AGUS SALIM NIM. F

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATANN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 72 ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN KOOPERATIF STAD PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 08 SUNGAI RAYA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN METODE PERCOBAAN DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN O1 TELUK PAKEDAI ARTIKEL PENELITIAN. Oleh HAMDI NIM.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN METODE DEMOSNTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 09 SUNGAI GERINGGING

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ROTATING TRIO EXCHANGE JURNAL. Oleh ALDONA MEYLINA MANALU MUNCARNO DARSONO

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SDN 21 PONTIANAK UTARA ARTIKEL PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS IV SDN 05 PONTIANAK TIMUR

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI METODE LATIHAN PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SDN 42 KUBU RAYA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DI KELAS IV SD

JURNAL. Oleh RENI UTAMI AHMAD SUDIRMAN YULINA HAMDAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MUNGGU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SDN 01 MHU KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROSIDAH NIM.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN 71 PONTIANAK BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK ARTIKEL PENELITIAN DI SUSUN OLEH

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA JURNAL. Oleh DESSY AYU PURWANDARI MUNCARNO MUGIADI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN TALKING STICK UNTUK MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS III SDN 04 PONTIANAK

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD

Sudariyanti, Yustina, Nursal Phone:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI GLB MENGGUNAKAN STRATEGI INQUIRI DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH : ANNISA NIM.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DISERTAI MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN 2 WONOYOSO TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK KELAS IV SDN 48 KETANJAK MELIAU ARTIKEL PENELITIAN.

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BERBASIS LKS KABUPATEN PONTIANAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS III SD

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWAKELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE EKSPERIMEN DI SD NEGERI 27 SUNGAI LIMAU

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

BAB III METODE PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA LINGKUNGAN DI KELAS II SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

Oleh: Nanik Tri Sumarti 05667/2008

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Transkripsi:

PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM ARTIKEL PENELITIAN DI SUSUN OLEH AGUS SALIM NIM. F34210439 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012

PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM AGUS SALIM NIM. F34210439 Detujui Oleh Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. H. Marzuki, M. Ed, MA, SH Dr. Hj. Sri Utami, M.Kes NIP. 194904071976031003 NIP. 195211101976032002 Disahkan Oleh Dekan FKIP Untan Ketua Jurusan Pendidikan Dasar Dr. Aswandi Drs. H. Maridjo A. Hasjmy, M. Si. NIP. 195101281976031001 NIP. 195805131986031002

PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM Agus Salim, Prof. Dr. H. Marzuki, M. Ed, MA, SH, Dr. Hj. Sri Utami, M.Kes Program Studi S-1 Kependidikan Guru dalam Jabatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura, Pontianak email: agussalim01@yahoo.co.id The research method used is descriptive method, the form of action research. Techniques of data collection tool used is the technique of direct observation and communication techniques, and data collection tool used was sheet obesrvasi student and teacher observation sheet. Procedure of the research include: planning, implementation of observation and reflection.the result showed that the planning jigsaw learning method on the type of science learning in improving students' learning activities in class V MIN Putussibau can be seen from the teachers' ability to formulate lesson. Implementation methods jigsaw type on learning science can enhance learners' learning activities in class V MIN Putussibau can be seen from the skills that teachers implement. Physical activity learners through the use of the type of Jigsaw on science learning in class V MIN Putussibau can be seen from the. Mental activity of learners through the use of the type of Jigsaw on science learning in class V MIN Putussibau can be seen from the. Emotional activity learners through the use of the type of Jigsaw on science learning in class V MIN Putussibau can be seen from the implementation. Keywords: Method Koopertaif Jigsaw Types, Learning Activity, Class V, Learning, Natural Sciences Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan bentuk penelitian tindakan kelas. Teknik alat pengumpul data yang digunakan adalah teknik observasi langsung dan teknik komunikasi, dan alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar obesrvasi siswa, dan lembar obsevasi guru. Prosedur penelitian mencakup: perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.dari hasil penelitian diperoleh bahwa Perencanaan pembelajaran metode tipe jigsaw pada pembelajaran IPA dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas V MIN Putussibau dapat dilihat dari kemampuan guru menyusun RPP Pelaksanaan metode tipe jigsaw pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas V MIN Putussibau dapat dilihat dari keterampilan guru melaksanakan Aktivitas fisik peserta didik melalui penggunaan metode tipe Jigsaw pada pembelajaran IPA di kelas V MIN Putussibau. Aktivitas mental peserta didik melalui penggunaan metode tipe Jigsaw pada pembelajaran IPA di kelas V MIN Putussibau dapat dilihat dari pelaksanaan. Aktivitas emosional peserta didik melalui penggunaan metode tipe Jigsaw pada pembelajaran IPA di kelas V MIN Putussibau. Kata Kunci : Metode Koopertaif Tipe Jigsaw, Aktivitas Belajar, Kelas V, Pembelajaran, Ilmu Pengetahuan Alam

