HUBUNGAN ANTARA TEKNIK PERNAFASAN DALAM DENGAN SKALA NYERI IBU POST SECTIO CAESARIA 24 JAM PERTAMA DI RSUD dr. H. ANDI ABDURAHMAN NOOR TANAH BUMBU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

SKRIPSI OLEH: Oktaviani De Rosari Deor NRP: FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan

BAB III METODE PENELITIAN. Group Pre-Test Post-Test Desain Tanpa Kelompok Control dimana desain

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANGAN BEDAH RSUD PROF.

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

Trullyen Vista Lukman* ABSTRAK

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

UNTUK MENURUNKAN SKALA NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA LANSIA DENGAN ARTRITIS REUMATOID

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA PADA HARI KE 1-2

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

HUBUNGAN MOBILISASI DINI TERHADAP KESEMBUHAN LUKA PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

PENGARUH PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

RELAKSASI NAFAS DALAM DAN RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP RESPONS SKALA NYERI PADA IBU POST SEKSIO SESAREA

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan ibu maupun bayinya. kejadian SC di Cina, Mexico, Brazil lebih dari 35%. Angka kejadian terus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Pengaruh Penyuluhan Tentang Mobilisasi Dini Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Post Sectio

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre - post

Dian Azani Dosen Akbid 165 Pekanbaru, Indonesia ABSTRACT

TERAPI INMAJINASI TERBIMBING MENURUNKAN NYERI PADA PASIEN SECTIO CESAREAN TERAPHY GUIDED IMAGERY DECREASING PAIN TO PATIENT WITH SECTIO CESAREAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan, tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, instrument

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Nifas di BPS Siti Alfirdaus Kingking Kabupaten Tuban

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

Hubungan Karakteristik Ibu Pasca Sectio Caesarea Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini di Rumah Bersalin dan Perawatan Anak Mutia Banjarbaru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. untuk perkembangan sectio caesaria (SC) adalah peningkatan prevalen

APGAR SCORE PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM PASCA RESUSITASI JANTUNG PARU

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT


PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN PRE OPERASI SECTIO CAESAREA. di Ruang Melati RSUD Dr. Harjono Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU SEBELUM DAN SESUDAH BERENANG PADA WISATAWAN DI KOLAM RENANG TAMAN REKREASI KARTINI REMBANG

PENGARUH ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP INTENSITAS NYERI KALA I FASE AKTIF PADA PERSALINAN DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TEKNIK PERNAFASAN DALAM DENGAN SKALA NYERI IBU POST SECTIO CAESARIA 24 JAM PERTAMA DI RSUD dr. H. ANDI ABDURAHMAN NOOR TANAH BUMBU Sherly Erina Lidia Widia Email : Lidia_cantika30@yahoo.com RINGKASAN Ibu yang bersalin secara caesar, akan merasakan beberapa ketidaknyamanan yaitu, rasa nyeri hebat yang kadarnya dapat berbeda-beda pada setiap Ibu, proses pemulihan cenderung berlangsung lebih lama dibanding persalinan normal. Respon nyeri yang dirasakan oleh pasien merupakan efek samping yang timbul setelah menjalani suatu operasi. Nyeri akibat operasi biasanya membuat pasien merasa sangat kesakitan. Salah satu upaya untuk mengatasi nyeri post Sectio Caesaria adalah dengan mengkolaborasikan prosedur penanganan nyeri secara farmakologis dan non-farmakologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teknik pernapasan dalam dengan Skala Nyeri Ibu Post Sectio Caesaria. Metode Penelitian ini adalah penelitian analitik Quasi pra-eksperiment dan Desain penelitian One group pre and posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menjalani Sectio Caesaria dan sampel penelitian sebanyak 30 orang. Variabel independen dalam penelitian adalah teknik relaksasi pernapasan dalam serta variabel dependen adalah skala nyeri ibu yang diukur dengan lembar observasi dan NRS / skala numerik. Pengolahan data menggunakan uji statistik Simple paired t-test. Skala nyeri ibu sebelumnya mengalami nyeri berat sebanyak 17 orang (56,7%), setelah dilakukan teknik pernapasan dalam skala nyeri berat berkurang menjadi 2 orang (6,7%). Dapat dilihat terjadi penurunan tingkatan nyeri yang signifikan. Ada hubungan antara teknik pernapasan dalam dengan Skala Nyeri Ibu Post Sectio Caesaria. Kata kunci: Teknik Pernapasan Dalam, Skala Nyeri, Post Sectio Caesaria ABSTRACT Mothers delivered by Caesarean section, will feel some discomfort that is, severe pain whose levels can vary on each mother, the recovery process is likely to take longer than normal delivery. Response to pain experienced by the patient are side effects that arise after undergoing an operation. Pain due to surgery usually makes the patient feel pain. One effort to overcome the pain of post Sectio Caesaria is to collaborate pain management procedures pharmacological and nonpharmacological. This study aims to determine the relationship between breathing techniques in the Pain Scale Mrs. Post Sectio Caesaria. Methods This study is Quasi pre-analytical and experimental research design One group pre and posttest design. The population in this study were all women undergoing Sectio Caesaria and sample as many as 30 people. The independent variables are deep breathing relaxation techniques as well as the dependent variable is the mother pain scale as measured by observation and NRS / numerical scale. Processing data using statistical test Simple paired t-test. Mother pain scale previously experienced severe pain as many as 17 people (56.7%), after breathing techniques in severe pain scale was reduced to 2 (6.7%). Can be seen a decline in the level of significant pain. 1

There is a relationship between breathing techniques in the Pain Scale Mrs. Post Sectio Caesaria. Keywords: Breathing Technique In, Pain Scale, Post Sectio Caesarea PENDAHULUAN Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Prawirohardjo, S. 2009). Ibu yang bersalin secara caesar, akan merasakan beberapa ketidaknyamanan yaitu, rasa nyeri hebat yang kadarnya dapat berbeda-beda pada setiap Ibu, proses pemulihan cenderung berlangsung lebih lama dibanding persalinan normal (Mia, 2006). Respon nyeri yang dirasakan oleh pasien merupakan efek samping yang timbul setelah menjalani suatu operasi. Nyeri akibat operasi biasanya membuat pasien merasa sangat kesakitan. Tujuan penelitian ini yaitu : 1) Mengidentifikasi Tingkatan Skala Nyeri Sebelum teknik pernapasan dalam; 2) Mengidentifikasi Tingkatan Skala Nyeri Sesudah teknik pernapasan dalam; 3) Menganalisa Hubungan antara Teknik Pernapasan Dalam dengan Skala Nyeri ibu post SC 24 jam Pertama di RSUD dr. H. Andi Abdurahman Noor Tanah Bumbu. Menurut Potter & Perry (2006), Nyeri merupakan suatu kondisi perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh stimulus tertentu. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik, maupun mental. Nyeri bersifat subjektif, sehingga respon setiap orang tidak sama saat merasakan nyeri. Nyeri tidak dapat diukur secara objektif, misalnya dengan menggunakan pemeriksaan darah. Orang yang merasakan nyeri yang dapat mengukur tingkatan nyeri yang dialaminya. Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri, antara lain: 1) Usia; 2)Jenis Kelamin; 3) Kebudayaan; 4) Makna nyeri; 5) Perhatian; 6) Ansietas; 7) Keletihan; 8) Pengalaman sebelumnya; 9) Gaya Koping (Potter & Perry, 2006). Nyeri yang dirasakan oleh individu masing-masing sangatlah berbeda-beda, sesuai dengan persepsi individu dalam merasakan nyeri yang dialaminya, beradasarkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri itu sendiri (Lukman, 2009). Kombinasi penatalaksanaan nyeri farmakologis dan penatalaksanaan nyeri secara non-farmakologis dapat digunakan untuk mengontrol nyeri agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa pemulihan tidak memanjang. Metode non-farmakologis bukan merupakan pengganti obat-obatan, tindakan ini diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit (Potter & Perry, 2006). Dalam hal ini, terutama saat nyeri hebat yang berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari, mengkombinasikan metode non-farmakologis dengan obatobatan merupakan cara yang paling efektif untuk mengontrol nyeri. Pengendalian nyeri non-farmakologis menjadi lebih murah, mudah, efektif dan tanpa efek yang merugikan. Metode non-farmakologis yang dapat diberikan adalah teknik relaksasi pernapasan dalam. Teknik relaksasi napas dalam merupakan bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana melakukan pernapasan dalam, yaitu napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, tekhnik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenisasi darah (Dwixhikari, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1) Ada hubungan antara teknik relaksasi pernapasan dalam dengan skala nyeri ibu post SC. 2

2) Tidak ada hubungan antara teknik relaksasi pernapasan dalam dengan skala nyeri ibu post SC. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah di RSUD dr. H. Andi Abdurahman Noor Tanah Bumbu. Penelitian dilakukan dari tanggal 11 Juni sampai dengan 10 Juli 2015. Penelitian ini merupakan penelitian analitik Quasi praeksperiment. Desain penelitian One group pre and posttest design. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah semua ibu post sectio caesaria sejumlah 30 orang. Sampel dalam penelitian dipilih secara Total Sampling (sampel jenuh). Jumlah sampel sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa lembar observasi dan skala numerik untuk mengukur tingkatan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi pernapasan dalam. Analisis penelitian menggunakan uji Paired Simple t-tes dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat 1. Hasil distribusi skala nyeri sebelum teknik relaksasi pernapasan dalam dilakukan dapat dilihat pada tabel: Skala Nyeri Frekuensi % Nyeri Sedang 13 43,3 Nyeri Berat 17 56,7 Total 30 100 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa hanya ada dua tingkatan nyeri dan sebagian besar (56,7%) ibu mengalami nyeri berat. 2. Hasil distribusi distribusi skala nyeri sesudah teknik relaksasi pernapasan dalam dilakukan dapat dilihat pada tabel: Skala Nyeri Frekuensi % Nyeri Ringan 20 66,7 Nyeri Sedang 8 26,7 Nyeri Berat 2 6,7 Total 30 100 Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Tingkatan skala Nyeri Sebelum Sesudah N Total N % N % - - 20 100 20 100% 13 61,9 8 38 21 100% 17 89,47 2 10,52 19 100% Total 30 100 30 100 Mean 2,57 1,40 P Value 0,001 < 0,05 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa ada perubahan terhadap tingkatan nyeri yaitu menjadi tiga tingkatan dan sebagian besar (66,7%) ibu mengalami nyeri ringan. Analisa Bivariat Hasil analisa bivariat pada penelitian dapat dilihat pada tabel: Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perbandingan antara tingkatan skala nyeri ibu sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam bahwa sebagian besar (89,47%) skala nyeri ibu sebelum dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam adalah nyeri berat dan setelah dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam kembali dilakukan pengukuran tingkatan skala nyeri ibu, sebelumnya tidak ada ibu yang mengalami tingkatan nyeri ringan 3

didapatkan bahwa sebagian besar (66,7%) ibu mengalami nyeri ringan. Hasil hitung uji statistik dengan Simple Paired t-test didapatkan P Value 0,001 < 0,05 artinya ada hubungan antara teknik pernapasan dalam dengan skala nyeri ibu post sectio caesaria. PEMBAHASAN Menurut Potter & Perry (2006), Nyeri merupakan suatu kondisi perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh stimulus tertentu. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik, maupun mental. Nyeri bersifat subjektif, sehingga respon setiap orang tidak sama saat merasakan nyeri. Nyeri yang dirasakan oleh individu masing-masing sangatlah berbeda-beda, sesuai dengan persepsi individu dalam merasakan nyeri yang dialaminya, beradasarkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri itu sendiri (Lukman, 2009) Menurut Potter & Perry (2006), Nyeri akut terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat. Fungsi nyeri akut adalah memberi peringatan akan cedera atau penyakit yang akan datang. Nyeri akut secara serius mengancam proses penyembuhan klien, harus menjadi prioritas perawatan. Misalnya, nyeri pascaoperasi yang akut menghambat kemampuan klien untuk terlibat aktif dan meningkatkan risiko komplikasi akibat imobilisasi. Rehabilitasi dapat tertunda dan hospitalisasi menjadi lama jika nyeri akut tidak terkontrol. Banyak teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Tapi pada penelitian ini yang digunakan adalah teknik relaksasi pernafasan dalam dan pada pelaksanaannya dilakukan dengan posisi yang nyaman, dengan lingkungan yang tenang. Relaksasi juga membantu mengurangi cemas sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 12 tentang Perbandingan antara Skala Nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam, pada ibu post Sc skala nyeri ibu di analisa menggunakan teknik uji statistik Paired simple t-test dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). Diperoleh hasil bahwa Nilai mean sebelum dilakukan teknik pernapasan dalam yaitu 2,57 sedangkan setelah dilakukan pernapasan dalam yaitu 1,40 sehingga terdapat perbedaan signifikan nilai mean sebelum dan sesudah teknik pernapasan dalam dilakukan. Hasil analisa diperoleh nilai p = 0,001 dengan kata lain p < 0,05, yang dapat diartikan bahwa teknik relaksasi pernapasan dalam berhubungan dalam menurunkan skala nyeri ibu Post sectio caesaria. Penelitian ini sejalan dengan Lukman, T.V (2009) dimana nilai rataan intensitas nyeri sebelum intervensi (pre-test) diperoleh hasil 4,74% ±0,442, sedangkan nilai rataan intensitas nyeri sesudah intervensi (post-test) diperoleh hasil 2,28% ± 0,686. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa masingmasing intensitas skala nyeri mengalami penurunan dari sebelum dilakukan intervensi sampai setelah dilakukan intervensi. Dapat disimpulkan Ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi sectio caesaria di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Ha. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Penelitian lain juga dilakukan oleh Ayudianingsih dan Novarizki Galuh, dalam Suhartini (2013) menyatakan bahwa teknik relaksasi nafas dalam mampu menurunkan nyeri pada pasien post operasi fraktur di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta dengan nilai signifikan p = 0,006 (p < 0,05). Menurut Muttaqqin, A dan Kumala Sari (2009) teknik relaksasi pernapasan dalam merupakan bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana 4

melakukan pernapasan dalam, yaitu napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenisasi darah. Menurut Potter & Perry (2006), Kombinasi penatalaksanaan nyeri farmakologis dan penatalaksanaan nyeri secara non-farmakologis dapat digunakan untuk mengontrol nyeri agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa pemulihan tidak memanjang. Metode non-farmakologis bukan merupakan pengganti obat-obatan, tindakan ini diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit. Dalam hal ini, terutama saat nyeri hebat yang berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari, mengkombinasikan metode non-farmakologis dengan obatobatan merupakan cara yang paling efektif untuk mengontrol nyeri. Pengendalian nyeri non-farmakologis menjadi lebih murah, mudah, efektif dan tanpa efek yang merugikan. Metode non-farmakologis yang dapat diberikan adalah teknik relaksasi pernapasan dalam. Dengan relaksasi pernapasan dalam diharapkan ventilasi paru bertambah baik, tubuh kaya akan oksigen, metabolisme dapat berjalan baik dan otak akan relaksasi, sehingga impuls nyeri yang diterima akan diolah dengan baik dan diinterpretasikan sehingga nyeri berkurang atau hilang (Dina, D dan Setyoadi 2009). Dengan cara mengistirahatkan atau relaksasi otot-otot tubuh maka kebutuhan oksigen kejaringan lebih baik. Dengan demikian kebutuhan oksigen di daerah tersebut lebih optimal, maka metabolisme sel berubah dari anaerob menjadi aerob sehingga penimbunan asam laktat tidak terjadi (Dina, D dan Setyoadi, 2009). Menurut Lukman, T.V (2009), Intensitas nyeri setelah dilakukan intervensi mengalami penurunan karena intervensi teknik relaksasi nafas dalam ini mampu mengontrol ataupun menghilangkan nyeri pada pasien section caesaria. Hal ini disebabkan oleh karena pemberian teknik relaksasi nafas dalam itu sendiri, jika teknik relaksasi nafas dalam dilakukan secara benar maka akan menimbulkan penurunan nyeri yang dirasakan sangat berkurang/optimal dan pasien sudah merasa nyaman dibanding sebelumnya. Sebaliknya jika teknik relaksasi nafas dalam dilakukan dengan tidak benar, maka nyeri yang dirasakan sedikit berkurang namun masih terasa nyeri dan pasien merasa tidak nyaman dengan keadaannya. Hal ini dapat mempengaruhi intensitas nyeri, karena jika teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan secara berulang akan dapat menimbulkan rasa nyaman yang pada akhirnya akan meningkatkan toleransi persepsi dalam menurunkan rasa nyeri yang dialami. Jika seseorang mampu meningkatkan toleransinya terhadap nyeri maka seseorang akan mampu beradaptasi dengan nyeri, dan juga akan memiliki pertahanan diri yang baik pula. Penelitian-penelitian sebelumnya tentang teknik relaksasi pernapasan dalam banyak yang menyatakan bahwa memang teknik pernapasan dalam memberikan pengaruh untuk menekan tingkatan nyeri. Hal ini dapat dibuktikan peneliti ketika melakukan penelitian di RSUD dr. H. Andi Abdurahman Noor, sebelumnya banyak ibu yang mengalami tingkatan skala nyeri berat kemudian berkurang dan turun hingga ketingkatan nyeri ringan setelah diajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam. Menurut Peneliti, teknik relaksasi pernapasan dalam sangat baik jika diajarkan kepada setiap pasien Post SC karena sangat membantu dalam meningkatkan toleransi nyeri menjadi lebih baik dan persepsi nyeri pasien akan menjadi baik pula. Teknik relaksasi pernapasan dalam ini sepenuhnya tergantung dari individu yang melakukan, artinya individu tersebut harus benar dalam melakukan teknik relaksasi pernapasan 5

