BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL SKRIPSI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU PELANGGARAN ATURAN LALU LINTAS DI KABUPATEN KLATEN

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penulisan hukum ini sebagai berikut: menggunakan telepon seluler pada saat berkendara adalah langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. keamanan bertransportasi, salah satu contoh yang sering terjadi dalam

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di

Bab III. Penutup. dalam penulisan hukum/skripsi ini sebagai berikut:

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang

diuraikan di atas, maka dapat simpulkan sebagai berikut: a. Tindakan Kepolisian Terhadap Pelaku Pelanggaran Pasal 134 Huruf g adalah

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian yang

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

DAFTAR PUSTAKA. Abdussalam dan DPM Sitompul, 2007, Sistem Peradilan Pidana, Restu Agung,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas adalah salah satu permasalahan yang dihadapi kota-kota besar di

PENGATURAN POLISI TIDUR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN UMUM

BAB III PENUTUP. II tersebut diatas, maka penulis menarik kesimpulan yaitu:

BAB III PENUTUP. karena adanya hambatan-hambatan sebagai berikut: informasi bahwa akan adanya penertiban.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu. dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi.

Jakarta, h Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2010, Kriminologi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.89.

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

PERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS

I. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB III PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : dapat dilaksanakan secara maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan lalu lintas merupakan suatu masalah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB III KESIMPULAN. Berdasarkan ketentuan Pasal 7 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012,

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan penegakan hukum penataan ruang di kawasan jalan Bantul-

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Artinya

PERANAN SATUAN LALU LINTAS POLISI RESORT KOTA (POLRESTA) SAMARINDA DALAM MENEGAKKAN HUKUM BERLALU LINTAS DI WILAYAH KOTA SAMARINDA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak. pidana Kesusilaan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemberlakuan Undang-undang nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: plat nomor kendaraan palsu, dilakukan dalam dua tahap yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka didapatkan

TINJAUAN YURIDIS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP TINGKAT KESADARAN DAN KEPATUHAN MASYARAKAT SUMENEP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Program Langit Biru, Ruang Terbuka Hijau, Pengujian Kendaraan Bermotor,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN PONSEL SAAT BERKENDARA MENURUT UNDANG-UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB V. Organisasi Pada Dinas Daerah Kota Bandung terhadap anak jalanan di Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan pembahasan dan analisis, penulis dapat. menyimpulkan:

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan,

BAB III PENUTUP. di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dominan. Hal ini ditandai dengan jumlah alat transportasi darat lebih banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Namun tidak sedikit orang yang hanya memikirkan kepentingan. memikirkan orang lain atau kepentingan umum.

PENULISAN HUKUM. Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum

UPAYA SATLANTAS KEPOLISIAN RESORT KOTA PADANG DALAM PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI KOTA PADANG JURNAL

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG

BAB III PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipenuhi. Manusia dalam hidupnya dikelilingi berbagai macam bahaya. kepentingannya atau keinginannya tidak tercapai.

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

PENULISAN HUKUM. Oleh : EMILLIA CITRA LESTARI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Peraturan Perundang-undangan Nomor 22 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

I. PENDAHULUAN. masyarakat menimbulkan dampak lain, yaitu dengan semakin tinggi kepemilikan

I. PENDAHULUAN. interaksi tidak mungkin ada kehidupan bersama. Gillin dan gillin 1 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut

No Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan maupun secara berk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECELAKAAN LALU LINTAS DAN PELANGGARAN LALU LINTAS

BAB III PENUTUP. POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai. terlambat, saling serobot atau yang lain. 1

Transkripsi:

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah penulis utarakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : 1. Upaya-upaya yang dilakukan oleh kepolisian dalam penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Klaten, antara lain adalah : a. Kebijakan penal, yaitu penegakan hukum pidana dengan menindak para pelaku pelanggaran terhadap hukum pidana, dalam hal ini terhadap pelaku kejahatan karena kelalaian mengakibatkan matinya dan luka-lukanya orang sebagaimana diatur dalam Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP serta Pasal 301 ayat (3) dan ayat (4) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilakukan penyelidikan dan penyidikan untuk selanjutnya diproses dalam pengadilan. b. Kebijakan non penal yaitu kebijakan di luar hukum pidana yang bertujuan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yaitu meliputi teguran simpatik, adanya pembinaan, penyuluhan kepada masyarakat (kampanye keselamatan berkendara, debat publik, kunjungan, seminar dan diskusi), program kegiatan Gerakan 45

