PENERIMA RADIO FM BERBASIS SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) MENGGUNAKAN USRP N210

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-192

DEFINED RADIO ( SDR ) RAHMAD FAUZI. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. HALAMAN DEPAN... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang ini meliputi latar belakang,

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

DTG2F3. Sistem Komunikasi. Pendahuluan. By : Dwi Andi Nurmantris

Komunikasi Nirkabel Ad Hoc pada Kanal VHF dengan Memanfaatkan Platform SDR. Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

Modul #05. Superheterodyne, Demodulator FM, FM Stereo, AGC Kelas TE-29-02

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

1.1 Latar Belakang Masalah

OTOMATISASI PENGARAHAN KAMERA BERDASARKAN ARAH SUMBER SUARA PADA VIDEO CONFERENCE

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Receiver [1]

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Modulasi dan Demodulasi GMSK dengan menggunakan WARP

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

KONVERTER ANALOG TO DIGITAL DELTA SIGMA RAHMAD FAUZI, ST, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Dalmasius N A P.

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

ANALISIS PENGUJIAN S-PARAMETER PADA PERANGKAT DUPLEXER DAN KABEL COAXIAL DENGAN FREKUENSI MHz

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2]

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ

Aplikasi Platform Komputasi Software-Defined Radio (SDR) untuk Digital Spectrum Analizer

LAPORAN KERJA PRAKTIK

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

BAB III LANDASAN TEORI

APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL

IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

Faktor terpenting dalam jaringan komputer adalah transfer data antar dua komputer di tempat yang berbeda.

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

Simulasi Perancangan Filter Analog dengan Respon Chebyshev

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem radio digital (Digital Audio Broadcasting, DAB, sekarang ini lazim

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

ARSITEKTUR SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR)

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

PENGENDALIAN PERALATAN LISTRIK MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL TV. Disusun Oleh : Nama : Jimmy Susanto Nrp :

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRACT. data. signal sensitivity, and noise resistant up to 200 mv.

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan

Budaya 442 Langkah Nyata Menuju Kelas Dunia

SPECTRUM ANALYZER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN PENCUPLIKAN SECARA PARALEL

TEKNIK AKSES JAMAK DALAM TELEKOMUNIKASI

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Simulasi Channel Coding Pada Sistem DVB-C (Digital Video Broadcasting-Cable) dengan Kode Reed Solomon

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. dengan mencari spectrum holes. Spectrum holes dapat dicari dengan

Merupakan gabungan dua teknik yang berbeda yaitu Perpaduan Teknik Komunikasi dan Pengolahan Data

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]

ALAT TRANSCEIVER AUDIO WIRELESS ANTARA MUSIC PLAYER DENGAN SPEAKER AKTIF MENGGUNAKAN GELOMBANG RADIO

IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang ini meliputi latar belakang,

BAB 1 PENDAHULUAN. ini ikut mendorong terjadinya pertumbuhan di berbagai bidang, salah satunya

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

PENGEMBANGAN APLIKASI USER INTERFACE ANDROID UNTUK PENGUKUR JARAK BERBASIS ARDUINO DAN BLUETOOTH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut riset (Nielsen, 2014) konsumsi media di Jawa. menunjukkan (95%) masyarakat mengkonsumsi media televisi, disusul dengan

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio

IMPLEMENTASI GNURADIO GR-DVBT UNTUK DECODING SINYAL TELEVISI DIGITAL

Kinerja Spectrum Sensing Dengan Metode Cyclostationary Feature Detector Pada Radio Kognitif

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

APLIKASI RANGKAIAN TERINTEGRASI DIRECT DIGITAL SYNTHESIZER (DDS) SEBAGAI PEMBANGKIT SINYAL FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM (FHSS)

Dasar-dasar Penyiaran

Transkripsi:

