BAB I PENDAHULUAN. pengembangan akhlak mulia bukanlah menjadi tugas semata-mata dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. panjang dan berlangsung sepanjang hayat. 2 Pendidikan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I. merupakan persoalan yang belum ada jawabannya secara tuntas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional betujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan. baru seperti internet, media elektronik, media cetak dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu lembaga di dalam masyarakat modern adalah lembaga agama. Tugas dari lembaga agama sebagai lembaga pendidikan adalah pengembangan akhlakul karimah dari para anggotanya. Tentu saja, pengembangan akhlak mulia bukanlah menjadi tugas semata-mata dari lembaga agama tetapi juga oleh lembaga-lembaga pendidikan lainya. Lembaga pendidikan sebagai lembaga tujuan utamanya adalah pengembangan seluruh aspek pribadi peserta didik termasuk aspek religius dan akhlakul karimah dengan pengenalan serta perwujudan nilai-nilai etis dalam kehidupan seseorang. 1 Menuntut ilmu sebagai realisasi pendidikan islam haruslah memperhatikan adab atau tata tertib, baik ketika berlangsung proses pembelajaran (ta lim wa ta allum), maupun sebelum dan sesudahnya, misalnya murid/peserta didik menghormati gurunya, dan guru juga menghargai dan mengasihi muridnya. 2 Implementasi penanaman nilai religius yang diharapkan mampu membentuk kepribadian muslim anak didik. Pendidikan selain mencakup proses transfer dan transmisi ilmu pengetahuan juga merupakan proses 1 H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hal. 29-30. 2 Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 130. 1

2 yang sangat strategis dalam menanamkan nilai dalam rangka membentuk pribadi muslim anak. 3 Dengan bahasa lain, ilmu akhlak menurut visi Ibnu Miskawih yang dikutip oleh Muhammad Fauqi Hajjaj bertujuan agar manusia menjalankan perilaku yang baik dan santun tanpa unsur ketertekanan maupun keberatan. Hal itu terjadi ketika moralitas yang baik ini telah menjadi malakah (talenta) yang menancap kokoh dalam diri hingga menjadi karakter dirinya. 4 Penanaman akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk kepribadian manusia dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik serta dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten. Tujuan dari pendidikan Islam adalah sama dengan tujuan pembentukan akhlak itu sendiri, yaitu membangun mental dan pribadi Muslim yang ideal. Citra Muslim ideal harus terpenuhi-paling tidak-tiga hal, yakni: (1) kokoh pola rohaniyahnya, (2) kokoh ilmu pengetahuanya dan (3) kokoh fisiknya. Jika tiga hal itu terpenuhi, berarti sudah terealisir cita-cita Nabi dalam menginginkan citra manusia beriman yang benar, bertubuh sehat dan berilmu pengetahuan yang berguna. Tiga hal di atas penting diwujudkan karena beberapa hal. Pertama, akhlak adalah bingkai atau wadah agama. Agama yang tidak ditanamkan 3 Zaenudin, Aqidah Akhlak, (Tulungagung: IAIN Tulungagung press, 2014), hal. 121. 4 Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak(Jakarta, Sinar Grafika Offset, 2013), hal. 224.

di dalam bingkai (wadah) yang baik tidak akan mudah tumbuh sehat dan bermanfaa. Kedua, Allah senantiasa menyeru kepada manusia agar selalu berkeinginan untuk ilmu pengetahuan. Ilmu dapat menyuburkan rohani dan keimanan.ketiga badan atau jasmani yang sehat, karena badan yang sehat dapat memaksimalkan kerja organ tubuh dan fungsi fisio-psikis yang membawa positif terhadap kerja rohani. 5 Dengan demikian dari pernyataan di atas akhlakul karimah adalah tingkah laku yang baik dan berbudi luhur yang dimiliki manusia serta penanamanya harus dimulai sejak dini karena dari usia dini itulah anak anak harus memiliki pegangan akhlak yang baik. Dan Al Qur an harus juga menjadikan pedoman dalam mendidik akhlak islam bagi anak anak. Jika hal ini dilakukan sejak dini oleh orang tua maka anak anak akan memiliki jiwa rohaniah yang baik dan akan selalu taat dan patuh kepada perintah orang tua ataupun perintah agama. Pembahasan tentang hakikat pendidikan usia dini akan diawali dengan penjelasan tentang pengertian pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecedasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya tujuan pendidikan 5 Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Press (IAIN SA Press), Akhlak Tasawuf.(Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012), hal. 129-130. 3

4 nasional di arahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan anak usia dini menurut UU adalah suatu pembinaanyang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan demikian sasaran pendidikan anak usia dini menurut UU adalah 0-6 tahun, dan dapat dilaksanakan baik melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal. Menurut Morrison (1995) yang dikutip oleh Yufiarti dan Titi Chandrawati menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini mencakup anak-anak sejak lahir sampai delapan tahun, sesuai dengan definisi yang digunakan oleh NAEYC. