KATA PENGANTAR. Tarempa, Desember 2013 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kepulauan Anambas

dokumen-dokumen yang mirip
D a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 26

D a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 6

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 02/PER/M.KOMINFO/3/2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PEKERJAAN UMUM, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN BERSAMA MENARA TELEKOMUNIKASI

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI BANGKA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi,

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI

BAB III LANDASAN TEORI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 13 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2010

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON. menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Menara Bersama Telekomunikasi; NOMOR 9 TAHUN 2012 SERI E

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2010

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENATAAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BAB III LANDASAN TEORI. tempat ke tempat lain ( Dalam

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENEMPATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 31 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 841 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 6 SERI E

BUPATI SERANG BUPATI SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA DI KABUPATEN TANGERANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2012 Seri : E

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN OPERASIONAL MENARA TELEKOMUNIKASI WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERTURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN MENARA BERSAMA TELEKOMUNIKASI SELULER

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Walikota Tasikmalaya

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 08 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MENARA TELEKOMUNIKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

BAB III LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN BERSAMA MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN JEPARA

BUPATI BANDUNG BARAT

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA SORONG,

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 26 TAHUN 2011

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor: 166, Tambahan Le

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN, PENGENDALIAN, DAN PENGAWASAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SERTA PEMANFAATAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PEKERJAAN UMUM MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Kami mengucapkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT, karena telah menyelesaikan Penyusunan Database Mengenai Menara Bersama Telekomunikasi di Kabupaten Kepulauan Anambas dalam bentuk buku yang merupakan hasil akhir dari kegiatan pengumpulan Data dan Informasi Mengenai Menara Bersama Telekomunikasi di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Anggaran 2013. Pembuatan database ini penting dilaksanakan, tujuannya adalah untuk mendata Jumlah menara Telekomunikasi yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas secara lengkap. Guna dari Pendataan ini untuk menertibkan pendirian menara telekomunikasi agar tidak mengganggu pembangunan tata ruang kota. Dengan diterbitkan data base ini dalam bentuk diharapkan data-data yang terangkum didalamnya dapat menjadi pedoman bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Akhirnya semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua, karena kami menyadari bahwa isi buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami nantikan guna kesempurnaan dalam pembuatan database di masa yang akan datang. Tarempa, Desember 2013 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kepulauan Anambas Drs. H. KHAIRUL SYAHADAT Pembina utama Muda/ IV c NIP. 19600427 198303 1 013 Page I

PENJELASAN UMUM DAFTAR ISTILAH 1. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya. 2. Penyelenggaraan Telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan pelayanan telekomunikasi sehingga memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi. Menempatkan peralatan telekomunikasi yang desain atau bentuk kontruksinya di sesuaikan dengan kepreluan penyelengaraan telekomunikasi. 3. Menara Bersama adalah Menara telekomunikasi yang di gunakan secara bersama oleh penyelenggara Telekomunikasi. 4. Penyelenggara Telekomunikasi adalah perseorangan, koperasi, badan usaha milik daerah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi pemerintah, dan instansi pertahanan keamanan negara. 5. Penyedia Menara adalah badan usaha yang membangun, memiliki, menyediakan, serta menyewakan Menara Telekomunikasi untuk di gunakan bersama oleh Penyelenggara Telekomunikasi. 6. Pengelola Menara adalah badan usaha yang mengelola atau mengoperasikan Menara yang di miliki oleh pihak lain. 7. Kontraktor Menara adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan oleh ahli yang profesional di bidang jasa kontruksi pembangunan menara yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menara untuk pihak lain. 8. Jaringan utama adalah bagian dari jaringan infrastruktur telekomunikasi yang menghubungkan berbagai elemen jaringan telekomunikasi yang berfungsi sebagai Central Trunk, Mobile Swiching Center (MSC) dan Base Station Contoller (BSC). Page II

9. Izin Mendirikan Menara adalah izin mendirikan bangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10. Badan Usaha Indonesia adalah orang perseorangan atau badan hukum yang di dirikan dengan hukum di indonesia. 11. Pemerintah Daerah adalah gubenur, Bupati atau Walikota atau Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah 12. Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang telekomunikasi dan informatika. 13. Derektur Jendral adalah Derektur Jendral yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang Pos dan Telekomunikasi. 14. Drop Call adalah panggilan terputus 15. Call failure adalah tidak dapat melakukan panggilan Page III

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. I PENJELASAN UMUM.. II DAFTAR ISI.. IV BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG.. 2 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 3 1.2.1 MAKSUD.. 3 1.2.2 TUJUAN 3 1.3 RUANG LINGKUP. 4 1.4 SASARAN 5 1.5 MANFAAT. 5 1.6 OUTPUT. 5 1.7 OUTCOM 5 BAB II GAMBARAN UMUM 2.I SEJARAH SINGKAT MENARA TELEKOMUNIKASI.. 8 2.2 PENGERTIAN MENARA TELEKOMUNIKASI.. 8 2.3 JENIS JENIS MENARA TELEKOMUIKASI.. 8 2.4 PEMBANGUNAN MENARA. 13 2.5 LOKASI MENARA. 14 2.6 PENGGUNAAN MENARA BERSAMA TELEKOMUNIKASI 15 Page IV

