GAMBARAN STATUS KARIES PADA MURID SMP NEGERI 4 TOULUAAN KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

GAMBARAN STATUS KARIES PADA SISWA SMP NEGERI I TOMOHON

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

PREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENCEGAHAN KARIES DAN STATUS KARIES MURID SD KELURAHAN MENDONO KECAMATAN KINTOM KABUPATEN BANGGAI

Gambaran status karies dan status gizi pada murid TK Kartika XX-16 Manado

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Dipublikasikan Pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI SISWA SDN TUMALUNTUNG MINAHASA UTARA

GAMBARAN STATUS KARIES DAN POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MAHASISWA ASAL TERNATE DI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi kesehatan keseluruhan dari tubuh. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

STATUS KARIES PADA GIGI BERJEJAL DI SD NEGERI 12 TUMINTING

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

GAMBARAN STATUS KARIES PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB YPAC MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dapat dipisahkan satu dengan lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

Gambaran status karies gigi pada mahasiswa asal Kabupaten Mimika yang mempunyai kebiasaan menyirih di Manado

Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado

Pengaruh nilai intelligence quotient (IQ) terhadap status karies gigi siswa di SMA Binsus Manado

GAMBARAN PERILAKU KESEHATAN GIGI ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan kejadian Karies Gigi Siswa Sekolah Dasar Sumbersari Dan Puger Kabupaten Jember

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan gigi dan

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN TINGGINYA ANGKA KARIES GIGI PADA SD BINAAN PELAYANAN ASUHAN DI WILAYAH KOTA PONTIANAK

Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

Hubungan konsumsi jajanan dan status karies gigi siswa di SMP NEGERI 1 Tareran

Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Indeks DMF-T Siswa Sekolah Dasar Dengan UKGS (Studi Pada SDN 20 Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh)

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didasarkan pada penyimpangan kondisi sehat. Pengukuran sebenarnya

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Karies Molar Satu Permanen pada Murid Umur 6-12 Tahun SDN 26 Lamteumen Timur Kota Banda Aceh

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENCABUTAN GIGI DI SMP NEGERI 2 LANGOWAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia bulan di TK Negeri Pembina Denpasar

BAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

PERBEDAAN STATUS KARIES PADA ANAK SEKOLAH DASAR YANG MENGKONSUMSI AIR MINUM DARI AIR PAH DAN AIR PDAM DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).

ABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

TINGKAT KEPARAHAN KARIES PADA GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN BERDASARKAN KELOMPOK UMUR 6 DAN 12 TAHUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERTIWI, MAKASSAR

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

GAMBARAN SKOR PLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADYAH GODEAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Bitung

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

Kata kunci : Guru, pengetahuan, murid, karies gigi.

PREVALENSI KARIES GIGI GERAHAM PERTAMA PERMANEN PADA ANAK UMUR 8 10 TAHUN DI SD KELURAHAN KAWANGKOAN BAWAH

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN SUMBER KALSIUM DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (World Health Organization) (2013), terjadi peningkatan

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASANDI RSGMP-PSPDG FK UNSRAT MANADO

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN STATUS KARIES MURID SEKOLAH DASAR NEGERI 48 MANADO BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI SISWA SEKOLAH DASAR SUMBERSARI DAN PUGER KABUPATEN JEMBER. *Kiswaluyo

Gambaran konsumsi jajanan dan status karies pada anak usia 3-5 tahun di Kelurahan Rinegetan Kecamatan Tondano Barat

PENYEBAB TINGGINYA KARIES GIGI PADA WANITA USIA TAHUN DI DESA GONDOSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOSARI KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang,

Transkripsi:

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015 GAMBARAN STATUS KARIES PADA MURID SMP NEGERI 4 TOULUAAN KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA 1 Billy O. S. Mayusip 2 Ni Wayan Mariati 2 Christy N. Mintjelungan 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2 Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email: billysamuel@windowslive.com Abstract: Caries is a dental hard tissue disease, which involves enamel, dentin, and cementum. It is caused by a microorganism activity inside carbohydrates that can be fermented. Dental caries widely occurs among school aged children since they often consume meal that potentially can cause caries. SMP Negeri 4 Touluaan is a junior high school located in kecamatan Silian Raya. This study aimed to obtain the dental caries status of students at SMP Negeri 4 Touluaan. This was a descriptive study with a cross-sectional approach. The population consisted of 240 students. Samples were 71 students obtained by using Slovin s formula and a purposive sampling method. The results showed that the average DMF-T index of SMP Negeri 4 Touluaan students was 3.52, that belonged to the medium or fair category based on the WHO criteria. Keywords: caries status, junior high school students, DMF-T Index Abstrak: Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Penyakit ini banyak terjadi pada anak usia sekolah. Anak-anak sekolah seringkali mengonsumsi makanan dengan kandungan substrat yang berpotensi menyebabkan karies. SMP Negeri 4 Touluaan merupakan SMP yang terletak di kecamatan Silian Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status karies pada murid SMP Negeri 4 Touluaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Populasi total sebanyak 240 siswa. Sampel penelitian didapat menggunakan rumus Slovin yaitu sebanyak 71 siswa. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan indeks DMF-T rata-rata pada siswa SMP Negeri 4 Touluaan sebesar 3,52 yang tergolong dalam kategori sedang menurut kriteria DMF-T yang dikeluarkan WHO. Kata kunci: status karies, murid sekolah menengah pertama, indeks DMF-T Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Masalah kesehatan gigi dan mulut masih perlu diperhatikan, karena pernyakit gigi dan mulut masih menjadi masalah yang sering dikeluhkan oleh masyarakat. Salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat terutama pada anak-anak ialah karies gigi. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh suatu aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya yaitu demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. 482

Mayusip, Mariati, Mintjelungan: Gambaran status karies... Akibatnya terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang menyebabkan nyeri. Walaupun demikian mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium sangat dini penyakit ini dapat dihentikan. 1 Penyakit karies gigi banyak terjadi pada anak usia sekolah. Usia sekolah ialah masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia berkualitas dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia.karies pada anak sekolah cenderung disebabkan karena pola makan anak-anak yang tidak terkontrol. Anak-anak sekolah seringkali mengonsumsi makanan dengan kandungan substrat yang berpotensi menyebabkan karies. Oleh sebab itu anak usia sekolah merupakan kelompok yang tergolong rentan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut. 2,3 Menurut World Health Organization (WHO), usia 12 tahun merupakan usia pemantauan global untuk karies serta diperkirakan semua gigi permanen telah erupsi, terkecuali gigi molar tiga. Kelompok usia 12 tahun merupakan indikator kritis, karena sekitar 76,97% karies menyerang pada usia tersebut. Kelompok usia 12 tahun juga merupakan kelompok yang mudah dijangkau oleh Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), sehingga usia 12 tahun ditetapkan sebagai usia pemantauan global untuk karies gigi. 4,5 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, indeks DMF-T (Decayed, Missing, Filling Teeth) di Indonesia sebesar 4,6 yang berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia 460 gigi per 100 orang dan termasuk dalam kategori tinggi. Indeks DMF-T pada lakilaki sebesar 4,1 termasuk kategori sedang, dan pada perempuan sebesar 4,9 termasuk kategori tinggi. Indeks DMF-T provinsi Sulawesi Utara adalah 5,4 yang termasuk dalam kategori tinggi. 6 SMP Negeri 4 Touluaan, merupakan sekolah menengah pertama yang terletak di kecamatan Silian Raya. Letak kecamatan Silian Raya sendiri berada kurang lebih 8 kilometer dari kaki Gunung Soputan Minahasa Tenggara. Menurut survei awal yang dilakukan oleh peneliti, sekolah ini belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai misalnya sarana UKGS, dan juga sekolah ini belum pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang suatu masalah yaitu gambaran status karies pada anak SMP Negeri 4 Touluaan, kecamatan Silian Raya kabupaten Minahasa Tenggara. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain potong lintang (cross-sectional). Penelitian bertempat di SMP Negeri 4 Touluaan kecamatan Silian Raya kabupaten Minahasa Tenggara. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa SMP usia 12-14 tahun, di SMP Negeri 4 Touluaan yang berjumlah 240 orang. penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, besar sampel diperoleh menggunakan rumus Slovin dan didapatkan hasil sebesar 70,58 yang kemudian dibulatkan menjadi 71 responden. Penelitian dilakukan pada sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat diagnostik untuk mendapatkan data tentang status karies berdasarkan indeks DMF-T. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu memberikan informed concent pada orang tua/ wali dari anak yang akan diteliti, dan memberikan informasi mengenai maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini. Setelah informed concent yang dibagikan telah disetujui oleh orang tua/ wali, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat diagnostik untuk mendapatkan data tentang status karies gigi melalui indeks DMF-T. Untuk membantu peneliti pada saat penelitian dibentuk tim kerja yang terdiri dari tiga orang yang merupakan mahasiswa S1 dari program studi pendidikan dokter gigi yang terlebih dahulu sudah diberikan materi tentang pemeriksaan status karies menggunakan 483

