BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itu pun muncul dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala hidup yang mempengaruhi individu. terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas, terbuka dan demokratis. Salah satu diantara masalah besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1 Proses pembelajaran yang

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat signifikasi terhadap berbagai jenis dimensi kehidupan baik. dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keterampilan. Dewasa ini bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. professional dalam meningkatkan mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan social. Perubahan ke arah kemajuan dan kesejahteraan hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 bab I, bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 2 Lebih jauh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses membimbing

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kehidupan. Tanpa pendidikan manusia tidak akan hidup teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik. Oleh sebab itulah perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan. adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. contoh kekayaan budaya tersebut adalah banyaknya bahasa daerah yang tersebar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang nomor 20 tahun tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar ada interkasi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, dimana

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. atmadja (Agustiani, 2005:1) yang menyatakan bahwa Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. membantu anak agar cukup cakap melaksankan tugas hidupnya sendiri.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi seluruh umat manusia. Karena dengan pendidikan membantu manusia dalam proses mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. 1 Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecenderungan, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperuntukkan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 2 Pada dasarnya pendidikan adalah suatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi dimanapun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap masyarakat tertentu. 3 1 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 5 2 UU. SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusmedia, 2010), hal. 3 3 Umar Tirtarahardja, et.all, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hal.82 1

2 Menurut Redja Mudyahardjo dalam Maunah secara luas, pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala hidup yang mempengaruhi individu. Sedangkan dalam arti sempit, pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. 4 Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. 5 Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam menjalankan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa baik ketika ia berada disekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. 6 Pada zaman dahulu proses belajar mengajar berpusat pada guru, sedangkan pada kurikulum terbaru terdapat peralihan yang menimbulkan paradigma baru dalam pendidikan, kini proses belajar mengajar berpusat pada 4 Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 1 5 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Membantu Meningkatkan Mutu Pembelajaran. (Yogyakarta: Teras, 2012), ahl. 19 6 Rusman, Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), hal. 1

3 siswa, dalam hal ini siswa dituntut aktif untuk mendapatkan pemahaman dari suatu materi. Maka dari itu perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan harus selalu diawasi agar tidak melenceng dari norma-norma yang ada. Hal tersebut membuktikan bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan sebuah program yang terdiri dari beberapa komponen yang bekerja dalam sebuah sistem. Komponen-komponen bekerja satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Input pendidikan adalah siswa sebelum mengikuti proses belajar mengajar. Dalam pendidikan siswa memasuki sebuah transformasi pembelajaran yang menimbulkan kegiatan belajar bagi siswa. Dalam proses itu siswa berinteraksi dengan komponen instrumental pendidikan seperti guru, materi, media, sarana, dan metode mengajar. Disamping itu, dalam pembelajaran siswa juga berinteraksi dengan lingkungan, baik fisik mupun sosial. Proses transformasi menghasilkan siswa yang telah berubah perilakunya setelah mengikuti proses pendidikan. 7 Pendidikan tidak akan hanya terjadi di lingkungan keluarga saja. Setelah anak memasuki usia sekolah, mereka akan menambah pengetahuannya di lingkungan yang lebih luas lagi yaitu lingkungan sekolah. Pada dasarnya pendidikan sekolah merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga. Di samping itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. 8 7 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 21 8 Maunah, Ilmu Pendidikan..., hal. 100

4 Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkanya dengan kehidupan sehari-hari dan akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah, maka mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. 9 Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 10 Rendahnya mutu pendidikan diakibatkan kurangnya kekreatifan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sehingga timbullah anggapan bahwa belajar IPA itu sulit. Kurang berhasilnya pembelajaran IPA antara lain disebabkan karena metode ceramah tunggal yang monoton terlalu sering dipergunakan oleh guru didalam kegiatan pembelajaran. Walaupun dimaklumi, bahwa metode ceramah tersebut juga mempunyai keuntungan 9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), hal.1 10 Ibid...,hal. 1

