BAB I PENDAHULUAN. Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia pada

dokumen-dokumen yang mirip
Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK

Rekonstruksi Arsitektur Kerajaan Majapahit dari Relief, Artefak dan Situs Bersejarah

BAB 5 PENUTUP PURA MAOSPAIT DI MASA LALU DAN MASA KINI

PERANCANGAN BUKU TENTANG RUMAH TRADISIONAL MAJAPAHIT DENGAN TEKNIK AUGMENTED REALITY

METAMORFOSA HUNIAN MASYARAKAT BALI

Pakuwon Pada Masa Majapahit: Kearifan Bangunan Hunian yang Beradaptasi dengan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

PERANCANGAN GRIYA SENI DAN BUDAYA TERAKOTA DI TRAWAS MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB III TINJAUAN KHUSUS

Sangamandala Oleh: I Made Pande Artadi, S. Sn., M. Sn

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

BAB IV PEMBAHASAN. Analaisis data merupakan pengumpulan data yang didapat peneliti dari

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat game bergenre arcade puzzle

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JENIS KOLEKSI KETERANGAN UKURAN SKALA GAMBAR RUANG TRANSISI A. Dimensi obyek = 5m x 2m 1 :1. diorama 1 : 1. Dimensi 1 vitrin B = 1,7 m x 1,2 m 1 : 1

87 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

INTERAKSI KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Bermacam-macam teknologi telah diciptakan untuk berbagai keperluan dan berbagai

Gambar 2.12 Tata letak Pura dengan sistem zoning tri mandala Sumber: Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Udayana.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, manfaat, dan keaslian penelitian yang dilakukan.

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

P E N D A H U L U A N

BAB IV KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Kesesuaian Feng Shui..., Stephany Efflina, FIB UI, 2009

RANCANGAN RUMAH TUMBUH TIPE KPR BTN DI KOTA DENPASAR

IDENTIFIKASI VARIAN ARSITEKTUR LUMBUNG DI BALI

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pelosok tanah air termasuk daerah Bali, sesungguhnya sudah sejak lama

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA BEJIJONG KECAMATAN TROWULAN MOJOKERTO DAN KEBEBERDAAN CANDI BRAHU

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, pada Kubur Pitu ini terdapat nisan yang didalamnya terdapat. hiasan Matahari dengan Kalimah Toyyibah, nisan ini merupakan

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Candi Cetho

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menerus meningkat, memerlukan modal yang besar jumlahnya. Pengembangan kepariwisataan merupakan salah satu alternatif yang

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

VERNAKULAR-TA.428-SEMESTER GENAP-2007/2008 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR-S1 FPTK-UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembuatan buku Pop-Up Monumen Cagar Budaya di Surabaya ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini disebabkakan oleh kehidupan dan kebudayaan masyarakat Bali yang

STS 1032 TEKNOLOGI PEMBINAAN 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sendiri telah berkembang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kerangka berpikir Arkeologi maka digunakan penelitian kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

Wilangan 17 Kota Emas

Pelestarian Cagar Budaya

BAB VI KESIMPULAN. Dari uraian pada bab-bab terdahulu, dapat dikemukakan. beberapa temuan sebagai kesimpulan dalam penelitian ini.

Alkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram

KARAKTERISTIK BANGUNAN BALE METEN, SERTA PROSES PEMBANGUNANNYA

STUDI POLA MORFOLOGI KOTA DALAM PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA DI KABUPATEN KENDAL TUGAS AKHIR

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang -1-

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2

BAB I PENDAHULUAN. didapat dalam semua kebudayaan dimanapun di dunia. Unsur kebudayaan universal

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

2014 SAJARAH CIJULANG

BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 ( balai pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988 ) 2 Ibid 3 Ibid

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai

ABSTRAK PERANCANGAN MEDIA PROMOSI CANDI MUARA TAKUS PROVINSI RIAU. Oleh: Elvin Winardy

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan atau promosi dituntut semakin inovatif, kreatif dan efektif. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. food) yang kerap menjadi menu andalan bagi masyarakat Surabaya, produk lokal

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PERANCANGAN VISUAL GAME THE LEGEND OF PRAMBANAN"/Permana Adi Wijaya

Identifikasi Tipe Pemukiman Karang Nabuan di Banjar Tinggan Desa Plaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung

Identifikasi Perubahan Tatanan Spasial Karang di Desa Taro Kelod Gianyar Bali

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

PERUBAHAN ARSITEKTUR TRADISIONAL HUNIAN DESA BAYUNG GEDE, BANGLI

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang memiliki banyak keragaman