PENERIMA RADIO FM BERBASIS SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) MENGGUNAKAN USRP N210 Aurelio Rahmadian Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat aurelio@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Salah satu perkembangan dari teknologi komunikasi radio adalah software-defined radio (SDR). SDR telah mengubah sistem elektronik dari sejumlah aplikasi mencakup bidang komunikasi, pengolahan data, serta pemrosesan sinyal dengan memungkinkan sebuah perangkat radio untuk lebih fleksibel, baik dari sisi fungsi maupun konfigurasi karena berbasiskan perangkat lunak. Penelitian dilakukan dengan menguji rancangan penerima radio FM berbasis SDR dengan menggunakan perangkat USRP N210 dan komponen pendukungnya disertai dengan pengaturan yang sesuai untuk fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah rancangan tersebut mampu beroperasi seperti penerima radio FM konvensional serta melihat proses-proses yang terjadi dalam penerimaan sinyal. Pembuktian mengenai kemampuan SDR dalam menjalankan fungsi penerima radio FM konvensional, terbuka kemungkinan yang luas untuk mengimplementasikan teknologi ini untuk aplikasi radio lainnya. Penerima radio FM berbasis SDR yang menggunakan perangkat USRP sebagai platform ini telah berhasil berjalan dengan baik. Suara yang dapat didengar dengan perangkat penerima ini sama seperti saat menggunakan penerima radio FM konvensional. Hal ini juga dibuktikan dengan menganalisis bentuk sinyal baseband yang sesuai dengan teori multipleks untuk siaran radio FM. Penerima radio FM berbasis SDR memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan penerima radio konvensional yang berbasis perangkat keras. Penggunaan USRP memberikan fleksibilitas dalam pengembangan maupun pengoperasiannya. Kata Kunci: GNU Radio, Penerima FM, Software-Defined Radio, USRP. FM RADIO RECEIVER BASED SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) USING USRP N210 Abstract One of development of radio communication technology is software-defined radio (SDR). SDR has transformed the electronic system of a number of applications including communications, data processing, and signal processing by allowing a radio device to be more flexible, both in function and configuration as based on software. This research was conducted by testing the FMR-based FM radio receiver design using USRP N210 device and its supporting components along with the appropriate arrangement for its function. This study aims to see whether the design is capable of operating like a conventional FM radio receiver and see the processes that occur in signal reception. Proof of SDR capability in performing the 136 Rahmadian, Penerima Radio

function of conventional FM radio receivers, open wide possibilities for implementing this technology for other radio applications. SDR-based FM radio receivers that use USRP devices as this platform have been successful. The audible sound with this receiving device is the same as when using a conventional FM radio receiver. This is also evidenced by analyzing the form of baseband signals in accordance with multiplex theory for FM radio broadcasts. SDR-based FM radio receivers have several advantages over conventional hardware-based radio receivers. USRP's use provides flexibility in both development and operation. Keywords: Software-Defined Radio, USRP, FM Receiver, GNU Radio PENDAHULUAN Perkembangan radio dimulai pada abad ke-19 dan hingga kini teknologi yang mengimplementasikan konsep tersebut masih bertahan dan berkembang. Pemanfaatan komunikasi radio saat ini sangat banyak dan terus meluas. Beberapa standar yang banyak digunakan diantaranya Bluetooth, 3G/4G, GPS, WiFi, siaran radio AM/FM, serta radar. Salah satu perkembangan dari teknologi komunikasi radio adalah software-defined radio (SDR). Teknologi ini telah lama berkembang sejak pertengahan 1990-an, akan tetapi hingga saat inipun masih belum menunjukkan kemampuan terbaiknya [1]. Konsep SDR adalah terdapat penggunaan pemrosesan perangkat lunak dalam pengoperasian radio. Pemrosesan ini berlangsung pada field programmable gate array (FPGA), digital signal processor (DSP), general purpose processor (GPP), programmable system on chip (SoC), atau komponen pemroses yang dapat diprogram lainnya. Dua karakteristik utama yang ditawarkan oleh SDR adalah modularitas dan fleksibilitas yang dimodelkan dalam bentuk perangkat keras dan perangkat lunak [2]. Fitur yang ditawarkan oleh SDR antara lain mampu melakukan modifikasi atau mengganti program yang ada sehingga dapat mengubah fungsinya secara total, dapat mengaplikasikan berbagai layanan berupa suara, teks, data, atau jenis layanan lainnya, juga dapat beroperasi menggunakan beragam standar yang ada. Tujuan ideal yang ingin dicapai adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan frekuensi, bandwidth, teknik modulasi, serta tingkat data sesuai yang diinginkan oleh pengguna dengan hanya menjalankan perangkat lunak tanpa perlu mengubah perangkat kerasnya sama sekali. Fungsi dan konfigurasi dari perangkat radio dapat dimodifikasi sesuai keinginan pengguna dengan mengaplikasikan SDR. Perangkat lunak dapat dengan mudah diubah dalam sistem radio dengan perangkat keras yang sama dapat digunakan untuk penggunaan standar transmisi radio yang beragam [3]. Fleksibilitas ini memungkinkan penggunaan perangkat radio dengan lebih efisien, yaitu mengurangi jumlah perangkat keras yang dibutuhkan serta menambah fungsionalitas dari perangkat radio. SDR memberikan keuntungan bagi berbagai pihak. Penelitian mengenai teknologi radio membutuhkan banyak biaya maupun waktu, yang keduanya dapat dihemat dengan menggunakan SDR. Bahkan SDR memungkinkan peneliti untuk mengubah dan menganalisa parameter dalam sistem [4]. Bagi pihak pabrik, penggunaan perangkat SDR memungkinkan untuk memotong biaya operasional dengan pengurangan atau penggunaan ulang perangkat keras. Operator telekomunikasi dapat mengoptimasi layanan mereka pada sumber daya spektrum radio dan merencanakan pengaturan jaringan Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer Vol. 21 No. 2 Agustus 2016 137

