Bab 2 Etika, Privasi

dokumen-dokumen yang mirip
Cyber Ethics. Ade Sarah H., M.Kom

Perbuatan yang Dilarang dan Ketentuan Pidana UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

Etika, Privasi dan Keamanan Data. ARIS BUDIANTO

Keamanan Sistem Informasi

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK [LN 2008/58, TLN 4843]

Kode Etik. Etika Profesi


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

[ Cybercrime ] Presentasi Kelompok VI Mata Kuliah Etika Profesi STMIK El-Rahma Yogyakarta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

Ancaman UU ITE terhadap Pengguna Media Sosial

JURNAL ILMIAH TINJAUAN TENTANG CYBER CRIME YANG DIATUR DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

Berdasarkan keterangan saya sebagai saksi ahli di bidang Hukum Telematika dalam sidang Mahkamah Konstitusi tanggal 19 Maret 2009, perihal Pengujian

MAKALAH UU ITE DI REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,

Balikpapan, 19 Agustus

Pembahasan : 1. Cyberlaw 2. Ruang Lingkup Cyberlaw 3. Pengaturan Cybercrimes dalam UU ITE

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M/KOMINFO/2/ TAHUN 2010 TENTANG KONTEN MULTIMEDIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Carding KELOMPOK 4: Pengertian Cyber crime

BAB II KEJAHATAN PEMBOBOLAN WEBSITE SEBAGAI BENTUK KEJAHATAN DI BIDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi

Seminar Nasional IT Ethics, Regulation & Cyber Law III

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN

15 Februari apa isi rpm konten

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA CYBERCRIME. A. Pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian luhur bangsa, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha

teknologi informasi adalah munculnya tindak pidana mayantara (cyber crime). Cyber

Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

7. Hak Cipta Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Digital Forensics bukti pada Kasus Prita Mulyasari. Oleh: Sam Ardi* dan Ruby Z. Alamsyah**

I. PENDAHULUAN. berkembang dari waktu kewaktu semakin pesat. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan

BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI

Chapter 12. Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia

Syarat dan Ketentuan Layanan Loketraja.com. (Terms and Conditions)

UNIVERSITAS GUNADARMA

Muatan yang melanggar kesusilaan

MATERI MUATAN REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

SURAT EDARAN Nomor: SE/ 06 / X /2015. tentang PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK MELALUI MEDIA SOSIAL

Penerapan Pancasila dalam Dunia Maya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENGGUNA WEBSITE PORNO RAFIKA DURI / D

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SURAT EDARAN KAPOLRI NOMOR:SE/06/X/2015 TENTANG PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH) DI MEDIA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi

CERDAS ber-media SOSIAL SERI DIGITAL LITERASI RELAWANTIK INDONESIA

No. Aturan Bunyi Pasal Catatan 1. Pasal 156 KUHPidana

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

INFORMATION SYSTEM AND SOCIAL ETHICS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENGATURAN KEJAHATAN INTERNET DALAM BEBERAPA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah perilaku

Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG - UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/30/2014 nts/epk/ti-uajm 2

I. PENDAHULUAN. diyakini merupakan agenda penting masyarakat dunia saat ini, antara lain ditandai

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 4/7/2014 nts/epk/ti-uajm 2

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

Sesi 7: Pelecehan Seksual

SINERGI KAWAL INFORMASI UNTUK MENANGKAL BERITA HOAX

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI Universitas Mercu Buana Yogyakarta Program Studi : 1. Teknik Informatika

Mewujukan Netizen Cilik yang Berbudaya Bali

Perspektif Etik dalam Komunikasi Persuasif

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang ditandai dengan munculnya internet yang dapat

RechtsVinding Online. serta penawaran dan pembayaran bisa dilakukan melalui online. Emas dipilih untuk investasi dengan tujuan untuk

Cyber Crime : Sebuah Evolusi Kejahatan Jenis kejahatan konvensional : Kejahatan kerah biru (blue collar crime) Pencurian, penipuan, pembunuhan

