BAB II KAJIAN TEORETIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II PEMBALAJARAN, MEMPRODUKSI TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS, DAN MENGGUNAKAN TEKNIK KARTU KALIMAT

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU

BAB II PEMBELAJARAN, MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT, MEDIA KOMIKA, DAN MODEL FLEMING

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks Pada

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks dengan Metode

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II PEMBELAJARAN, MEMPRODUKSI TEKS EKSPOSISI, MEDIA KOMIK STRIP, DAN METODE DISCOVERY LEARNING

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pembelajaran Membandingkan Teks Cerita Pendek dengan Teks Eksplanasi

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Anekdot Pada

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang sangat sulit. Tidak dapat dipungkiri di negara kita ini masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Kedudukan Pembelajaran Meringkas Teks Biografi untuk Kelas VIII

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Negosiasi Jual Beli

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KOMPETENSI DASAR. Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

dan kegiatan pembelajaran pun sudah disediakan di dalam buku guru. Guru hanya perlu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 menempatkan bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. akan terlepas dari berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya. Cara

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Kedudukan Pembelajaran Mengklasifikasi Struktur Teks Cerita Biografi

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi. dengan Teks Eksposisi pada Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Negosiasi Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Pemahaman Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa Dalam Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu cara membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

SUPLEMEN KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan pembelajaran di sekolah dapat dikatakan berhasil apabila

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang tersebut, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar,

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)


BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

KOMPETENSI DASAR. Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak lain sebagai alat menanamkan nilai-nilai atau moral dan budi pekerti, agar

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

1. PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor utama

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Standar Kompetensi guru Standar Isi Indikator Esensial Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel. Standar Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menginterpretasi Teks Eksplanasi dalam Kurikulum 2013 Kurikulum dan pembelajaran, merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Maka dari itu kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan karena dengan dimanfaatkannya kurikulum pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pengemabangan kurikulum 2013 ditelaah adanya peningkatan dan kesimbangan antara kompetensi sikap (attiude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan adanya UU No.20 Tahun 2003 Pasal 35, kompetensi kelulusan merupakan klasifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Sanjaya dalam Ariyanti (2010: 4) menyatakan bahwa, pada dasarnya kurikulum memiliki tiga dimensi pengertian, yakni kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran. Jadi, kurikulum bukan hanya sebagai alat untuk melaksa- 10

11 nakan pembelajaran saja melainkan sebagai mata pelajaran, pengalaman belajar, dan perencana program pembelajaran. Kurikulum digunakan sebagai pedoman utama dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum sangat penting bagi guru, karena di dalam kurikulum memuat tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dengan menggunakan kurikulum sebagai acuan guru diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada dasarnya kurikulum merupakan seperangkat rencana mengenai isi bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka hidup di masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan pesertadidik untuk menginteralisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat, akan tetapi juga pendidikan harus berisi tentang pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan demikian dalam sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri.

12 Menurut Zulfahnur dkk. dalam Ariyanti (1995:1) menyatakan batasan kurikulum sebagai berikut: Kurikulum merupkan alat dalam proses pendidikan. Tanpa kurikulum proses pendidikan tidak akan terjadi. Dalam kurikulum terangkum pola pengajaran yang menentukan arah proses belajar mengajar juga tentang bagaimana membantu murid dalam mengembangkan potensi-nya baik fisik, intelektual, moral, maupun sosial budayanya. Jadi semua kegiatan atau usah-usaha untuk tercapainya tujuan pendidikan telah tergambar dalam kurikulum. Oleh sebab itulah maka kurikulum merupakan bagian penting untuk terlaksananya pendidikan karena kegiatan pendidikan akan berpangkal padanya. Dapat disimpulkan, bahwa kurikulum merupakan panduan atau pegangan untuk guru dalam pelaksanaan pembelajaran karena guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi kurikulum. Kurikulum juga dapat diartikan sebagai alat pembelajaran, sebagai mata pelajaran, sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran. Maka dari itu pemanfaatan kurikulum sangat di haruskan dalam pembelajaran. 2.1.1 Kompetensi Inti Kompetensi inti diadakan karena adanya perubahan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke Kurikulum 2013. Di dalam kurikulum terdapat KI dan KD yang merupakan jenjang yang harus dilalui peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan. Kemendikbud (2013:6) menyatakan bahwa kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasional standar kompetensi lulusan (SKL) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokan kedalam aspek sikap, pengetahuan, dan ke-

13 terampilan (efektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills, kedua kemampuan tersebut sangat membantu sebagai pendukung dalam keberlangsungan pembelajaran. Kemendikbud (2013:8) menyatakan bahwa kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) kompetensi dasar sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti merupakan perangkat untuk organisasi vertikal dan organisasi Kompentensi Dasar. Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Melalui kompetensi inti, peningkatan kemampuan peserta didik dari kelas ke kelas dapat direncanakan. Sebagai anak tangga menuju kepada kompetensi lulusan multidimensi, kompetensi inti juga multi dimensi. Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan.

14 Dapat diartikan bahwa kompetensi inti merupakan terjemahan dari standar kompetensi yang sebelumnya digunakan pada kurikulum KTSP. Kompetensi inti yang sebelumnya digunakan penulis dalam penelitian ini sebagai berikut. K1 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mecipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif. Dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi kompetensi dasar yang digunakan ketika proses pembelajaran berlangsung. Dapat disimpulkan bahwa kompetensi inti adalah proses atau jenjang yang harus dilalui oleh peserta didik. 2.1.2 Kompetensi Dasar Dalam setiap jenjang pendidikan pasti kompetensi dasar karena untuk mengetahui materi apa saja yang akan dipelajari sehingga mudah dan terarah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kemendikbud (2013:8) menyatakan kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konsep atau kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti yang harus dipenuhi peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperlibatkan karakteristik peserta didik, kemampuan sosial serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber konsep untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasi berdasarkan Kompetensi Inti. Kom-

15 petensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti yang harus dikuasai peserta didik, kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mulyasa (2007:139) mengungkapkan bahwa kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Sedangkan Susilo dalam Annisa (2011:14) mengemukakan bahwa kompetensi dasar adalah kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan, kemampuan minimum yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk Standar Kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran. Pengertian kompetensi dasar yang sudah dipaparkan, penulis menyimpulkan bahwa Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterempalin, dan sikap minimal yang dicapai oleh siswa sebagai bukti siswa telah menguasai Standar Kompetensi yang telah tetapkan, oleh karena itu Kompetensi Dasar me-rupakan bagian dari Kompetensi Inti. Berdasarkan pemaparan di atas, kompetensi dasar yang menjadi acuan penulis dalam penelitian yaitu: menginterpretasi teks eksplanasi kompleks, teks eksplanasi kompleks adalah peristiwa yang menjelaskan tentang fenomena alam, so-

16 sial, ataupun budaya. Sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan. 2.1.3 Alokasi Waktu Proses pembelajaran yang baik tentunya harus memperhatikan waktu yang akan dimanfaatkan pada saat proses pembelajaran dilaksanakan. Jangka waktu dari awal pembelajaran sampai akhir kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan siswa. Penyesuainnya waktu dalam kurikulum 2013 disebut dengan alokasi waktu. Susilo dalam Annisa (2011:15) berpendapat bahwa alokasi waktu merupakan lamanya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas atau laboratorium yang dibatasi oleh kedalaman materi pembelajaran dan jenis tagihan. Pengukuran efiseinsi dalam kondisi alokasi waktu ketat biasanya dilakukan dengan membandingkan pelaksanaan beberapa program yang berbeda dalam jumlah waktu yang sama. Program yang dapat mencapai tujuan terbanyak dalam waktu yang telah ditentukan dapat dikategorikan sebagai program yang paling efisien. Sementara itu, Mulyasa (2010:206), menyatakan bahwa alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar dilakukan dengan memperhatikan jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk materi pembelajaran menginterpretasi makna dalam teks eksplanasi kompleks adalah 4x45 menit.

17 Berdasarkan pengertian alokasi waktu yang sudah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa alokasi waktu adalah seberapa lama siswa dalam mempelajari materi yang telah ditentukan, dan banyaknya pembelajaran yang efektif adalah jumlah jam pemebelajaran yang sudah disesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. 2.2 Menginterpretasi Makna dalam Teks Eksplanasi Kompleks 2.2.1 Pengertian Menginterpretasi Makna dalam Teks Eksplanasi Kompleks Menginterpretasi makna dalam teks eksplanasi kompleks merupakan memaknai sebuah teks secara baik atau menafsirkan sebuah teks dengan baik secara eksplisit maupun implisit. Arti dari kata secara eksplisit adalah secara tersurat dan implisit adalah secara tersirat. Sehingga dalam menafsirkan teks harus membaca dengan baik jangan sampai salah memaknai teks, karena kalau kita salah memaknai teks berarti kita gagal dalam menginterpretasi teks ekplanasi. 2.2.2 Langkah-langkah Menginterpretasi Makna dalam Teks Eksplanasi Kompleks Menurut Restuti (2013:15), langkah-langkah menginterpretasi sebagai berikut. a. Dengan cara memahami struktur yang ada dalam teks eksplanasi misalnya pernyataan umum dan hubungan sebab akibat yang ada dalam teks tersebut. b. Selanjutnya memahami ciri kebahasaan yang ada dalam teks tersebut, karena ciri bahasa yang penting misalnya pemakaian kalimat definisi, pemakaian konjungsi dan hubungan sebab-akibat dalam teks tersebut. c. Kemudian menganalisis 5 W+ 1 H dalam teks eksplanasi tersebut misalnya What, Who, When, Where, Why, dan How.