karena perangkat SDR mampu beradaptasi terhadap antarmuka dan jaringan yang berbeda. Begitupun bagi pengguna yang dapat memperoleh layanan dengan nyaman dimanapun dengan perangkat yang umum [5]. Perkembangan pesat SDR dalam decade terakhir mulai mengubah penerapannya dari perangkat komunikasi tersendiri menjadi penciptaan jaringan nirkabel skala besar yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang cenderung berubah [6]. SDR setidaknya harus mampu menjalankan fungsi pemanfaatan radio konvensional agar dapat diterima oleh pasar. Penelitian ini menguji kemampuan perangkat SDR sebagai pengganti perangkat radio konvensional. Pada pengujian ini sistem difungsikan sebagai perangkat penerima radio FM dan sinyal yang diterima akan dianalisa. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa penggunaan SDR memang dapat menggantikan fungsi perangkat radio konvensional ditambah keuntungan-keuntungan yang sebelumnya disebutkan. METODE PENELITIAN Membangun perangkat penerima radio FM berbasis SDR memerlukan beberapa komponen baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang dapat dilihat strukturnya pada Gambar 1. Komponen perangkat keras utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universal Software Radio Peripheral (USRP) N210. Perangkat ini berfungsi sebagai platform untuk SDR dengan bandwidth tinggi. USRP N210 terhubung dengan komputer host melalui antarmuka Gigabit Ethernet. Koneksi ini memungkinkan perangkat lunak untuk mengontrol USRP dan melakukan transmisi dan penerimaan sinyal. Perangkat USRP sendiri tersusun dari beberapa komponen. Komponen utama motherboard mencakup FPGA sebagai komponen tempat program penerima radio FM diunggah, ADC dan DAC untuk mengubah sinyal analog menjadi digital dan sebaliknya, serta komponen lain yang dibutuhkan untuk memproses baseband (sinyal informasi asli) dari suatu sinyal. Daughterboard yang terhubung dengan antena berfungsi untuk menerima sinyal FM dan melakukan beberapa operasi analog sebelum meneruskannya ke motherboard. USRP dapat diaplikasikan untuk berbagai sistem radio dengan rentang frekuensi yang beragam dengan menggunakan daughterboard tertentu [7]. Daughterboard yang digunakan me-rupakan tipe WBX karena rentang frekuensinya mencakup spektrum frekuensi sinyal FM yang akan diteliti, antara 88 MHz hingga 108 MHz [4, 8]. Gambar 1. Bagan alur komponen dalam penelitian 138 Rahmadian, Penerima Radio