BAB IV. A. Pengaturan tindak pidana pencemaran nama baik melalui media. internet berdasarkan undang-undang hukum pidana pasal 310

Penyalahgunaaan TIK serta Dampaknya

POIN PENTING DALAM UU ITE

Ketentuan Penggunaan. Pendahuluan

Bab 5 ETIKA PROFESI PADA TEKNOLOGI INFORMASI

Hukum dan Pers. Oleh Ade Armando. Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006

Etik-kah Seorang Dokter Menuntut Pasien yang Seharusnya Ditolong? Oleh Dr. Ferryal Basbeth,SpF Rabu, 10 Juni :30

Penapisan dan pemblokiran konten internet, bolehkah? Oleh: Wahyudi Djafar Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)

Pelanggaran Kode Etik Dalam Dunia Informatika Universitas Mercubuana Yogyakarta

Widaningsih 1 Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.

I. PENDAHULUAN. hukum tentang kejahatan yang berkaitan dengan komputer ( computer

BAB V PENUTUP. 1) Kriteria-kriteria pelanggaran hukum dalam promosi produk digital yang

BAB II INFORMASI ELEKTRONIK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Tugas I Keamanan Sistem Informasi

BAB III TINDAKAN PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK PADA JEJARING SOSIAL DI MEDIA INTERNET. Kemajuan teknologi sangat potensial terhadap munculnya berbagai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Bab 2 Etika, Privasi 1. Pengertian Hukum, Etika Definisi Hukum menurut (Robertson & Roth, 2012) adalah sistem peraturan yang dibuat dan ditegakkan melalui institusi sosial atau pemerintah untuk mengatur perilaku. Hukum sebagai sebuah sistem membantu mengatur dan memastikan bahwa sebuah komunitas menunjukkan rasa hormat, dan persamaan di antara mereka sendiri. Etika (Fieser, n.d.) atau filsafat moral adalah cabang filsafat yang melibatkan sistematisasi, pembelaan, dan rekomendasi konsep perilaku benar dan salah. Ahli filsafat membagi etika menjadi tiga, yaitu metaetika, etika normatif, dan etika terapan. Etika juga berarti kode moral yang berisi seperangkat aturan yang mengatur batas-batas perilaku yang berlaku umum berisi konvensi sosial tentang benar dan salah. Integritas adalah landasan perilaku etis, orang dengan integritas akan selalu bertindak sesuai dengan kode etik disetiap saat dan kondisi. Ada beberapa persamaan antara etika dan hukum, yaitu : 1. Etika dan Hukum berfungsi untuk meningkatkan ketertiban didalam masyarakat. 2. Membatasi hak dan wewenang didalam berinteraksi dengan manusia yang lain, sehingga terjadi ketertiban sosial. Sedangkan perbedaan etika dan hukum, yaitu : 1. Etika merupakan aturan tidak tertulis sedangkan hukum merupakan aturan yang tertulis atau terbukukan sebagai hukum negara. 2. Etika kadang bersifat subyektif dan fleksibel sesuai dengan kondisi, sedangkan hukum obyektif dan tegas disetiap kondisi. 3. Etika tidak memerlukan bukti fisik dan membutuhkan alat dalam pelaksanaan dan menjatuhkan vonis, sedangkan hukum memerlukan bukti fisik dan penegak hokum untuk dalam menjatuhkan vonis. 21

Etika akan berlaku berbeda antar kondisi berikut ini: Usia Kelompok budaya Latar belakang etnis Agama Jenis kelamin A. B. Etika dalam Teknologi Informasi Ada beberapa etika menggunakan Teknologi Informasi, salah satunya kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet, antara lain: Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk didalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi lain. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur. Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar/foto, animasi, suara atau bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan 22