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan

Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen pada Perumahan di Kabupaten Sidoarjo. Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia pada tahun 1293-1500M. Permasalahannya peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit ada yang belum diketahui masyarakat Indonesia, seperti bentuk rumah hunian yang digunakan sebagai tempat tinggal orang-orang di zaman Majapahit. Sebab-sebab permasalahan tersebut dikarenakan bentuk rumah Majapahit yang hilang karena kerusakan. Faktor-faktor kerusakan tersebut dari alam dan manusia yang tidak peduli terhadap peninggalan ini. Menurut Mundardjito (1986:17) faktor-faktor alam yang merusak peninggalan antara lain pertumbuhan jasad renik dan perumputan, fluktuasi suhu udara, angin dan curahan air hujan, proses penggaraman, kandungan air yang tinggi dalam waktu yang lama, akar tanaman keras, burung-burung yang melakukan pengikisan, sehingga mengakibatkan kerusakan pada batu/bata peninggalan majapahit. Faktor-faktor manusia yang merusak seperti penggalian tanah untuk memperoleh bata kuna yang akan dijual ke pabrik semen merah, mempersubur lahan, untuk mendapatkan bahan bangunan berupa pasir dan kerikil, untuk aliran air guna pertanian basah, untuk mendapatkan butiran logam mulia dengan cara menyaring. Menurut Munandar (2011:78) bangunan hunian majapahit merupakan gugusan bangunan dalam satu komplek yang dikelilingi pagar. Dengan demikian 1

2 yang dimaksud rumah tinggal adalah kumpulan bangunan yang berada dalam kesatuan pagar yang mengelilinginya dengan satu pintu masuk utama (gerbang) dan beberapa celah tambahan sebagai pintu masuk-keluar masuk lainnya. Penelitian tentang ibu kota kerajaan Majapahit pernah dilakukan oleh Shutterheim yang mengacu pada kitab negarakertagama pupuh vii-xii. Penataan kota Majapahit dianalogikan dengan rumah di Bali. (kebudayaan.kemdikbud.go.id) Data rumah-rumah tradisional Bali cukup penting mengingat kebudayaan Bali pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kebudayaan Majapahit, hanya saja dalam bentuk yang lebih maju. Oleh karena itu kajian tentang Majapahit selayaknya hurus menengok juga data yang ditawarkan oleh kebudayaan Bali (Munandar, 2011:69). Arsitektur Majapahit ini masih bisa ditemui padanannya dengan rumah-rumah tradisi di Bali. Berdasarkan ungkapan Osrifoel Oesman, Bukan Majapahit yang mirip Bali, tapi Bali-lah yang mirip Majapahit, (www.nationalgeographic.co.id) Menurut Munandar (2011:80) penguasa (raja) di Bali merupakan keturunan Majapahit yang pindah bermukim di Bali ketika Majapahit runtuh, sehingga segala pencapaian kebudayaan Majapahit dibawa, serta diteruskan tradisinya di Bali hingga masa Bali madya pada abad ke 16-19. Menurut Munandar (2011:84-85) pada komplek rumah bali terdapat pintu masuk dan gerbang (Angkul-Angkul), Pemerajan tempat persembahyangan untuk memuja arwah leluhur, yang merupakan tempat paling suci di lingkungan rumah tersebut. Bangunan pemilik rumah (tuan rumah) yang berupa bangunan

3 berdinding tembok bata berdiri di permukaan batur dengan pintu masuk dinamakan Bale Dangin. Terdapat bangunan yang mempunyai serambi agak lebar dan berbilik disebut jineng (lumbung) dan Bale Delod. Bale Delod berfungsi sebagai sumanggen, yaitu bangunan tempat persemayaman jenazah sebelum diaben (diperabukan). Bangunan tersebut juga berfungsi sebagai tempat upacara lainnya seperti upacara potong gigi (matatah), dan tempat mempersiapkan ubarambe dan sajian untuk melakukan upacara odalan di pura. Bale Dauh, merupakan bangunan berbilik tertutup dengan atap perisai, satu pintu di sisi timur dan mempunyai serambi di depan biliknya, biasanya bangunan ini ditempati oleh orang tua keluarga (nenek-kakek). Bangunan lain yang dinamakan Bale Daja, bangunan ini berdiri di permukaan batur, berbilik tunggal, bentuk atap perisai, dan pintu berada di sisi selatannya menghadap natar (halaman tengah), dihuni oleh anak-anak perempuan yang mulai beranjak remaja dari keluarga tersebut. Di salah satu tempat terdapat tugu atau bangunan kecil yang dinamakan dengan Taksu, sebagai tempat suci kekuatan gaib penjaga lahan perumahan, Terdapat dapur (pawon) yang berfungsi sebagai tempat untuk memasak bagi keluarga. Bangunan lain yang digambarkan di Bali dalam relief dan juga masih dikenal di Bali, bahkan dikembangkan menjadi bentuk lebih maju adalah pintu gerbang. Bangunan masa Majapahit dalam bentuk gapura terbelah (candi bentar) yang masih berdiri adalah candi wringin lawang di Trowulan. Bentuk candi tersebut dikembangkan semakin raya dengan bentuk hiasan di Bali. Pintu gerbang lain

4 yang digambarkan dalam relief-relief adalah gapura beratap yang terdapat di rangkaian pagar keliling. Di Bali gapura semacam itu dinamakan angkul angkul. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ditujukan untuk merancang media berupa buku tentang rumah tradisional Majapahit dengan teknik augmented reality untuk melestarikan sejarah budaya lokal. Buku merupakan media yang dapat menyampaikan informasi dengan mudah kepada masyarakat, selain itu juga menjadi sumber ilmu pengetahuan. Menurut Muktiono (2003:2) buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangun watak bangsa. Buku dapat dijadikan sarana informasi untuk memahami sesuatu dengan mudah. Dalam masyarakat, buku bergambar lebih muda dipahami anak-anak dari pada tulisan, sedangkan untuk orang dewasa lebih fleksibel untuk memahami isi buku walaupun berupa teks saja tanpa gambar (Muktiono, 2003:76), sehingga dengan pemilihan media berupa buku ini bertujuan juga untuk melestarikan bentuk hunian istana majapahit yang kerajaannya pernah menguasai nusantara kepada masyarakat. Pelestarian buku mengenai hunian bangunan Majapahit sangatlah penting, dikarenakan Majapahit mempunyai kebudayaan yang tinggi dan dikenal dikalangan luas. Menurut Tribinuka (2014) pentingnya mempelajari arsitektur kuno berkaitan dengan pencarian jati diri arsitektur Nusantara. Sejarah telah mencatat masa keemasan Majapahit dengan kebudayaannya yang tinggi hingga terkenal bukan secara nasional, tetapi juga secara internasional. Sungguh suatu hal yang menyedihkan ketika budaya yang dibanggakan tersebut telah hilang. Budaya

5 Majapahit yang seharusnya menjadi tradisi bagi generasi selanjutnya untuk bisa dimodernisasi telah terpotong oleh budaya Eropa semenjak penjajahan kolonial menguasai Nusantara. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (Eko, 2006:88), pelestarin berasal dari kata dasar lestari,yang artinya adalah tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian, dalam kaidah penggunaan bahasa Indonesia, penggunaan awalan kedan akhiran-an, maka yang dimaksud pelestarian adalah upaya untuk membuat sesuatu tetap selama-lamanya tidak berubah dan dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mempertahankan sesuatu agar tetap sebagaimana adanya. Merujuk pada pelestarian dalam kamus bahasa Indonesia, maka kesimpulan dari pelestarian adalah upaya untuk mempertahankan agar sejarah budaya lokal Majapahit tetap sebagaimana adanya. Pelestarian buku ini juga mengandung gambar, sesuai yang disebutkan oleh Muktiono, dikarenakan buku yang mengandung gambar dapat dipahami oleh masyarakat, baik anak anak maupun dewasa. Gambar yang diterapkan dalam buku ini juga mengandung teknik augmented reality, harapannya selain melihat gambar diam dalam buku ini, dengan teknik augmented reality masyarakat dapat melihat hunian rumah majapahit dari berbagai sudut pandang secara interaktif. Menurut Ronald (1997) augmented reality merupakan penggabungan bendabenda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu yang nyata. Dengan teknik augmented reality penulis membuat bentuk hunian istana Majapahit dalam bentuk maya berupa 3D, sehingga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan berjalan secara interaktif. Menurut Nalwan dalam

6 Prayudi & Aprizal (2004:35) pemodelan 3D adalah bentuk suatu benda atau obyek. Mebuat dan mendesain benda tersebut sehingga terlihat hidup. Sesuai obyek dan basisnya, proses ini secara keseluruhan di kerjakan di komputer. Melalui konsep dan proses deasin, keseluruhan obyek bisa diperlihatkan secara 3D, sehingga banyak yang menyebuk hasil ini sebagai permodelan 3D. Dari uraian diatas, perancangan buku tentang rumah tradisional Majapahit dengan teknik augmented reality diharapkan dapat mengenalkan sejarah budaya lokal kepada masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat disimpulkan untuk menjawab untuk menjawab rumusan masalah adalah : Bagaimana merancang buku tentang rumah tradisional majapahit dengan teknik augmented reality untuk mengenalkan sejarah budaya lokal. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah tesebut maka terdapat batasan-batasan masalah sebagai berikut : a. Penciptaan buku membahas bentuk rumah tradisional majapahit, diantaranya pintu masuk (Angkul-Angkul), Pamerajan, Bale Dangin, Jineng, Bale Delod, Bale Dauh, Bale Daja, dan Pawon. Batasan ini untuk konsistensi perancangan buku agar menjadi lebih fokus dan terarah. b. Visual yang dibuat dalam buku ini mengunakan visual 3D dengan teknik augmented reality untuk bisa diakses di komputer dan gadget bebasis android.

7 1.4 Tujuan Tujuan dari pembuatan buku ini adalah menciptakan buku rumah tradisional Majapahit dengan teknik augmented reality guna melestarikan sejarah budaya lokal 1.5 Manfaat 1.5.1. Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi akademik bagi mahasiswa, akademisi, sejarawan, atau masyarakat yang peduli dengan arsitektur, khususnya tentang rumah tradisional Majapahit. b. Hasil penelitian ini juga diharapkan memberi manfaat secara keilmuan dibidang 3D, khususnya augmented reality dikalangan akademisi. 1.5.2. Praktis Hasil penelitian diharapkan bisa diterapkan oleh museum trowulan dan perpustakaan BPCP (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Mojokerto, selain itu bisa diterapkan di museum lain.