BAB III DATA MENARA TELEKOMUNIKASI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2013 3.1 DATA TOWER TELEKOMUNIKASI DI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS.. 18 3.2 PETA PENYEBARAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS.. 19 3.3 DATA TOWER EXISTING DI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS... 20 3.4 COVERAGE AREA TELEKOMUNIKASI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS... 21 3.5 PHOTO TOWER DI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 22 3.6 ARSITEKTUR JARINGAN GSM... 28 3.7 ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN... 29 3.8 TAMPILAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN TEMS. 32 BAB IV ANALISA 4.1 DATA TOWER TELEKOMUNIKASI DAN INFORMASI DI DAERAH PERBATASAN DAN PULAU TERLUAR (TELINFO-TUNTAS) KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL (KPU) /UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION (USO) 35 4.2 TOWER BERSAMA MILIK PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS. 36 4.3 TOWER MILIK PROVIDER. 36 4.4 LAMPIRAN I. 37 Page V

BAB I PENDAHULUAN Page 1

I.1 LATAR BELAKANG KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS Kabupaten Kepulauan Anambas dengan ibukota Tarempa, memiliki luas wilayah sebesar 46.664,14 km 2 terdiri atas luas daratan 592,14 Km 2 atau 1,35 % dan luas lautan 46.033,81 Km 2 atau 98,65 % dengan panjang garis pantai adalah 1.128,57 Km 2. Sebagai kabupaten maritim wilayah Anambas meliputi banyak pulau, tak kurang dari 255 buah pulau besar dan kecil berada dikawasan ini, sekitar 39 pulau berpenghuni dan 216 pulau diantaranya adalah pulau-pulau yang belum berpenghuni. Lima buah pulau diantaranya merupakan pulau-pulau terluar yang menjadi batas ukur NKRI. Anambas berbatasan langsung dengan perairan internasional dan negara tetangga. Sebelah utara KKA berbatasan dengan laut China Selatan/ Vietnam dan Kamboja, sebelah selatan dengan laut Natuna, sebelah barat dengan Semenanjung Malaysia serta sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Natuna. Pulau-pulau terluar Kabupaten Kepulauan Anambas antara lain Pulau Tokong Berlayar dengan luas 0,2 Km 2 terletak pada Kecamatan Palmatak dengan titik koordinat 03 20 740 LU 106 16 080 BT, Pulau Tokong Nenas dengan luas 0,25 Km 2 terletak pada Kecamatan Siantan dengan titik koordinat 03 31 950 LU 105 50 450 BT, Pulau Mangkai dengan luas 3 Km 2 terletak pada Kecamatan Jemaja dengan titik koordinat 03 05 320 LU 105 53 500 BT, Pulau Damar dengan luas 0,1 Km 2 terletak pada Kecamatan Jemaja dengan titik koordinat 02 44 290 LU 105 22 460 BT, Pulau Tokong Malang Biru dengan luas 0,1 Km 2 terletak pada Kecamatan Jemaja dengan titik koordinat 02 18 000 LU 105 34 070 BT. Secara administratif Kabupaten Kepulauan Anambas meliputi 7 kecamatan dan terdiri dari 52 desa dan 2 kelurahan, dengan jumlah penduduk sebanyak 44.704 jiwa. Secara topografi terbagi menjadi 3 (tiga) wilayah topografi yakni: daerah dataran rendah (ketinggian 0-600 m dpl), daerah berbukit (ketinggian 600-1.000 m dpl ) dan daerah pegunungan (ketinggian 1.000 sampai dengan 2.000 m dpl). Sampai dengan saat ini Kabupaten Kepulauan Anambas masih berada pada status daerah tertinggal, dengan demikian upaya pembangunan yang dilaksanakan tetap berorientasi dalam rangka untuk mengubah dan mengatasi berbagai permasalahan social ekonomi serta Page 2

keterbatasan fisik agar menjadi daerah yang maju dengan masyarakat yang memiliki kualitas hidup sama dengan atau tidak tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia di daerah lainnya. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kabupaten Kepulauan Anambas khususnya misi mendorong terciptanya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang merata di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang akan menumbuhkan kegiatan pembangunan pulau-pulau kecil dan pengelolaan sumber daya alam secara optimal dan terpadu, meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi lebih sehat, berpendidikan dan meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas agar memiliki kemampuan yang diakui, terampil dan berakhlak mulia. Sebagai upaya peningkatan pelayanan terhadap masyarakat dalam mengakses dan menyampaikan informasi potensi daerahnya secara cepat dan akurat, media elektronik merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap kegiatan penunjang pembangunan dan pengembangan masyarakat. Sehingga diperlukan kemudahan untuk mendapatkan informasi yang mampu meningkatkan pengetahuan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di daerah Kabupaten Kepulauan Anambas. 1. Kegiatan Aparat dalam menjalankan roda pemerintahan. 2. Kegiatan pelayanan masyarakat di area pendidikan, kesehatan, dan administrasi. 3. Pemantauan efektif pulau-pulau terluar. I.2 MAKSUD DAN TUJUAN I.2.1 Maksud Maksud dari kegiatan ini adalah untuk pendatan dan penertiban Menara Bersama telekomunikasi yang ada di Kabupaten Kepulauaan Anambas sehingga dapat memaksimalkan fungsi jasa Telekomunikasi secara efektif dan efisien baik bagi masyarakat maupun bagi Aparatur Pemerintahan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Page 3