5 didalam pembelajaran, antara lain: Dapat diberikan kepada sejumlah besar murid, dapat menyelesaikan suatu mata pelajaran dengan cepat. 11 Apabila model, metode, dan strategi yang digunakan guru diterapkan secara baik, maka peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kemampuan secara maksimal sehingga akan lebih cepat menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kebutuhan lingkungan bahkan masyarakat. Maka dari itu, pentingnya guru dalam mempersiapkan strategi pembelajaran sehingga proses pembelajaran dengan efektif serta hasil belajar yang memuaskan akan tercapai. Salah satu penyebab peserta didik kurang menyukai pelajaran IPA mungkin dari cara guru menyampaikan materi kurang cocok baginya. Guru hanya menggunakan model atau metode yang kurang disenangi oleh peserta didik atau peserta didik merasa jenuh dan bosan dari cara guru menyampaikan materi. Penggunaan metode pembelajaran yang monoton dapat mengakibatkan siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Peserta didik akan merasa bosan dan jenuh mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Peserta didik sering tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh gurunya, dan bahkan mereka kadang bermain sendiri atau berbicara dengan temannya, akibatnya proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak dapat berjalan dengan baik dan optimal, karena suasana kelas yang ramai dan gaduh, sehingga kurang berminatnya peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. hal 42 11 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),

6 Mata pelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inquiry dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. 12 Istilah inquiri merupakan istilah serapan dari bahasa inggris inquiry (in kwaeri) yang berarti penyelidikan, penelitian. Istilah tersebut diserap sesuai dengan ejaannya dan ada yang menyebutkan kikuari. Namun kebanyakan penulis menggunakan istilah lain yaitu metode penemuan yang diterjemahkan dalam bahasa inggris discovery method. Kadang-kadang metode ini disebut discovery inquiry yang menunjukkan bahwa suatu konsep ditemukan setelah dilakukan suatu penyelidikan sehingga disebut discoveryinquiry method. Metode ini hendaknya dikembangkan sejak dini hingga pada diri anak terdapat sikap atau kebiasaan untuk selalu ingin menyelidiki atau meneliti. 13 Untuk mengatasi ketidaksenangan siswa dan untuk meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran IPA ini, guru melakukan berbagai usaha-usaha. Salah satu usaha yang dilakukan guru adalah dengan menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk 12 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dan Praktek. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal. 100. 13 Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Konstektual Bermuatan Nilai, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2007), hal. 85-86

7 mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan metode mengajar adalah alat yang merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan strategi belajar mengajar. Dan strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan alat pula untuk mencapai tujuan belajar. 14 Metode adalah seperangkat prosedur yang bisa ditempuh dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga cocok atau sesuai dengan asumsi dasar yang dipikirkan. Dalam hal ini guru harus memikirkan bagaimana cara atau jalan atau siasat yang ditempuh dalam merencanakan, melaksanakan dan mengukur sutu keberhasilan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 15 Fakta dilapangan menunjukkan bahwa sangat jarang ditemui guru kelas maupun guru mata pelajaran IPA yang menggunakan metode inkuiri. Karena mereka menganggap menggunakan metode ini memakan banyak waktu dan membingungkan. Selain itu kemampuan guru IPA terhadap metode inkuiri sangat kurang. Sehingga pembelajaran IPA yang diajarkan kurang maksimal. Oleh sebab itu, guru perlu menggunakan metode yang sesuai dengan materi ajar. Berdasarkan pengamatan awal, selama ini pembelajaran IPA pokok bahasan perubahan lingkungan fisik terhadap daratan di MI Al Ma arif 14 Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 3 15 Tim Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), hal. 177

8 Gendingan Tulungagung belum ada yang menggunakan metode inkuiri untuk menarik motivasi belajar peserta didik terhadap pelajaran IPA. Guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga pelajaran berpusat pada guru. Sehingga hanya sedikit peserta didik yang dapat memahami materi IPA yang disampaikan oleh guru. 16 Hasil belajar IPA pada ujian tengah semeseter kelas IV, banyak peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rata-rata hasil belajar peserta didik pada ujian tengah semester hanya mencapai 40. Dari 35 peserta didik hanya 5 peserta didik yang dapat mencapai KKM. 17 Adapun nilai UTS selengkapnya sebagaimana terlampir. Berdasarkan uraian sebelumnya, dalam meningkatkan hasil belajar siswa perlu memperhatikan motivasi belajar terhadap pelajaran IPA. Selain itu, dalam menggunaan metode yang sesuai sangat penting untuk diperhatikan. Metode yang menarik akan membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi IPA. Maka, penulis mengambil sebuah judul untuk penelitian ini, Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV Mata Pelajaran IPA di MI Al Ma arif Gendingan Tulungagung. 16 Pengamatan pribadi di kelas IV MI Al Ma arif Gendingan Tulungagung, Tanggal 28 Pebruari 2016 17 Dokumentasi nilai ulangan tengah semester kelas IV MI Al Ma arif Gendingan Tulungagung.

