BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

PENGARUH METODE BILINGUAL

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

Judul BAB I PENDAHULUAN

perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), tuntutan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sektor pendidikan secara terarah, bertahap dan terpadu.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Tujuan pendidikan berdasarkan di dalam tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang berasal dari luar dirinya. Dengan pendidikan inilah peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,maka

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dapat mendatangkan perubahan di dalam diri manusia. Perubahan tersebut nampak dalam bentuk peningkatan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. Belajar merupakan suatu proses dalam arti aktivitas ini memerlukan waktu. Karena itu, belajar harus dilakukan secara kontinue di dalam jadwal waktu tertentu dengan jumlah materi yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, karena manusia berbeda satu dengan yang lainnya, selain itu pikiran manusia memiliki keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak. Belajar juga merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan, amat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, ciri, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh peserta didik. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi peserta didik terhadap proses belajar dan hal hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik. Setiap peserta didik memiliki peluang untuk mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan. Kenyataan menunjukan bahwa upaya untuk mencapai

kinerja akademik mengalami hambatan, hambatan-hambatan dalam mencapai kinerja akademik tersebut dinamakan masalah belajar (learning difficulty). Masalah belajar ini tidak hanya dialami peserta didik berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh peserta didik yang bekemampuan tinggi (Wood, 2005:20). Selain itu, masalah belajar juga dapat dialami oleh peserta didik yang berkemampuan rata rata (normal) dan disebabkan oleh faktor faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan. Dengan kata lain, masalah belajar dapat mempengaruhi banyak aspek kehidupan peserta didik, baik itu di Sekolah, pekerjaan dan kehidupan keluarga atau bahkan terkadang dalam hubungan persahabatan dengan sesama temannya. Fenomena masalah belajar seorang peserta didik biasanya tampak dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajar dari peserta didik. Masalah belajar yang dialami juga dapat dibuktikan dengan munculnya penyimpangan perilaku peserta didik seperti kesukaan berteriak-teriak dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, tidak masuk sekolah dan sering bolos dari sekolah. Penyimpangan perilaku peserta didik yang muncul sebagai dampak dari masalah belajar yang dialami dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan Pendidikan Nasional seperti yang tercantum dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sekdiknas No.20 Tahun 2003).

Untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional tersebut perlu adanya kerja sama yang baik antara semua bidang pelayanan di Sekolah yang terkait dalam sistem Pendidikan Nasional. Dalam proses pendidikan, khususnya di Sekolah adanya bidang bidang tugas atau pelayanan yang saling terkait. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Mortensen dan Schmüller yang dikutip oleh Prayitno (1976:240-242), mengatakan bahwa bidang bidang tugas atau pelayanan saling terkait. Bidang bidang tersebut hendaknya secara lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik baiknya untuk memenuhi secara optimal kebutuhan peserta didik dalam proses perkembangannya. Bidang bidang pelayanan di Sekolah yakni : 1). bidang kurikulum dan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan berkomunikasi peserta didik. 2). bidang administrasi atau kepemimpinan yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijakan, serta bentuk bentuk kegiatan pengelolaan administrasi sekolah. 3). bidang kesiswaan atau dikenal sebagai bidang pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK), yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing masing peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi, dan minatnya, serta tahap tahap perkembangannya. Ketiga bidang pelayanan tersebut memiliki arah yang sama, yaitu memberikan kemudahan bagi pencapaian perkembangan yang optimal oleh peserta didik. Pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengajaran misalnya, proses belajar mengajar akan dapat berjalan dengan efektif apabila siswa terbebas dari masalah masalah yang menganggu proses belajarnya. Pembebasan

