BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Jenis Kegiatan. Feb Mar Apr Mei Jun. 1. Pengajuan judul, revisi proposal, pengurusan izin penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. individu lain yang berasal dari daerah atau wilayah lain. Oleh karena itu, bahasa. Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional.

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan orang

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai alat

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi inti dari pengajaran Bahasa Indonesia secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

ANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari makhluk-makhluk lain (Poerwadarminta, 2005: 106).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Seperti yang dinyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Komunikasi digunakan manusia untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik oleh lembaga pemerintah, lembaga swasta, maupun masyarakat dengan adanya inovasi di bidang pendidikan dan pembelajaran. Tantangan hidup yang semakin berat dan kompleks membuat kualitas pendidikan dituntut memiliki kualifikasi serta kompetensi yang baik. Pembelajaran adalah proses yang dialami oleh setiap individu baik secara sadar maupun tidak sadar dan berlangsung secara terus menerus. Dalam hal ini, pembelajaran dapat dilakukan baik melalui pendidikan secara formal maupun pendidikan secara nonformal. Pendidikan formal dilakukan secara terstruktur untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yang diinginkan. Sementara itu, pada pendidikan nonformal proses berlangsung secara alami dan spontan. Pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat mencakup berbagai hal. Salah satunya adalah pembelajaran bahasa. Peranan bahasa menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Peranan tersebut adalah sebagai alat untuk berkomunikasi. Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan atau mengungkapkan pikiran dan perasaan kepada mitra tutur baik secara lisan maupun tertulis, sehingga keduanya bisa tersampaikan dengan baik. Informasi tersebut bisa berupa informasi yang telah terjadi, sedang terjadi, ataupun peristiwa yang diprediksi akan terjadi pada masa mendatang. Pemakaian bahasa memberikan kemudahan bagi pemakainya. Kemampuan mengolah bahasa yang baik akan berpengaruh terhadap sikap, keberhasilan bersosialisasi, dan juga merupakan suatu simbol mengenai cara berpikir seseorang. Pembicara yang baik memiliki kemampuan yang sama baiknya dalam bersosialisasi. Kemampuan mengolah bahasa menentukan pandangan orang terhadap sikap dan juga tingkah lakunya. 1

2 Kebanyakan individu tidak hanya mempelajari satu bahasa saja. Bahasa utama yang digunakan adalah bahasa ibu atau bahasa yang pertama kali dipelajari oleh seseorang. Biasanya bahasa ini diperoleh dari keluarga mereka. Sementara itu, bahasa lain juga dipelajari sebagai bahasa penunjang yang digunakan untuk berkomunikasi dalam lingkup yang lebih luas. Sebagai contoh adalah masyarakat Jawa yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa utama dan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bahasa Jawa digunakan sebagai sarana komunikasi masyarakat Jawa terutama Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Pada mulanya bahasa Jawa berkembang secara lisan dengan proses yang alami dan spontan. Pembelajaran bahasa Jawa secara tidak sadar didapat setiap individu dari proses komunikasi sehari-hari. Perkembangan zaman saat ini yang terbuka terhadap kebudayaankebudayaan luar menuntut setiap individu tidak hanya dapat menguasai satu bahasa saja, akan tetapi juga menguasai bahasa lain. Untuk dapat mempertahankan kedudukan bahasa Jawa sebagai bahasa utama dalam masyarakat Jawa, proses pembelajaran bahasa yang berlangsung secara alami tidak cukup maksimal untuk mencapai tujuan tersebut. Perkembangan pemerolehan bahasa anak berlangsung cepat dengan adanya pembelajaran bahasa di sekolah. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan adalah dengan menempatkan bahasa Jawa dalam pendidikan formal. Salah satu upaya dalam pengajaran bahasa di dalam lingkup pendidikan formal adalah dengan disusunnya surat keputusan Gubernur Jawa Tengah nomor 423.5/5/2010 tentang kurikulum mata pelajaran muatan lokal (mulok) bahasa Jawa. Maksud dan tujuan dari disusunya surat keputusan tersebut selain sebagai bentuk pengajaran bahasa dalam rangka proses pemerolehan bahasa anak, juga untuk menjaga eksistensi bahasa Jawa di era globalisasi sekarang ini. Jalur pendidikan formal sebagai lembaga penyelenggara pendidikan memiliki cara tersendiri untuk mengajarkan bahasa Jawa. Pembelajaran bahasa Jawa di sekolah salah satunya adalah melalui kompetensi dasar kelas X semester satu dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan berupa membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa. Membaca pemahaman mengutamakan

pemahaman terhadap isi bacaan dengan tujuan untuk mengetahui isi wacana secara menyeluruh dan mendalam. Pembelajaran bahasa Jawa dengan kompetensi dasar membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa di sekolah merupakan suatu wadah untuk memberikan pembelajaran bahasa Jawa dalam lingkup pendidikan formal. Pengenalan tersebut berlangsung dengan cara yang terstruktur sehingga diharapkan bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Pengajaran bahasa ini dilakukan dengan membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa sehingga siswa nantinya akan mengerti apa isi dari wacana nonsastra tersebut. Pembelajaran bahasa melalui kompetensi dasar ini tentunya akan menambah wawasan siswa mengenai bahasa Jawa. Ketidaktahuan siswa pada analisis isi wacana menimbulkan permasalahan terhadap kompetensi yang ingin dicapai. Wacana merupakan satuan bahasa yang lengkap dan padu. Hubungan antarunsur satu dengan unsur lain dalam suatu wacana dapat diidentifikasi dengan adanya hubungan yang kohesif. Kesinambungan suatu wacana dapat tercipta apabila ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain karena wacana bukan hanya sekedar kelompok kalimat saja, melainkan pertalian antar unsurunsur yang dapat menunjukkan makna yang utuh dan menyatu. Untuk itulah diperlukan sebuah kajian dalam membaca pemahaman wacana yaitu dengan analisis wacana pada aspek kohesi gramatikal dan leksikal. Pembelajaran pada kompetensi dasar membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa dapat dioptimalkan dengan menggunakan kajian wacana dari aspek gramatikal dan leksikal. Seberapa penting kajian tersebut dalam suatu wacana dapat dibuktikan pada contoh berikut: (107) Sindhen saka California, Amerika Serikat, Megan O Donoghue, sarujuk pratelane Budi. Dheweke wis rong taun manggon ing tlatah Jawa lan dadi sindhen wayang kulit. (JJ 384/SLB/03/2015) Sinden dari California, Amerika Serikat, Megan O Donoghue setuju dengan Budi. Dia sudah dua tahun tinggal di Jawa dan menjadi sinden wayang kulit. Pada contoh tuturan di atas, terdapat kata dheweke merupakan acuan bagi unsur satuan lingual tertentu. Ketidakpahaman akan menimbulkan permasalahan 3

4 bagi siswa untuk memahami isi wacana tersebut. Di sinilah kajian wacana dari aspek gramatikal berperan. Di dalam kajian kohesi gramatikal terdapat unsur yang disebut dengan referensi atau pengacuan. Melalui kajian tersebut, siswa akan mengetahui struktur dari wacana sehingga isi dari wacana juga dapat dipahami dengan tepat. Selain dari metode dan media, kesuksesan proses pembelajaran ditentukan juga oleh materi ajar. Penggunaan bahasa dalam wacana memiliki struktur yang berbeda-beda, di mana wacana tulis lebih terstruktur daripada wacana lisan. Keadaan itulah yang kemudian dijadikan penutur dalam menuturkan pesannya kepada mitra tutur menggunakan wacana tulis. Hal ini dimaksudkan supaya pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan tepat. Wacana tulis itu yang kemudian diaplikasikan dalam berbagai media yang mana salah satunya dapat dijumpai di dalam media massa. Oleh karena itu, materi ajar yang diambil dari buku pegangan siswa dapat ditunjang dengan wacana yang lain seperti pada wacana nonsastra kolom Seni lan Budaya pada rubrik Jagad Jawa koran SOLOPOS. Hal ini dimaksudkan supaya materi ajar yang digunakan tidak terkesan monoton. Surat kabar menjadi salah satu media massa cetak yang memiliki fungsi atau peranan penting pada era sekarang ini. Surat kabar selalu dibutuhkan di mana saja dan kapan saja guna mengikuti perkembangan zaman serta mengakses kejadian di seluruh dunia yang sedang terjadi. Artinya bahwa surat kabar menjadi salah satu media untuk menyampaikan informasi baik berupa berita, hiburan, ataupun opini yang disajikan dalam bentuk media cetak. Pada penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap wacana tulis, yaitu kolom Seni lan Budaya koran SOLOPOS pada rubrik Jagad Jawa. Penulis akan membahas aspek gramatikal dan leksikal pada wacana Seni lan Budaya dalam koran SOLOPOS rubrik Jagad Jawa. Penelitian ini difokuskan kepada aspek leksikal dan gramatikal karena penulis ingin mengetahui seberapa besar peran aspek-aspek tersebut dalam membentuk wacana yang baik sehingga wacana tersebut dapat digunakan sebagai materi ajar pembelajaran bahasa Jawa pada kompetensi dasar membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya

5 Jawa. Terlebih lagi, analisis wacana menjadi suatu kajian yang menarik dan mendapatkan tempat tersendiri bagi peneliti di bidang ilmu kebahasaan. Kolom Seni lan Budaya dipilih karena sesuai dengan kompetensi dasar membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa. Rubrik Jagad Jawa dipilih karena pada rubrik tersebut menyediakan wacana nonsastra dengan menggunakan bahasa Jawa. Pemilihan koran SOLOPOS dikarenakan surat kabar tersebut menyediakan objek kajian yang tepat bagi penelitian ini dan sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Jawa dalam lingkup pendidikan secara formal. Sementara itu, penelitian ini nantinya akan dikaitkan dengan pembelajaran pada jenjang Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada silabus bahasa Jawa disebutkan mengenai kompetensi dasar membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa. Pemilihan analisis wacana dan objek kajian berupa wacana nonsastra dalam kolom Seni lan Budaya koran SOLOPOS pada rubrik Jagad Jawa merupakan sesuatu yang tepat untuk mencapai kompetensi yang ingin dicapai. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, maka diperlukan materi ajar yang relevan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis melakukan penelitian mengenai kajian wacana dari aspek gramatikal dan leksikal dalam kolom Seni lan Budaya pada rubrik Jagad Jawa koran SOLOPOS. Maka dari itu, judul penelitian ini adalah Kajian Kohesi Gramatikal dan Leksikal Kolom Seni lan Budaya pada Rubrik Jagad Jawa Koran SOLOPOS serta Relevansinya sebagai Materi Ajar Bahasa Jawa Kelas X di Sekolah Menengah Atas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kajian kohesi gramatikal dalam kolom Seni lan Budaya pada rubrik Jagad Jawa koran SOLOPOS? 2. Bagaimanakah kajian kohesi leksikal dalam kolom Seni lan Budaya pada rubrik Jagad Jawa koran SOLOPOS?

3. Bagaimanakah relevansi wacana nonsastra dalam kolom Seni lan Budaya pada rubrik Jagad Jawa koran SOLOPOS sebagai materi ajar bahasa Jawa? 6 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai pasti ada dalam sebuah penelitian. Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan kajian kohesi gramatikal dalam Seni lan Budaya pada rubrik Jagad Jawa koran SOLOPOS. 2. Untuk mendeskripsikan kajian kohesi leksikal dalam kolom Seni lan Budaya pada rubrik Jagad Jawa koran SOLOPOS. 3. Untuk mendeskripsikan relevansi wacana nonsastra dalam kolom Seni lan Budaya pada rubrik Jagad Jawa koran SOLOPOS sebagai materi ajar bahasa Jawa. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoretis a. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama di bidang bahasa mengenai analisis wacana. b. Memperkaya kajian wacana dalam bacaan nonsastra. c. Mengenalkan kajian wacana pada bacaan nonsastra serta perannya dalam suatu kegiatan belajar mengajar. 2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk: 1) Membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa. 2) Membantu siswa memahami materi pembelajaran membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa.

7 3) Memberikan pengalaman baru bagi siswa dengan materi ajar yang diberikan secara inovatif. b. Bagi Guru Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi guru untuk: 1) Membantu guru untuk mencapai tujuan dalam kompetensi dasar membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa. 2) Memberikan kesempatan kepada guru untuk lebih inovatif dalam memberikan materi ajar kepada siswa yaitu dengan wacana nonsastra di dalam koran. 3) Digunakan oleh guru sebagai alternatif materi pembelajaran di sekolah sesuai dengan kompetensi dasar membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa. c. Sekolah Hasil penelitian kajian gramatikal dan leksikal kolom seni lan budaya pada rubrik Jagad Jawa koran SOLOPOS serta relevansinya sebagai materi ajar bahasa Jawa kelas X di Sekolah Menengah Atas ini dapat digunakan sebagai bahan pembinaan dan pengembangan pengajaran bahasa Jawa di sekolah. d. Bagi Peneliti Lain Dari hasil penelitian ini diharapkan para peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan demi kesempurnaan hasil penelitian ini. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan kajian kohesi gramatikal dan leksikal pada sebuah wacana.