PENDAHULUAN Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan peserta didik, dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan peserta didik lebih bersifat pasif sehingga lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan. Untuk menciptakan pendidikan yang bermutu seorang guru yang profesional harus kreatif dan menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya untuk selalu berupaya meningkatkan aktivitas serta hasil belajar peserta didiknya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan peserta didik adalah guru. Sebab hanya guru yang mampu memberikan seperangkat pengetahuan, bimbingan perilaku, dan keterampilan untuk masa depan peserta didik. Dengan demikian hendaknya guru berusaha mencari solusi bagaimana caranya atau metode pembelajaran apa yang dapat diterapkan sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif menyenangkan dan melibatkan keaktifan peserta didik. Metode pembelajaran konvensional yang sering digunakan oleh Guru dalam menyampaikan materi pelajaran IPA masih perlu diperkaya dengan metode tipe Jigsaw. Pembelajaran tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman peserta didik dan membantu peserta didik mengaktifkan panca indera agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, peserta didik bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam suasana gotong-royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada saat proses pembelajaran dengan pertimbangan sebagai berikut: Tingkat aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas V masih rendah, karena guru menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan latihan; Tipe Jigsaw belum pernah diterapkan dalam mata pelajaran IPA di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN ) Putussibau. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Isjoni (2009:54) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong peserta didik aktif dan saling membantu dalam kerja kelompok untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pembelajaran kooperatif jigsaw dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan dalam bentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-6 orang. Masing-masing kelompok ditugaskan mempelajari materi pelajaran. Kemudian peserta didik atau perwakilan dan kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota kelompok lain mendiskusikan materi yang sama. Aktivitas belajar menggambarkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah keaktifan

