BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sembarangan karena tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

KEGIATAN PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI. Oleh : Warga RW.16 Karanganyar Brontokusuman

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma

KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI OLEH RUKUN WARGA DIKOTA YOGYAKARTA. Program Magister Ilmu Lingkungan UNDIP,

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

Profil Orgic's Home Generasi Muda Peduli Sampah

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

Konsep penanganan sampah dengan sistem koperasi. Oleh Kelompok 9

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

1

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PROFIL & KEGIATAN LINGKUNGAN RT 29 RW 07

PERAN ASPEK KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH KOMPREHENSIF MENUJU ZERO WASTE (Studi Kasus di Kecamatan Lamongan)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh kota-kota di Indonesia adalah

BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2012 Seri : E

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolak ukur kualitas hidup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena sampah merupakan awal dari penyebab berbagai penyakit

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS AKHIR RP

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

Kata kunci : analisa kesetimbangan massa, peran serta masyarakat, lembaga motivator dan lembaga pengelola sampah mandiri.

Analisis Situasi. PENDEKATAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RW 03 (Perum Kertas Leces) DESA BANJAR SAWAH KECAMATAN TEGALSIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. sampah. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya, memberi

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

Oleh: Drs. Paulus Hariyono, M.T. Sentot Suciarto A., Ph.D. Veronica Kusdiartini, SE., Msi Ir. E. Etty Listiati, M.T.

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI BAGI MASYARAKAT DI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah terjadi perubahan mendasar terhadap tatanan pemerintahan. Yaitu dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN MANAJEMEN PEMILAHAN SAMPAH MANDIRI

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

IV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian

PROPOSAL PENGAJUAN BANTUAN PERALATAN BANK SAMPAH UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT SERTA KELESTARIAN LINGKUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I Permasalahan Umum Persampahan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Permasalahan Sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WASTE MANAGEMENT PROGRAM IN INDONESIA (Reduce, Reuse, Recycle Program)

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 3R BERBASIS MASYARAKAT Sri Subekti Fakultas Teknik, Teknik Lingkungan Universitas Pandanaran Semarang

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu saja akan banyak dan bervariasi, sampah, limbah dan kotoran yang

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Pelatihan Pengolahan Limbah Kertas Dengan Menggunakan Alat Penghancur Di Desa Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI TINGKAT PARTISIPASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERUBAHAN PERILAKU PESERTA PROGRAM

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VIII.1. Kesimpulan Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dalam perencanaan, masyarakat berpartisipasi melalui Paguyuban Bersatu dalam menyampaikan keinginan mereka serta saran mereka dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Hasil dari musyawarah masyarakat ini dapat terlihat dengan adanya beroperasinya bank sampah Sadidu29 serta kegiatan-kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga. Organisasi lokal dalam hal ini Paguyuban Bersatu melalui kader-kadernya menjadi penggerak utama partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga ini mulai dari perencanaan hingga pengawasan. Kader-kader melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat dalam setiap kegiatan kemasyarakatan yang dikoordinir langsung oleh ketua RT masing-masing sehingga menjadi lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran berpartisipasi dalam pengelolaan sampah rumah tangga. 2. Dalam pelaksanaan, partisipasi masyarakat terlihat dari kegiatan pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga. Masyarakat belum berpartisipasi secara optimal dalam kegiatan pengurangan sampah rumah tangga. Hal ini terlihat dalam kegiatan pengurangan sampah rumah tangga dengan cara reduce, partisipasi masyarakat 95

tergolong sangat rendah dengan hanya 7% yang selalu menerapkan kegiatan ini dan 15% yang sering menrapkan kegiatan ini. Sedangkan sisanya 40% jarang yang melakukan dan 38% bahkan tidak pernah menerapkan. Rendahnya partisipasi masyarakat juga terjadi di dalam kegiatan pemanfaatan kembali barang bekas. Rendahnya partisipasi ini terlihat dengan hanya 2% saja yang selalu melakukan kegiatan ini dan hanya 17% yang sering menerapkan kegiatan memanfaatkan barang bekas dalam keseharian mereka. Sedangkan sisanya sebesar 35% jarang melakukan kagiatan ini dan 42% tidak pernah memanfaatakn barang bekas. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam hal pemanfaatan barang bekas ini disebabkan oleh keberadaan bank sampah Sadidu29. Partisipasi masyarakat terlihat lebih baik dalam hal pendaurulangan sampah rumah tangga. Masyarakat yang selalu melakukan daur ulang sebesar 12%,sebanyak 25% sering melakukan daur ulang, dan 26% jarang melakukan daur ulang. Sedangkan sisanya yakni 37% masyarakat tidak pernah melakukan daur ulang dalam keseharian mereka. Bagi mereka yang melakukan pendaurulangan, terdapat dua kegiatan pendaurulangan yakni pembuatan kompos menggunakan komposter dan membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Meskipun partisipasi masyarakat dalam kegiatan upaya pengurangan sampah rumah tangga masih rendah, namun dalam kegiatan penanganan sampah yakni pemilahan sampah rumah tangga, partisipasi masyarakat tergolong tinggi yakni 91% yang menerapkan 96

pemilahan sampah. Sementara itu, pengangkutan hingga pembuangan sampah ke TPA sebagian besar dilakukan oleh petugas kebersihan sampah dari Bank Sampah Sadidu29 dan Paguyuban Bersatu. 3. Dalam pengawasan, masyarakat tidak terlihat secara aktif dalam mengawasi kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga. Pengawasan biasannya dilakukan oleh kade-kader yang bernaung di bawah Paguyuban Bersatu. Meskipun masyarakat tidak secaraaktif berpartisipasi dalam mengawasi kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga, namun terdapat dampak positif yang dirasakan warga dari adanya kegiatan pengelolaan sampah ini. Dampak positif tersebut misalnya saja lingkungan menjadi lebih bersih dan teratur, masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi, serta kesadaran masyarakat dalam mengajak orang lain untuk turut serta menerapkan pengelolaan sampah rumah tangga dalam keseharian. Jumlah sampah yang dapat dikurangi kurang lebih 1,7 Ton dalam sekali periode penjualan sampah oleh Bank Sampah. Meskipun tidak berdampak secara signifikan dalam upaya mengurangi sampah kota di Kabupaten Kulon Progo, namun upaya pengelolaan sampah rumah tangga di sumbernya merupakan langkah utama dalam mengatasi persoalan sampah. 97

VIII.2 Saran 1. Peran kader sangat besar, misalnya mulai dari sosialisasi,pengadaan fasilitas, dll, namun besarnya peran kader belum dapat menggerakkan golongan anak muda untuk berperan serta. Oleh karena itu masyarakat perlu menambah jumlah kader terutama anak muda dalam perencanaaan. 2. Dari data yang diperoleh, pemanfaatan hasil olahan sampah yakni kompos digunakan masyarakat untuk keperluan sendiri. Oleh karena itu perlu dibentuk suatu usaha kecil menengah dalam memasarkan kompos. Hal itu selain dapat mengurangi jumlah sampah, akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar kepada masyarakat melalui penjualan dan kompos. Dalam pemasaran kompos, petani lokal dapat diajak untuk bekerja sama mengingat petani merupakan pengguna kompos yang utama dan wilayah Kulon Progo memiliki areal pertanian yang luas. 3. Mengajak warga di daerah tetangga untuk ikut serta/ bersama-sama menggunakan wadah sampah yang disediakan RW29, Wonosidi Lor sesuai dengan fungsinya yakni membuang sampah berdasarkan jenis sampah. Wadah sampah di sepanjang jalan yang berbatasan dengan daerah lain tidak akan ditarik, apabila warga di daerah lain membuang sampah berdasarkan jenis sampah. 4. Hampir setiap golongan rumah tangga telah mendapatkan pelatihan ketrampilan membuat kerajinan dari barang bekas. Namun hanya sedikit masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan ini yakni 9% saja. Agar lebih banyak lagi masyarakat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, 98

tidak cukup hanya mengandalkan pelatihan saja, namun masyarakat juga dibekali dengan alat dan sarana untuk memasarkan hasil kerajinan dari barang bekas tersebut. Pengadaan sarana dan prasarana ini dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah atatupun LMS atau pihak swasta. 5. Kader berperan dalam setiap pengawasan namun masyarakat masih melakukan hal-hal yang dilarang misal membakar sampah. Oleh karena perlu melibatkan masyarakat sebagai partner kader dalam mengawasi pengelolaan sampah rumah tangga. 99