BAB II TEORI PENDUKUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DASAR TEORI. atas tiga subsistem yaitu Base Station Subsystem (BSS), Network Switching

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Universal Mobile Telecommunication System

BAB II LANDASAN TEORI

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

BAB II TEORI PENUNJANG

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM.

BAB III LANDASAN TEORI

DASAR TEORI. Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI COVERAGE AREA NODE B CIANGSANA BOJONG DI TELKOMSEL

TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G)

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK. Pemrograman Sistem

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

10/13/2016. Komunikasi Bergerak

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :

ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BERDASARKAN PARAMETER KEY PERFORMANCE INDIKATOR 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G. Dian Widi Astuti 1, Dyan Tri Utomo 2

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI PADA SKENARIO IMPLEMENTASI 1 ST CARRIER TERHADAP 2 ND CARRIER UNTUK JARINGAN 3G

BAB II DASAR TEORI. Awal penggunaan dari sistem komunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an.

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD

ANALISIS PENGARUH KAPASITAS LOCATION AREA CODE TERHADAP PERFORMANSI PADA JARINGAN 3G Cornelis Yulius Ganwarin, [1] Rendy Munadi [2], Asep Mulyana [3]

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA

BAB III LANDASAN TEORI

OPTIMASI JARINGAN DAN INVESTIGASI SITE WCDMA 3G MENGGUNAKAN PROGRAM MAP INFO PROFFESIONAL 8.5 DAN TEMS DATA COLLECTION 8.1

II. TINJAUAN PUSTAKA. (proses handover dari macrocell ke femtocell) telah dilakukan secara luas dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

BAB II TEORI DASAR TEKNOLOGI 3G WCDMA

Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada


I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perkembangan sistem telekomunikasi bergerak (selular)

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA

Arsitektur Jaringan UMTS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR (RTWP) TERHADAP KUALITAS PERFORMANSI JARINGAN PADA JARINGAN WCDMA IBC TELKOMSEL

PERENCANAAN DAN ANTISIPASI REVOLUSI MASIF JARINGAN SELULER DI INDONESIA

BAB II GENERAL PACKET RADIO SYSTEM (GPRS)

BAHAN SIDANGTUGAS AKHIR RIZKI AKBAR

BAB IV ANALISA HASIL OPTIMASI THIRD CARRIER

BAB II DASAR TEORI. Dalam sistem komunikasi seluler, informasi dipertukarkan di antara mobile

OPTIMASI KUALITAS DAN AREA CAKUPAN JARINGAN 3G STUDI KASUS KLUSTER AREA TASIKMALAYA

BAB II JARINGAN 3G. Secara sederhana 3G merupakan jaringan broadband untuk telepon

BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

Transkripsi:

BAB II TEORI PENDUKUNG 2.1. STUDI JURNAL 2.1.1. STUDI JURNAL PERTAMA Pada studi jurnal pertama yang berjudul Multi-Parameter Optimization in WCDMA Radio Networks oleh Houtao Zhu dan Theodore Buot, yang merupakan salah satu paper mengenai optimalisasi jaringan pada teknologi 3G. Disana diuji antara sensitifitas Key Performance Index (KPI) dan tuned parameter. KPI adalah beberapa parameter yang biasa digunakan sebagai salah satu dasar penentuan bagus atau jeleknya suatu BTS / NodeB. Hasil akhir yang didapat dari penelitian tersebut ialah terjadi peningkatan yang signifikan berkisar 20% selain itu dari hasil analisa tersebut dapat membantu para staff dalam memahami proses tuning parameter. 2.1.2. STUDI JURNAL KEDUA Pada studi jurnal kedua yang berjudul Radio Frequency Optimization & QoS Evaluation in Operational GSM Network oleh Bilal Hader, M. Zafrullah, dan M.K. Islam, yang merupakak salah satu paper mengenai optimalisasi jaringan pada teknologi 2G. Jaringan GSM adalah jaringan yang terintegrasi satu dengan yang lain, maka rentan akan interferensi via udara yang dapat mempengaruhi QoS. Disana disebutkan bahwa semua operator GSM menggunakan KPI untuk mengetahui performance dari jaringan mereka serta untuk mengevaluasi Quality of Services (QoS). 6

7 Pada hasil akhir disebutkan bahwa para operator dapat mengoptimasi jaringan yang sudah ada dengan berbagai parameter untuk memberikan QoS yang terbaik bagi para pelanggan. Tabel 2.1 Studi Jurnal Penelitian I Penelitian II Tugas Akhir Analisa Network Judul Jurnal Multi Parameters Optimization in WCDMA Radio Networks Radio Frequency Optimization & QoS Evaluation in Operational GSM Network Performance Telkomsel Serta Optimalisasi Network Di Salah Satu Stasiun Di Jabotabek Masalah WCDMA RAN atau jaringan 3G adalah jaringan yang mudah untuk mengalami interferensi. Sehingga diperlukan optimalisasi. Jaringan GSM adalah jaringan yang terintegrasi satu dengan yang lain, maka rentan akan interferensi via udara yang dapat mempengaruhi QoS. Bagaimana mengukur jaringan Telkomsel serta melakukan optimalisasi jaringan tersebut. Metodologi Penelitian Melakukan optimasi dengan metode sensitivity-matrixbased-multi parameter, pengaruh beberapa parameter terhadap KPI. Disana disebutkan bahwa semua operator GSM menggunakan KPI untuk mengetahui performance dari jaringan mereka serta untuk mengevaluasi Quality of Services (QoS). Dilakukan pengukuran di lapangan serta melakukan optimalisasi jaringan tersebut.