I.2.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan Data Menara Bersama di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah : a. Memberikan Informasi yang jelas tentang data keberadaan dan pemanfaatan Menara Telekomunikasi. b. Pemetaan (mapping) terhadap fasilitas infrastruktur dan Komunikasi yang tersedia saat ini, yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Pusat / Daerah, Penyelenggaraan fasilitas swasta/bumn ataupun kelompok-kelompok Swadaya Masyarakat (Komunitas Komunikasi Radio dll) di Kabupaten Kepulauan Anambas. c. Analisa terhadap kebutuhan akan fasilitas informasi dan komunikasi yang di perlukan di Kabupaten Kepulauan Anambas, serta peran aparat pemerintah daerah, terhadap pelayanan masyarakat serta pemantauan bagi pulau-pulau terluar. d. Analisa perbedaan antara kebutuhan informasi dan komunikasi, terhadap ketersediaan fasilitas komunikasi informasi di Kabupaten Kepulauan Anambas. e. Perencanaan terhadap pengembangan sistem Informasi dan komunikasi di Kabupaten Kepulauan Anambas secara bertahap. I.3 RUANG LINGKUP Adapun ruang lingkup kegiatan pengumpulan Data Menara di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, secara umum pendataan Menara Telekomunikasi dan secara khusus pendataan Menara Bersama dengan wilayah pendataan : 1. Kecamatan Siantan 2. Kecamatan Siantan Timur 3. Kecamatan Siantan Selatan 4. Kecamatan Siantan Timur 5. Kecamatan Siantan Tengah 6. Kecamatan Jemaja 7. Kecamatan Jemaja Timur Page 4

I.4 SASARAN Dengan dibuatnya buku mengenai Data Menara Bersama di Kabupaten kepulauan Anambas, diharapkan : a. Tersedianya data dan informasi mengenai Menara Telekomunikasi dan Menara Bersama b. Dapat lebih menanggapi kendala mngenai Menara Telekomunikasi I.5 MANFAAT Hasil dari pengumpulan data Menara Bersama ini dapat dijadikan masukan bagi Pemerintah melalui Kemenkominfo dan Pemerintah daerah untuk dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan Teknologi Komunikasi serta referensi dalam pendataan tentang pembangunan Menara Telekomunikasi (bersama) terhadap pemanfaatan Industri Teknologi Komunikasi dan Informasi. I.6 OUTPUT Anambas. Tersedianya data Menara Telekomunikasi Bersama di Kabupaten Kepulauan I.7 OUTCOME a. Tersedianya data Menara yag cepat, akurat dan relevan sehingga informasi yang tersaji bermanfaat. b. Terlaksananya Peraturan Menteri No.23/PER/M.KOMINFO/04 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Urusan Pemerintah Subbidang Pos dan Telekomunikasi. c. Terlaksananya Peraturan Menteri Bersama, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No.18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No. Page 5

19/PER/M.KOMINFO/03/2009, No.3/P/2009 Tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomuikasi. d. Terkendalinya pertumbuhan Menara sehingga terciptanya Menara Bersama. e. Terkendalinya pembangunan Menara pada kawasan yang bersifat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu seperti : 1. Kawasan Bandar udara/pelabuhan. 2. Kawasan Cagar Budaya. 3. Kawasan Pariwisata. 4. Kawasan Hutan Lindung. 5. Kawasan Istana Kepresidenan. 6. Kawasan yang karena fungsinya memiliki atau memerlukan tingkat keamanan dan kerahasiaan tinggi. 7. Kawasan pengendalian ketat lainnya. Page 6

BAB II GAMBARAN UMUM Page 7

2.1 Sejarah Singkat Menara Telekomunikasi Sedikit cerita singkat mengenai Menara Telekomunikasi. Secara historis, Keberadaan Menara Telekomunikasi sudah ada di Amerika Utara sejak akhir abad ke-19 yang di bangun oleh Prancis di berbagai pelabuhan Amerika dan di gunakan untuk layanan Telegrap. Sebagai contoh, penemuan layanan telegrap oleh Samuel Morse pada 1884 telah menggunakan tower yang tingginya berkisar 30 kaki dan dibangun di sepanjang jalan yang menghubungkan seluruh negara bagian Amerika. Selanjutnya, penemuan sistem komunikasi tanpa kabel oleh Guglielmo Marconi pada 1899 telah merwanai penggunaan tower telepon dan telegrap di kota-kota besar Amerika. Awal abad ke-20, pembangunan menara semakin masif bertekat penemuan teknologi telepon dan telegrap tanpa kabel untuk layanan komunikasi berbasis frekuensi radio. Namun fenomena ini ditentang masyarakat dengan alasan keberadaan tower-tower yang semakin tinggi dan menjamur tersebut berdampak mengurangi keindahan lingkungan dan menimbulkan gangguan ( interferensi ) pada siaran radio dan televisi. Sejak itu, pertumbuhan dan ketinggian tower mulai berkurang yang pada gilirannya memicu regulator untuk menetapkan kebijakan penggunaan tower telekomunikasi secara bersama dengan penampilan yang lebih estetis. 2.2 Pengertian Menara Telekomunikasi Menara Telekomunikasi adalah bangunan yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau pun segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan untuk menepatkan antenna dan radio pemancar maupun penerima gelombang telekomunikasi dan informasi. 2.3 Jenis-Jenis Menara Telekomunikasi 1. Jenis Menara Telekomunikasi berdasarkan site type : a. Greenfield (GF) Menara ini biasanya berdiri langsung di atas tanah. (Gambar 2) b. Rooftop Tower yang berdiri di atas gedung (Gambar 3) Page 8

2. Jenis menara telekomunikasi berdasarkan ketinggian dan ukuran pipa menara : a. Tower MT (Mini Tower) Mini Tower (MT) yaitu jenis tower yang memiliki tipe 4 kaki (rectangular) dan 3 kaki (tringle) dengan menggunakan profil baja sikuataupipa. Hanya saja mini Tower memiliki ketinggian yang lebih rendah dari pada Lattice Tower, yaitu birkisar antara 15 m sampai dengan 30 m, dan penempatan biasanya beradadi atas gedung(rooftop) b. Lattice Tower Lattice tower atau sering disebut SST (Self Support Tower) adalah Tower konvensional yang berupa menara rangka yang dirancang dengan konsep rangka kokoh, kuat terhadap tekenan angin dan keadaan geografis dari area di mana Tower tersebut didirikan. Tower ini memiliki ketinggian yang sudah ditentukan berkisar antara 30 m sampai dengan 120 m. Misal SST 42 m adalah Lattice Tower yang memiliki ketinggian 42 m. Tower ini berdidi langsung di atas tanah (Greenfield) c. Monopole Monopole adalah jenis Tower yang berupa tiang pancang tunggal atau memiliki satu kaki saja dengan menggunakan profil pipa. Penempatan Monopole biasanya langsung di atas tanah (Greenfield).Monopole biasanya memiliki ketinggian kurang dari 30 m. d. Rooftop Pole Tidak jauh berbeda dengan Monopole, Rooftop Pole merupakan jenis Tower berupa tiang pancang tunggal atau memiliki satu kaki saja dengan menggunakan profil pipa yang berdiameter lebih kecil dari profil pipa yang digunakan untuk Monopole. Jenis Tower ini ditempatkan di atas gedung (Rooftop). Jenis Tower ini hanya disebut sebagai antena bukan Menara. Ketinggian Rooftop Pole berkisar antara 3m sampai 15 m. Page 9

e. GuyedMast GuyedMast adalah jenis Tower yang berupa tiang pancang tunggal yang dikaitkan dengan tali-tali baja yang membentang dari Tower sampai tanah dengan jarak lebih kurang 0.5 m dari Tower dan sudut lebih kurang 600. Jenis Tower ini memiliki ketinggian antara 50 m sampai dengan 70 m. Penggunaan Guyed Mast sebagai Tower Telekomunikasi masih jarang di indonesia. Biasanya Tower jenis ini dipakai untuk pemancar radio. f. Tower Camouflage Jenis Tower ini tidak jauh berbeda dengan jenis Tower Telekomunikasi yang lain, namun Tower Camouflage menggunakan material-material tertentu meyamarkan perangkat dan bentuk Tower itu sendiri, agar bernuansa estetika dan lebih ramah lingkungan. Tower tersebut secara kasat mata tidak lagi terlihat seperti antena dan menara, karna penempatannya cendrung di sesuaikan dengan design atau di kamuflasekan dengan tempat di mana Tower tersebut di dirikan. Biasanya pembangunan Tower ini di karenakan terbentur dengan peraturan-peraturan setempat yang sudah tidak membolehkan untuk didirikannya Tower lagi. 3. Jenis Menara Telekomunikasi berdasarkan bentuk menara (Tower Shape) a. Rectanguler Tower Berbentuk segi empat kaki. Tower dengan 4 kaki yang di jumpai jarang roboh karna memiliki kekuatan tiang pancang serta sudah di pertimbangkan kontruksinya. Tipe ini mahal biayanya (650 juta hingga 1 M rupiah) namun kuat dan mampu menampung banyak antena dan radio. Tipe Tower ini banyak di pakai oleh perusahaan-perusahaan Bisnis Komunikasi Dan Informatika yang bonafid (Indosat, Telkomsel, XL, dll) Page 10

