BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Merinda Noorma Novida Siregar, 2013

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. mengedepankan moralitas dan nilai-nilai keagamaan sebagai basis konsentrasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

2016 PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP PROFESIONALITAS GURU PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Bandung yang merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Dunia pendidikan, khususnya perguruan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa awal kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, guru merupakan faktor utama yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas dirinya. Pepatah mengatakan: tuntutlah. bersaing dengan orang lain bahkan dengan negara lain.

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ane Fitriani, 2015 Upaya pengelola dalam meningkatkan manajemen mutu PAUD

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. juga semakin pesat seperti tiada henti. Dapat dilihat dari alat-alat teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin kelas, dan berbagai peran lainnya. Sejatinya guru adalah sebagai. penjamin mutu pendidikan yang paling terdepan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang paling mendasar dan sedang dihadapi oleh

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, motivasi, komitmen yang tinggi, disiplin diri, dan semangat kerja

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manajemen sumber daya manusia menganggap bahwa karyawan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang didasarkan kepada Undang-Undang. Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Derah, menekankan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan (Uno, 2009: 11) pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. dipecabkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,

BAB V ANALISIS DATA. manusia. Melalui pendidikan usia dini dapat dibangun pilar-pilar sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat /2013. Presentasi Kehadiran (%) 2010/ / /2013 Keterangan

BAB I MOTIVASI BELAJAR DAN STRATEGI MOTIVASIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMA NEGERI 1 GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR : 2 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TESIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi setiap individu. Peran pemerintah sangat menentukan dalam mengelola bidang pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang pesat. Bahkan di daerah terpencil sekalipun saat ini sudah dimulai pembangunan fasilitas yang menunjang PAUD. Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategis menargetkan pada tahun 2009 sebanyak 24% anak usia 2-4 tahun dapat terlayani di PAUD Non Formal, dan sebanyak 53,9% anak usia 0-6 tahun terlayani di PAUD formal dan non formal. Pada tahun 2014, diperkirakan Angka Partisipasi Kasar (APK) layanan anak usia dini mencapai 75% di seluruh Indonesia (http://www.paudni.kemdikbud.go.id/paud/). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional : PAUD merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dimana pada usia 4 tahun pertama, separuh kapasitas kecerdasan manusia terbentuk. Artinya jika 1

pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak tidak akan berkembang secara optimal. Secara keseluruhan sampai usia 8 tahun 80% kapasitas kecerdasan sudah terbentuk, artinya kapasitas kecerdasan anak hanya bertambah 30% setelah usia 4 tahun hingga mencapai usia 8 tahun. Selanjutnya kapasitas kecerdasan anak tersebut akan mencapai 100% setelah berusia sekitar 18 tahun (Khasanah, 2013: 3). Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan produktifitas kerja di masa dewasa (Sudradjat, 2005: 135). Perlu dipahami bahwa anak memiliki potensi untuk menjadi lebih baik di masa mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat berkembang manakala diberi rangsangan, bimbingan, bantuan, dan/atau perlakuan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Terkait dengan tingginya minat untuk bersekolah di PAUD dan peningkatan jumlah PAUD dari tahun ke tahun, penting untuk diupayakan peningkatan kinerja mengajar guru. Kondisi tersebut mengingat tantangan yang dihadapi oleh guru PAUD antara lain kurang tersedianya fasilitas mengajar yang memadai, sulitnya untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan hingga faktor latar belakang siswa yang ikut serta dalam program pendidikan anak usia dini (Unicef, 2012: 5). Agustin dan Wahyudin (2012: 3) menyatakan bahwa permasalahan pendidikan anak usia dini bertambah rumit pada saat kompetensi guru juga rendah khususnya dalam memberikan pelayanan kepada anak usia dini. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru anak usia dini yang belum memahami tugas, fungsi, kompetensi dan keterampilan yang selayaknya dikuasai oleh guru pendidikan anak usia dini. Salah satu kota yang memiliki jumlah PAUD yang mengalami peningkatan adalah PAUD di Kota Serang, dimana kenaikan jumlah Taman 2

