BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pembelajaran, juga terkait dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Model Pembelajaran Kreatif - Produktif. pembelajaran hal tersebut harus ditumbuhkan secara bersamaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang melibatkan siswa dalam kegiatan pengamatan dan percobaan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakekat Hasil Belajar Perubahan Lingkungan Fisik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB II KAJIAN TEORI Metode Pembelajaran Drill And Practice Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik (2007:28). Aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan social, jasmani, atau budi pengerti atau sikap. Belajar (learning) mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman,winataputra (2005:2). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, Slameto (2006:2). Prestasi belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi tingkah laku pada orang tersebut. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, Hamalik (2007:28). Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. 2.1.1.2 Belajar Konstruktivisme

6 Konstruktivisme mempunyai pemahaman tentang belajar yang menekankan proses dari pada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting. Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar, strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan tata fikir dan skema berfikir seseorang. Sebagai upaya memperoleh pemahaman atau pengetahuan, siswa mengkonstruksi atau membangun pemahamannya terhadap fenomena yang ditemui dengan menggunakan pengalaman, struktur kognitif, dan keyakinan yang dimiliki (Winataputra, 2007:6.6). Pembelajaran dengan menggunakan konstruktivisme dilihat sebagai proses konstruksi pengetahuan oleh siswa dan siswa harus bersikap aktif. Dalam proses ini siswa mengembangkan gagasan atau konsep baru berdasarkan analisis dan pemikiran ulang terhadap pengetahuan yang diperoleh pada masa lalu dan masa kini. Dalam beberapa penelitian bahwa seseorang akan mengingat dan menggunakan kembali pengetahuan yang diperoleh, apabila pengetahuan tersebut dihasilkan dari upaya mengkonstruksi sendiri (Winataputra, 2007:6.25). Dengan kata lain, dalam pembelajaran konstruktivisme peserta didik memegang peran kunci dalam mencapai kesuksesan belajarnya, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Berdasarkan Taksonomi Bloom prestasi belajar dalam rangka studi dicapai melalui 3 kategori ranah yaitu antara lain:

7 1) Ranah Kognitif berkenaan dengan prestasi belajar intelektual yang terdiri dari enam (6) aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, refleksi dan penilaian. 2) Ranah afektif berkenan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab/reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai. 3) Ranah psikomotor meliputi keterampilan motorik, meliputi benda-benda. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: 1) Faktor internal (dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan, dan lain sebagainya. 2) Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar). Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan dan pembentukan sikap. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan prestasi dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan siswa dengan menggunakan bantuan pengajaran antara siswa dengan guru maupun siswa tanpa guru. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku

8 sebagai prestasi dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dimana setelah belajar tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai akan tetapi siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan pengembangan pemikirannya karena belajar proses kognitif, Yamin (2007: 106). Definisi belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu, Sudjana (2008: 28). Ciri-ciri belajar adalah perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan tersebut tidak akan terpancang seumur hidup. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku, Baharudin dan Wahyudi (2008: 13-17). Berdasarkan definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan interaksi antar individu untuk memperoleh perubahan kemampuan, tingkah laku yang didapat dari pengalaman dan akan bertahan lama. 2.1.1.3 Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan

9 atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakn suatu aktivitas. Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani, Mulyono (2008: 26). Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tercapailah situasi belajar aktif. Belajar aktif adalah Suatu system belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemandirian belajar merupakan suatu keadaan atau kondisi aktivitas belajar dengan kemampuan sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya, Depdiknas (2005: 31). 2.1.1.4 Hasil Belajar Hasil belajar adalah merupakan taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Muhibbin (2005:11). Hasil belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai prestasi dari proses pembelajaran. Hasil merupakan kecakapan atau hasil konkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu, Badrijah (2005: 12). Berdasarkan pendapat tersebut, hasil dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa.