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana peningkatan motivasi belajar IPA pada materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan melalui penerapan metode pembelajaran inkuiri peserta didik kelas IV di MI Al Ma arif Gendingan Tulungagung? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA pada materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan melalui penerapan metode pembelajaran inkuiri peserta didik kelas IV di MI Al Ma arif Gendingan Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar IPA pada materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan melalui penerapan metode pembelajaran inkuiri peserta didik kelas IV di MI Al Ma arif Gendingan Tulungagung? 2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA pada materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan melalui penerapan metode pembelajaran inkuiri peserta didik kelas IV di MI Al Ma arif Gendingan Tulungagung?

10 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaaat Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk memperkaya khasanah ilmiah, khususnya tentang penerapan metode pembelajaran inkuiri. 2. Manfaat Secara Praktis Penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Peserta Didik 1) Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik untuk kelas IV MI Al Ma arif Gendingan Tulungagung. 2) Dapat meningkatkan semangat belajar siswa sehingga bisa memperoleh hasil belajar yang lebih baik b. Pendidik 1) Metode pembelajaran inkuiri dapat digunakan sebagai salah satu cara mengajar bagi guru untuk menyampaikan materi pelajaran agar suasana belajar di dalam kelas menjadi lebih menyenangkan, menarik, bermakna, dan lebih kondusif, serta dapat membantu pendidik dalam memperbaiki penyampaian materi IPA di sekolah. 2) Membantu pendidik dalam mengembangkan profesionalismenya. 3) Dengan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan pendidik mampu mengetahui kekurangan dan kelebihannya selama ini dalam malaksanakan

11 proses belajar mengajar di kelas dan dapat dijadikan sebagai bekal untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. 4) Memungkinkan pendidik secara aktif mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. c. Sekolah 1) Keberhasilan penggunaan model pembelajaran inkuiri menggunakan media gambar ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Bukan hanya untuk mata pelajaran IPA saja tetapi juga untuk mata pelajaran yang lain. 2) Keberhasilan ini juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah. 3) Penelitian Tindakan Kelas ini juga diharapkan mampu memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kegagalan-kagagalan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas. Sehingga penelitian ini akan bermanfaat bagi sekolah dalam hal perbaikan-parbaikan di berbagai sektor. Dalam hal perbaikan pembelajran, perbaikan konsep, maupun kesulitan mengajar yang dialami oleh pendidik. d. Peneliti Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan suatu aktualisasi dari berbagai macam ilmu pengetahuan yang diperoleh.selain itu dapat dijadikan oleh peneliti sebagai bekal apabila nanti terjun secara langsung menghadapi peserta didik di lapangan.

12 e. Perpustakaan IAIN Tulungagung Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan berguna untuk dijadikan bahan koleksi, referensi serta untuk menambah literatur dibidang pendidikan sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan bagi mahasiswa lain. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan penelitian ini adalah Jika metode pembelajaran inkuiri ini diterapkan oleh guru, maka dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan peserta didik kelas IV MI Al Ma arif Gendingan Tulungagung. F. Definisi Istilah 1. Definisi Konsep a. Metode pembelajaran inkuiri b. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) c. Motivasi Belajar d. Hasil belajar 2. Definisi Operasional Yang dimaksud dengan peningkatan hasil belajar dalam penelitian yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV Mata Pelajaran IPA di MI Al Ma arif Gendingan Tulungagung adalah hasil belajar yang meliputi pemahaman

13 materi yang diukur melalui skor dan motivasi belajar yang diukur melalui pengamatan guru pada saat PTK berlangsung baik secara individu maupun kelompok. Penerapan metode ini dilaksanakan sampai peserta didik mampu meningkatkan hasil belajarnya secara optimal. G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam memahami skripsi yang akan disusun nantinya, maka peneliti memandang perlu mengemukakan sistematika pembahasan skripsi. Skripsi ini nanti terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Bagian awal Pada bagian awal terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi dan abstrak. 2. Bagian inti Pada bagian inti terdiri dari: Bab I Pendahuluan, terdiri dari: a) latar belakang, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) hipotesis tindakan f) definisi istilah, g) sistematika penulisan skripsi. Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari: a) kajian teori, b) penelitian terdahulu, c) kerangka pemikiran. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: a) jenis penelitian dan desain penelitian, b) subjek dan lokasi penelitian, c) teknik pengumpulan data, d) teknik analisis data, e) indikator keberhasilan, f) tahap-tahap penelitian.

14 Bab IV Paparan hasil penelitian, terdiri dari: a) paparan data, b) temuan penelitian, c) pembahasan hasil penelitian Bab V Penutup, terdiri dari: a) kesimpulan, b) saran