Komponen perangkat lunak utama dalam sistem ini adalah GNU Radio versi 3.4.2. GNU Radio merupakan perangkat lunak yang menyediakan modul blok pemrosesan sinyal untuk mengimplementasikan SDR. Dengan adanya GNU Radio maka berbagai macam aplikasi software radio dapat dilakukan. Aplikasi tambahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah GNU Radio Companion (GRC), yakni perangkat visual programming language untuk menciptakan flow graph pemrosesan sinyal dan membuat kode sumbernya dalam bahasa pemrograman Python. GRC menyediakan antarmuka untuk GNU Radio dan blok pemrosesan sinyal, yang memungkinkan sistem untuk dibuat dengan lebih cepat. Berbagai fungsionalitas sinyal baseband dapat dengan mudah diimplementasikan sesuai kebutuhan dengan kemampuan pemrosesan sinyal berbasis blok [9]. Komponen terakhir adalah sebuah PC sebagai komputer host dengan sistem operasi Linux Ubuntu 11.10. Penggunaan Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot dilakukan karena dalam beberapa kali uji coba instalasi GNU Radio, dengan versi inilah instalasi dilakukan dengan lancar sehingga dirasa kompatibel. Pada PC dibutuhkan antarmuka jaringan Gigabit Ethernet untuk koneksi dengan USRP N210. Selain itu diperlukan USRP Hardware Driver (UHD) yang memang disediakan untuk penggunaan USRP dengan fungsi menghubungkan USRP dengan aplikasi GNU Radio. Penelitian dilakukan dengan mengimplementasikan rancangan blok flow graph penerima radio FM yang didapat dari Ettus Research dengan sedikit modifikasi berupa tambahan modul WX GUI FFT Sink untuk mengamati sinyal yang diterima seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2. Dengan penambahan modul tersebut dapat dilihat bentuk sinyal sejak ditangkap antena hingga dilakukan demodulasi dengan tujuan memastikan bahwa modul-modul lainnya yang digunakan beroperasi dengan baik. Visualisasi berbentuk diagram kartesius dengan frekuensi pada sumbu x dan amplitudo pada sumbu y. Gambar 2. Rancangan penerima radio FM yang digunakan Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer Vol. 21 No. 2 Agustus 2016 139

Modul UHD: USRP Source digunakan untuk memberi masukan pada sinyal siaran radio FM yang ditangkap oleh USRP untuk diproses lebih lanjut. Berikutnya modul Low Pass Filter melakukan seleksi sinyal berdasarkan batas frekuensi sebelum diteruskan ke WBFM Receive untuk dilakukan demodulasi sinyal menjadi baseband. Besar frekuensi dari sinyal keluaran diatur pada Rational Resampler dan suara dari sinyal FM yang selesai diolah dapat didengar dengan menambahkan Audio Sink. Modul Wav File Sink dapat digunakan untuk menyimpan hasil pengolahan sinyal dalam format.wav. Penelitian serupa dengan menganalisa sinyal audio yang dikirimkan pribadi melalui modulasi FM [4]. Pada penelitian ini sinyal audio yang dianalisa adalah sinyal siaran radio FM komersial yang dapat ditangkap di lingkungan sekitar. Sinyal siaran radio FM diasumsikan lebih kompleks karena terdapat informasi-informasi tambahan yang juga dikirimkan bersama sinyal audio. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang didapat dalam penelitian ini berupa grafik atau visualisasi dari sinyal radio FM. Pengamatan grafis ini dilakukan pada 3 tahap menggunakan modul WX GUI FFT Sink yang telah disebutkan sebelumnya. Tahap pertama adalah keadaan sinyal saat ditangkap oleh antena USRP. Pada tahap ini sinyal masih dalam bentuk termodulasi. Pada saat pengambilan data, hasil sinyal siaran radio FM yang terbaik ditemukan pada frekuensi 107.7 MHz, maka pada frekuensi tersebut pengamatan dilakukan. Amplitudo atau intensitas sinyal dari frekuensi yang diamati dapat terlihat pada Gambar 3. Pada Gambar 4 ditunjukkan visualisasi kedua adalah setelah sinyal melewati modul Low Pass Filter (LPF). LPF berfungsi untuk mengurangi noise yang ikut tertangkap bersama dengan sinyal yang ingin diamati berdasarkan cutoff frequency yang ditetapkan, dimana dalam konfigurasi yang digunakan besarnya adalah 100 khz. Selain itu LPF juga digunakan untuk mengurangi besar sampling rate dari sinyal karena dalam proses demodulasi yang akan dilakukan, sinyal informasi asli yang hendak diamati merupakan sinyal dengan frekuensi rendah sehingga tidak memerlukan sampling rate yang tinggi. Pengurangan ini berdasarkan konfigurasi dari properti decimation yaitu 20, sehingga sampling rate yang baru adalah 1/20 dari sampling rate asal, dengan perhitungan 4 MHz/20 = 200 khz. Sesuai teori sampling Nyquist bahwa besarnya sampling rate adalah minimal dua kali dari frekuensi sinyal yang diproses. Gambar 3. Bentuk sinyal termodulasi yang ditangkap USRP 140 Rahmadian, Penerima Radio