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015 indeks DMF-T yang dikeluarkan oleh WHO. 7 (Tabel 1) Tabel 1. Kategori Perhitungan DMF-T Menurut WHO. 7 Kategori DMF-T Sangat Rendah 0,0-1,1 Rendah 1,2-2,6 Sedang 2,7-4,4 Tinggi 4,5 6,5 Sangat Tinggi > 6,6 Alat yang digunakan pada penelitian disterilkan dengan cara direndam dalam larutan iodin yang telah disediakan, lalu dibilas dengan air bersih, Setelah dibilas dengan air bersih, alat kemudian direndam ke dalam alkohol yang telah disediakan. Setelah alat direndam dengan alkohol, alat terlebih dahulu harus dikeringkan dengan tissue yang telah disediakan sebelum digunakan pada responden. Data diolah berdasarkan persentase yang disajikan dalam bentuk table frekuensi untuk melihat status karies responden. HASIL PENELITIAN Terdapat 71 siswa dan siswi yang menjadi responden dalam penelitian ini dengan persentase jumlah siswa 54,93% dan siswi 45,07%. (Tabel 2) Tabel 2. Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Jumlah (%) Kelamin Laki-laki 39 54,93 Perempuan 32 45,07 Jumlah 71 100 Terdapat tiga kategori usia dalam penelitian ini yaitu usia 12 tahun (28,17%), usia 13 tahun ( 33,80%) dan 14 tahun (38,03%). (Tabel 3) Tabel 3. Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia Usia Jumlah (%) 12 20 28,17 13 24 33,80 14 27 38,03 Jumlah 71 100 Dari hasil pemeriksaan DMF-T pada siswa SMP Negeri 4 Touluaan, jumlah indeks D (decayed) berjumlah 214, M (missing) berjumlah 36, sedangkan F (filling) tidak ada. Indeks DMF-T rata-rata yang di dapat dari 71 responden di SMP Negeri 4 Touluan sebesar 3,52. Berdasarkan kriteria WHO, indeks ini berada pada kategori karies sedang (Tabel 4). Tabel 4. Distribusi status karies berdasarkan jenis kelamin Jenis D M F Skor Kategori Kelamin Laki-laki 127 22 0 3,82 Sedang Perempuan 87 14 0 3,16 Sedang Total 214 36 0 Hasil menunjukkan bahwa rata-rata indeks DMF-T pada murid laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan murid perempuan. Hasil DMF-T berdasarkan usia menunjukan seluruh kelompok usia memiliki indeks karies yang dikategorikan sedang. Kelompok umur dengan skor tertinggi ialah kelompok umur 13 tahun dengan skor 4,08 yang tergolong dalam kategori sedang. (Tabel 5) Tabel 5. Distribusi status karies berdasarkan usia Usia D M F Skor Kategori (Tahun) 12 53 9 0 3,1 Sedang 13 89 9 0 4,08 Sedang 14 72 18 0 3,33 Sedang Total 214 36 0 BAHASAN Data hasil penelitian menunjukkan rata-rata indeks DMF-T dari 71 responden di SMP Negeri 4 Touluaan sebesar 3,52. Menurut kriteria dari World Health Organization (WHO), indeks ini berada 484