serta bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya (resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain. Menurut (Barquin, 2005) dalam penggunaaan komputer ada beberapa etika yang sebaiknya dipatuhi, antara lain: o Jangan gunakan komputer untuk merugikan Orang Lain. o Jangan mengganggu pekerjaan atau komputer Orang Lain. o Jangan mengintip di File di komputer Orang Lain. o Jangan menggunakan komputer untuk mencuri. o Jangan gunakan komputer untuk menjadi saksi palsu. o Jangan menyalin atau menggunakan perangkat lunak proprietary yang tidak berbayar atau bajakan. o Jangan menggunakan sumber daya komputer Orang Lain tanpa otorisasi atau tanpa ijin. o Jangan menggunakan hak karya orang lain tanpa ijin. o Memikirkan konsekuensi sosial dari pengembangan sebuah aplikasi. o Pergunakan komputer dengan penuh pertimbangan dan respek sosial. B. C. Etika dalam Media Sosial Media sosial merupakan Komputer atau perangkat lain yang memungkinkan orang, perusahaan, dan organisasi lainnya untuk membuat, berbagi, atau pertukaran informasi, minat karir, ide, dan gambar / video dalam komunitas virtual dan jaringan, Beberapa media sosial yang berkembang diantaranya Email/Text You Tube Facebook LinkedIn Twitter Foursquare 23

Virtual Independent Websites Instagram Perkembangan smartphone dan semakin murahnya biaya internet mendorong perkembangan media sosial, ada banyak manfaat dan efek negative dari Internet. Berikut ini beberapa manfaat dari penggunaan media sosial, antara lain: 1. Media sosial membantu menghubungkan atau koneksi koneksi ke seluruh dunia, menghubungkan orang-orang dengan hobi dan ketertarikan yang sejenis 2. Media sosial membantu untuk berkomunikasi secara Real-Time 3. Membantu untuk memperkenalkan produk, meningkatkan penjualan dan membeli sebuah produk 4. Media Sosial membantu mencari infomasi terbaru atau berbagi atau mencari pengetahuan yang bermanfaat 5. Media Sosial juga bermanfaat untuk menyalurkan hobi dan menggunakannya sebagai media hiburan. Sedangkan untuk kekurangan atau efek negatif dari penggunaan Media Sosial, diantaranya: Rentan Terjadi Kesalahpahaman Sebuah pernyataan, foto, video atau komentar seringkali bisa menimbulkan penafsiran yang berbeda dan dianggap menghina pribadi atau golongan atau SARA. Pembuat komentar bisa dikenakan pelanggaran UU ITE 2008 Cyber Crime Atau Kejahatan Dunia Maya Penggunaan media sosial sering digunakan untuk melakukan penipuan, mulai dari memalsukan identitas, produk yang tidak sesuai, dan model penipuan yang lain. Sudah banyak korban dari penipuan ini, semoga kita lebih bijak berniaga melalui media online dengan memperhatikan review dari pembeli yang lain dan tidak tergiur hadiah atau promosi yang tidak masuk akal. 24

Risiko Penipuan Atau Pencurian Identitas Seseorang kadang tidak sengaja mengunggah sebuah identitas, dengan tidak sadar identitas tersebut diambil oleh orang lain untuk melakukan penipuan. Membuang Waktu Kegiatan berselancar, menggunakan media sosial, game online sering kali melenakan penggunanya. Aktifitas yang lain sering kali terbengkelai karena terlalu asyik dengan media sosial. Keluarga yang dekat kadang menjadi renggang karena aktifitas di media sosial. C. D. Etika-etika dalam media sosial, diantaranya Berhati-hati dalam menyampaikan ide, gagasan, komentar sehingga tidak menyinggung, merendahkan atau menghina SARA. Sebaiknya setiap menerima informasi dibaca, dipahamai dan jangan hanya menyebarkan informasi. Selalu bersikap hati-hati dan ragu apah informasi yang diterima benar atau salah. Berhati-hati dalam menggunakan gambar atau informasi yang diambil dari sebuah situs Online, berusaha untuk mencantumkan asal atau sumber gambar atau informasi Contoh tindakan pelanggaran Etika: A. Menggunakan sumber daya teknologi informasi tanpa izin; B. Memberitahu seseorang tentang password pribadi yang merupakan akun yang tidak dapat dipindahkan-tangankan. C. Melakukan akses dan/atau upaya mengakses berkas elektronik, disk, atau perangkat jaringan selain milik sendiri tanpa izin yang sah; D. Melakukan interferensi terhadap sistem teknologi informasi atau kegunaan lainnya dan sistem tersebut E. Menggunakan IT sebagai sarana (lahan) untuk melakukan crack (hack, break into) ke sistem lain secara tidak sah; 25