peserta didik kelas V untuk menguasi materi pelajaran IPA tentang organ pernafasan pada manusia. Pembelajaran IPA dalam penelitian ini adalah materi tentang organ pernafasan pada manusia dalam pembelajaran IPA di kelas V MIN Putussibau. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode untuk menjelaskan tentang sesuatu yang diteliti. Menurut Arifin (2012:13) metode deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan atau menjelaskan tentang obyek tertentu. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini adalah menjelaskan penggunaan metode kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan aktivitas belajar tentang alat pernafasan pada manusia dan alat pencernaan pada manusia dalam pembelajaran IPA di kelas V MIN Putussibau. Bentuk penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Susilo (2007:16) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar. Dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan teman sejawat di MIN Putussibau. Pelaksanaan penelitian dirancang 2 sampai dengan 4 siklus untuk melihat peningkatan aktivitas belajar IPA pada materi alat pernafasan pada manusia dan alat pencernaan pada manusia. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September selama 1 bulan dalam 2 siklus di mana siklus I dilaksanakan minggu pertama dan kedua, sedangkan siklus II dilaksanakan pada minggu ketiga dan keempat. Subyek penelitian adalah 1 orang guru dan 25 peserta didik kelas V MIN Putussibau, terdiri dari 12 peserta didik laki-laki dan 13 peserta didik perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengkuran. Menurut Steven dalam Nazir (2004:146) pengukuran adalah penetapan/pemberian angka terhadap objek atau fenomena sesuai aturan tertentu. Pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberian skor hasil dari tes penelitian, baik awal maupun akhir sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan secara logis. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, penulis cenderung menggunakan bentuk observasi partisipatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2010:221) bahwa metode pengumpulan data yang dominan dalam penelitian tindakan kelas adalah observasi partisipatif. Menurut Arifin (2010:218) dalam penelitian tindakan kelas teknik analisis data dimulai dari awal proses penelitian, pelaksanaan, dan akhir tindakan yang dilakukan sesuai siklus, di mana data yang dianalisis adalah data hasil post test. Berdasarkan pendapat di atas, analisis data dalam penelitian ini adalah hasil post test dari siklus I dan II. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan, dengan harapan terjadi peningkatan kinerja guru pada setiap siklus yang dilakukan dengan melihat aktivitas belajar peserta didik. Adapun aspek aktivitas belajar yang diukur adalah aspek aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas emosional.

Prosedur Penelitian Perencanaan (planning) Dalam tahap ini peneliti bersama guru IPA melakukan perencanaan tindakan agar semua komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik. Adapun kegiatannya antara lain: a. Refleksi awal: Peneliti bersama guru mitra melakukan diskusi dan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam menyampaikan pelajaran, memilih materi yang akan disampaikan serta mengatur tempat duduk sedemikian rupa agar dalam penerapan metode kooperatif tipe jigsaw peserta didik dapat memperhatikan dengan jelas. 1) Menyusun strategi pembelajaran. Peneliti dan guru menyusun strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan waktu jam pelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran yang telah direncanakan dengan metode kooperatif tipe jigsaw. 2) Membuat lembar observasi. Peneliti bersama guru mitra menyusun lembar observasi untuk melihat bagaimana proses pembelajaran di kelas dengan metode kooperatif tipe jigsaw. Pelaksanaan Tindakan: Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario yang telah direncanakan. Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan sebagai implementasi isi rancangan dalam tindakan kelas. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru diharapkan untuk berusaha melakukan apa yang sudah dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Keterkaitan antara pelaksanaan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sesuai maksud dan tujuan semula. Pengamatan (Observing) Peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan selama berlangsungnya proses belajar di kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya. Observasi dilakukan terhadap peserta didik dan guru. Tahapan ini sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain), tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan peserta didik, antusias peserta didik, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain. Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis; (b) rubrik; (c) lembar observasi; dan (d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas peserta didik selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