dalam jika memang ingin mendapatkan pengaruh yang maksimal. Teknik relaksasi ini tidak membutuhkan banyak biaya dan konsentrasi yang tinggi, seperti halnya teknik relaksasi lainnya, karena teknik relaksasi ini adalah tergantung daripada individu sendiri dalam menjalankan teknik relaksasi tersebut. KESIMPULAN 1. Sebagian besar (56%) tingkatan skala nyeri ibu Post Sectio Caesaria sebelum dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam adalah nyeri berat. 2. Sebagian besar (66,7%) tingkatan skala nyeri ibu Post Sectio Caesaria sesudah dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam adalah nyeri ringan. 3. Ada hubungan antara teknik pernapasan dalam dengan skala nyeri ibu Post Sectio Caesaria 24 jam pertama di RSUD dr. H. Andi Abdurahman Noor Tanah Bumbu. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Dedi dan Ratna Muliawati. 2013. Pilar dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Nuha Medika. Jakarta. Artoflivingid.2013. teknik-relaksasi-nafasdalam. http://artoflivingid. wordpress. com (diakses 21 mei 2014). Buku Register RSUD dr. H. Abdurrahman Noor Tanah Bumbu tahun 2013 dan 2014. Dina, Dewi dan Setyoadi.2009. Internet. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing) Vol.4, No.1. Pdf.Universitas Brawijaya.Malang. (diakses 29 Juli 2014). Dwixhikari. 2010. Internet. Teknik Relaksasi Napas Dalam. http://rentalhikari. wordpress. com. (diakses 20 mei 2014). Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.. Ikhsan. 2012. Internet. Pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca operasi di Rumah Sakit DR. M.Yunus Bengkulu. http://www.saptabakti.ac.id (diakses 20 mei 2014). Kauffman, Elisabeth. 2006. Persalinan Normal Setelah Operasi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. Lapau, Buchari. 2013. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Yayasan pustaka obor indonesia. Lukman, Trullyen Vista. 2013. Internet. Jurnal Health Quality Vol. 4 No 1. Pdf.Poltekkes.Jakarta. (diakses 21 Mei 2014). Manuaba, Ida Bagus Gede. 2012. Tindakan Operatif Kebidanan. Jakarta: EGC. Mia. 2006. Internet. Kehamilan. www.mediasehat.com. (di akses 20 mei 2014). Muttaqin, A dan Kumala Sari. 2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif, Konsep, Proses, dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba medika. Oxorn, Harry. 2010. Human Labor And Birth. Jakarta: EGC. Patasik, Chandra Kristianto. 2013. Internet. ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. pdf SM. (diakses 21 Mei 2014). Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC. 6

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono. Riduansyah, Agus. 2009. Internet. Teori Anastesi dalam dunia bedah. www.agus.blogspot.com. (diakses 29 Juli 2014). Saryono dan Dwi Mekar Anggraeni. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam bidang kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suhartini, Nurdin dan Maykel Kiling. 2013. Internet. Ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Pdf.Universitas Sam Ratulangi.Manado. (diakses 21 Mei 2014). 7