Visualisasi tahap terakhir adalah setelah sinyal melewati modul WBFM Receiver yang berfungsi sebagai demodulator. Sinyal yang ditunjukkan pada Gambar 5 ini merupakan sinyal dari informasi asli yang ingin dikomunikasikan melalui radio dan dapat didengar. Hasil ini akan dibandingkan dengan struktur sinyal FM secara teoritis. Salah satu keunggulan siaran radio FM adalah kemampuan memberikan suara dengan kualitas yang baik dengan transmisi secara stereo, yakni metode reproduksi suara dengan menciptakan perspektif audio, sehingga suara dapat terdengar berasal dari berbagai arah. Akan tetapi dalam implementasinya transmisi stereo ini perlu dapat ditangkap oleh perangkat radio FM mono yang telah dulu ada karena banyak pengguna Gambar 4. Bentuk sinyal setelah melalui LPF yang merasa nyaman dengan perangkat yang mereka miliki. Hal ini yang membuat sistem radio FM cukup kompleks. Pada proses produksi stereo diperlukan pengiriman dan penerimaan dua jenis sinyal yaitu sinyal left dan right. Secara prinsip hal ini dimungkinkan dengan menggunakan dua buah transmitter dan receiver, tetapi ini bukan merupakan solusi yang efisien. Pada prakteknya, dua buah sinyal ini dan informasi tambahan lainnya ditransmisikan dengan menggunakan multipleks.!"# "!$# %!"# $(!$#) % = L (1) = R (2) Gambar 5. Sinyal frekuensi audio yang dapat didengar Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer Vol. 21 No. 2 Agustus 2016 141

Perangkat radio FM lama hanya membaca bagian 0-15 khz dari sinyal FM yang ditangkap. Pada multipleks FM ditentukan bahwa pada area frekuensi tersebut terletak penjumlahan dari saluran left dan right (L+R). Untuk transmisi stereo kemudian juga ditambahkan informasi L-R pada multipleks. Informasi ini diletakkan pada 23-53 khz [8]. Penjumlahan dan pengurangan dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi L dan R yang terpisah dengan formula seperti pada persamaan (1) dan persamaan (2). Informasi tambahan yang disebut pilot tone diletakkan pada 19 khz untuk menandakan apakah ada informasi stereo dari sinyal yang ditransmisikan. Perangkat receiver mono hanya bereaksi pada frekuensi di bawah 15 khz sehingga yang diterima adalah L+R. Sedangkan pada receiver stereo akan dideteksi pilot tone pada 19 khz. Decoder kemudian akan membangkitkan sinyal 38 khz yang sefase dengan 19 khz, lalu melakukan demodulasi sinyal antara 23 53 khz untuk mendapatkan informasi L dan R. Selain informasi stereo, pada sinyal radio FM juga masih dapat ditambahkan informasi lainnya untuk kemudian dilakukan multipleks. Pada harmonik ketiga dari 19 khz, atau 57 khz, terletak subcarrier Radio Data System (RDS) atau Radio Broadcast Data System (RBDS). Subcarrier ini memiliki bermacam-macam fungsi misalkan memperbarui status lalu lintas dan nama stasiun radio dalam bentuk teks yang ditampilkan di perangkat radio digital [3]. Terlihat di Gambar 6, bentuk dari sinyal yang telah dilakukan demodulasi ini sesuai dengan bentuk sinyal multipleks untuk siaran radio FM konvensional. Hal ini dapat menunjukkan bahwa rancangan ini mampu beroperasi layaknya perangkat penerima radio FM pada umumnya. Merujuk pada teori multipleks FM, pada sinyal baseband ini tidak hanya terlihat informasi audio mono yang terletak pada area frekuensi dibawah 15 khz, terlihat pula pilot tone pada frekuensi 19 khz, penanda bahwa pada sinyal hasil multipleks ini terdapat transmisi stereo. Selain itu juga terdapat informasi lainnya yang juga diikutsertakan pada area frekuensi yang lebih tinggi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, sistem radio FM cukup kompleks termasuk dari sisi arsitektur komponen. Gambar 7 menunjukkan blok diagram penerima super-heterodyne konvensional. Komponen-komponen tersebut dibutuhkan dalam perangkat penerima radio konvensional yang fungsinya dijabarkan pada Tabel 1. Gambar 6. Perbandingan sinyal multipleks FM 142 Rahmadian, Penerima Radio