D. E. Kicauan di Media Sosial yang berujung di ranah Hukum Beberapa kejadian yang disebabkan pernyataan atau komentar di media sosial yang berakibat pelakunya mengalami permasalahan dengan hukum diantaranya adalah Prita Mulyasari adalah ibu dua anak dari Tangerang yang juga pasien gondong (mumps) adi Rumah Sakit Omni Internasional yang salah didiagnosis sebagai demam berdarah dengue. Keluhannya tentang perawatannya pada Agustus 2008 lewat surat pembaca dan e-mail, yang kemudian beredar ke mailing-list, membuatnya dijerat dengan UU ITE, Pasal 27 ayat 3 serta Pasal 310 dan 311 KUHP. Akibat dari pernyataan Prita di media sosial, menyebabkan pihak RS Omni Internasional Tangerang merasa dirugikan dari pernyataan Prita tersebut. Pelapornya adalah dr Hengky Gozal dan dr Grace Hilza dari RS Omni Internasional Tangerang. Prita sempat ditahan selama 20 hari di Lapas Wanita Tangerang dan kemudian ditangguhkan menjadi tahanan kota. Penahanan Prita sempat mengundang perhatian publik yang kemudian menciptakan 'Koin untuk Prita. Pada 29 Desember 2009, Prita akhirnya divonis bebas oleh Pengadilan Negeri (PN) Tangerang. Prita tidak terbukti melakukan pencemaran nama baik RS Omni Internasional. Prita pun langsung sujud syukur (merdeka.com, 1/9-2014). E. UU ITE 2008 (aptika, 2015) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang diundangkan pada 21 April 2008 menjadi cyber law pertama Indonesia, setelah melalui proses penyusunan dan pembahasan selama kurang lebih lima tahun. Secara umum, UU ITE mengatur dua hal pokok, yaitu: Pengaturan mengenai informasi elektronik dan transaksi elektronik, dan Pengaturan perbuatan dilarang. Pada bagian yang pertama tentang pengaturan informasi elektronik dan transaksi elektronik berisi pengakuan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah, juga pengakuan atas tanda tangan elektronik 26

yang memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah. Sedangkan bagian kedua berisi perbuatan yang dilarang berupa mendistribusikan atau mentransmisikan dan membuat dapat diaksesnya informasi elektronik atau dokumen elektronik yang bermuatan asusila, perjudian, penghinaan atau pencemaran nama baik, pengancaman dan/atau pemerasan, berita bohong dan menyesatkan yang merugikan konsumen, menimbulkan rasa kebencian berdasarkan SARA, dan ancaman kekerasan. Berikut beberapa pasal yang berisi larangan-larangan yang disampaikan di UU ITE tahun 2008, diantaranya: Pasal 27 ayat (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Pasal 27 ayat (3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. Pasal 28 ayat (2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Atas pelanggaran pasal-pasal tersebut, UU ITE memberikan sanksi yang cukup berat sebagaimana di atur dalam Pasal 45 ayat (1) dan (2). Pasal 45 ayat (1) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 27

(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pasal 45 ayat (2) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). F. G. Etika dalam Karya Ilmiah Etika Mengutip dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut, apabila anda mengutip pendapat orang lain, baik dalam mengambil kutipan langsung atau hanya mengambil intisari pendapat, maka sumber kutipan harus dicantumkan sebagai bentuk penghargaan kepada pemilik ide tersebut. Sering kali ego untuk mengakui karya orang lain menjadi karya pribadi berujung pada plagiarisme. 28