masalah masalah peserta didik itu dilakukan melalui pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK). Demikian juga terhadap administrasi dan supervisi, BK dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam kaitannya dengan penyusunan kurikulum, pengembangan program program belajar, pengambilan kebijakan yang tepat dalam rangka penciptaan iklim sekolah yang benar benar menunjang bagi pemenuhan kebutuhan perkembangan siswa. Sebaliknya bidang pengajaran dan administratif dapat memberikan sumbangan yang besar bagi suksesnya bidang Bimbingan dan Konseling. Bidang kurikulum dan pengajaran merupakan lahan yang sangat efektif bagi terlaksananya pengajaran yang sehat dan mantap, baik dalam isi maupun suasananya, yang akan memberikan sumbangan besar bagi pencegahan timbulnya masalah belajar siswa, juga merupakan wahana bagi pengetahuan masalah masalah siswa di dalam praktik satuan-satuan layanan Bimbingan dan Konseling. Bidang pengelolaan dan administrasi dapat memberikan sumbangan besar bagi pelayanan Bimbingan dan Konseling, melalui berbagai kebijakan berjalannya layanan bimbingan secara optimal, sehingga segenap fungsi dan jenis layanan serta kegiatan bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan lancar dan mencapai sasaran. Dalam bidang Bimbingan dan Konseling (BK), diwujudkanlah fungsi fungsi BK melalui berbagai layanan dan kegiatan konselor dengan kemampuan profesionalnya mengisi bidang pelayanan sepenuhnya dengan bekerja sama dengan berbagai pihak yang dapat menunjang pencapaian tujuan pelayanan Bimbingan dan Konseling (Prayitno,2004:240-242). SMPK St. Yoseph sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di kota Kupang, telah memiliki konselor sekolah, yang dengan kemampuan profesionalnya bertanggung jawab untuk mewujudkan segenap fungsi fungsi Bimbingan dan Konseling

melalui berbagai layanan dan kegiatan. Salah satu layanan yang telah di lakukan oleh konselor sekolah adalah layanan bimbingan belajar. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara awal dengan konselor sekolah dan peserta didik, ketika penulis melakukan PPL di sekolah tersebut, terungkap bahwa masalah dominan yang dialami oleh peserta didik di SMPK St. Yoseph adalah masalah belajar. Ada beberapa jenis masalah belajar, sehingga konselor perlu memahami jenis jenis masalah belajar tersebut, agar bentuk layanan belajar yang diberikan dapat menjawabi permasalahan yang dialami peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat dari (Mapiare,1984:24) yang mengatakan bahwa bimbingan adalah sebagai suatu layanan yang diberikan kepada peserta didik harus sesuai dengan masalah atau kebutuhan dari peserta didik tersebut, dengan demikian dapat menjawabi persoalan atau permasalahan yang dialami. Berpijak pada penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang : Jenis Jenis Masalah Belajar Siswa Kelas VIII A dan Implikasinya Bagi Program Bimbingan Belajar Pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang Tahun Ajaran 2009/2010. B. Perumusan Masalah 1. Masalah umum penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah umum sebagai berikut : Apa jenis masalah belajar yang dialami peserta didik kelas VIII A dan Bagaimana implikasinya bagi program bimbingan belajar pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang? 2. Masalah khusus penelitian

Dari masalah umum di atas dapat dijabarkan lagi kedalam masalah masalah khusus sebagai berikut : a. Apa saja jenis-jenis masalah belajar yang dialami oleh peserta didik kelas VIII A pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang? b. Jenis masalah belajar manakah yang dominan di alami oleh peserta didik kelas VIII A pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang? c. Apa saja faktor penyebab masalah belajar peserta didik kelas VIII A pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang? d. Bagaimana usulan program bimbingan belajar bagi peserta didik pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Berdasarkan rumusan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Untuk mengetahui jenis masalah belajar yang dialami peserta didik kelas VIII A dan implikasinya bagi program bimbingan belajar pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang. b. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui jenis-jenis masalah belajar yang dialami oleh peserta didik kelas VIII A pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang.

2) Untuk mengetahui jenis masalah belajar yang dominan dialami peserta didik kelas VIII A pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang. 3) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab masalah belajar peserta didik kelas VIII A pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang. 4) Untuk mengetahui program bimbingan belajar yang diperuntukan bagi peserta didik pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang. 2. Manfaat Penelitian Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yakni dapat memberikan kontribusi bagi pihak pihak yang terkait dalam penyelenggaran pendidikan pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang. a. Bagi peserta didik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peserta didik agar lebih memahami jenis-jenis masalah belajar yang dialami dan pentingnya bimbingan belajar bagi kelangsungan aktivitas belajar mereka. b. Bagi konselor sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi konselor sekolah tentang pentingnya program bimbingan belajar di sekolah yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. c. Bagi sekolah / kepala sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi pimpinan sekolah dalam upaya meningkatkan kerja sama dalam pelaksanaan program bimbingan belajar pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang.

D. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian mengacu pada hal hal yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini. Hal ini di maksudkan agar penelitian ini lebih terfokus pada obyek yang diteliti. Agar fokus penelitian ini terarah, peneliti membatasi lingkup penelitian pada hal hal berikut : 1. Fokus Penelitian Yang menjadi fokus penelitian deskriptif kualitatif ini adalah : jenis-jenis masalah belajar siswa kelas VIII A dan implikasinya bagi program bimbingan belajar. 2. Subyek Penelitian Yang menjadi subyek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII A pada SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah SMPK St. Yoseph Naikoten II Kupang. 4. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan selama 6 bulan. E. Penegasan Konsep Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli tetapi pada hakikatnya setiap definisi mengandung beberapa unsur dan ciri yang sama. Sebagai pedoman dalam penulisan ini, maka penulis mengambil pendapat dari para ahli, sebagai berikut : 1. Belajar

Menurut Winkel (1986:6), belajar adalah aktivitas mental/psikis antara subyek yang belajar dengan sumber belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Winkel, yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap, yang bersifat konstan atau menetap. Menurut Hilgard (1948), Belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan (Kingsley and Garry, 1957:12). Latihan atau praktek itu dilakukan oleh setiap orang dimana saja; tidak terbatas dalam sekolah, latihan dan praktek itu menghasilkan pengalaman yang terkait dengan tujuan yang hendak dicapai dan pencapaian tujuan, berupa kemampuan baru atau penyempurnaan kemampuan yang sudah dimiliki. Sementara menurut Cronbach, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Dalam penelitian ini belajar adalah suatu proses yang berlangsung secara terus menerus sehingga mencapai suatu perubahan tingkah laku dalam diri orang yang belajar. 2. Jenis jenis Masalah Belajar Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1999:356,562,13), jenis adalah : yang mempunyai sifat sifat atau keadaan yang sama, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Belajar berarti berusaha memperoleh ilmu pengetahuan atau kepandaian serta petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui. Menurut Abu Ahmadi (2003:109), Masalah belajar adalah inti dari kegiatan belajar di sekolah yang menghambat proses belajar, sebab semua yang dilakukan di sekolah

diperuntukan bagi berhasilnya proses belajar bagi setiap siswa yang sedang belajar di sekolah tersebut. Bassic dan Jones mengatakan bahwa masalah belajar adalah suatu jarak antara prestasi akademik yang di harapkan dengan prestasi akademik yang nampak sekarang (prestasi aktual). Lebih lanjut, Bassic dan Jones (1990:188) dalam buku penilaian pencapaian hasil belajar (8-7) mengatakan bahwa anak yang mengalami masalah belajar adalah anak yang mempunyai inteligensi normal, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan yang penting dalam proses belajar, baik dalam persepsi, ingatan, perhatian ataupun dalam fungsi motoriknya. Kekurangan ini dapat berwujud verbal dan nonverbal. Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksud dengan jenis jenis masalah belajar dalam tulisan ini adalah suatu keadaan atau kondisi atau hal-hal yang menghambat dalam mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan sehingga keadaan tersebut harus di selesaikan atau dipecahkan. 3. Implikasi Menurut Poewadarminta (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1999:374) Implikasi berarti keterlibatan atau keadaan terlibat. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan (1994:374), memberi arti dari kata implikasi sebagai keterlibatan, termasuk atau tersimpul, yang disugestikan, tetapi tidak dinyatakan. Dalam kaitan dengan penelitian ini, maka yang akan dilihat yakni apakah pelaksanaan program dan pelaksanaan bimbingan belajar yang diberikan sesuai dengan jenis masalah belajar yang ada di sekolah tersebut, atau disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di sekolah tersebut. 4. Bimbingan Belajar Menurut Eddy Mungin Wibowo (1996/1997:3) Bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan kepada siswa untuk mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan

kebiasaan belajar, materi belajar yang cocok dengan masalah belajarnya serta berbagai aspek dan tujuan dari kegiatan belajarnya. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supryono (2004:112), Bimbingan belajar adalah upaya untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan di dalam memasuki proses belajar dan situasi belajar yang dihadapi. Sementara menurut Djumhur dan Surya (1975:35), Bimbingan belajar adalah usaha memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam penelitian ini bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan kepada siswa yang mengalami masalah belajar, agar menemukan cara-cara belajar yang efektif untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. 5. Implikasi Dalam Bimbingan Belajar Menjelaskan bahwa implikasi dalam bimbingan belajar berarti keterlibatan atau keadaan terlibat dari seorang konselor atau pembimbing dalam membantu para siswa yang mengalami masalah dalam proses belajar dan situasi belajar yang dihadapi.