Komponen Band Pass Filter (BPF) Low Noise Amplifier (LNA) Mixer Local Oscillator (LO) Low Pass Filter (LPF) Automatic Gain Control (AGC) Amplifier Analog to Digital Converter (ADC) Digital to Analog Converter (DAC) Voltage Controlled Oscillator (VCO) Tabel 1. Komponen penerima radio FM Fungsi Sebagai elemen selektor, melewatkan sinyal yang berada pada rentang frekuensi tertentu Memperkuat sinyal yang sangat lemah Membuat sinyal baru berdasarkan masukan 2 buah sinyal Menciptakan sinyal masukan untuk frequency mixer Sebagai elemen selektor, hanya melewatkan sinyal yang memiliki frekuensi lebih rendah dari cutoff frequency Mengatur gain sehingga berada pada tingkat yang layak Penguat sinyal Mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital Mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog Osilator yang frekuensi osilasinya diatur oleh tegangan masukan dan keluarannya digunakan untuk sinyal masukan frequency mixer Gambar 7. Komponen penerima superheterodyne konvensional Sumber: [5] Gambar 8. Komponen penerima SDR ideal Sumber: [5] Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer Vol. 21 No. 2 Agustus 2016 143

Pada Gambar 8 ditunjukkan blok diagram SDR ideal untuk menggantikan fungsi penerima radio yang sebelumnya ditunjukkan pada Gambar 7. Pengurangan perangkat analog dilakukan sehingga hanya dibutuhkan komponen antena, BPF, LNA, dan ADC. Pemrosesan berikutnya dilakukan oleh digital signal processor (DSP) yang dapat diprogram ulang. Beberapa fungsi yang tadinya dilakukan oleh komponen perangkat keras dapat digantikan oleh perangkat lunak sehingga kompleksitas dari perangkat bergeser dari fisik menjadi virtual. SIMPULAN DAN SARAN Penerima radio FM berbasis SDR yang menggunakan perangkat USRP sebagai platform ini telah berhasil berjalan dengan baik. Suara yang dapat didengar dengan perangkat penerima ini sama seperti saat menggunakan penerima radio FM konvensional. Hal ini juga dibuktikan dengan menganalisis bentuk sinyal baseband yang sesuai dengan teori multipleks untuk siaran radio FM. Penerima radio FM berbasis SDR memiliki beberapa kelebihan disbandingkan dengan penerima radio konvensional yang berbasis perangkat keras. Penggunaan USRP memberikan fleksibilitas dalam pengembangan maupun pengoperasiannya. Perakitan radio FM ini dapat dilakukan dengan lebih cepat karena hanya memerlukan perangkat keras yang relatif lebih sedikit dan pemrograman. Aplikasi radio yang dapat dilakukan oleh SDR juga lebih bervariasi. Penerima radio FM beroperasi pada rentang frekuensi 88 108 MHz. Pada penerima radio konvensional, rentang frekuensi tersebut dibatasi oleh perangkat keras sehingga fungsinya terbatas hanya sebagai penerima radio FM, sedangkan penerima radio FM yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan daughterboard WBX yang beroperasi pada 50 MHz hingga 2.2 GHz sehingga perangkat ini juga dapat digunakan untuk aplikasi lain apabila memang diprogram demikian selama masih berada dalam kapasitas WBX. SDR memudahkan untuk pengembangan teknologi lebih lanjut lagi karena