8 Hasil Hasil akhir yang didapat dari penelitian tersebut ialah terjadi peningkatan yang signifikan berkisar 20% Para operator dapat mengoptimasi jaringan yang sudah ada dengan berbagai parameter untuk memberikan QoS yang terbaik bagi para pelanggan. Diharap mendapatkan good coverage network pada stasiun tersebut 2.2. PENJELASAN UMUM TENTANG SELULER PLMN (Public Land Mobile Network) atau komunikasi selular merupakan salah satu contoh teknologi telekomunikasi yang perkembangannya sangat pesat. Dimulai dengan generasi pertama (1G) tahun 1980-an, muncul generasi kedua (2G) tahun 1990-an, kemudian disusul generasi ketiga (3G) tahun 2000-an dan setelah tahun 2010-an segera meluncur generasi keempat (4G). Salah satu teknologi 1G adalah AMPS (Advanced Mobile Phone System), sementara GSM (Global System for Mobile Communication) dan cdmaone merupakan contoh teknologi 2G. WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) / UMTS (Universal Mobile Telecomunication System) dan CDMA2000 1X Ev-DV (Evolution Data and Voice) merupakan contoh teknologi 3G. Untuk teknologi 4G, terdapat LTE-A (Long Term Evolution Advanced) dari jalur 3GPP, dan WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) standar IEEE 802.16m dari jalur IEEE. Peralatan komunikasi di pihak pengguna lazim disebut user equipment, kemudian terdapat subscriber station, serta mobile station (MS). Karena harus mampu melayani pengguna yang bergerak (moving) atau sekadar berpindah

9 (nomadic), akses ke MS harus dilakukan secara nirkabel, khususnya memakai gelombang radio. Penggunaan gelombang radio inilah yang paling memiliki kekangan sumber daya (resource), terutama alokasi frekuensi radio. Akses radio pada 1G masih bersifat analog secara FDMA, sedangkan sejak 2G sudah digital, dengan akses TDMA pada GSM dan CDMA pada cdmaone. Dengan teknologi digital, disamping layanan suara, juga dapat diberikan layanan data ke MS. Pada awalnya, 2G mampu memberikan layanan data ke setiap MS hingga kecepatan beberapa kbps saja. Tren saat ini memperlihatkan bahwa kebutuhan atas layanan data semakin meningkat. Maka, 2G terus melakukan evolusi agar mampu memberikan layanan data dengan kecepatan bit semakin tinggi. Misalnya, GPRS (pada GSM) dan CDMA 1X-RTT sebagai hasil evolusi 2G, mampu memberikan layanan hingga kecepatan teoritis di atas 100 kbps. 3G dicirikan dengan kemampuan layanan hingga kecepatan teoritis sekitar 2 Mbps. Untuk mencapai syarat ini, CDMA 1XRTT melakukan evolusi ke CDMA 1X Ev-DV, sedangkan GSM terpaksa bermigrasi ke WCDMA (UMTS), yakni meninggalkan TDMA dan menggantinya dengan CDMA. Untuk 4G, diantara persyaratannya adalah kecepatan hingga puluhan Mbps. WCDMA bermigrasi ke LTE-A dengan akses secara OFDMA/SC-FDMA. Untuk 4G ini, WiMAX turut hadir dengan standar 802.16m, juga dengan akses secara OFDMA. Jadi, peerbedaan kecepatan yang memunculkan istilah 1G, 2G, 3G, dan 4G tersebut, dari kacamata MS dapat dipandang sebagai peningkatan fantastis pada kecepatan bit yang dapat dinikmatinya. Dari sisi teknologi, kemunculan generasi baru selalu diwujudkan dengan evolusi atau bahkan migrasi.

10 2.3. ARSITEKTUR JARINGAN 2G Secara umum jaringan seluler memiliki 4 bagian utama, yakni : 1. MS (Mobile Station), 2. BSS (Base Station Subsystem), 3. NSS (Network Switching Subsystem), 4. OSS (Operation and Support Subsystem). Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan Seluler 2.3.1. MS (MOBILE STATION) Terdiri dari Mobile Equipment (ME) atau handset dan Subscriber Identity Module (SIM) atau Sim card yang berisi nomer identitas pelanggan.