Kanak-Kanak (TK) setiap tahunnya mengalami peningkatan sebanyak 3% dari tahun 2011 sampai tahun 2013 (Sumber : Dinas Pendidikan Kota Serang, 2013). Salah satu sumber daya atau komponen yang harus dikelola dalam pendidikan TK adalah guru. Guru mendapatkan perhatian yang besar karena guru merupakan sumber daya potensial yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru merupakan ujung tombak berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan nasional karena guru merupakan pihak yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat vital dalam meningkatkan kualitas anak didiknya. Kondisi kinerja guru TK di kota Serang dalam hal memahami materi pelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan sebelum melakukan PBM menunjukkan bahwa para guru sering kurang memahami materi pelajaran sehingga mereka seringkali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam hal melakukan kegiatan administrasi seperti pencatatan dan pelaporan hasil belajar siswa, guru sering merasa kesulitan karena kepala sekolah jarang memberikan bantuan dalam hal administratif, karena berpikir itu menjadi tanggung jawab penuh guru (Sumber: Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru di Kota Serang). Secara teori kinerja diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang. Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Sehingga dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2004: 67). Kinerja mengajar guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja mengajar guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa 3

dalam proses pendidikan/pembelajaran di sekolah. Suryosubroto (2004: 20) mengatakan bahwa kinerja mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya. Keterampilan guru dalam mengajar merupakan pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dilandasi oleh seperangkat teori, ilmu dan teknologi, dan dilengkapi dengan unsur-unsur seni, budaya, dan nilai serta karakteristik perilaku dan pribadi guru itu sendiri. Hal ini akan tercermin dalam kinerja guru mulai dari memulai sampai mengakhiri proses belajar mengajar di kelas. Kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah kepemimpinan kepala sekolah. Dalam hal ini berfokus pada perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru memiliki implikasi bahwa perlu mengalihkan perhatian dari sekedar melakukan pembinaan administratif menjadi pusat pembinaan profesional dengan perhatian pada peningkatan kinerja mengajar guru dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas. Sementara itu dari sisi internal, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah motivasi kerja. Motivasi juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam menunjang terwujudnya kinerja mengajar guru. Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri seseorang (Usman, 2006: 250). Menurut MC Donald (dalam Martinis Yamin, 2011: 216) bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian yang diungkapkan oleh Mc Donald mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawali terjadinya 4

perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya tujuan. Dengan demikian motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan kinerja mengajar yang efektif. Motivasi dapat menggerakan individu untuk berbuat dan bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Adapun hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Iis Faridah yang berjudul Kontribusi Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di Kota Bandung, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Kompetensi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru TK, Kepemimpinan Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala TK terhadap Kinerja Mengajar guru TK, dan Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala TK secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Selanjutnya penelitian dari Tri Hartati Farida dalam bentuk tesis dengan judul Peran Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak (studi Pada TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta), menunjukkan hasil dimana motivasi kerja guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta dalam melakukan suatu kegiatan tertentu. Penelitian lain yang juga berjudul Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang ditulis oleh Yuli Indrawati, memperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, begitu pula dengan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dan supervisi kepala sekolah dan 5

motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Berdasarkan uraian di atas dapat diduga bahwa perilaku kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Namun demikian masih perlu diteliti lebih jauh khususnya di Kota Serang apakah Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Mengajar Guru TK. B. Identifikasi Masalah Penelitian Inti kajian penelitian ini adalah kinerja mengajar guru TK dimana kinerja mengajar guru TK itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Gibson (1985: 51-53), secara lebih komprehensif mengemukakan adanya tiga kelompok variabel sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja dan potensi individu dalam organisasi, yaitu : 1. Variabel individu meliputi : kemampuan keterampilan (fisik), latar belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman), dan demografi (umur, asal-usul dan jenis kelamin). 2. Variabel organisasi meliputi : sumber daya, kepemimpinan, kepuasan, struktur, dan desain pekerjaan. 3. Variabel psikologis meliputi : mental/intelektual, persepsi sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, dan sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru, yang paling menonjol adalah perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Untuk lebih jelasnya penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut : 6

