BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini tengah mengalami perbaikan demi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan pembelajaran di sekolah dapat dikatakan berhasil apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pentingnya

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menguatkan kedudukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. beratkan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

2016 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA TUTORIAL BERBASIS GENIUS LEARNING PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dengan baik dan benar dalam berbagai kegiatan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. penilaian guru tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik menerima

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS ANEKDOT DENGAN METODE PEBELAJARAN PENEMUAN SISWA KELAS X MIPA 2 SMAN 3 KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X.1 MADRASAH ALIYAH NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

PENDAHULUAN. membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS BERDASARKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Debby Agita Viantiputri,2014

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam dunia pendidikan mengalami perubahan konsep. Diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. ide, gagasan, pengalaman, dan pendapat dalam bentuk tulisan. Kegiatan tersebut

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dalam

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini tengah mengalami perbaikan demi meningkatkan kualitas yang maksimal dalam pelaksanaan pendidikan itu sendiri, salah satu upaya peningkatan pendidikan ditunjukkan pada perubahan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang kemudian disempurnakan dalam Kurikulum Nasional 2013. Perubahan kurikulum tersebut menuntut keaktifan siswa dan menempatkan guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mengikuti aturan pada Kurikulum Nasional 2013 yakni berbasis teks. Perancangan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks memberi ruang pada peserta didik untuk mengembangkan berbagai jenis struktur berfikir karena setiap teks memiliki struktur berfikir yang berbeda maka semakin banyak jenis teks yang dikuasai, maka semakin banyak pula struktur berfikir yang dikuasai peserta didik. Pembelajaran berbasis teks pada Bahasa Indonesia menuntut siswa harus menguasai berbagai teks secara sistematis baik lisan maupun tulisan. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum 2013 diarahkan pada pengembangan kompetensi berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Pengembangan kompetensi tersebut diharapkan dapat menjadi bekal bagi peserta didik untuk berkomunikasi dalam bermasyarakat secara cerdas dan santun.

Keempat keterampilan berbahasa tersebut sudah diajarkan kepada peserta didik dari bangku Sekolah Dasar (SD), tetapi keterampilan menulis menurut penulis merupakan keterampilan yang paling sulit jika dibandingkan dengan keterampilan lainnya dan masih terus dipelajari dan dikembangkan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Keterampilan menulis dikatakan sulit karena dalam menulis siswa harus berfikir kritis dalam menuangkan ide-ide dan gagasan yang dimilikinya dalam bentuk tulisan yang mengandung banyak informasi sehingga pembaca tertarik untuk membaca teks atau karya yang ditulis selain itu juga banyak sekali aspek yang harus diperhatikan untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan dan pada umumnya peserta didik juga memandang kegiatan menulis dalam pembelajaran merupakan hal yang membosankan dan tidak menarik untuk dilakukan. Adapun Priyatni (2014:43) mengatakan pada KD ranah keterampilan, peserta didik dituntut untuk memproduksi teks, menelaah dan menyunting, merevisi, dan membuat rekonstuksi teks. Pada KD ini jelas menuntut peserta didik memproduksi teks utuh yang bermakna baik lisan maupun tulis, bukan menulis penggalan teks yang tidak bermakna, pembelajaran bahasa berbasis teks memang mengutamakan kebermaknaan. Salah satu materi pembelajaran dalam Bahasa Indonesia yang berhubungan dengan teks yakni teks anekdot, teks anekdot sebenarnya sudah dipelajari sejak Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 dan kemudian teks anekdot menjadi teks wajib yang dipelajari pada Kurikulum Nasional 2013. Pada Kurikulum Nasional 2013 Kompetensi Inti 4 pada ranah keterampilan yakni mengolah, menalar, dan menyajikan, dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mamapu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Inti tersebut memiliki beberapa Kompetensi Dasar, salah satu Kompetensi Dasarnya yaitu menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan maupun tulis (KD 4.6). Teks anekdot merupakan teks yang membahas mengenai hal lucu yang di dalamnya terdapat suatu pesan atau kritik yang ingin disampaikan secara tersirat. Kosasih (2014:2) mengatakan bahwa anekdot adalah teks yang berbentuk cerita, di dalamnya mengandung humor sekaligus kritik, karena mengandung kritik anekdot sering kali bersumber dari kisah-kisah faktual. Selain itu Chaer (2011: 158) mendefinisikan anekdot merupakan sebuah teks yang berisi pengalaman seseorang yang tidak biasa, pengalaman yang tidak biasa tersebut disampaikan kepada orang lain dengan tujuan menghibur. Penelitian mengenai kemampuan menulis teks anekdot sebelumnya telah dilakukan oleh Maya Agustahnia (2015) dalam artikel e-jurnal yang berjudul Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X.1 Madrash Aliah Negeri Bintan Tahun Pelajaran 2014/2015 menyimpulkan bahwa Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X.1 Madrasah Aliyah Negeri Bintan, setelah dilakukan penelitian sebanyak 7 orang siswa mampu memperoleh pencapaian pembelajaran 85 % dengan kualifikasi sangat baik dengan tingkat keberhasilan berhasil, 26 orang diantaranya memperoleh pencapaian pembelajaran 65 % dengan kualifikasi baik dengan tingkat keberhasilan berhasil, 5 orang siswa memperoleh pencapaian pembelajaran 55 % dalam kualifikasi cukup serta tidak mampu mencapai tingkat berhasil dan 2 orang siswa memperoleh pencapaian

pembelajaran 0 % dengan kualifikasi kurang serta tidak mampu mencapai tingkat berhasil. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan rata-rata siswa mampu menulis teks anekdot dengan persentasi ketercapaian 71,62 % dengan ketercapaian keberhasilan baik. Sedikit berbeda dengan penelitian Maya, Elin Nur Rachmawati (2014) melakukan penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot siswa dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Anekdot Menggunakan Strategi Genius Learning Untuk Siswa Kelas X Kendaraan Ringan (Kr) 3 Smk Negeri 3 Yogyakarta, hasil penelitian menunjukkan pembelajaran menulis anekdot dengan strategi genius learning dapat meningkatkan hasil keterampilan menulis anekdot. Hal ini terlihat dari skor rata-rata keterampilan menulis anekdot sebelum diberi tindakan adalah 64,53 sedangkan setelah diberi tindakan siklus II skor rata-rata menjadi 85,00. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan sebesar 20,47. Secara keseluruhan pada akhir siklus II semua aspek dan kriteria menulis anekdot mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa penggunaan strategi genius learning berhasil dan dapat meningkatkan Keterampilan Menulis Anekdot Siswa Kelas X Kendaraan Ringan 3 SMK Negeri 3 Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada guru Bahasa Indonesia SMK Yapim Taruna Marelan diperoleh informasi bahwa motivasi yang dimiliki peserta didik dalam menulis teks masih kurang, kemudian pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa kurang aktif dikarenakan metode pembelajaran yang konvesional, dan Kemampuan Menulis Teks Pada Siswa Kelas

X SMK Yapim Taruna Marelan tahun pembelajaran 2016/2017 yang diperoleh masih tergolong rendah yakni dengan nilai rata-rata 67 sementara Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang diberlakukan disekolah tersebut adalah 75 pada pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa yang mampu mencapai KKM tersebut masih kurang dari 70%. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya nilai yang diperoleh siswa tersebut juga tampak dari, siswa masih kesulitan menuangkan ideide dan gagasan dalam bentuk tulisan yang utuh. Permasalahan tersebut seharusnya mendapat perhatian lebih karena kemampuan menulis teks harus dikuasai oleh siswa dan keterampilan menulis siswa dalam berbagai teks sangat perlu diperhatikan dan ditingkatkan agar struktur pemikiran siswa juga semakin meningkat. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMK Yapim Taruna Marelan Tahun Pembelajaran 2016/2017 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya motivasi siswa dalam menulis teks. 2. Nilai yang diperoleh peserta didik dalam menulis teks masih tergolong rendah. 3. Peserta didik mengalami kesulitan dalam menuangkan ide-ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis mencoba melakukan penelitian mengenai kemampuan siswa menulis teks anekdot. Terdapat beberapa masalah yang ditemukan peneliti, agar peneliti mencapai sasarannya dengan tepat dan mendapatkan hasil yang diteliti, maka permasalahan perlu dibatasi. Batasan masalah pada penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMK Yapim Taruna Marelan Tahun Pembelajaran 2016/2017. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pengidentifikasian masalah dan pembatasan yang ada, peneliti merumuskan permasalahan penelitian ini dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMK Yapim Taruna Marelan Tahun Pembelajaran 2016/2017? E. Tujuan penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai tujuan yang ingin dicapai penulis yakni, Untuk mengetahui Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMK Yapim Taruna Marelan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk semua pihak yang bersangkutan, baik secara teoritis maupun praktis 1. Manfaat Teoritis a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru bahasa Indonesia mengetahui bagaimana kemampuan siswa menulis teks anekdot. b. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapakan dapat menambah motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis teks, mendorong siswa agar lebih giat menulis dan memahami teks anekdot dan menambah wawasan siswa. c. Bagi peneliti, untuk mendapatkan informasi yang aktual mengenai kemampuan siswa dalam menulis teks anekdot. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian berikutnya. b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Lembaga Pendidikan Indonesia.