Mayusip, Mariati, Mintjelungan: Gambaran status karies... pada kategori sedang. Responden yang di teliti semuanya memiliki skor filling (F) nol, karena tidak ditemukan responden yang menambal giginya. Hasil pemeriksaan DMF-T pada anak SMP Negeri 4 Touluaan dalam masing-masing indeks, yaitu D (decay) sebanyak 214, M (missing) sebanyak 36, F (filling) sebanyak 0. Hasil penelitian yang dilakukan Pontonuwu di Kinilow, Tomohon. Indeks DMF-T pada anak sekolah yang berusia 11-12 tahun yaitu D (decay) berjumlah 206, M (missing) berjumlah 48, F (filling) berjumlah 1, hampir mendekati dengan skor F (filling)yang didapatkan oleh peneliti. 8 Masyarakat di daerah Sulawesi Utara lebih memilih perawatan pencabutan gigi daripada penambalan karena tingkat pengetahuan yang kurang akan kesehatan gigi dan mulut. Berdasarkan RISKESDAS 2013 angka D-F di provinsi Sulawesi Utara sebesar 0,06 yang artinya jumlah gigi yang memiliki tambalan cenderung sedikit bila dibandingkan dengan angka DMF-T yang di miliki oleh provinsi Sulawesi Utara yaitu sebesar 5,4. 6 Menurut survey awal yang dilakukan peneliti kecamatan Silian Raya memiliki satu fasilitas layanan kesehatan berupa Puskesmas Silian dengan kode puskesmas P7109062101, tidak ada tenaga dokter gigi yang tersedia di puskesmas Silian Raya. 9 Hal ini merupakan salah satu faktor mengapa tidak ditemukannya gigi yang ditambal sehingga skor filling responden yang didapatkan nol. Status karies berada pada kategori sedang dapat dipengaruhi oleh status sosial ekonomi. Mayoritas pekerjaan orang tua dari responden penelitian adalah buruh bangunan diikuti oleh urutan kedua yaitu petani.berdasarkan data tersebut menunjukkan rata-rata siswa-siswi SMP Negeri 4 Touluan berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi menengah kebawah. Sebuah penelitian oleh Kӓllestål dan Wall di Swedia menunjukan adanya hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian karies gigi pada anak 12-14 tahun yaitu anak yang berasal dari golongan sosial ekonomi yang rendah memliki resiko karies gigi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga golongan sosial ekonomi menengah dan tinggi, sehingga dapat dikatakan peran pendidikan orang tua tentang kebersihan gigi dan mulut dapat berpengaruh terhadap status karies pada anak. Orang tua dengan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang baik juga memiliki anak dengan status karies yang rendah dibandingkan dengan orang tua dengan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik. 10 SMP Negeri 4 Touluaan tidak memiliki sarana UKGS. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Karmawati di Cilandak, Jakarta, terdapat perbedaan resiko terjadinya karies antara sekolah yang memiliki sarana UKGS dan sekolah yang tidak memiliki sarana UKGS. Sekolah yang memiliki sarana UKGS memiliki angka kejadian karies yang cenderung lebih rendah dibandingkan sekolah yang tidak memiliki UKGS. 11 Ada tidaknya UKGS di Sekolah ini dapat berpengaruh pada indeks DMF-T yang didapatkan, karena rendahnya kesadaran para siswa-siswi akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut.menurut pengamatan peneliti, anak-anak SMP Negeri 4 Touluan memiliki kebiasaan jajan saat jam istirahat makan. Jajanan dengan mudah didapatkan oleh anak-anak di depan sekolah, baik kaki lima maupun warung dekat sekolah. Konsumsi jajanan yang tidak terpantau berpengaruh pada peningkatan terjadinya karies. Hasil penelitian dari Worotitjan di desa Kiawa kecamatan Kawangkoan Utara. Pola makanan karbohidrat tertinggi pada anakanak ialah snack yang biasanya dikonsumsi dengan frekuensi waktu 2-3 kali sehari. Penelitian tersebut juga mendapatkan Skor indeks DMF-T dari responden sebesar 3,71. 12 Hampir sama dengan angka yang peneliti dapatkan dari hasil pemeriksaan DMF-T murid SMP Negeri 4 Touluaan. Ditinjau berdasarkan jenis kelamin hasil pemeriksaan DMF-T yang di dapatkan ialah laki-laki 3,82 dan perempuan 3,15. Kedua-duanya tergolong dalam kategori sedang menurut kriteria WHO. Hasil 485