18 2.3 Teks Eksplanasi Kompleks 2.3.1 Pengertian Teks Eksplanasi Kompleks Menurut KBBI (2008), eksplanasi berarti penjelasan atau paparan. Kosasih (2014:178) mengatakan bahwa, dalam kaitannya dengan genre teks, eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan suatu proses atau peristiwa tentang asal-usul, proses, atau perkembangan suatu fenomena, mungkin berupa peristiwa alam, sosial, ataupun budaya. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan tentang proses atau peristiwa yang berhubungan dengan fenomena-fenomena alam yang terjadi di dunia. 2.3.2 Struktur Teks Eksplanasi Kompleks Kokasih (2014:180) mengemukakan bahwa, Struktur Teks Eksplanasi Kompleks sebagai berikut. a. Pernyataan umum/pendahuluan berisi pengenalan objek yang akan dijelaskan, misalnya penjelasan tentang keberadaan dan pengertian objek tersebut. b. Isi yaitu Perincian berupa penjelasan tentang uraian peristiwa, baik penyebab maupun akibatnya. Dengan demikian, pola umum dari struktur penyajian teks eksplanasi adalah kronologis dan kausalitas. c. Penutup/simpulan dapat berisi simpulan atau opini penulis tentang fenomena yang dijelaskan. 2.3.3 Kaidah Teks Eksplanasi Kompleks Menurut (E.Kosasih:183) Fitur kebahasaan yang menandai teks eksplanasi kompleks tidak jauh berbeda dengan fitur ataupun kaidah kebahasaan yang lazim ditemukan dalam hal pengunaan kata keterangan waktu dan konjungsinya.

19 a. Penunjuk keterangan waktu, misalnya beberapa saat, setelah, segera setelah, pada tanggal, sebelumnya. Di samping itu, kata penunjuk keterangan yang mungkin digunakan adalah selagi, ketika, ketika itu, pada masa lalu, bertahun tahun, selama, dalam masa sekarang. b. Penunjuk keterangan cara, misalnya, sangat ketat, dengan tertib dan tenang, penuh haru, melalui surat kabar, sedikit demi sedikit, sebaikbaiknya, dengan jalan yang benar. 2.4 Model the Autonomous Learner 2.4.1 Pengertian Model the Autonomous Learner Miftahul Huda (2014:144) Pembelajaran mandiri adalah mereka yang mampu menyelesaikan masalah atau mengembangkan gagasan-gagasan baru dengan mengombinasikan cara berpikir divergen dan konvergen tanpa terlalu banyak dibantu orang dan model ini memfasilitasi perkembangan siswa agar menjadi pembelajar yang independen, mandiri, dengan pengembangan skill, konsep-konsep, dan sikap-sikap positif dalam ranah kognitif, emosional, dan sosial. 2.4.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Model the Autonomous Learner Miftahul Huda (2014:146) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model the autonomous learner sebagai berikut. a. Memahami bakat dan potensi, aktivitas-aktivitas kelompok, pengembangan diri atau personal.

20 b. Pemahaman intra atau interpersonal, skill-skill belajar, dan pemanfaatan teknologi. c. Presentasi kecil tentang persoalan-persoalan umum yang mengacu terhadap permasalahan yang sedang dibahas dalam kelompok. 2.4.3 Keunggulan dan Kelemahanmodel the autonomous learner Keunggulannya siswa dapat dengan mudah membaca teks ekplanasi kompleks yang disajikan. Kelemahannya siswa dibatasi membuat teks ekplanasi kompleks sesuai tema yang disajikan. 2.5 Hasil Penelitian Terdahulu Sebelum penulis meneliti pasti ada tahun sebelumnya yang terlebih dahulu melakukan penelitian tentang penggunaan materi pembelajaran menginterpretasi makna teks eksplanasi kompleks.dari penelitian terdahulu yang penulis temukan terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan itu terdapat pada materinya yaitu sama-sama menggunakan teks eksplanasi kompleks, sementara perbedaannya terdapat pada kata kerja subjek penelitian dan metode/teknik yang digunakan. Penelitian terdahulu mengambil subjek di SMK Tri Mitra Kota Baru dan menggunakan media gambar seri peristiwa, sedangkan penulis mengambil subjek penelitian di SMA Angkasa Bandung dan menggunakan model the autonomous learner. Analisis hasil penelitian terdahulu adalah sebagai berikut. a. Penulis mampu melaksanakan pembelajaran memproduksi teks eksplanasi dengan menggunakan media gambar seri peristiwa pada siswa kelas XI SMK TRI MITRA Kota Baru mampu memproduksi teks eksplanasi.

21 b. Media gambar seri peristiwa, efektif digunakan dalam pembelajaran memproduksi teks eksplanasi dengan menggunakan media gambar seri peristiwa pada siswa kelas XI SMK Tri Mitra Kota Baru. Berdasarkan hasil analisis penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas, penulis yakin bahwa penelitian yang akan dilakukan akan memperoleh hasil yang baik dan bisa menciptakan suasana belajar yang menarik.