Refleksi (reflecting): Peneliti bersama observer melakukan diskusi tentang temuan maupun masalah-masalah yang ditemukan oleh guru, tentang pemahaman materi yang disampaikan. Setelah itu guru menindaklanjuti hasil pengamatan dengan serangkaian rencana tindakan yang perlu dilakukan pada pertemuan berikutnya. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi. Hasil Penelitian Perencanaan Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan dan hasil tes awal. Selanjutnya dari hasil studi pendahuluan dan hasil tes awal tersebut, disusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada Siklus I dengan menganalisis kurikulum serta kriteria ketuntasan minimum yang ada pada MIN Pustussibau. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 10 September 2012 sehari setelah dilaksanakannya tes awal dengan langkah-langkah penyusunan sebagai berikut: Refleksi awal (hasil studi pendahuluan dan hasil tes awal sebelum tindakan); Melakukan analisis terhadap kurikulum;merumuskan indikator pembelajaran; Merumuskan tujuan pembelajaran; Menentukan materi ajar; Merumuskan langkah-langkah atau skenario pembelajaran; Memilih dan menetapkan media dan sumber pembelajaran; Merumuskan prosedur dan menyusun intsrumen penilaian. siklus II dengan memperhatikan semua kekurangan dan kelebihan ketika melaksanakan tindakan pada Siklus I. Selanjutnya, dilakukan rencana tindakan pada Siklus II dengan mempersiapkan dan merumuskan rencana pembelajaran dengan tetap menerapkan model pembelajaran Jigsaw. Perbaikan ini terjadi karena guru telah memperbaiki hasil pada siklus I kemudian memperbaiki kelengkapan cakupan rumusan pembelajaran, kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan karakteristik peserta didik, kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran, kejelasan prosedur penilaian. Pelaksanaan Pada tindakan Siklus I, peneliti yang bertindak sebagai guru menyajikan materi pembelajaran dengan media pembelajaran berupa alat pernafasan pada manusia, dan alat pencernaan pada manusia kepada peserta didik dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik agar mampu mengenali ciri-ciri soal yang diberikan dengan aturan pengerjaan melalui penerapan model pembelajaran Jigsaw. Selanjutnya guru membentuk 5 kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang peserta didik. Kemudian guru menjelaskan kembali

organ pernafasan manusia hidup dengan media pembelajaran. Setelah menjelaskan guru memberi soal pada masing-masing kelompok. Selanjutnya masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk membahas topik. wakil ini disebut dengan kelompok ahli. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya. Para kelompok ahli membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakukan diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal. Selanjutnya masing-masing kelompok persentasi ke depan kelas. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan. Pada tahap pelaksanaan siklus II, guru telah melaksakan anjuran dari hasil refleksi siklus I. Kemudian peneliti melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan cara seperti pada siklus I. Perbedaannya pada siklus II guru lebih yakin melaksanakan model pembelajaran Jigsaw. Hasil observasi ini setelah didiskusikan dengan kolaborator, maka tidak perlu meneruskan pada siklus berikutnya sebab semua komponen praktik keterampilan guru menerapkan metode kooperatif tipe Jigsaw telah dilaksanakan dengan baik. Observasi Aktivitas belajar peserta didik yaitu nilai rata-rata aktivitas fisik 64%, nilai rata-rata mental 72%, dan nilai rata-rata aktivitas emosional rata-rata 60%. Jika dilihat dari aktivitas belajar peserta didik secara keluruhan, maka rata-rata aktivitas belajar peserta didik sebesar 65% yang berarti belum memuaskan. Hal ini disebabkan selama pembelajaran masih ada peserta didik yang berbicara dengan temannya, tidak serius mengikuti pembelajaran, kurang mengerti dengan metode yang dilaksanakan guru, tidak adanya interaksi yang terjalin antara peserta didik dan antara peserta didik dengan guru, tidak memperhatikan penjelasan guru, masih ada yang tidak berani maju ke depan kelas. Kondisi pembelajaran kurang kondusif. Keadaan ini diharapkan dapat diperbaiki pada sikulus II. Keadaan tersebut terjadi karena keterampilan guru dalam belum terbiasa menggunakan Jigsaw, sementara itu guru beberapa kali mengingatkan peserta didik yang berperan sebagai kelompok ahli, sehingga konsentrasi guru menjadi terpecah, yang berakibat guru tidak bisa melaksankan pembelajaran secara optimal. Dengan mengetahui kelemahan yang terjadi, maka harus diperbaiki pada siklus II. Observasi pada siklus II, dilakukan secara langsung oleh observer yang sama dengan menggunakan instrument observasi yang sama pula sebagaimana yang digunakan pada siklus I. Pada akhir pembelajaran, peserta didik diberikan tes, tetapi tes ini diberikan setelah pembelajaran tindakan dengan penerapan model pembelajaran Jigsaw dianggap selesai dilaksanakan. Tujuan pemberian tes akhir adalah untuk mengukur sampai sejauhmana keberhasilan tindakan yang diberikan dalam proses penelitian siklus II.