Variabel individu: 1. Kemampu an keterampil an 2. Latar belakang 3. Demografi Kinerja Mengajar Guru TK Variabel psikologis: 1. Mental/Intelekt ual 2. Persepsi 3. Sikap 4. Kepribadian 5. Belajar 6. MOTIVASI Variabel organisasi: 1. Sumber Daya 2. KEPEMIMPINAN 3. Kepuasan, Struktur 4. Desain Pekerjaan Gambar 1.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Mengajar (Gibson et al, 2000; Kristianawuri 2007) Upaya meningkatkan kinerja mengajar guru TK dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Perilaku kepemimpinan pada dasarnya merupakan tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan situasi organisasi. Agar dapat melakukan sesuatu dalam pekerjaannya, seorang guru harus mendapatkan dukungan dari kepala sekolah dalam hal menegaskan peran guru di sekolah serta hubungan baik dengan kepala sekolah selama melakukan pekerjaannya. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah akan sangat menentukan kinerja mengajar guru dan memungkinkan terjadinya kinerja mengajar guru yang lebih efektif dan efisien. 7

Upaya lain yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja mengajar guru adalah melalui peningkatan motivasi kerja. Motivasi kerja merupakan dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang dipengaruhi dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirinci faktor-faktor teridentifikasi yang berkaitan dengan penelitian ini: 1. Guru sering kurang memahami materi pelajaran sehingga mereka seringkali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan kurikulum yang telah ditetapkan. 2. Dalam hal melakukan kegiatan administrasi seperti pencatatan dan pelaporan hasil belajar siswa, guru sering merasa kesulitan karena kepala sekolah jarang memberikan bantuan dalam hal administratif C. Rumusan Masalah Penelitian Dari uraian tentang latar belakang masalah yang telah penulis paparkan dan berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, bahwa pada prinsipnya terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru. Berdasarkan uraian diatas diduga perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Pertanyaan penelitian sebagaimana di bawah ini : 1. Bagaimana gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah TK di Kota Serang? 2. Bagaimana gambaran motivasi kerja guru TK di Kota Serang? 3. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru TK di Kota Serang? 8

4. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang secara parsial? 5. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang secara simultan? D. Tujuan Penelitian Secara umum, berdasarkan rumusan penelitian tersebut, penelitian inibertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru TK secara parsial Di Kota Serang. Secara khusus, peneitian ini bertujuan: 1. Mendeskripsikan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah di Kota Serang. 2. Mendeskripsikan Motivasi Kerja Guru TK Di Kota Serang. 3. Mendeskripsikan Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota Serang. 4. Menganalisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota Serang. 5. Menganalisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota Serang. 6. Menganalisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota Serang. E. Manfaat/Signifikansi Penelitian Secara garis besar dan berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini akan memiliki empat aspek manfaat setidaknya. Pertama, secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas dan memperdalam kajian 9

mengembangkan administrasi pendidikan pada umumnya. Secara khusus, penelitian dapat menjadi sumber rujukan untuk kajian manajemen sumber daya manusia dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan peningkatan kinerja mengajar guru TK, nantinya akan berdampak pada peningkatan kualitas hasil peserta didik. Kedua, penelitian ini memiliki manfaat dalam aspek kebijakan. Hal ini dikarenakan perkembangan kebijakan formal dalam hal peningkatan kinerja mengajar guru yang berada di Taman Kanak-Kanak selama ini admibistratif, belum dilaksanakan sesuai kebutuhan dan perkembangan usia anak didik. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membuat kebijakan yang tepat dalam menyusun standar kinerja mengajar guru, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Taman Kanak-Kanak secara signifikan. Berikutnya, secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi para Kepala Sekolah TK agar dapat digunakan dalam upaya meningkatkan peran kepala sekolah TK terutama sebagai pemimpin dan pada akhirnya meningkatkan kinerja mengajar guru pada lembaga TK yang dipimpinnya. Sedangkan Guru TK, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam upaya mengembangkan motivasi kerja guru dalam rangka peningkatan kinerja mengajar guru menuju pendidikan anak usia dini yang berkualitas. Terakhir, bagi para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memfokuskan objek penelitian pada variabel lain yang dapat meningkatkan kinerja mengajar guru TK dan mencoba membandingkannya antara satu kota dengan kota lainnya F. Struktur Organisasi Tesis Tesis ini disajikan dalam lima bab, sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN 10

Bagian ini memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka sebagai landasan teoretis dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis. Kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Selanjutnya Hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk di dalamnya lokasi dan subyek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan selama penelitian. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, dan tujuan penelitian. Pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan dasar teoretik yang telah dibahas dalam Bab Kajian Pustaka dan temuan sebelumnya. BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini menyajikan Kesimpulan dan saran penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap analisis temuan penelitian. 11