b. Triangle Tower Bentuk segitiga dengan tiga kaki. Dalam Membuat Tower jenis ini di sarankan. Untuk memakai besi dengan diameter 2 cm keatas. Ketinggian maksimal Tower ini yang direkomendasikan adlah 60 meter. Ketinggian ratarata adalah 40 Meter. Tower jenis ini disusun atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 Meter namun ada yang 5 Meter. Makin pendek stage makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi karena setiap stage membutuhkan tali. c. Komponen-Komponen Menara Telekomunikasi Untuk GSM ada 2 buah system, yaitu 900Mhz dan 180Mhz. Dalam Sebuah BTS biasa di pasang 900Mhz saja atau dua-duanya. Telkomsel, Indosat, XL, HCPT (3), dan AXIS menggunakan ini. Sedangkan untuk CDMA biasanya cuma satu saja yaitu CDMA2000-IX, atau CDMA EVDO, bekerja pada frekuensi 800Mhz, di gunakan oleh Telkom Flexy, Esia, Mobile-8, sedangkan untuk frekuensi 1900Mhz, saat ini digunakan oleh Smart Telecom. salah satu merk nokia, beroperasi pada frekuensi 900 GHz terdapat 5 modul utama: a. PWSBPower Suplai independen perangkat BSM/BTS. b. BB2 BaseBand/pengatur slot trafik pada bts. c. WCGA : Combiner antara Transmiter ke DVJA. d. TSGB : TRX unit,untuk menentukan kanal frekuensi. e. DVJA : Duplexer/output semua sektor, sebagai pemisah antara Transmater dengan Receiver. 1. Resifier System Refier sebagai penyerah tegangan AC yang berasal dari PLNdi konfersikan kedalam tegangan searah merk Power One, terdapat 6 buah modul, yang tiap-tiap modulnya mensplai30 Ampere, karna meminimal pemakaian prangkat adalah 45 Ampere, maka paling tidak modul yang Page 11

berpungsi sejumlah 3 buah modul (60A). Biasanya untuk BTS hanya dibutuhkan tegangan DC sebesar +27 Vdc atau -48 Vdc. 2. Baterai Sebagi Backup Power ke BTS apabila PLN padam Biasanya bisa bertahan sampai 3-4 Jam, tergantung dari Ampere Hour baterai Dan designsiystemnya. 3. Microware system; terdiri atas Indor Unit dan Outdoor Unit. Indoor unit berada di dalam shelter memiliki port E1 yang dikoneksi ke port E1 BTS melalui DDF. Indoor unit juga mendapat suplai tegangan DC dari rectifier yang sama. Sedangkan Outdoor Unit MENEMPEL PADA Antenna Microwave. Indoor unit dan Outdoor unit terhubung menggunakan Coaxial Cable (salah satu jenis kabel untuk jaringan komunikasi). 4. Antena Sectoral Berbentuk persegi panjang, terpasang pada Tower dengan ketinggian tertentu berfungsi sebagai penghubung antara BTS dan HandPhone, ada dua type Antenna Sectoral, yaitu Monotype, biasa dipakai untuk daerah Rural dan Sub Urban (daerah yang padat penduduk). 5. Antenna Microwafe Bentuknya seperti rebana yang menerima atau memancarkan gelombang radio dari BTS ke BSC atau dari BTS ke BTS lainnya. 6. Feeder Sekilas nampak seperti kabel besar, sebagai media rambatan gelombang radio antara BTS dan Antena Sector. Ukuran ada yang 7/8 inc, 1-5/8 inc atau ½ inc Page 12

7. Tower beserta sistem pentahanannya feeder. Sebagai media penempatan/penginstalan antenna-antenna dan 8. Shelter Berada disamping Tower, tempat untuk menyimpan equipment (No. 1-8). 9. Site Guard atau Landlord Orang yang bertugas merawat dan membersihkan lokasi BTS. 2. 4 PEMBANGUNAN MENARA Demi efisiensi dan efektifitas penggunaan ruang, maka Menara harus digunakan secaraa bertsama dengan tetap memperhatikan kesinambungan pertumbuhan industri Telekomunikasi. Hal ini sesuai dengan : (1) Pembangunan Menara dapat dilaksanakan oleh : a. Penyelanggaraan Telekomunikasi b. Penyediaan Menara dan/atau c. Kontraktor Menara (2) Pembangunan Menara harus memiliki Izin Medirikan Menara dari instansi yang berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pemberian Izin Mendirikan Menara wajib memperhatikan ketentuan tentang penataan ruang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (4) Penyelenggara Telekomunikasi, Penyedia Menara, ataupun Kontraktor Menara dalam mengajukan Izin Mendirikan Menara wajib menyampaikan informasi rencana penggunaan Menara bersama. (5) Informasi harus dilakukan dengan perjanjian tertulis antara Penyelenggara Telekomunikasi Page 13

2.5 LOKASI MENARA a. Pemerintah Daerah mengatur penempatan lokasi Menara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. b. Pemerintah Daerah dalam menyusun pengaturan penempatan menara harus mempertimbangkan aspek aspek teknis dalam penyelenggaraan Telekominikasi dan prinsip prinsip penggunaan menara bersama. c. Pengaturan penempatan lokasi menara harus mempertahankan prinsip prinsip tata kelola pemerintah yang baik, serta dilakukan dengan mekanisme yang transparan dan melibatkan peran masyarakat dalam menentukan kebijakan untuk penataan ruang yang efisien dan efektif demi kepentingan umum. Pembangunan menara harus sesuai dengan standar baku tertentu untuk menjamin keamanan lingkungan dengan memperhitungkan faktor faktor yang menentukan kekuatan dan kestabilan kontruksi menara, antara lain : a. Tempat/space penempatan antena dan perangkat telekomunikasi untuk penggunaan bersama. b. Ketinggian Menara c. Struktur menara. d. Rangka Struktur menara e. Pondasi Menara f. Ke kuatan angin Menara harus dilengkapi dengan sarana pendukung dan identitas hukum yang jelas serta harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, antara lain : a. Pentanahan ( grounding ) b. Penangkal Petir c. Catu daya d. Lampu halangan penerbangan (Aviation obstruction light) e. Marka Halangan penerbangan ( Aviation obstruction Marking) Page 14

Identitas hukum Menara di kawasan tertentu harus memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku untuk kawasan yang sifat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu, antara lain : 1. Kawasan Bandar udara/pelabuhan 2. Kawasn Pengawasan Militer 3. Kawasan Cagar Budaya 4. Kawasan Pariwisata 5. Kawasan Hutan Lindung 2.6 PENGGUNAAN MENARA BERSAMA TELEKOMUNIKASI Berdasarkan Peraturan Menteri bersama, Menteri dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Bidang Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 tahun 2009, Nomor 07/PRT/M/2009, Nomor 19 /PER/M.KOMINFO/03/2009, Nomor 3/P/2009 Tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan bersama menara Telekomunikasi, Penyelenggrara Telekomunikasi atau Penyedia Menara yang memiliki Menara, atau Pengelola Menara yang mengelola Menara, harus memberikan kesepakatan yang sama tanpa diskriminasi kepada para penyelenggara Telekomunikasi lain untuk menggunakan Menara miliknya secara bersama-sama sesuai kemampuan teknis Menara. Calon pengguna Menara dalam mengajukan surat permohonan untuk pengguna Menara bersama harus memuat keterangan sekurang-kurangnya, antara lain: a. Nama Penyelenggara Telekomunikasi dan penanggung jawabnya. b. Izin Penyelenggara Telekomunikasi. c. Maksud dan tujuan pengguna Menara diminta dan spesifikasi teknis perangkat yang digunakan. d. Kebutuhan akan ketinggian, arah, jumlah, atau beban Menara. Penggunaan Menara Bersama oleh Penyelenggara Telekomunikasi di larang menimbulkan interferensi yang merugikan. Jika terjadi interferensi yang merugikan, Penyelenggara Telekomunikasi yang menggunakan Menara Bersama harus saling berkoordinasi. Apabila tidak menghasilkan kesepakatan, penyelenggara Page 15

Telekomunikasi yang memiliki Menara / Penyedia Menara dapat meminta Direktur Jendral untuk melakukan mediasi. Prinsip-prinsip penggunaan Menara bersama antara lain : Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia Menara atau Pengelola Menara harus memperhatikan ketentuan hukum tentang larang praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia Menara atau Pengelola Menara harus menginformasikan ketersediaan kapasitas Menaranya kepada calon pengguna Menara secara transparan. Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia atau Pengelola Menara harus menggunakan sistem antrian dengan mendahulukan calon pengguna Menara yang lebih dulu menyampaikan permintaan pengguna Menara dengan tetap memperhatikan kelayakan dan kemampuan. Pengguna Menara Bersama antara penyelenggara Telekomunikasi, antar penyedia Menara dengan penyelenggara Telekomunikasi, penyedia Menara atau pengelola Menara. Pencatatan atas perjanjian tertulis oleh Direktur Jenderal didasarkan atas permohonan yang harus dilakukan oleh penyelenggara Telekomunikasi, penyedia Menara atau pengelola Menara. Pemerintah Kabupaten harus memperhatikan ketentuan hukum tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dalam pembangunan Menara pada wilayahnya. Page 16

BAB III DATA MENARA TELEKOMUNIKASI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2013 Page 17

3.1 DATA TOWER TELEKOMUNIKASI DI WILAYAH KKA Provider Lokasi Jumlah Menara Status Ketinggian Total Menara Payamaram 1 On 72m Tebang 1 On 72m Air Asuk 1 On 72m Indosat Tarempa 1 On 72m 7 Nyamuk 1 On 32m Letung 1 On 72m Kuala Maras 1 On 72m XL Axiata Payamaram 1 On 72m Tarempa 1 On 72m 2 Palmatak 1 On 72m Air Asuk 1 On 72m Telkomsel Tarempa 1 On 82m 5 Antang 1 On 72m Letung 1 On 72m Telaga 1 Off 72m Pemkab Rewak 1 Off 72m Kiabu 1 Off 72m 4 Batu Tambun 1 Off 42m Tiangau 1 On 52m Air Bini 1 On 32m Nyamuk 1 On 52m Lingai 1 On 32m KPU/USO Impul 1 On 32m Bukit Padi 1 On 52m 10 Air Biru 1 On 32m Temburun 1 On 32m Piasan 1 On 32m Putik 1 On 52m TVRI Tarempa 1 Off 82m 1 Jumlah 29 Page 18

3.2 Peta Penyebaran Menara Telekomunikasi Di Kabupaten Kepulauan Anambas Page 19

3.3 DATA TOWER EXISTING DI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS No. Nama Lokasi Tower Provider Koordinat Tower Longitude 1 Tarempa_Tanjung Telkomsel E106.223700 Lattitude Tinggi Tower N 3.223470 82 2 Tarempa_Tanjung Indosat E 106.223678 N 3.223302 72 3 Tarempa_Tanjung XL Axiata E 106.223759 N 3.223614 72 4 Tarempa_Tanjung TVRI E 106.223708 N 3.223155 82 5 Antang Telkomsel E106.236380 N 3.226050 72 6 Air Asuk Telkomsel E 106.295450 N 3.24369 72 7 Air Asuk Indosat E 106.294880 N 3.24169 72 8 Palmatak Telkomsel E 106.25546 N 3.33947 36 9 Palmatak Indosat E 106.252570 N 3.337340 72 10 Palmatak XL Axiata E 106.252615 N 3.336945 72 11 Letung Telkomsel E 105.70929 N 2.988050 72 12 Letung Indosat E 105.709508 N 2.988031 72 13 Rintis Ujung Kominfo E 106.223250 N 3.19003 42 14 Nyamuk Indosat E 106.327800 N 3.131150 20 15 Kusik Kominfo E 105.692920 N 3.058470 72 16 Kiabu Kominfo E 106.199780 N 2.790810 72 17 Kuala Maras Indosat E 105.792310 N 2.910920 72 18 Tebang Indosat E 106.294880 N 3.316280 72 19 Air Biru Kominfo E 105.702460 N 2.911217 32 20 Bukit Padi Kominfo E 105.727893 N 2.947313 52 Page 20

21 Lingai Kominfo E 106.113746 N 3.115046 32 22 Putik Kominfo E 106.289982 N 3.344355 52 23 Air Bini Kominfo E 106.263838 N 3.111674 32 24 Impol Kominfo E 105.719037 N 3.081712 32 25 Nyamuk Kominfo E 106.328851 N 3.115420 52 26 Piasan Kominfo E 106.217344 N 3.299395 32 27 Tiangau Kominfo E 106.210685 N 3.171244 52 28 Temburun Kominfo E 106.272666 N 3.179418 32 29 Telaga kominfo E 105.96968 N 3.03728 72 3.4 COVERAGE AREA TELEKOMUNIKASI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS Legends : : -70 dbm RxLev1 : -70-75 dbm RxLev2 : -75-80 dbm RxLev3 : -80-85 dbm RxLev4 : -85-90 dbm RxLev5 Page 21

3.5 PHOTO TOWER DI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS INDOSAT AIR ASUK KUALA MARAS TEBANG PAYAMARAM Page 22

PASIR MERAH-TAREMPA TELKOMSEL TEBANG AIR ASUK Page 23

PASIR MERAH-TAREMPA PAYAMARAM XL-AXIATA PAYAMARAM PASIR MERAH-TAREMPA Page 24

KPU/USO AIR BINI AIR BIRU BUKIT PADI IMPOL Page 25

LINGAI NYAMUK PUTIK TEMBURUN Page 26

TIANGAU TOWER PEMKAB KIABU TELAGA Page 27

3.6 ARSITEKTUR JARINGAN GSM Jaringan GSM disusun dari beberapa identitas fungsional: Mobile Station (MS), merupakan perangkat yang dibawa pelanggan. Base Station Subsystem (BSS) yang mengendalikan hubungan radio dengan Mobile Station. Network Subsystem (NSS) Operation Subsystem (OSS) MS : User / pengguna BSS : Fisik tower Base Transceiver Station (BTS) Base Station Controller (BSC) Speech Transcoder (TC) NSS : Switching Mobile Switching Center (MSC) Home Location Register (HLR) Visitor Location Register (VLR) Authentication Center (AuC) Equipment Identity Register (EIR) OSS : Server Operation & Maintenance Centre (OMC-R) Page 28

3.7 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN Alat alat yang digunakan pada pengumpulan database tower di wilayah kabupaten kepulauan anambas ini adalah sebagai berikut: 1. GPS Tracker Page 29

2. Laptop Lenovo +Software TEMS 10.0.5 + Dongle 3. USB Aten 4. Soner K800i (injected Tems) Page 30

5. Soner W995 (injected Tems) 6. Kabel data Sony Ericson ORI 7. GPS Support TEMS Page 31

3.8 TAMPILAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN TEMS Page 32

Page 33

BAB IV ANALISA Page 34

Dari hasil pengawasan jaringan telekomunikasi di lapangan didapatkan bahwa wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas masih memerlukan jaringan seluler yang merata. Mengingat jumlah tower yank ada di wilayah kabupaten kepulauan anambas ini sudah cukup memadai hanya kualitas yang masih perlu ditingkatkan. Untuk kontur wilayah kabupaten kepulauan anambas ini yang berbukit terjal ini banyak wilayah yang belum mendapatkan akses telekomunikasi padahal jarak dengan BTS tidak jauh. Secara keseluruhan kebutuhan akan telekomunikasi yang sangat mendesak dibutuhkan perhatian yang lebih. Penggunaan satelit sebagai akses jaringan telekomunikasi relatif lebih mahal sangat perlu diperhatikan lebih lanjut. Perencanaan jaringan telekomunikasi mengingat wilayah kabupaten kepulauan anambas yang jauh dan tidak bisa diakses dengan gelombang radio microwave memaksa peningkatan penggunaan satelit yang lebih mahal. Sehingga akses internet di kabupaten kepulauan anambas masih sangat terbatas. Maintenance jaringan dari pihak provider yang sangat kurang mengakibatkan penanggulangan akan masalah di lapangan lambat. BTS sering mengalami gangguan hingga berminggu-minggu, mengakibatjkan masyarakat tidak dapat mengakses telekomunikasi selama berminggu-minggu. Lebih lanjut untuk mencapai daerah yang terhalang oleh kontur bukit wilayah kabupaten kepulauan anambas dapat lebih dimaksimalkan penggunaan repeater. Kedepannya diharapkan peningkatan jaringan telekomunikasi dapat terealisasi secara lebih merata dan maksimal mengingat kebutuhan masyarakat akan akses telekomunikasi yang sangat besar untuk pembangunan wilayah kabupaten kepulauan anambas. 4.1 DATA TOWER TELEKOMUNIKASI DAN INFORMASI DI DAERAH PERBATASAN DAN PULAU TERLUAR (TELINFO-TUNTAS) KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL (KPU) / UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION (USO) Dari pengamatan di lapangan didapatkan bahwa untuk BTS KPU/USO kapasitas penggilan untuk satu satuan waktu sangat kecil sehingga sering terjadi drop call atau panggilan terputus serta tidak dapat melakukan panggilan keluar. Di segi biaya Page 35

melakukan panggilan yaitu pulsa pelanggan, didapatkan bahwa melakukan panggilan menggunakan BTS KPU/USO memakan pulsa yang lebih banyak dibanding dengan BTS biasa milik provider. Keterbatasan dalam hal maintenance saat ini menjadi masalah yang paling sering dihadapi dilapangan. Keterlambatan dalam hal maintenance ini menyebabkan banyak BTS dalam keadaan OFF AIR untuk waktu yang cukup lama. 4.2 TOWER BERSAMA MILIK PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 4 titik tower bersama milik pemkab kepulauan anambas ada terdapat : Desa telaga kecamatan Siantan Selatan Desa kusik kecamatan jemaja Desa kiabu kecamatan siantan selatan Desa rintis kecamatan siantan Tower milik pemkab saat ini belum on air dikarenakan masih dalam negosiasi dengan pihak provider yang akan mengisi layanan telekomunikasi. Penggunaan satelit sebagai jaringan telekomunikasi memiliki kendala harga yang tinggi menjadi kendala yang harus diatasi lebih lanjut. Setelah 4 BTS ini aktif diharapkan dapat melayani lebih banyak masyarakat. Lebih lanjut dapat menggunakan repeater untuk dapat menjangkau daerah yang belum terjangkau sinyal seluler. 4.3 TOWER MILIK PROVIDER Untuk tower milik provider Telkomsel, Indosat, dan XL axiata yang ada diwilayah kabupaten kepulauan anambas sudah cukup baik. Permasalahan yang sering timbul adalah masalah maintenance dalam hal menanggapi kerusakan perangkat sangat lama sehingga sering terjadi hilang sinyal termasuk untuk ibukota kabupaten kepulauan Anambas yaitu tarempa. Untuk Tarempa yang sudah memiliki jaringan 3G memiliki kendala yaitu kurangnya kapasitas transfer data atau bandwidth. Kerusakan perangkat juga sering terjadi dan penanganan yang lama menyebabkan pelayanan yang kurang maksimal. Drop call dan call failure juga menjadi masalah dikarenakan panggilan yang overload untuk wilayah Tarempa. Page 36

Untuk di beberapa kecamatan seperti palmatak dan jemaja, akses telekomunikasi seluler sudah bisa diakses. Hal yang perlu ditingkatkan lagi adalah penambahan menara telekomunikasi (BTS) yang dirasa masih kurang. Agar dapat menjangkau wilayah yang lebih luas dan menyeluruh diwilayah kabupaten kepulauan anambas. 4.4 LAMPIRAN I Dasar-Dasar Penyelenggaraan Kegiatan 1. Peraturan Menteri Bersama, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan informatika dan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 tahun 2009, Nomor 07/PRT/M/2009, Nomor 19/PER/M.KOMINFO/03/2009, Nomor 3/P/2009 Tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi. 2. Peraturan Menteri Komunikasi dan informatika Republik Indonesia Nomor : 02/Per/M.KOM 3. Undang-undang No 25 tahun 2002 tentang pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor III, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237); 4. Undang-undang No 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 125 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4437 setelah diubah beberapa kali terakhir undang-undang nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 32 2004 tentang pemerintahan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomor 59 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4844); Page 37

6. Peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 2005 nomor 140, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4578); 7. Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah antara pemerintah, provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/ kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 nomor 82, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 37); 8. Peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah; 9. Keputusan presiden nomor 83/p tahun 2010 tentang pengesahan pengangkatan Drs. Muhammad Sani dan Dr.H. M Soerya Respationo,SH. MH sebagai Gubernur dan wakil Gubernur Kepulauan Riau masa jabatan 2010-2015; 10.Peraturan menteri dalam negari nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah sebagaimana telah diubah dengan peraruran menteri dalam negeri nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah; Page 38

Page 39