Refleksi Keterampilan guru menerapkan metode kooperatif tipe Jigsaw, aktivitas peserta didik serta aktivitas belajar peserta didik masih rendah, maka peneliti bersama kolaborator mengadakan perbincangan dan perenungan dengan menganalisa hasil tindakan yang sudah dilaksanakan. Jadi hasil yang diperoleh setelah peneliti dan kolaborator mengadakan perenungan ditemukan adanya kekurangan. Kekurangan-kekurangan pada siklus I ini adalah sebagai berikut: Sebagian besar komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran belum sepenuhnya maksimal dapat dilaksanakan oleh guru; Model Jigsaw belum sepenuhnya maksimal; Aktivitas belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran IPA di kelas V masih belum baik dan belum sepenuhnya maksimal; Nilai hasil evaluasi belajar yang diperoleh peserta didik setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran belum cukup baik, karena masih ada peserta didik yang belum mampu mencapai target nilai yang diharapkan yaitu KKM 60. Untuk memperbaiki segala kekurangan yang terdapat pada Siklus I, maka peneliti bersama kolaborator mengambil kesimpulan dan kesepakatan untuk melanjutkan dan melaksanakan tindakan pada Siklus II dengan cara: Guru mempersiapkan RPP akan lebih baik lagi sehingga komponen-komponen materi ajar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran yang lebih baik; Meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw; Berusaha membuat kelompok ahli dan kelompok biasa lebih aktif dalam proses pembelajaran serta berani maju ke depan kelas; Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik agar berdampak pada kemampuan peserta didik mendapatkan nilai yang lebih baik lagi seperti yang diharapkan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, secara umum diperoleh kesimpulan refleksi adalah terjadinya peningkatan hasil belajar dan semua peserta didik mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 2, maka peneliti memutuskan untuk tidak mengadakan tindakan lanjutan atau siklus 3 karena ketuntasan belajar yang menjadi ukuran keberhasilan kegiatan sudah tercapai. Pembahasan Model pembelajaran Jigsaw ternyata mampu meningkatkan aktivitas peserta didik kelas V MIN Pustussibau, hal ini dapat dilihat perolehan aktivitas belajar yang dapat dilihat dari Tabel berikut: Tabel 1 Prosentasi Aktivitas Peserta didik dalam Proses Pembelajaran Jigsaw

No Pra Siklus/ Siklus Jumlah Peserta didik Aktivitas Fisik Aktivitas Mental Aktivitas Emosional 1 Sik I 25 64% 72% 60% 2 Sik II 25 96% 88% 92% Sumber : Hasil penelitian tindakan Dari tabel Tabel di atas, dapat dilihat, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar dari siklus I ke silkus II. Berdasarkan tabel dan gambar tersebut di atas, memperlihatkan bahwa aktivitas fisik pada siklus II mengalami selisih peningkatan 32%, aktivitas mental mengalami selisih peningkatan 16%, dan aktivitas mental mengalami selisih peningkatan 32%. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik kelas V MIN Pustussibau disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran Jigsaw yang pada gilirannya dapat mingkatkan hasil belajar peserta didik. Di mana berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa terdapat perubahan rata-rata skor tes awal dan tes akhir pada Siklus I, Siklus II terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hal ini terungkap dari hasil penilaian pembelajaran yang diberikan pada saat tes awal, tes akhir pada Siklus I dan kedua, seperti terlihat pada tabel 10 berikut ini. Tabel Perbedaan Skor Rata-rata Yang Diperoleh Peserta didik Pada Tes Awal dan Tes Akhir Siklus 1, Siklus 2 Subyek Penelitian Peserta didik Kelas V MIN Pustussibau Rata-rata skor yang diperoleh Pre Test Siklus I Siklus II 57,80 63,20 69,20 Sumber: Pengolahan skor hasil dari tes awal dan tes akhir pada Siklus 1, Siklus 2. Berdasarkan tabel tersebut, menunjukan bahwa hasil belajar IPA peserta didik kelas V MIN Pustussibau, ketika diterapkan model pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran IPA pada materi organ pernafasan manusia lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil belajar IPA peserta didik ketika belum diterapkan model pembelajaran Jigsaw. Demikian juga dari analisis data dalam penelitian ini, diperoleh perbedaan hasil porsentase yang signifikan dalam setiap tindakan pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari uraian berikut ini. Sebelum tindakan dari 25 orang peserta didik yang memperoleh nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60 hanya 12 orang atau 48% peserta didik. Sedangkan 13 orang atau 52% peserta didik belum memperoleh nilai ketuntasan belajar. Demikian halnya dengan nilai rata kelas yang masih KKM 60. Pada Siklus I dari 25 orang perserta didik sebanyak 20 orang peserta didik atau 80 % peserta didik telah mencapai KKM 60, sementara 5 atau 20% peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal post test sehingga belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal 60. Tetapi secara klasikal, soal-soal