10 Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa, Sudjana (2005:28). 2.1.2 Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun, sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal, Gagne dan Briggs (2005: 3). Pengalaman seseorang adalah hasil dari pengolahan pemikiran keatas rangsanganrangsangan yang diterima melalui panca indra. Pembelajaran adalah proses perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). Pembelajaran di SD akan efektif bila siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru SD perlu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran di SD. Prinsip-prinsip pembelajaran di SD yaitu motivasi, prinsip latar, prinsip penemuan, prinsip belajar melakukan (learning by doing), prinsip belajar sambil bermain, prinsip hubungan sosial, Maslichah (2006: 44). 2.2 Metode Pembelajaran 2.2.1 Pengertian Metode Pembelajaran

11 Secara umum atau luas metode pembelajaran atau metodik berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar dan mengajar. Jadi metode pembelajaran adalah suatu cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bias berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu, Bahri dan Djamarah (2006: 95). Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru tidak harus terpaku dalam menggunakan berbagai model (variasi metode) agar proses belajar mengajar atau pengajaran berjalan tidak membosankan, tetapi bagaimana memikat perhatian anak didik. Namun disisi lain penggunaan metode akan sulit membawa keberuntungan atau manfaat dalam belajar mengajar, bila penggunaannya tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang mendukungnya, serta kondisi psikologi anak didik. Maka dari itu dalam hal ini guru dituntut untuk pandai-pandai dalam memilih metode pembelajaran yang tepat. Dari beberapa pengertian diatas tentang pengertian metode pembelajaran dapat diartikan sebagai berikut, metode pembelajaran yaitu cara atau jalan yang ditempuh, sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan, dan fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. 2.2.2 Pengertian Metode Inkuiri

12 Metode inkuiri adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah. Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru,atau instruktur. Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, baik secara individual maupun kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan (Ahmadi, 2005:52) Proses inkuiri adalah suatu proses khusus untuk meluaskan pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena itu metode inkuiri kadang-kadang disebut metode ilmiahnya penelitian. Metode inkuiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri, yang dapat dilaksanakan secara individu atau kelompok kecil. Situasi inkuiri dalam kelas tejadi apabila murid menemukan sendiri prinsip baru melalui bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil dengan pengarahan minimal dari guru. Peran utama guru dalam metode inkuiri adalah sebagai moderator. Metode inkuiri merupakan metode pengajaran yang berusaha mengembangkan cara berfikir ilmiah. Dalam penerapan metode ini siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha mengembangkan kreatifitas dalam pengembangan masalah yang dihadapinya sendiri. Metode mengajar inkuiri akan menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kondusif, serta mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2004: 154).

13 Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri dalam penelitian ini adalah suatu teknik dalam proses belajar mengajar siswa dihadapkan pada suatu masalah, dan tujuan utama menggunakan metode inkuiri ini adalah membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan penemuan ilmiah. Sedangkan asumsi-asumsi yang mendasari metode inkuiri adalah sebagai berikut : 1) Keterampilan berfikir kritis dan berfikir dedukatif sangat diperlukan pada waktu mengumpulkan evidensi yang dihubungakan dengan hipotesis yang telah dirumuskan oleh kelompok. 2) Keuntungan para siswa dari pengalaman-pengalaman kelompok dimana mereka berkomunikasi, berbagi tanggung jawab,dan bersama-sama mencari pengetahuan. 3) Kegiatan-kegiatan yang disajikan dalam semangat berbagi inkuiri menambah motivasi dan memajukan partisipasi aktif (Hamalik, 2007: 64). 2.2.3 Syarat-syarat Penerapan Metode Inkuiri Adapun syarat-syarat penerapan metode inkuiri adalah : a) Merumuskan topik inkuiri dengan jelas dan bermanfaat bagi siswa. b) Membentuk kelompok yang seimbang, baik akademik maupun sosial. c) Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok-kelompok dan tepat waktunya. d) Sekali-kali oleh guru diajak agar terjadi interaksi antar pribadi yang sehat dan demi kemajuan tugas. (Hamalik, 2007: 65).

14 2.2.4 Langkah-langkah Metode Inkuiri Menurut pendapat Sudjana (2008 :155) dalam penerapan metode inkuiri ada beberapa tahapan: a) Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa. b) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan hipotesis. c) Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis. d) Menarik kesimpulan jawaban. e) Mengaplikasikan kesimpulan. Penerapan metode inkuiri dalam proses belajar mengajar menuntut keaktifan siswa dalam belajar individu, maupun kelompok. Mereka harus memahami dan menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan himpunan bagian. 2.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Metode inkuiri 1. Kelebihan Metode Inkuiri a) Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk hasil akhir. b) Perkembangan cara berfikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan menyimpulkan atau memproses keterangan dengan metode inkuiri dapat dikembangkan seluas-luasnya. c) Dapat melatih anak untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi. 2. Kelemahan Metode Inkuiri a) Belajar mengajar dengan metode inkuiri memerlukan kecerdasan anak yang tinggi. Bila anak kurang cerdas hasilnya kurang efektif.