11 2.3.2. BSS (BASE STATION SUBSYSTEM) Merupakan bagian dari jaringan yang menyediakan interkoneksi dari MS ke peralatan data switching. Serta bertanggung jawab atas semua fungsi fungsi radio di dalam sistem. BSS terdiri dari : TRANSCODER CONTROLLER ( TRC ) TRC menghubungkan BSS dengan kemampuan adaptasi kecepatan. Perangkat yang menjalankan adaptasi kecepatan disebut transcoder. Kecepatan bit per channel dikurangi dari 64 Kbps menjadi 16 Kbps. Hal ini mengamankan jalur transmisi antara MSC ke BSC. BASE STATION CONTROLLER ( BSC ) BSC membawahi satu atau lebih BTS serta mengatur trafik yang datang dari BSC menuju MSC atau BTS lain. BSC juga mengatur manajemen sumber radio dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan mengatur handover, yakni perpindahan satu mobile equipment dari satu BTS ke BTS lainnya. BASE TRANCEIVER STATION (BTS) BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan radio kepada MS. Dalam BTS terdapat kanal trafik yang digunakan untuk

12 komunikasi. Satu BTS dapat melayani 1, 2, atau 3 cell. Beberapa BTS dikontrol oleh satu BSC. Gambar 2.2 Struktur BSS 2.3.3. NSS (NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM) NSS Berfungsi sebagai sistem switching dalam jaringan seluler. Selain itu, NSS juga menangani fungsi fungsi network interfacing, common channel signaling, serta sebagai antar muka antara jaringan seluler dengan jaringan lainnya. Adapun NSS terdiri dari : MOBILE SERVICES SWITCHING CENTER (MSC) MSC didesain sebagai switch ISDN (Integrated Service Digital Network) yang dimodifikasi agar berfungsi untuk jaringan seluler. MSC juga dapat menghubungkan jaringan seluler dengan jaringan fixed. Fungsi lainnya dari MSC seperti : interface jaringan, common channel signaling, dll.

13 HOME LOCATION REGISTER (HLR) HLR merupakan database yang berisi data-data pelanggan yang tetap. Data-data tersebut antara lain: layanan pelanggan, layanan tambahan, serta informasi mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir (update). VISITOR LOCATION REGISTER (VLR) VLR merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai pelanggan terutama mengenai lokasi dari pelanggan pada cakupan area jaringan. AUTHENTICATION CENTER (AuC) AUC berisi database yang menyimpan informasi rahasia yang disimpan dalam bentuk format kode. AUC digunakan untuk mengontrol penggunaan jaringan yang sah dan mencegah pelanggan yang melakukan kecurangan. EQUIPMENT IDENTITY REGISTER (EIR) Merupakan database terpusat yang berfungsi untuk validasi Internasional Mobile Equipment Identivity (IMEI)

14 INTER WORKING FUNCTION Berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan ISDN. ECHO CANCELLER gema. Digunakan untuk sambungan dengan PSTN, berfungsi untuk mengurangi Gambar 2.3 Struktur NSS 2.3.4. OSS (OPERATING AND SUPPORT SUBSYSTEM) Sebagaimana sebuah sistem yang memerlukan elemen yang berfungsi untuk mengawasi serta mengontrol sistem yang sedang berjalan, maka di dunia seluler terdapat OSS yang merupakan fungsional terpenting untuk mengawasi dan mengontrol sebuah sistem yang ada.

15 2.4. ARSITEKTUR JARINGAN 3G (UMTS/WCDMA) Secara garis besar jaringan 3G hampir sama dengan arsitektur jaringan seluler pada umumnya, yang membedakan terletak pada sistem BSS atau RAN (Radio Access Network). Gambar 2.4 Arsitektur 3G 2.4.1. UMTS TERESTIAL RADIO ACCESS NETWORK (UTRAN) UTRAN (UMTS Terestial Radio Access Network) merupakan modifikasi total dari Radio Access Network (RAN) atau BSS (Base Station Subsystem). Utran terdiri dari Radio Network System (RNS), di mana setiap RNS meliputi RNC, dianalogikan dengan GSM BSC dan Node B sebagai BTS. Tidak seperti pada GSM interface hub bersifat terbuka, maksudnya bahwa operator jaringan dapat memperoleh Node B dari satu vendor dan RNC dari vendor lain. GSM BSC tidak terhubung satu dengan yang lainnya, sementara interface IUR menghubungkan antar RNC. Fungsi utama interface IUR adalah

16 mendukung mobilitas inter-rnc dan soft handover antara Node B yang terhubung dengan RNC yang berbeda. Perangkat pelanggan adalah UE yang terdiri dari Mobile Equitment (ME) dan UMTS Subcrber Identity Module (USIM). UTRAN berhubungan dengan Ue lain melalui interface Uu. UTRAN berhubungan dengan CN melalui interface lu yang terdiri dari interface lu-cs yang mendukung layanan circuit switch. Interface lu-cs menghubungkan RNS ke MSC dan memilki kesamaan dengan interface A GSM. Interface li-ps menghubungkan RNC ke SGSN. Dalam 3GPP Rel. 1999, seluruh interface pada UTRAN, menggunakan Asynchronous Transfer Mode (ATM) sebagai mekanisme transport. Gambar 2.5 Arsitektur UTRAN

17 2.4.2. RADIO NETWORK CONTROLLER (RNC) RNC (Radio Network Controller) merupakan generasi penerus atau bentuk penyempurnaan dari BSC (Base Station Controller). RNC yang mengontrol Node B di bawahnya disebut dengan CRNC (Controlling RNC). CRNC bertanggung jawab mengatur frekuensi radio yang tersedia pada Node B. RNC yang menghubungkan UE dengan CN disebut SRNC (Serving RNC). Selama UE beroperasi, SRNC mengontrol sumber radio yang digunakan oleh UE dan mengakhiri interface lu ke dan dari CN untuk layanan yang digunakan oleh UE. UTRAN mendukung soft handover, terjadi antara Node B yang dikontrol oleh RNC yang berbeda. Selama dan setelah soft handover antara RNC, kemungkinan ditemukan situasi di mana UE berhubungan dengan Node B yang dikontrol oleh RNC tetapi bukan SRNC. RNC yang demikian disebut DRNC (Drift RNC). Apabila UE berpindah dan berpindah lagi dari Node B yang dikontrol oleh SRNC, hal ini menyebabkan SRNC tidak mampu mengontrol pergerakan UE sendiri, sehingga memungkinkan UTRAN memutuskan megalihkan pengontrolan hubungan ke RNC yang lain. Situasi ini disebut dengan Serving RNS (SRNS) relocation. 2.4.3. NODE B Node B adalah unit fisik untuk mengirim atau menerima frekuensi pada sel. Node B tunggal dapat mendukung baik mode FDD maupun TDD dan dapat co-located dengan GSM BTS. Node B berhubungan dengan UE melalui interface

18 radio Uu dan berhubungan dengan RNC melalui interface lub ATM. Tugas utama Node B adalah mengkonversikan data antara interface lub dan Uu, termasuk Forward Error Correction (FEC), W-CDMA spreading atau dispreading dan modulasi QPSK pada interface radio. Node B mengukur kualitas dan kekuatan hubungan dan menentukan Frame Error Rate (FER), transmisi data ke RNC sebagai laporan pengukuran pada handover dan penggabungan macro diversity. Node B juga bertanggung jawab pada FDD soft handover. Penggabungan micro diversity di ruang bebas untuk mengurangi kebutuhan kapasitas transmisi tambahan pada Iub. Node B memungkinkan UE mengatur daya-nya menggunakan perintah downlink (DL), TPC (Transmission Power Control) melalui closed/inner-lop power control berdasarkan informasi uplink (UL) TPC. 2.4.4. CORE NETWORK Core Network mempunyai pengertian yang sama dengan NSS. Namun pada pekembangannya terdapat beberapa bagian yang berkembang sesuai dengan kebutuhan. 2.4.5. GATEWAY GPRS SUPPORT NODE Gateway GPRS Support Node (GGSN) adalah komponen utama dalam GPRS network. GGSN bertanggung jawab untuk internet working antara jaringan GPRS dan external paket switching network, seperti Internet dan jaringan X.25.

19 Dari sudut pandang network, GGSN adalah sebuah router yang menghubungkan sub-network, karena GGSN memiliki infrastruktur GPRS dari external network. Ketika GGSN menerima data yang dialamatkan ke spesifik user, GGSN mengecek apakah user aktif atau tidak. Jika user aktif, GGSN meneruskan data ke SGSN yang menangani mobile user, jika tidak aktif data akan di hapus. Di sisi lain, paket mobile asli akan di-routing ke network yang benar oleh GGSN. GGSN adalah kunci utama yang mengaktifkan mobility dari user terminal dalam jaringan GPRS/UMTS. Pada intinya, GGSN membawa keluar tugas dalam GPRS yang sama ke Home Agent di mobile IP. GGSN perlu menjaga routing ke tunnel Protocol Data Unit (PDU) ke SGSN yang merupakan bagian Mobile Station (MS). GGSN mengkonversi paket GPRS yang datang dari SGSN ke dalam format Packet Data Protocol (PDP) (contoh: IP atau X.25) dan mengirimkannya pada paket data network yang sesuai. Di lain hal, alamat PDP yang datang dari paket data dikonversikan ke dalam alamat tujuan GSM user. Pengalamatan paket kembali dikirimkan ke SGSN yang bertanggung jawab. Untuk tujuan ini, GGSN menyerahkan alamat user SGSN yang sekarang dan profile-nya dalam location register. GGSN bertanggungjawab pada alamat IP dan router default yang terkoneksi user equipment (UE). GGSN juga melakukan autentikasi dan charging function.

20 Fungsi lain dari GGSN adalah subscriber screening, IP Pool management dan address mapping, QoS dan PDP context enforcement. Pada desain LTE, GGSN berubah menjadi SAE gateway (dengan SGSN menjadi MME). 2.4.6. SERVING GPRS SUPPORT NODE Serving GPRS Support Node (SGSN) bertanggung jawab terhadap pengiriman paket data dari dan ke mobile station (MS) dalam area service geograpichal yang sama. SGSN juga bertugas me-routingkan paket dan mentransfernya, mobility management (plug/unplug dan lokasi management), logical link management, autentikasi dan charging function (CF). Location register dari SGSN yang menyediakan informasi lokasi (seperti: keberadaan cell, keberadaan VLR) dan profile user (seperti: IMSI, alamat yang digunakan dalam paket data network) dari semua GPRS user yang ter-registrasi dengan SGSN ini. 2.5. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI SELULER 2.5.1. TEKNOLOGI GENERASI 1G Sistem generasi pertama semuanya menggunakan teknologi analog yang pada umumnya lebih dikenal orang dengan AMPS (Advanced Mobile Phone System) yang bekerja pada frekuensi 800 MHz dan menggunakan metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access). Dalam FDMA, user dibedakan berdasarkan frekuensi yang digunakan di mana setiap user menggunakan kanal sebesar 30 KHz. Ini berarti tidak boleh ada

21 dua user yang menggunakan kanal yang sama baik dalam satu sel maupun sel tetangganya. Oleh karena itu AMPS membutuhkan alokasi frekuensi yang besar. Perlu dicatat bahwa pada teknologi sistem analog ini juga digunakan digital signaling. Kata-kata analog dalam hal ini lebih menuju pada metode yang digunakan untuk mengirimkan informasi dalam jaringan telekomunikasi mobile tersebut. Teknologi ini hanya melayani komunikasi suara saja. 2.5.2. TEKNOLOGI GENERASI 2G (GSM) Selain digunakan untuk komunikasi suara yang lebih baik, teknologi GSM juga memberikan layanan SMS (Short Message Service) dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.6 kbps. Teknologi GSM telekomunikasi seluler modern 2G dan seterusnya memungkinkan komunikasi dua arah secara downlink dan uplink atau disebut sebagai duplex transmission. Ada dua cara duplex transmission yaitu FDD (Frequency Division Duplex) dan TDD (Time Division Duplex). Sistem GSM menggunakan teknik FDD di mana pentransmisian komunikasi secara uplink dan downlink menggunakan frekuensi yang berbeda. Jarak antara frekuensi uplink dan downlink disebut dengan duplex distance.

22 2.5.3. TEKNOLOGI GENERASI 2.5G (GPRS/EDGE) GPRS (Global Packet Radio Service) Secara teori GPRS memberikan kecepatan akses antara 56 kbps sampai 115 kbps. Beberapa modifikasi dilakukan pada interface radio GSM untuk dapat mendukung GPRS, antara lain : PAKET SWITCH DAN CIRCUIT SWITCH Timeslot pada GSM akan dibagi untuk koneksi CS (circuit switch) dan juga untuk koneksi PS (packet switch). Yang dimaksud dengan koneksi CS adalah koneksi trafik suara dan SMS sedangkan koneksi PS adalah koneksi internet. Kanal fisik dapat digunakan untuk trafik GSM CS atau trafik GSM PS tetapi tidak dapat digunakan untuk kedua-duanya secara bersamaan. Bergantung pada beban trafik pada cell, kapasitas kanal GPRS yang tersedia dapat berkurang atau berlebih, karena umumnya trafik suara atau CS trafik memiliki prioritas yang lebih tinggi. PEMBAGIAN KANAL FISIK Karakteristik pada koneksi CS adalah kanal fisik yang berupa timeslot hanya dapat digunakan oleh satu per sebuah timeslot-nya. Oleh sebab itu GSM CS tidak dapat membagi kanal timeslot-nya dengan pengguna yang lain. Berbalikan dengan GSM CS, pada GPRS PS kanal fisiknya dapat terbagi dengan pengguna lain. Untuk menangani multiplexing beberapa subcriber ke timeslot yang sama ditangani oleh software yang disebut MAC (Medium Acces Control) dan hardware yang dinamakan PCU (Packet Control Unit). Koneksi PS tidak hanya digunakan pada jaringan core tetapi juga pada interface radio. Hal ini penting untuk

23 dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan kanal koneksi PS di mana kebanyakan hambatan lambatnya koneksi internet terletak pada antarmuka radio yang memiliki jumlah kanal terbatas. MULTISLOT CLASS Setiap pengguna jaringan GPRS akan memiliki kebutuhan jaringan yang berbeda (aplikasi internet yang berbeda, kecepatan yang berbeda) dan juga memiliki jenis MS yang berbeda kapasitas. PCU akan mengidentifikasi jenis MS dari multislot class-nya untuk menentukan jumlah timeslot yang dapat dibundel oleh MS secara uplink dan downlink. 2.5.4. EDGE (Enhanced Data rate for Global Evolution) Kemunculan EDGE mengimplementasikan penyadian 8-PSK (Phase Shift Keying), penyandian yang memungkinkan pengiriman bit-bit informasi lebih cepat dibandingkan penyandian sebelumnya yang dipakai oleh GSM yaitu GMSK (Gaussian Minimum Shift Keying). Kecepatan data secara teori yang dapat didukung oleh EDGE mencapai 473.6 kbps, 3 kali jika dibandingkan dengan GPRS dalam hal pengiriman data secara paket.

24 Gambar 2.6 Perbedaan teknik modulasi pada GPRS dan pada EDGE 2.5.5. TEKNOLOGI GENERASI 3G (UMTS/WCDMA) Sistem standar 3G yang dipakai di Indonesia menggunakan teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access), teknologi ini memungkinkan kecepatan mencapai 384 kbps. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM. Pada jaringan 3G dibutuhkan kualitas suara yang baik lagi, dan data rate yang semakin tinggi (mencapai 2 Mbps dengan menggunakan release 99, dan mencapai 10 Mbps dengan menggunakan HSDPA) oleh sebab itu bandwidth sebesar 5 Mhz dibutuhkan pada sistem WCDMA. Kemungkinan setiap user untuk mendapatkan bandwidth yang bervariasi sesuai permintaan layanan user adalah salah satu fitur keunggulan jaringan UMTS.

25 KARAKTERISTIK SISTEM 3G (UMTS/WCMDA) Jaringan mobile memungkinkan user untuk mengakses layanan dalam keadaan bergerak sehingga memberikan kebebasan kepada pengguna dalam hal mobilitas. Akan tetapi, kebebasan ini membeawa ketidakpastian bagi sistem mobile. Mobilitas dari pengguna mengakibatkan perbedaan dinamis baik dalam kualitas hubungan maupun level interferensi, kadang terjadi keadaan dimana seorang user harus berganti base station yang melayaninya. Keadaan ini lebih dikenal sebagai proses handover. Ada beberapa jenis handover dalam sistem 3G. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan oleh gambar berikut Gambar 2.7 Jenis Jenis Handover

26 INTRA-SYSTEM HANDOVER Intra-system Handover terjadi dalam satu sistem. Selanjutnya dapat dibagi menjadi intra-frequency handover serta inter-frequency handover. Intrafrequency handover terjadi diantara sel sel yang memiliki carrier yang sama, sedangkan inter-frequency handover terjadi diantara sel sel yang memiliki carrier yang berbeda. INTER-SYSTEM HANDOVER Inter-system Handover terjadi diantara sel sel yang memiliki dua teknologi akses radio yang berbeda. Kasus yang paling sering terjadi untuk handover jenis ini antara sistem GSM/EDGE dengan sistem WCDMA. HARD HANDOVER Jenis handover ini terjadi dimana semua hubungan yang lama dilepaskan sebelum hubungan radio yang baru terbentuk. SOFT HANDOVER Dimana semua hubungan yang lama tidak akan dilepaskan sebelum hubungan radio yang baru terbentuk. SOFTER HANDOVER Pada kejadian softer handover, Mobile Station dikendalikan paling tidak dua sektor pada satu Base Station.

27 2.5.6. TEKNOLOGI GENERASI 3.5G (HSDPA) Tujuan utama dari HSDPA adalah untuk meningkatkan user throughput maksimum untuk pengiriman paket data dari sisi downlink dan mengurangi delay transmisi paket (round trip delay). yang sudah ada. Evolusi WCDMA dengan menggunakan teknologi HSDPA mampu meningkatkan kecepatan transmisi data dengan peralatan jaringan WCDMA 2.6. OPTIMASI JARINGAN Terkadang kita mendapati susah sekali untuk melakukan panggilan padahal masih tedapat pulsa dan sinyal bagus atau terkadang kita mendapati sinyal yang sangat jelek di daerah tertentu atau terkadang panggilan kita tiba tiba terputus, hal hal tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan optimasi jaringan. Proses optimasi adalah proses yang penting untuk menjaga performansi sebuah jaringan, baik itu jaringan 2G maupun jaringan 3G. dimana sebuah jaringan dengan kualitas baik akan berdampak langsung kepada kepuasan pelanggan. Sedangkan keterlambatan pengidikasian masalah dan keterlambatan penanganan masalah pada jaringan secara langsung akan berdampak kepada ketidakpuasan pelanggan sehingga akan memacu munculnya keluhan dari pelanggan. Terdapat dua jenis optimasi yaitu network optimization atau cluster optimization dan yang kedua adalah new site optimization atau yang dikenal dengan PLO (Pre-Launch Optimization), SSO (Single Site Optimization), atau

28 initial tuning. Network optimization melibatkan sebuah cluster dan sebuah cluster terdiri dari beberapa site atau beberapa BSC sedangkan new site optimization adalah proses optimasi pada sebuah BTS yang baru on-air dan berperformansi buruk dapat saja mempengaruhi performansi cluster secara keseluruhan oleh sebab itu optimasi sebuah site baru sangatlah penting. Tidak terbatas pada hal tersebut sebuah proses optimasi juga memperhitungkan keterbatasan-keterbatasan pada sisi pemilik jaringan (operator) dan memberikan solusi terbaik dan tercepat untuk penganan masalah. Pada sebuah proses optimasi sebuah tim Radio Optimization harus berhubungan dengan divisi divis lain (OSS Team, Planning Team, BSS Team, MSS Team) untuk menginfomasikan, medapatkan informasi, memberikan saran, mendapatkan saran, memberikan aksi, mendapatkan aksi demi kelancaran sebuah proses optimasi. Metode optimasi yang sering digunakan adalah 2.6.1. METODE KONTROL DAYA (POWER CONTROL) Power Control merupakan suatu upaya untuk mengontrol daya pancar dari BTS atau dari MS agar mendapatkan kualitas komunikasi yang baik, level interferensi dapat ditekan seminimal mungkin dan memaksimalkan kapasitas. Dengan diaturnya level daya pancar MS atau BTS maka pemakaian daya MS atau BTS dan juga interferensinya dapat dikurangi. Power control terdiri dari dua jenis yaitu :

29 FORWARD LINK POWER CONTROL Forward Link Power Control merupakan kontrol daya dari arah BTS ke MS. Secara garis besar Forward Link Power Control ditujukan untuk mengontrol level daya pancar BTS. Sedangkan untuk lebih jauh lagi, pada arah BTS ke MS, power control dibutuhkan untuk meminimumkan interferensi ke sel lain dan untukmengimbangi terhadap interferensi dari sel lain. Metode yang digunakan adalah fast closed loop power control yang bertujuan untuk memperbaiki performansims yang berada di tepi sel dimana sinyal dari BTS semakin lemah sedangkan interferensi dari sel lain semakin kuat. BTS secara periodik akan menurunkan daya pancarnya, sementara MS mengukur frame error ratio (FER) yang terjadi. Ketika FER mencapai nilai 1% maka MS meminta BTS agar tidak lagi menurunkan daya pancarnya REVERSE LINK POWER CONTROL Reverse Link Power Control merupakan kontrol daya dari arah MS ke BTS. Pada lintasan balik ini, sinyal akses jamak menduduki spektral frekuensi yang sama tetapi jarak dari masing-masing MS dalam satu BS tidak sama. Inilah yang mengakibatkan interferensi pada arah balik lebih dominan terjadi karena aktifitas mobility (pergerakan) MS dalam sel akan mempengaruhi besar kecilnya redaman propagasi dan level daya terima di BS. Penerimaan sinyal dari MS terdekat (near-in) akan menghalangi penerimaan sinyal yang lebih lemah dari MS lebih jauh (far-end). Pergerakan MS akan mengakibatkan perubahan loss tetapi pergerakan MS akan mengakibatkan slow fading atau fast fading yang mengakibatkan level daya terima berflaktuasi terus menerus.

30 2.6.2. METODE NEIGHBORLIST PRIORITY (HANDOVER CONTROL) Handover merupakan fungsionalitas dasar dari sebuah jaringan GSM. Handover memungkinkan MS tetap terhubung ke jaringan dalam keadaan idle maupun sedang melakukan panggilan meski posisi MS berpindah-pindah (mobile). Hal ini sesuai dengan tujuan utama GSM yaitu memberikan layanan kepada pelanggan untuk dapat melakukan/menerima panggilan dimana saja.sasaran prosedur handover adalah memindahkan data dan kanal kontrol dari BSC yang terhubung dengan MS ke BSC lainnya pada jaringan. Proses Handover dimulai ketika Mobile Station ( MS ) bergerak menjauhi suatu sel maka daya yang diterima oleh MS akan berkurang. Jika MS bergerak semakin menjauhi Base Station ( sel ) maka daya pancar akan semakin berkurang. Menjauhnya MS pada sel asal menjadikan MS mendekati sel lainya. Sel lainnya dikatakan sebagai sel kandidat yaitu sel yang akan menerima pelimpahan MS dari sel sebelumnya. MSC melalui sel kandidat akan memonitor pergerakan MS dan menangkap daya pancar MS. Diantara sel kandidat yang menerima daya pancar MS terbesar maka pelimpahan MS akan berada pada sel tersebut. Sel kandidat yang menerima pelimpahan MS akan melakukan monitoring. Proses monitoring dilakukan oleh MSC dan menginstruksikan pada sel kandidat tersebut. Pada saat Handover berlangsung MSC melakukan prioritas pendudukan kanal pada MS yang akan mengalami Handover. Sel kandidat dibuat urutan prioritas.

31 2.6.3. METODE TILTING ANTENNA Tilting Antenna merupakan langkah optimasi yang dilakukan padaantena di BTS yang ditujukan untuk mengubah coverage area yang dilayani oleh BTS dapat dilakukan dengan teknik tilting, yaitu pemiringan / perubahan antena yang dilakukan untuk mengatur coverage dari antena. Menurut jenisnya tilting di bagi menjadi dua, yaitu : METODE TILTING MEKANIK Tilting mekanik adalah mengubah direksional antena dengan caramengubahnya dari sisi fisik antena, tilting mekanik dibagi menjadi 2, yaitu: DOWNTILT Downtilt adalah mengubah kemiringan antena menjadi lebih kebawah. Gambar 3.16 menunjukkan Down Tilt Mekanik. Gambar 2.8 Down Tilt

32 UPTILT Uptilt adalah mengubah kemiringan antena menjadi lebih ke atas.ini dilakukan untuk mendapatkan jarak pancar yang lebih jauh sehingga area yang di cakup antena lebih luas. Gambar 3.17menunjukkan Up Tilt. Gambar 2.9 Up Tilt METODE TILTING ELEKTRIK Tilting elektrik adalah mengubah coverage antenna dengan caramengubah fasa antena, sehingga terjadi perubahan pada beamwidthantenna. Mengubah fasa antena dapat dilakukan dengan cara mengubahsettingan fasa pada antena, yaitu 1,2, 3 dst. 2.7. KEY PERFORMANCE INDEX (KPI) Key Performance Index atau KPI adalah suatu parameter yang dapat mempresentasikan bagus atau tidaknya suatu jaringan. Menurut rekomendasi ITU (International Telecommunication Union) terdapat 3 kategori pengklasifikasian KPI untuk evaluasi sebuah jaringan yaitu Accessibility, Retainability, serta Integrity.

33 Gambar 2.8 Key Performance Index (KPI) 2.7.1. ACCESSIBILITY Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh servis sesuai dengan layanan yang disediakan oleh pihak penyedia jaringan. Kategori yang termasuk dalam accessibility adalah Call Setup Success Ratio (CSSR). CSSR merupakan persentase tingkat keberhasilan pembangunan hubungan dengan ketersediaan kanal suara (biasanya ditentukan nilai standarnya agar mencapai > 95%). Dalam telekomunikasi, CSSR adalah nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan jaringan dalam memberikan pelayanan baik berupa voice call, video call maupun SMS, dengan kata lain membuka jalan untuk komunikasi dan terkadang karena berbagai alasan, tidak semua upaya untuk melakukan panggilan (call attempt) dapat terkoneksi ke nomor yang dituju. Saat hendak melakukan panggilan, call attempt memanggil prosedur call setup dan jika berhasil maka panggilan akan terhubung. Keberhasilan call setup terdiri dari dua prosedur yaitu :

34 Prosedur pertama adalah prosedur penugasan untuk membuat koneksi sinyal antara mobile station (MS) dan jaringan. Hal ini hanya dapat terjadi saat MS mengirimkan sebuah permintaan kanal pesan ke BTS yang membutuhkan saluran sinyal (SDCCH). Kemudian terjadi proses signaling antara MS dan jaringan untuk mengaktifkan saluran sinyal dan menerima layanan yang diminta oleh MS. Keberhasilan untuk menduduki SDCCH diakui dengan mengirimkan pesan dari MS ke BTS dan kemudian ke BSC. Selanjutnya terjadi koordinasi prosedur (otentikasi, penyandian, dll) yang dilakukan SDCCH. Prosedur kedua adalah prosedur penugasan untuk menempati sumber daya radio (kanal suara). MSC adalah inisiator dari prosedur ini. MSC mengirimkan pesan penugasan ke BSC untuk sumber daya radio (Radio Resource). Kemudian terjadi proses signaling antara BTS dan BSC untuk mengalokasikan dan mengaktifkan sumber radio yang cocok (Traffic channel - TCH). Jika TCH tersebut berhasil diduduki oleh MS maka BSC mengirimkan pesan assignment complete. CSSR dapat dinyatakan dalam presentase, dimana call attempt akan dipegaruhi oleh call setup.

35 2.7.2. RETAINABILITY Retainability adalah kemampuan user serta sistem jaringan untuk mempertahankan layanan setelah layanan tersebut berhasil diperoleh sampai batas waktu layanan tersebut dihentikan oleh user. Salah satu parameter yang termasuk dalam retainability adalah Call Completion Success Ratio (CCSR). CCSR adalah prosentase dari keberhasilan proses panggilan yang dihitung dari MS si penelepon melakukan panggilan sampai panggilan tersebut terjawab oleh si penerima panggilan. 2.7.3. INTEGRITY Integrity adalah derajat pengukuran disaat layanan berhasil diperoleh oleh user. Kemampuan mobilitas mobile phone untuk melakukan handover termasuk dalam rangka menjaga integritas jaringan agar layanan tidak terputus sehingga handover dimasukkan ke dalam integrity.

36 2.8. DRIVETEST / WALKTEST Drivetest merupakan pengukuran kualitas sinyal pemancar dari Base Station ke Mobile Station atau sebaliknya. Drivetest digunakan untuk outdoor (luar ruangan) karena dikerjakan di dalam mobil dengan berkendara. Ada istilah lain yaitu walktest, sedangkan walktest dilakukan di indoor (dalam ruangan) dengan berjalan. Istilah drivetest lebih umum dibanding walktest, tetapi pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama hanya metodenya saja yang berbeda. Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam proses drivetest maupun walktest. Untuk jaringan WCDMA/3G terdapat dua komponen penting yakni RSCP dan EcNo. RSCP atau Received Signal Code Power, dapat digunakan untuk menganalisis coverage sedangkan Ec/No (Energy chip per Noise) atau Signal-to-noise ratio digunakan untuk menganalisis quality jaringan tersebut.