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015 penelitian dari Mangkey di Tomohon menunjukkan laki-laki memiliki status karies yang lebih tinggi dibandingkan perempuan yaitu sebesar 2,29 (laki-laki) dan 2,23 (perempuan). 13 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pontonuwu yang mendapatkan skor indeks DMF-T pada anak perempuan lebih tinggi dibandingkan pada anak laki-laki yaitu sebesar 3,4 (laki-laki) dan 3,6 (perempuan). 8 Menurut RISKESDAS tahun 2013 indeks DMF-T berdasarkan jenis kelamin adalah 4,1 untuk laki-laki dan 4,9 untuk perempuan. Indeks DMF-T pada perempuan tergolong tinggi, sedangkan laki-laki tergolong dalam kategori sedang. 6 Pada penelitian ini status karies pada lakilaki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan, hal ini mungkin terjadi karena responden laki-laki lebih banyak dibandingkan responden perempuan. Berdasarkan usia yang terbagi atas 3 golongan usia yaitu 12, 13, dan 14. Hasil DMF-T didapatkan ialah usia 12 tahun 3,1, usia 13 tahun 4,08, dan usia 14 tahun 3,33. Skor DMF-T tertinggi didapatkan oleh usia 13 tahun. Hasil ini berbeda dengan hasil yang di dapatkan oleh Mangkey dalam penelitiannnya di Tomohon. Skor tertinggi pada penilitian tersebut didapatkan oleh golongan usia 12 tahun sebesar 2,40 disusul oleh usia 14 tahun yaitu sebesar 2,22 dan usia 13 tahun 2,17. 13 Usia yang lebih dewasa memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik. Kekurangan pengetahuan akan cara memelihara kesehatan gigi dan mulut yang baik dapat menjadi salah satu faktor yang memengaruhi indeks DMF-T yang didapatkan. Menyikat gigi dengan cara yang benar merupakan salah satu upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik. Hasil penelitian Pantow di manado menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nampak dari penyuluhan cara menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak. 14 Menurut Kidd dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar karies, plak merupakan lengketan bakteri beserta produk-produknya. 1 Salah satu bakteri yang 486 menempel dalam plak ialah Streptococcus mutans yang merupakan bakteri yang bersifat kariogenik, yang bila akumulasi plak pada gigi tinggi maka besar pula kemungkinan gigi yang berlubang. Penelitian ini menunjukan angka skor indeks DMF-T sebesar 3,52 yang tergolong dalam kategori sedang. SIMPULAN Status karies pada murid SMP Negeri 4 Touluaan berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan juga secara keseluruhan berada pada kategori sedang menurut kriteria WHO. Rata-rata indeks DMF-T murid SMP Negeri 4 Touluaan ialah 3,52. SARAN Pemerintah setempat perlu untuk menghadirkan tenaga medis yang berkompeten dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, agar penanggulangan kuratif dapat diberikan pada masyarakat yang membutuhkan. Diharapkan juga penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dapat diberikan lebih lanjut kepada masyarakat Minahasa Tenggara. Sekolah perlu untuk melakukan upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut bagi para murid. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pengadaan UKGS dan dengan penyuluhan cara menyikat gigi yang baik dan benar. Perlu diadakannya penelitian yang lebih lanjut dibidang kesehatan gigi dan mulut di kabupaten Minahasa Tenggara. DAFTAR PUSTAKA 1. Kidd E, Bechal S. Dasar-dasar karies: penyakit dan penanggunalangannya, Jakarta: EGC; p.1-15. 2. Warni L. Hubungan perilaku murid SD kelas V dan VI pada kesehatan gigi dan mulut terhadap status karies gigi di wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang tahun 2009. [serial online] 2009 [cited April 2013]. 3. Suwelo IS. Karies Gigi Pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi. Jakarta: EGC, 1992. 4. World Health Organization. Oral health

Mayusip, Mariati, Mintjelungan: Gambaran status karies... surveys basic methods 5th ed. 2013 [serial online: cited 2014 March]. 5. Petersen PE. The world oral health report 2003. Continuous improvement of oral health in the 21 st century the approach of the WHO Global Oral Health Programme. Geneva: World Health Organization, 2003. 6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2013. p. 118. 7. Cypriano S, Sousa M, Wada S. Evaluation of simplified DMF-T indices in epidemiological surveys of dental caries. [cited april 2013]; Rev Saude Publica [serial online] 2005;39(2). 8. Pontonuwu J. Gambaran status karies anak sekolah dasar di kelurahan Kinilow 1 kecamatan Tomohon Utara [Skripsi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2013. 9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rekapitulasi puskesmas kabupaten Minahasa Tenggara keadaan 31 Desember 2013. [serial online] 2013 10. Kӓllestål C, Wall S. Socio-economic effect on caries, incidence data among Swedish 12-14 years old. Community Dentistry and Oral Epidemiology. 2002;30(2):108-14. 11. Karmawati I A, Tauchid S N, Harahap N N. Perbedaan resiko terjadinya karies baru pada anak usia 12 tahun murid SD UKGS dan SD non UKGS di wilayah kecamatan Cilandak Jakarta Selatan [Skripsi]. Jakarta: Poltekes Kemenkes Jakarta I; 2011. 12. Worotitjan I. Pengalaman karies gigi serta pola makan dan minum pada anak sekolah dasar di desa Kiawa kecamatan Kawangkoan Utara [Skripsi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2013. 13. Mangkey E. Gambaran status karies pada siswa SMP Negeri 1 Tomohon [Skripsi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2015. 14. Pantow CB. Pengaruh penyuluhan cara menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak gigi pada siswa sd inpres Lapangan [Skripsi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2014. 487