implementasinya dapat diterapkan sebelum produksi perangkat keras secara massal [3]. Pembuatan penerima radio FM yang digunakan dalam penelitian ini membutuhkan biaya yang jauh lebih mahal dibandingkan harga penerima radio FM konvensional yang ada dipasaran. Kesulitan lainnya dalam mengintegrasikan berbagai jenis sistem komunikasi nirkabel secara bersamaan serta sulit untuk mengaplikasikannya untuk perangkat yang bergerak karena pem-rosesan sinyal digital SDR membutuhkan konsumsi daya yang cukup besar [10]. Hal ini wajar, melihat kelebihan yang ditawarkan untuk penggunaan yang lebih luas lagi. Pada pembuatan penerima radio FM berbasis SDR ini dapat digunakan platform SDR selain USRP. Platform SDR yang ada di pasaran beroperasi pada rentang frekuensi yang berbeda-beda dan memiliki harga yang juga bervariasi. Sebaiknya pemilihan platform SDR yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan untuk menghemat biaya. Pada penelitian berikutnya dapat dikembangkan lagi implementasi aplikasi radio lainnya dengan berbasis SDR. Karakteristiknya yang fleksibel memberikan kelebihan dalam penggunaan radio, baik oleh pengguna, vendor, maupun penyedia layanan radio. SDR dapat dicoba untuk mengimplementasikan radio FM digital, televisi digital, base transceiver station (BTS), atau radar. SDR dianggap sebagai solusi komunikasi nirkabel masa depan karena kemampuannya menyediakan arsitektur yang fleksibel yang memungkinkan perangkat memiliki aneka fungsi dan standar [5]. 144 Rahmadian, Penerima Radio

DAFTAR PUSTAKA [1] Tuttlebee, W.H. 2002. Advances in Software Defined Radio. Ann. Télécommun. Vol.57, pp.314-337. [2] Rhiemeier, AR. 2005. Modular Software-Defined Radio. J Wireless Com Network. Vol.3, pp. 333-342. [3] Gandhiraj, R. dan Soman, K.P. 2014. Modern Analog and Digital Communication Systems Development using GNU Radio with US- RP. Telecommun Syst. Vol.56, pp. 367-381. [4] Kushnure, D., Jiniyawala, M., Molawade, S. & Patil, S. 2017. Implementation of FM Transceiver using Software Defined Radio (SDR). IJEDR. Vol.5, No.2, pp.225-233. [5] Arndt, Marylin et al. 2002. Software Radio-The Challenges for Reconfigurable Terminals. Ann. Télécommun. Vol. 57, pp. 570-612. [6] Sapello, A., Sethi, A., Serban, C. et al. 2014. A Software Defined Radio Modeling Framework for Enabling Cognitive Applications. Analog Integr Circ Sig Process. Vol.78, pp. 543-556. [7] Yamamoto, M. 2008. Digital Beacon Receiver for Ionospheric TEC Measurement Developed with GNU Radio. Earth Planet Sp. Vol.60, pp.e21-e24. [8] Chen, WT., Chang, KT. & Ko, CP. 2016. Spectrum Monitoring for Wireless TV and FM Broadcast Using Software-Defined Radio. Multimed Tools Appl. Vol.75, pp.9819-9836. [9] Demel, J., Koslowski, S. & Jondral, F.K. 2015. A LTE Receiver Framework Using GNU Radio. J Sign Process Syst. Vol.78, pp 313-320. [10] Ishikawa, H. 2012. Software Defined Radio Technology for Highly Reliable Wireless Communications. Wireless Pers Commun. Vol. 64, pp. 461-472. Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer Vol. 21 No. 2 Agustus 2016 145