15 b) Metode inkuiri kurang cocok pada anak dikelas rendah. c) Menyita waktu banyak d) Tidak semua siswa dapat melakukan penemuan (Sudjana, 2008: 156). Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan tetapi semua itu dapat diatasi dengan baik jika seorang guru kreatif dalam dalam menggunakannya dan siswaakan terlihat aktif dalam proses belajar mengajar. 2.3 Pembelajaran IPA SD 2.3.1 Karakteristik Pembelajaran IPA SD Pembelajaran di SD akan efektif bila siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru SD perlu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran di SD. Prinsip-prinsip pembelajaran di SD yaitu motivasi, prinsip latar, prinsip menemukan, prinsip belajar melakukan (learning to doing), prinsip belajar sambil bermain, prinsip hubungan sosial. Depdiknas (Maslichah, 2006:44). Pada usia operasional konkret dicirikan dengan system pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang logis, hal tersebut dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi. Anak SD juga sudah mampu menggolongkan atau mengklasifikasikan berdasarkan bentuk luarnya saja, misalkan menggolongkan berdasarkan warna, bentuk persegi, atau bulat dan sebagainya. Pada akhir operasional konkret mereka dapat memahami tentang pembagian, mampu menganalisis dan melakukan sintesis sederhana. Depdiknas, (Rutherford, 2001:6).

16 2.3.2 Prinsip Pembelajaran IPA SD Prinsip pembelajaran IPA SD, Depdiknas (Maslichah, 2006:44) dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Prinsip Motivasi : motivasi adalah daya dorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. Motivasi ada yang berasal dari dalam atau intrinsik dan ada yang timbul akibat rangsangan dari luar atau ekstrinsik. Motivasi intrinsik akan mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba, mandiri dan ingin maju. 2. Prinsip Latar : pada hakikatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Oleh karena itu dalam pembelajaran guru perlu mengetahui pengetahuan, keterampilan dan pengalaman apa yang telah dimiliki siswa sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berawal dari suatu kekosongan. 3. Prinsip Menemukan : pada dasarnya siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga potensial untuk mencari guna menemukan sesuatu. Oleh karena itu jika diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut siswa akan merasa senang atau tidak bosan. 4. Prinsip Belajar Sambil Melakukan (Learning by doing) : Pengalaman yang diperoleh melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak mudah terlupakan. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar sebaiknya siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan atau Learning By Doing. 5. Prinsip Belajar Sambil Bermain : bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan suasana gembira dan menyenangkan, sehingga akan dapat mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran perlu diciptakan suasana yang menyenangkan lewat kegiatan bermain yang kreatif.

17 6. Prinsip hubungan sosial : dalam beberapa hal kegiatan belajar akan lebih berhasil jika dikerjakan secara berkelompok. Dari kegiatan kelompok siswa tahu kekurangan dan kelebihannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan kerjasama dengan orang lain. Dari prinsip-prinsip tersebut diatas nampak bahwa semuanya dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa senang sehingga mereka akan terlibat aktif dalam pembelajaran. Penerapan prinsip-prinsip tersebut di atas guru dalam mengelola pembelajaran perlu beberapa cara yaitu: a. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, karena belajar akan bermakna apabila hubungan lansung pada permasalahan lingkungan sekitar siswa. b. Menggunakan media dan sumber belajar yang bervariasi dan sesuai dengan tahap perkembangan serta kreatif menghadirkan alat bantu pembelajaran. c. Menyajikan kegiatan yang bervariasi sehingga tidak membuat siswa jenuh. Dari beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian diatas hipotesis tindakan penelitian ini adalah:

18 1) Jika menggunakan metode pembelajaran inkuiri diterapkan dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SDS Sejahtera III Sindangsari Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. 2) Jika menggunakan metode pembelajaran inkuiri diterapkan dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SDS Sejahtera III Sindangsari Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.