HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN, SOSIAL EKONOMI DAN JARAK TEMPAT PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA (PKD) DI KECAMATAN COLOMADU

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA FACTOR JARAK PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA DI DESA GAWANAN KECAMATAN COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan pembangunan. yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI,2009).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan perhatian,

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, tentunya banyak menghadapi masalah kesehatan masyarakat (Rihardi, 2006).

Oleh : Suyanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan merupakan selisih kinerja institusi pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan anak saat ini. Akan tetapi pelaksanaan untuk meningkatkan

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN IBU PERIKSA HAMIL DI PUSKESMAS I GROGOL SUKOHARJO SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

PERSEPSI KEPALA KELUARGA TERHADAP PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI DESA NGEMPLAK KECAMATAN KARTASURA

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dengan perubahan sosial yang cepat dan stres negatif yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Status kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh: ANIK ENIKMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB IV HASIL PENELITIAN

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

Pendekatan Kemasyarakatan Bidang Kesehatan di Desa

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN BALITA. Di Posyandu Krandegan Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB I. Perubahan besar dalam sistem kesehatan telah terjadi di Indonesia sebagai

Tabel 1.1. Perbandingan Beberapa Indikator Kesehatan dan Biaya Kesehatan Antar Berbagai Negara

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menyebabkan masalah kesehatan yang buruk di antara jutaan orang setiap

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan masyarakat akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sehat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang. Berdasarkan laporan regional World Health Organzation (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

T Penyakit infeksi salman napas 217 2,0%

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Transkripsi:

i HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN, SOSIAL EKONOMI DAN JARAK TEMPAT PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA (PKD) DI KECAMATAN COLOMADU SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S1- Keperawatan Disusun Oleh : DEWI SURYANDARI J 210 040 058 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 i

xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luas masalah kesehatan bukanlah seluas suatu bidang yang sederhana dan sempit. Kesehatan dapat mencakup keadaan fisik, mental dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan (Entjang, 2000). Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial tidak terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Sistem kesehatan nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam UUD 1945. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam sistem kesehatan nasional adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat secara ekonomis, serta tersedianya pelayanan kesehatan tidak semata-mata berada di tangan pemerintah melainkan mengikutsertakan sebesar-besarnya peran aktif segenap anggota masyarakat (Depkes RI, 2001). Indonesia memiliki status kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lain. Indonesia mempunyai angka harapan hidup 66,4 tahun, angka kematian ibu 230 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi 39 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini lebih buruk dari Vietnam dengan angka harapan hidup 69,6 tahun, angka kematian ibu 130 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi 31 per 1000 xvii 1

xviii kelahiran hidup. WHO report 2003 menekankan bahwa kunci sukses peningkatan status kesehatan adalah dengan memperkuat sistem kesehatan. Secara eksplisit dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan penguatan sistem kesehatan ialah penguatan sistem pelayanan kesehatan primer (Anonim 1, 2007). Gambaran masyarakat propinsi Jawa Tengah masa depan yang ingin dicapai oleh segenap komponen masyarakat melalui pembangunan kesehatan propinsi Jawa Tengah adalah Jawa Tengah Sehat 2010 yang mandiri dan bertumpu pada potensi daerah. Upaya mewujudkan visi tersebut ada empat misi yang diemban oleh seluruh jajaran petugas kesehatan di masing-masing jenjang administrasi pemerintah, yaitu menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandiran masyarakat untuk hidup sehat dengan bertumpu pada potensi daerah, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Jawa Tengah, dan mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya (Anonim 2, 2006). Untuk mewujudkan Visi Indonesia sehat 2010, maka ditetapkan misi yaitu : 1) menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, 2) mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3) memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Dalam upaya mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta upaya pemerataan pelayanan kesehatan dan upaya mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Pemerintah melalui xviii 2