yang diberikan berhasil dijawab peserta didik sebanyak 25 orang peserta didik. Hasil ini menunjukkan pada pelaksanaan siklus I telah terjadi kenaikan nilai rata - rata hasil belajar 63,20. Pada siklus II secara keseluruhan peserta didik telah mencapai tingkat ketuntasan belajar yang diharapkan. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran IPA pada materi alat pernafasan pada manusia, dan alat pencernaan pada manusia dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas V MIN Pustussibau. Kesimpulan Perencanaan pembelajaran metode tipe jigsaw pada pembelajaran IPA dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas V MIN Putussibau sudah meningkat. Peningktan kemampuan guru menyusun RPP yaitu pada siklus I kemampuan guru menyusun RPP 60,24% dan pada siklus II 94,12%, dengan selisih peningkatan 33,88%. Pelaksanaan metode tipe jigsaw pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas V MIN Putussibau. Pelaksanaan pembelajaran ini melalui dua siklus. Siklus pertama belum berlangsung sepenuhnya sesuai dengan scenario pembelajaran. Pada siklus kedua pelaksanaan pembelajaran semakin baik yang dibuktikan dengan keterampilan guru melaksanakan pembelajaran yaitu pada silkus I hanya 62,50% dan pada siklus II meningkat menjadi 94,17% atau terjadi selesih peningkatan 31,67%. Aktivitas fisik peserta didik melalui penggunaan metode tipe Jigsaw pada pembelajaran IPA di kelas V MIN Putussibau juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan aktivitas fisik pada siklus I hanya 64%. Pada siklus II meningkat menjadi 96%, dengan selisih peningkatan sebesar 32% Aktivitas mental peserta didik melalui penggunaan metode tipe Jigsaw pada pembelajaran IPA di kelas V MIN Putussibau dapat meningkatkan aktivitas mental. Pada siklus I aktivitas mental siswa sebesar 72%, pada siklus II meningkat menjadi 88%, dengan selisih peningkatan sebesar 16%. Aktivitas emosional peserta didik melalui penggunaan metode tipe Jigsaw pada pembelajaran IPA di kelas V MIN Putussibau meningkat dari siklus I sebesar yang hanya 60% menjadi 92% pada siklus II, dengan selisih peningkatan sebesar 32%. Hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan dan mampu mencapai mencapai target KKM 60. Peningkatan tersebut cukup signifikan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata sebesar 63,20, pada siklus II meningkat menjadi 69,20. Artinya semua peserta didik sudah mencapai batas ketuntasan belajar 60.

DAFTAR PUSTAKA Arifin (2012) Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif PTK. Yogyakarta: Lilin Persada Press Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Strategi dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Oemar Hamalik. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Artika Maya. Syaiful Sagala 2010 Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Wina Sanjaya (2009) Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana