BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia yang terus berkembang. Perkembangan tersebut terjadi di segala

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan. meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS MELALUI PENDEKATAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT,

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Baik itu pendidikan formal yang biasa dilakukan oleh lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau. kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Diantara banyak siswa menganggap mata pelajaran fisika adalah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khidmatul Mamluah, 2013

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu pendapat, atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

BAB I PENDAHULUAN. disiplin. Hal ini memberikan anggapan bahwa komunikasi dalam. komunikasi memiliki peranan penting bagi siswa antara lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang beradab menganggap pendidikan sebagai suatu kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: Rita Kusumawardani A

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat bantu, maupun sebagai ilmu (bagi ilmiyawan) sebagai pembimbing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

intelegensi siswa. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan siswa yaitu lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia,karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Sejauh kita memandang maka harus sejauh itulah kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan orang dalam bahasa matematika melalui tabel, grafik, diagram,

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari

BAB I PENDAHULUAN. mendasar kegunaanya. Setiap ilmu pengetahuan tidak pernah lepas dari ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam setiap kurikulum pendidikan nasional, mata pelajaran

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

BAB I PENDAHULUAN. ada rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa ada daya tarik terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Pengajaran bagi

BAB I PENDAHULUAN. penting: (1) sebagai kekuatan awal bagi siswa dalam merumuskan konsep, (2)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

Novi Arrum Mustika SMP Negeri 2 Bungkal. Erika Eka Santi M.Si Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini juga tak dapat dipungkiri terjadi karena peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

BAB I PENDAHULUAN. intelektual. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang. kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Setiap orang berhak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik itu sosial, ekonomi, budaya, bisnis, bahkan pendidikan. Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika pada umumnya identik dengan perhitungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

I. PENDAHULUAN. Fisika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lulusan dalam bidang matematika. Melalui pembelajaran matematika, siswa

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

USAHA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI AKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

BAB I PENDAHULUAN. baik, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa akan terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. pada komunikasi siswa dengan guru saja, tetapi adanya interaksi siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

pikir manusia. Astuti (2009:1) mengemukakan bahwa perkembangan pesat di bidang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Keberadaan bangsa dan negara pada masa yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang semakin maju merupakan akibat dari pola pikir manusia yang terus berkembang. Perkembangan tersebut terjadi di segala aspek kehidupan. Untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut, setiap manusia dituntut untuk mengembangkan pola pikirnya. Suatu negara akan menjadi negara yang maju jika pola pikir masyarakatnya juga maju. Hal inilah yang mendorong setiap negara untuk terus berusaha memajukan pola pikir masyarakatnya. Indonesia yang saat ini tertinggal jauh dari negara-negara lain dalam berbagai aspek kehidupan juga terus berusaha untuk memajukan pola pikir masyarakatnya. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berpola pikir maju. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah membenahi sistem pendidikan karena pendidikan yang baik akan menghasilkan manusia yang berpola pikir modern. Pembenahan di bidang pendidikan dilakukan pada seluruh cabang pendidikan termasuk matematika. Matematika sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan jaman yang begitu pesat karena matematika merupakan salah satu alat untuk mengembangkan pola pikir. Oleh sebab itu, matematika perlu dibekalkan kepada peserta didik sejak dini (Hudoyo, 2005: 1

2 35). Hal tersebut bertujuan agar peserta didik terbiasa untuk mengembangkan pola pikirnya secara matematis. Salah satu ciri peserta didik yang bepola pikir matematis adalah peserta didik yang mampu mengaplikasikan matematika pada kehidupan sehari-hari dan juga berkomunikasi secara matematis. Oleh sebab itu, komunikasi matematika menjadi sangat penting. Suatu pembelajaran matematika dapat dikatakan berhasil jika peserta didiknya mampu berkomunikasi secara matematis. Tim PPPG Matematika (Makhmudah, 2006: 15) menjelaskan bahwa komunikasi matematika merupakan proses menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikannya. Jadi, siswa dikatakan mampu berkomunikasi secara matematis jika mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikannya. Hal inilah yang sebenarnya menjadi tujuan utama pembelajaran matematika. Namun, kenyataan yang terjadi di SMP Al-Islam 1 Surakarta saat ini adalah kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan konsep matematika masih sangat rendah. Rendahnya komunikasi siswa di SMP Al-Islam 1 Surakarta dapat dilihat dari kelima indikator komunikasi siswa. Kelima indikator tersebut yaitu, siswa belum mampu menghubungkan konsep matematika dengan situasi nyata, menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematika, berdiskusi tentang matematika, mengemukakan ide matematika, mendengarkan penjelasan guru atau pendapat teman.

3 Rendahnya kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan konsep matematikanya dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satu yang mempengaruhi adalah pembelajaran yang kurang efektif. Selama ini guru menerapkan metode pembelajaran yang masih konvensional. Hal ini mengakibatkan siswa kurang berminat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, dalam menyampaikan materi guru tidak mengaitkannya dengan masalah sehari-hari yang sering dihadapi oleh siswa sehingga siswa tidak dapat memahami arti penting materi tersebut bagi kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang seperti ini juga tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sangat penting karena dengan penilaian diri siswa dapat mengetahui apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan dirinya. Dengan keadaan seperti ini siswa tidak dapat mencapai kepuasan dalam belajar. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru hendaknya memilih metode pembelajaran yang dapat merangsang minat atau perhatian sehingga merasa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Materi yang diajarkan pun harus berkaitan atau relevan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa agar siswa mudah untuk memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, guru hendaknya juga menggunakan alat-alat dalam menyampaikan materi dengan tujuan siswa tahu secara langsung tujuan diajarkannya materi tersebut. Cara penyampaian materi tersebut bisa menggunakan alat peraga yang tidak jauh dari sekitar mereka dengan tujuan mempermudah siswa untuk mencerna isi materi.

4 Evaluasi juga sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan menguasai materi yang disampaikan. Guru hendaknya mengajak siswa untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang dipelajari. Kemudian guru juga memberikan penghargaan kepada hasil yang telah dicapai oleh siswa sehingga siswa dapat merasa puas atas apa yang telah dilakukannya. Selain itu, guru hendaknya selalu memberikan motivasi untuk menanamkan rasa percaya diri dalam diri siswa. Kepercayaan diri yang tinggi dapat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang percaya bahwa dirinya bisa akan lebih mudah memahami dan menguasai materi. Banyak metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas. Salah satunya adalah metode ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction). Metode ini merupakan satu kesatuan dari lima komponen teori-teori belajar (Wijaya, 2008) yaitu assurance (percaya diri), relevance (relevansi), interest (minat atau perhatian), assessment (evaluasi), dan satisfaction (kepuasan). Dengan diterapkannya metode ini dalam pembelajaran, siswa akan lebih percaya diri dalam mengikuti pembeajaran. Materi yang disampaikan pun dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang tak jauh dari sekitar mereka sehingga siswa dapat dengan mudah memahami serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Minat atau perhatian siswa pun dapat ditingkatkan dengan diterapkannya metode ini dalam pembelajaran karena pembelajaran menjadi lebih menarik. Selain itu siswa juga dapat melakukan evaluasi terhadap apa yang telah mereka pelajari selama proses pembelajaran. Siswa

5 dapat mengetahui apa kekurangan dan kelebihan mereka. Pada akhirnya, siswa dapat mencapai kepuasan dalam belajar sehingga mereka akan lebih giat lagi untuk belajar memahami, menguasai, dan mengaplikasikan materi matematika dalam kehidupan di sekitar mereka. Pembelajaran melalui metode ini juga dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan alat peraga. Siswa akan semakin mudah memahami apa yang dipelajari. Pembelajaran melalui metode ARIAS dengan mengoptimalkan alat peraga menjadikan siswa mampu menghubungkan situasi nyata dengan konsep matematika, menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematika, berdiskusi tentang matematika, mengemukakan ide matematika, mendengarkan penjelasan guru atau pendapat teman. Dengan demikian kemampuan siswa dalam berkomunikasi matematika meningkat. Permasalahan tersebut di atas mendasari penelitian ini dalam menerapkan metode ARIAS dengan mengoptimalkan alat peraga dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan komunikasi matematika siswa di SMP Al-Islam 1 Surakarta. Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah rendahnya komunikasi matematika yang dialami siswa, sehingga berdampak pada meningkatnya kualitas dan hasil belajar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka permasalahan secara umum penelitian ini adalah: Adakah peningkatan

6 komunikasi matematika siswa di SMP Al-Islam 1 Surakarta setelah dilakukan pembelajaran melalui metode ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) dengan mengoptimalkan alat peraga? Peningkatan komunikasi matematika meliputi kemampuan siswa dalam: 1. Menghubungkan konsep matematika dengan situasi nyata. 2. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematika. 3. Berdiskusi tentang matematika. 4. Mengemukakan ide matematika. 5. Mendengarkan penjelasan guru atau pendapat teman. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi matematika siswa setelah dilakukan pembelajaran melalui metode ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) dengan mengoptimalkan alat peraga. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai prinsipprinsip dasar dalam meningkatkan komunikasi matematika siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembelajaran matematika utamanya pada peningkatan komunikasi matematika siswa melalui metode ARIAS.

7 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa dalam penerapan belajar yang lebih efektif, sehingga dapat menumbuhkan sikap aktif dalam pembelajaran. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu siswa mengatasi rendahnya komunikasi matematika. b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada guru tentang penerapan metode ARIAS terhadap pembelajaran matematika untuk peningkatan komunikasi matematika siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi guru dalam mengembangkan metode-metode pembelajaran yang lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pembelajaran. c. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di sekolah. Peningkatan sumber daya manusia tersebut adalah peningkatan sumber daya guru dan siswa. d. Bagi Perpustakaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perpustakaan dalam memperbanyak referensi tentang pengembangan pembelajaran yang mampu meningkatkan komunikasi matematika siswa.

8 E. Definisi Operasional Istilah 1. Metode ARIAS Metode ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, dan Satisfaction) merupakan metode pembelajaran yang terdiri dari lima komponen teori-teori pembelajaran yaitu assurance, relevance, interest, assesment, dan satisfaction (Wijaya, 2008). Langkah-langkah pembelajaran melalui metode ARIAS adalah sebagai berikut: a. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa agar siswa lebih percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Siswa mengaitkan materi pembelajaran dengan masalah sehari-hari. c. Guru mencontohkan materi yang dipelajari dengan alat peraga agar siswa lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran. d. Guru memberikan tugas kepada siswa. e. Guru bersama-sama siswa mengoreksi hasil pekerjaan siswa. f. Guru memberikan penghargaan atas hasil pekerjaan siswa. 2. Komunikasi Matematika Menurut tim PPPG Matematika dalam Makhmudah (2006: 15), komunikasi matematika merupakan proses menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikannya. Indikator-indikator komunikasi matematika tersebut adalah: a. Menghubungkan konsep matematika dengan situasi nyata. b. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematika. c. Berdiskusi tentang matematika.

9 d. Mengemukakan ide matematika. e. Mendengarkan penjelasan guru atau pendapat teman. 3. Alat Peraga Alat peraga adalah alat-alat yang digunakan pengajar untuk memperagakan atau memperjelas materi pelajaran atau alat bantu pendidikan dan pengajaran yang berupa perbuatan-perbuatan dan bendabenda yang memudahkan memberi pengertian kepada siswa dari perbuatan yang abstrak sampai kepada yang sangat konkret (Hujair, 2009: 20). Alat peraga yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa kertas berpetak dan spidol. Penggunaan kertas berpetak dan spidol sebagai alat peraga ditujukan agar siswa lebih mudah memahami materi pecahan.