BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VIII.1. Kesimpulan Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dalam perencanaan, masyarakat berpartisipasi melalui Paguyuban Bersatu dalam menyampaikan keinginan mereka serta saran mereka dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Hasil dari musyawarah masyarakat ini dapat terlihat dengan adanya beroperasinya bank sampah Sadidu29 serta kegiatan-kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga. Organisasi lokal dalam hal ini Paguyuban Bersatu melalui kader-kadernya menjadi penggerak utama partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga ini mulai dari perencanaan hingga pengawasan. Kader-kader melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat dalam setiap kegiatan kemasyarakatan yang dikoordinir langsung oleh ketua RT masing-masing sehingga menjadi lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran berpartisipasi dalam pengelolaan sampah rumah tangga. 2. Dalam pelaksanaan, partisipasi masyarakat terlihat dari kegiatan pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga. Masyarakat belum berpartisipasi secara optimal dalam kegiatan pengurangan sampah rumah tangga. Hal ini terlihat dalam kegiatan pengurangan sampah rumah tangga dengan cara reduce, partisipasi masyarakat 95
tergolong sangat rendah dengan hanya 7% yang selalu menerapkan kegiatan ini dan 15% yang sering menrapkan kegiatan ini. Sedangkan sisanya 40% jarang yang melakukan dan 38% bahkan tidak pernah menerapkan. Rendahnya partisipasi masyarakat juga terjadi di dalam kegiatan pemanfaatan kembali barang bekas. Rendahnya partisipasi ini terlihat dengan hanya 2% saja yang selalu melakukan kegiatan ini dan hanya 17% yang sering menerapkan kegiatan memanfaatkan barang bekas dalam keseharian mereka. Sedangkan sisanya sebesar 35% jarang melakukan kagiatan ini dan 42% tidak pernah memanfaatakn barang bekas. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam hal pemanfaatan barang bekas ini disebabkan oleh keberadaan bank sampah Sadidu29. Partisipasi masyarakat terlihat lebih baik dalam hal pendaurulangan sampah rumah tangga. Masyarakat yang selalu melakukan daur ulang sebesar 12%,sebanyak 25% sering melakukan daur ulang, dan 26% jarang melakukan daur ulang. Sedangkan sisanya yakni 37% masyarakat tidak pernah melakukan daur ulang dalam keseharian mereka. Bagi mereka yang melakukan pendaurulangan, terdapat dua kegiatan pendaurulangan yakni pembuatan kompos menggunakan komposter dan membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Meskipun partisipasi masyarakat dalam kegiatan upaya pengurangan sampah rumah tangga masih rendah, namun dalam kegiatan penanganan sampah yakni pemilahan sampah rumah tangga, partisipasi masyarakat tergolong tinggi yakni 91% yang menerapkan 96
pemilahan sampah. Sementara itu, pengangkutan hingga pembuangan sampah ke TPA sebagian besar dilakukan oleh petugas kebersihan sampah dari Bank Sampah Sadidu29 dan Paguyuban Bersatu. 3. Dalam pengawasan, masyarakat tidak terlihat secara aktif dalam mengawasi kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga. Pengawasan biasannya dilakukan oleh kade-kader yang bernaung di bawah Paguyuban Bersatu. Meskipun masyarakat tidak secaraaktif berpartisipasi dalam mengawasi kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga, namun terdapat dampak positif yang dirasakan warga dari adanya kegiatan pengelolaan sampah ini. Dampak positif tersebut misalnya saja lingkungan menjadi lebih bersih dan teratur, masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi, serta kesadaran masyarakat dalam mengajak orang lain untuk turut serta menerapkan pengelolaan sampah rumah tangga dalam keseharian. Jumlah sampah yang dapat dikurangi kurang lebih 1,7 Ton dalam sekali periode penjualan sampah oleh Bank Sampah. Meskipun tidak berdampak secara signifikan dalam upaya mengurangi sampah kota di Kabupaten Kulon Progo, namun upaya pengelolaan sampah rumah tangga di sumbernya merupakan langkah utama dalam mengatasi persoalan sampah. 97
VIII.2 Saran 1. Peran kader sangat besar, misalnya mulai dari sosialisasi,pengadaan fasilitas, dll, namun besarnya peran kader belum dapat menggerakkan golongan anak muda untuk berperan serta. Oleh karena itu masyarakat perlu menambah jumlah kader terutama anak muda dalam perencanaaan. 2. Dari data yang diperoleh, pemanfaatan hasil olahan sampah yakni kompos digunakan masyarakat untuk keperluan sendiri. Oleh karena itu perlu dibentuk suatu usaha kecil menengah dalam memasarkan kompos. Hal itu selain dapat mengurangi jumlah sampah, akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar kepada masyarakat melalui penjualan dan kompos. Dalam pemasaran kompos, petani lokal dapat diajak untuk bekerja sama mengingat petani merupakan pengguna kompos yang utama dan wilayah Kulon Progo memiliki areal pertanian yang luas. 3. Mengajak warga di daerah tetangga untuk ikut serta/ bersama-sama menggunakan wadah sampah yang disediakan RW29, Wonosidi Lor sesuai dengan fungsinya yakni membuang sampah berdasarkan jenis sampah. Wadah sampah di sepanjang jalan yang berbatasan dengan daerah lain tidak akan ditarik, apabila warga di daerah lain membuang sampah berdasarkan jenis sampah. 4. Hampir setiap golongan rumah tangga telah mendapatkan pelatihan ketrampilan membuat kerajinan dari barang bekas. Namun hanya sedikit masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan ini yakni 9% saja. Agar lebih banyak lagi masyarakat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, 98
tidak cukup hanya mengandalkan pelatihan saja, namun masyarakat juga dibekali dengan alat dan sarana untuk memasarkan hasil kerajinan dari barang bekas tersebut. Pengadaan sarana dan prasarana ini dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah atatupun LMS atau pihak swasta. 5. Kader berperan dalam setiap pengawasan namun masyarakat masih melakukan hal-hal yang dilarang misal membakar sampah. Oleh karena perlu melibatkan masyarakat sebagai partner kader dalam mengawasi pengelolaan sampah rumah tangga. 99