksi ASI, memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan, mengurangi kembung dan kolik yang diakibatkan karena mengkonsumsi susu formula, dan mengurangi depresi pada bayi. (Roesli, 2001). Ilmu kesehatan modern telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuhan dan pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat terutama bila dilakukan sendiri oleh orang tua bayi. Pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi memperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada kelompok yang dipijat 9,44%. (Dasuki, 2003). Pijat bayi dapat dimulai segera setelah lahir, kapan saja sesuai keinginan orang tua. Tindakan yang tidak dianjurkan selama pemijatan yaitu memijat bayi langsung setelah makan, membangunkan bayi khusus untuk pemijatan, memijat bayi saat bayi dalam keadaan tidak sehat, memijat bayi saat bayi tidak mau dipijat, dan memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi. (Roesli, 2001). Pijat bayi tidak hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, tetapi dapat juga dilakukan oleh ibu dengan pengetahuan tentang tehnik pijat bayi yang baik sehingga ibu mampu melakukan pijat bayi secara mandiri. Peran bidan sebagai tenaga kesehatan yang berwenang untuk memantau tumbuh kembang bayi adalah melatih ibu untuk melakukan pijat bayi dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi. Layanan kesehatan yang berada di wilayah Kecamatan Jati Sawit Gamping terdapat 1 instansi yaitu Puskesmas Gamping I yang memantau kesehatan masyarakat. Dari pengkajian yang dilakukan peneliti, Puskesmas belum pernah memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dan tidak melakukan kegiatan layanan kesehatan untuk pijat bayi. Berdasarkan teori dan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan studi pendahuluan di Posyandu Jati Sawit, dan Peneliti telah meneliti sepuluh ibu di Posyandu Jati Sawit, dari sepuluh ibu tidak pernah membawa bayinya ke fasilitas kesehatan untuk memijat bayinya, tetapi ke dukun bayi. Sepuluh ibu kurang mengetahui cara memijat bayi dan manfaat memijat bayi. Sepuluh ibu mengatakan memijatkan bayinya ISSN 9772337649009 1
ketika rewel, anak terlihat lelah serta ketika anak mengalami keseleo. Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup yang sehat. Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun ketrampilan agar tercapai hidup sehat secara optimal. (Suliha, 2002). Tujuan pendidikan kesehatan secara umum yaitu untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan, menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada, agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan (dirinya), agar orang melakukan langkah langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitas cacat yang disebabkan oleh penyakit, agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi perubahan perubahan sistem, cara memanfaatkannya dengan efisien dan efektif, agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan bagaimana caranya tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan kesehatan yang formal (Notoatmojo, 2003). Metode yang digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan salah satunya dengan metode demonstrasi, yaitu metode penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan (Sanjaya, 2008). Kelebihan metode demonstrasi adalah melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan, proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi, dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan (Sanjaya, 2008). Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Posyandu Jati Sawit Gamping tahun 2014. METODE PENELITIAN Jenis penelitian merupakan penelitian eksperimen atau percobaan, yaitu suatu penelitian melakukan kegiatan percobaan (experiment), bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut. (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Posyandu Jati Sawit Gamping tahun 2014. Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperiment dengan rancangan One Group Pretest-Postest. Penelitian ini dimulai dengan mengukur tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan lembar kuesioner kemudian mengukur tingkat pengetahuan ibu setelah diberikan pendidikan kesehatan. (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu ibu yang mempunyai bayi umur 0 bulan 3 tahun di Posyandu Jati Sawit Gamping sebanyak 45 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah non probably sampling (purposive sampling), yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2010). Pengambilan sampel dilakukan atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel
yang diambil atau sesuai kriteria inklusi, sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 orang (Cahyono, 2010) HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Prosentase (Th) < 20 20 35 35 16 14 35,56 31,11 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang berumur kurang dari 20 tahun ada orang (%), yang berumur 20-35 ada 16 orang (35,56%) sedangkan yang berumur lebih dari 35 tahun ada 14 orang (31,11%). b. Pekerjaan Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Prosentase Ibu RT Swasta 30 66,67 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden berstatus ibu rumah tangga yaitu sebanyak 30 orang (66,67%). 2. Analisis Bivariat a.(sebelum diberikan pendidikan kesehatan) Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Pretes Kategori Frekuensi Prosentase Baik Cukup Kurang 1 0 44 2,22 0 97,78 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden sebelum diberi pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi tentang pijat bayi memiliki pengetahuan tentang pijat bayi yang baik yaitu sebanyak 1 orang (2,22%) dan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak 44 orang (97,78%). b.postest (sesudah diberikan pendidikan kesehatan) Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Postes Kategori Frekuensi Prosentase Baik Cukup Kurang Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden sesudah diberi pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi tentang pijat bayi memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak orang (%), orang (%) yang memiliki pengetahuan cukup dan yang memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak orang (%). Tabel 4.5 Analisis Perbedaan Pretes dan Postes Test Mean Standar Deviasi Pretest Posttest 37,26 69,84 11,31 22,35 Berdasarkan tabel 4.5 secara umum skor hasil postes lebih baik dibandingkan skor hasil pretes. Hal ini terlihat dari rata rata skor hasil postes sebesar 22,35 dan rata rata skor hasil pretes sebesar 11, 31. Dari perhitungan uji statistik menghasilkan nilai t sebesar -9,655, menunjukkan bahwa pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi lebih kecil dari setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi. Dimana dengan harga negatif ( - ) menunjukkan harga pretes lebih kecil dibandingkan dengan harga postes. Sedangkan pembacaan singkat berdasarkan harga signifikasi (p), nilai p = 0,000, dimana nilai tersebut (p < 0,05), maka Ha diterima
dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan skor yang signifikan antara hasil postes dengan hasil pretes, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demontrasi terhadap tingkat pengetahuan tentang pijat bayi. Rata rata selisih skor pretes dikurangi postes adalah -32,57 (negatif) menunjukkan bahwa skor hasil postes lebih tinggi dibandingkan skor hasil pretes. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang pijat bayi seorang ibu sesudah diberi pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi lebih baik dibandingkan dengan tingkat pengetahuan tentang pijat bayi sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi tentang pijat bayi. PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a.karakteristik Responden berdasarkan umur Responden dalam penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai bayi umur 0 bulan 3 tahun yang berada di wilayah Posyandu Jati Sawit Gamping yang berjumlah 45 orang. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur (Notoatmodjo, 2003). Umur mempunyai pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur seseorang maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Hasil penenelitian pada tabel 4.1 menunjukkan umur responden, responden yang berumur kurang dari 20 tahun ada orang dan yang berumur 20-35 tahun ada 16 orang, serta responden yang berumur lebih dari 35 tahun ada 14 orang. Dengan demikian tingkat pengetahuan tentang pijat bayi pada responden dengan umur (20 35tahun) akan semakin baik seiring bertambahnya umur responden. b.karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan berkaitan erat dengan status ekonomi. Status ekonomi dalam keluarga mempengaruhi daya beli keluarga dalam memenuhi kebutuhan, semakin tinggi pendapatan keluarga akan lebih mudah mendapatkan pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukkan distribusi pekerjaan responden, sebagian besar responden berstatus ibu rumah tangga yaitu sebanyak 30 orang. Dengan demikian, semakin tinggi status ekonomi keluarga akan lebih mudah untuk mendapatkan pengetahuan atau informasi tentang pijat bayi, misalnya dengan mengikuti seminar atau membeli buku tentang pijat bayi dibanding dengan status ekonomi rendah. c.karakteristik Responden berdasarkan pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu baik (prosentase skor 76%-100%), cukup (prosentase skor 56%-75%), dan kurang (prosentase <56%). Dalam penelitian ini, tingkat pengetahuan responden ditentukan dari jumlah jawaban benar dibagi jumlah seluruh pernyataan yang kemudian diprosentasikan untuk menentukan tiga kategori tingkat pengetahuan responden yaitu baik (jumlah skor 16-21), cukup (jumlah skor 12-), dan kurang (jumlah skor 0-11). Pada penelitian ini jumlah skor responden yang terendah adalah 0 dan tertinggi adalah 21.Pada tabel 4.3 dan 4.4 didapatkan hasil pretes tingkat pengetahuan tentang pijat bayi hanya 1 orang (2,22%) responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan pada hasil postes tingkat pengetahuan tentang pijat bayi meningkat menjadi orang (%). Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, pendidikan, paparan media massa, sosial ekonomi (pendapatan), hubungan sosial, dan pengalaman. Sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari pendidikan. Jika pendidikan semakin tinggi, maka pengetahuan akan lebih baik. Jumlah anak yang dilahirkan dapat berhubungan dengan pengalaman sehingga pengetahuan akan lebih baik. Pengalaman dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang,
karena dengan pengalaman akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal. Seseorang yang memiliki pengalaman sebelumnya maka pengetahuannya akan lebih baik. Dengan demikian ada perbedaan antara tingkat pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi. 2. Analisis Bivariat Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri. Sehingga pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun ketrampilan agar tercapai hidup sehat secara optimal. (Suliha, 2002). Metode demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan (Sanjaya, 2008). Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. (Notoatmodjo, 2003). Pijat meliputi manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh dengan tujuan pengobatan serta sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan gerakan manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubuh. (Roesli, 2001). Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik meghasilkan nilai t sebesar -9,655 dengan p-value (signifikasi) sebesar 0,000. Adapun nilai t tabel untuk pengujian dengan = 0,05 dan derajat kebebasan df = 45, oleh karena p-value (0,000 < 0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan skor yang signifikan antara hasil postes dengan hasil pretes, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap tingkat pengetahuan tentang pijat bayi. Hasil dari penelitian didapatkan hasil postes lebih baik daripada hasil pretes. Hal ini disebabkan karena adanya suatu perlakuan yaitu sebelum postes para orang tua diberikan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa setelah seseorang mengalami stimulus atau obyek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui dan disikapinya (Notoatmodjo, 2003). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rona Riasma tahun 2010 dengan judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi Terhadap Praktik Pijat Bayi Di Polindes Harapan Bunda Sukoharjo, hasil penelitian menunjukkan pengaruh pendidikan kesehatan tentang pijat bayi terhadap praktik pijat bayi di Polindes Harapan Bunda Sukoharjo. Sedangkan penelitian ini menunjukkan pengaruh pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan metode demonstrasi terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan tentang pijat bayi seorang ibu sesudah diberi pendidikan kesehatan tentang pijat bayi lebih baik dibandingkan dengan tingkat pengetahuan sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang pijat bayi. Hal ini didukung oleh metode yang dipakai dalam memberikan pendidikan kesehatan ini yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi atau mempraktikkan secara langsung langkah memijat bayi yang baik dan benar. Materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan responden dan dalam penyampaian pendidikan kesehatan menggunakan alat bantu berupa leaflet tentang pijat bayi dan cara memijat bayi yang baik dan benar.
Dengan demikian, hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Posyandu Jati Sawit Gamping tahun 2014. KESIMPULAN Tingkat pengetahuan ibu sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dengan metode demonstrasi lebih baik dari pada sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Sehingga ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan diperoleh nilai p-value 0,000. Sanjaya Wina, 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Prenada Media Group, Jakarta. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, Bandung. Sutcliffe, J, 2002. Baby Bonding-Membentuk Ikatan Batin Dengan Bayi Berikan Permulaan Yang Aman Untuk Awal Kehidupan Bayi Anda. Taramedia Restuf Agung, Jakarta. Suliha, Herawati, Sumiati, 2002. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. EGC, Jakarta. SARAN Diharapkan dapat meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan bayi khususnya memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi supaya masyarakat mengetahui manfaat pijat bayi. DAFTAR PUSTAKA Dasuki, Mohammad Shoim, 2003. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Umur 4 Bulan. Tesis, Yogyakarta. Notoatmodjo, 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo, 2005. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor369/MENKES/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan. Riasma, Roana, 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi Terhadap Praktik Pijat Bayi Di Polindes Harapan Bunda Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta. Roesli Utami, 2001. Pedoman Pijat Bayi. PT Trubus Agri Widia, Jakarta.