Disiplin Berlalu Lintas (police go to campus, traffic board) dan operasi khusus kepolisian. Sedangkan secara edukatif seperti polisi sahabat anak, patroli keamanan sekolah dilakukan pelajar, pelatihan safety riding, dan tegasnya tindakan penegakan hukum polisi untuk edukasi terwujudnya kepastian hukum. 2. Kendala-kendala yang dihadapi kepolisian untuk menegakkan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas, antara lain adalah : a. Kurangnya kesadaran hukum pada masyarakat b. Kurangnya kemampuan oleh Polisi c. Kewenangan perundang-undangan bermasalah B. Saran d. Kurangnya sarana prasarana yang mendukung Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran, meliputi : 1. Lebih memberikan pendekatan sosialisasi kepercayaan kepada semua masyarakat berbagai tempat mengenai penjelasan UU No 22 Tahun 2009 tentang kepatuhan dan kesadaran hukum terhadap aturan karena pelanggaran mengakibatkan kemacetan dan bahaya kecelakaan lalin. Mempertegas isi hukum tersebut dengan memberi sanksi sesuai aturan berlaku dengan memberi efek jera bagi pelanggar, tidak hanya pemberian sanksi denda saja mungkin dapat 46

menggunakan kebijakan penal dengan sanksi pidana kurungan sehari bagi pelanggar yang sering melanggar lalin. Sebaiknya di setiap tes pembuatan SIM diadakan praktek langsung di jalan raya, sehingga para calon pengemudi kendaraan dapat diketahui apakah mereka benar-benar siap untuk berkendara dengan tertib dan aman. 2. Seharusnya bagi masyarakat wajib mentaati aturan yang sudah ditetapkan dalam UU bukan hanya sekedar mentaati aturan karena lebih disebabkan kehadiran petugas ditempat tersebut namun ditinjau dari motivasi keselamatan diri sendiri dan orang lain. Ini jelas bukan didasarkan pada suatu keyakinan akan maksud dari aturan tersebut, tetapi lebih didasarkan pada bagaimana agar tidak terkena sanksi sebagai akibat dari perbuatannya. 47

DAFTAR PUSTAKA Buku : Anton Tabah, 1998, Reformasi Kepolisian, CV. Sahabat, Klaten. B. Daliyo, SH, Pengantar Ilmu Hukum Buku Panduan Mahasiswa, Prenhallindo, Jakarta, 2001. H.S Djajoesman.,1976. Polisi dan Lalu Lintas, Dinas Hukum Polri, Jakarta. H. Warsito Hadi Utomo, S.H, M.Hum, Hukum Kepolisian Di Indonesia, Yogyakarta, 2002. Ishaq, SH, M.Hum, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. M. Karjadi,SH, Kejahatan Pelanggaran Dan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, Politeia, Bogor. Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta. Satjipto Raharjo, SH, Penegakan Hukum, Genta Publishing. Satjipto Rahardjo, SH, 1996, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti. Siti Sundari, 2005, Hukum Lingkungan dan Kebijakan Lingkungan Nasional, Airlangga University Press, Surabaya. Soerjono Soekanto, Suatu Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Masalah-masalah Sosial, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989. Soerjono Soekanto, SH, MA, 1990, Polisi Dan Lalu Lintas, Mandar Maju, Bandung. Soerjono Sukanto, SH, MA, 2002, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Grafindo Persada, Jakarta. Sudikno Mertokusumo, SH.,2003. Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Kamus : Yogyakarta. Kamus Besar Indonesia, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta. 48

Website : www.solusihukum.com, Penegakan Hukum, 7 September 2008 http://3-bulan-215-kecelakaan-di-klaten-19442.html http://kecelakaan-lalu-lintas-tiga-bulan-21-nyawa-melayang-178565.html http://hukum.kompasiana.com/2012/03/03/melanggar-rambu-lalu-lintas-tidak-dihukum/ www.scribd.com/doc/pengertian-lalu-lintas-dan -Pelanggaran-Lalu-Lintas Peraturan Perundang-Undangan : UUD Republik Indonesia 1945 amandemen keiv Tahun 2002. KUHP buku ketiga tentang Pelanggaran. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 49

LAMPIRAN

Daftar pertanyaan wawancara dengan narasumber : 1. Apa saja program yang sudah dilakukan polisi untuk mengurangi dan mencegah pelanggaran lalin di jalan? 2. Apakah peraturan UU No. 22 Tahun 2009 sudah dijelaskan secara detail dan diperkenalkan secara langsung kepada masyarakat? Bagaimana? 3. Kendala-kendala apa yang dihadapi polisi dalam upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran lalin? 4. Upaya-upaya apa yang akan dilakukan polisi untuk penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran lalin selain tilang dan denda? 5. Bagaimana polisi dalam penanggulangannya? 6. Apakah hambatan yang dihadapi polisi dalam menegakkan hukum pelanggaran lalin? Bagaimana memulihkan pandangan negatif masyarakat pada polisi? 7. Untuk mendukung sumber data, perlu data/tabel pelanggaran sebagai grafik pelanggaran.