xix Departemen Kesehatan menetapkan kebijaksanaan untuk menempatkan tenaga bidan di desa di bawah pimpinan dokter Puskesmas. Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk membantu mempercepat penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kesakitan, angka kematian kasar dan menaikkan umur harapan hidup di Indonesia pada umumnya dan di Jawa Tengah pada khususnya (Dinkes Jateng, 2003). Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai tugas pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar. Saat ini distribusi puskesmas dan puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap puskesmas melayani 30.000-50.000 penduduk atau sekurangkurangnya 1(satu) kecamatan mempunyai satu puskesmas. Perluasan jangkauan pelayanan kesehatan setiap puskesmas dibantu oleh 3-4 puskesmas pembantu dan satu puskesmas keliling (Depkes RI, 2003). Puskesmas harus mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas, sebagai akibat positif dari pengembangan Desa Siaga. Desa Siaga juga harus mampu membina berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Desa Siaga Melalui Pos Kesehatan Desa (Anonim 3, 2007). Program desa siaga diluncurkan juga dipicu oleh kenyataan bahwa program visi Indonesia Sehat 2010 terancam tidak bisa tercapai tepat waktu. Grand strategi desa siaga telah digaungkan dalam berbagai program dan telah menjadi icon penting sebagaimana tergambar dari tema Hari Kesehatan Nasional pada bulan November 2006 yaitu Melalui Desa Siaga, Rakyat Sehat (Dinkes DIY, 2006). xix 3

xx Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya Pos Kesehatan Desa yang juga dilengkapi unit kesehatan berbasis masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat setempat (Depkes RI 1, 2006). Pos Kesehatan Desa (PKD) merupakan upaya kemandirian masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka memperluas dan mendekatkan layanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa (Depkes RI 2, 2006). Salah satu tujuan didirikannya Pos Kesehatan Desa adalah meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat, termasuk pertolongan pertama dalam penanganan kasus -kasus kegawatdaruratan (Dinkes Jateng, 2003). Dengan adanya Pos Kesehatan Desa diharapkan akan meningkatkan dan mempercepat rujukan yang kegawatdaruratan tersebut akan dapat teratasi dengan cepat dan lebih baik. Secara khusus persyaratan standar untuk mendirikan Pos kesehatan Desa belum ada, oleh karena itu perlu disusun buku pedoman Pos Kesehatan Desa yang biasa dimanfaatkan oleh para provider, baik provider kesehatan maupun sektor lain yang mempunyai kepedulian terhadap pembangunan kesehatan di masyarakat desa (Dinkes Jateng, 2003). Pemantauan dini masalah kesehatan ini menjadi strategis, karena dengan mudah bisa digunakan untuk mengenali berbagai persoalan sosial yang mendasar. Masalah kesehatan yang buruk, biasanya selalu beriringan dengan keadaan pendidikan yang juga buruk (Sadono, 2005). Menurut Bidan Desa Gawanan 5 besar penyakit yang diderita masyarakat di kecamatan Colomadu yakni Infeksi Saluran Pernafasan Atas, penyakit pada sistem otot dan jaringan ikat yakni kejukemeng, penyakit pencernaan yakni typus, penyakit kulit, dan xx 4

xxi diare. Data demografi kelurahan Gawanan menunjukkan, jumlah penduduk didesa Gawanan, sekitar 13,33 % orang yang memanfaatkan PKD di Gawanan, pemanfaatan PKD di desa Paulan sendiri sebesar 6,17%. Hal ini bisa dilihat dari laporan kunjungan bidan desa. Bidan desa Gawanan mengungkapkan tahun 2006 memang mengalami penurunan kunjungan masyarakat ke PKD. Selain itu warga juga ada yang mengungkapkan saya kalau berobat ke Bidan langganan saya, soalnya sudah cocok. Salah satu warga juga mengungkapkan bahwa pelayanan Pos Kesehatan Desa gratis untuk masyarakat yang kurang mampu yang telah didaftar oleh kelurahan, sedangkan masyarakat yang tidak terdaftar harus membayar sesuai tarif. Laporan tahunan kunjungan PKD didesa Gawanan menunjukkan jumlah kunjungan pasien dari tahun 2005, 2006 dan 2007 sebesar 1646 orang, 1597 orang, 1295 orang. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan antara Faktor Pendidikan, Sosial Ekonomi dan Jarak dengan Pemanfaatan Pos Kesehatan Desa di Kecamatan Colomadu. B. Rumusan Masalah Bertitik tolak pada uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara faktor pendidikan, sosial ekonomi dan jarak tempat pelayanan dengan pemanfaatan Pos Kesehatan Desa di Kecamatan Colomadu? xxi 5

xxii C. Tujuan Penelitian Tujuan umum: Untuk mengetahui faktor -faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PKD di Kecamatan Colomadu. Tujuan khusus: 1. Untuk mengetahui hubungan antara faktor pendidikan dengan pemanfaatan PKD di Kecamatan Colomadu. 2. Untuk mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan pemanfaatan PKD di Kecamatan Colomadu. 3. Untuk mengetahui hubungan antara faktor jarak dengan pemanfaatan PKD di Kecamatan Colomadu. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Dapat menambah referensi yang baru bagi penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. 2. Pos Kesehatan Desa Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan yang tepat dalam pelayanan non kesehatan sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. 3. Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat tentang adanya pelayanan kesehatan desa yang dapat dimanfaatkan, sehingga masyarakat akan memanfaatkan PKD dengan optimal. xxii 6

xxiii E. Keaslian Penelitian 1. Munafatma tahun 2002 dengan judul Determinasi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Denpasar Barat Bali. Penelitian tentang kinerja puskesmas dari segi persepsi pasien yang dihubungkan dengan kepuasan, minat pemanfaatan ulang, dan permintaan rujukan menggunakan uji Korelasi. Teknik pengambilan sampel dengan teknik Cluster Random Sampling, dengan jumlah responden sebanyak 170 orang. Dengan hasil penelitian ada hubungan antara persepsi pasien dengan kepuasan, minat pemanfaatan ulang, dan permintaan rujukan. 2. Penelitian yang juga meneliti tentang pemanfaatan Pos Kesehatan Desa yakni Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Wilayah Puskesmas Manahan Surakarta yang di teliti oleh Sumarno tahun 2006. Dengan rancangan penelitian deskriftif dan pendekatan cross sectional. Variabel yang diteliti adalah pendidikan, pengetahuan, ekonomi, kualitas pelayanan dan biaya. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara biaya dan pemanfaatan fasilitas serta tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pemanfaatan fasilitas. 3. Penelitian Tri Istanti tahun 2007 yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat dalam Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sidoharjo Sragen. Faktor yang diteliti yaitu fasilitas, biaya, jarak, keadaan sosial ekonomi dan pendidikan dengan teknik pengambilan sampel dengan cara aksidental sampling. Hasil penelitian menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa kelima variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan xxiii 7

xxiv pelayanan kesehatan. Pada uji Wald diperoleh kesimpulan hanya dua variabel bebas (fasilitas kesehatan, dan jarak tempat tinggal) yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas Sidoharjo Sragen. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif. Sampel penelitian dengan menggunakan aksidental sampling dengan sampel sebanyak 74 responden. 4. Theresia Sampurno E.H 2007 dengan judul "Hubungan Faktor Predisposisi, dan Komponen Pendukung dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Ende. Penelitian menggunakan Metode Cross Sectional dengan menggunakan Uji Chi Square. Teknik pengambilan sampel dengan teknik Cluster random sampling, dengan jumlah sampel 120 orang. Dari hasil penelitian tersebut, ada hubungan antara faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Perbedaan penelitian-penelitian yang sebelumnya dengan dengan penelitian penulis sekarang ini adalah lokasi penelitian, faktor-faktor yang di teliti, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel yakni menggunakan purposive sampling. xxiv 8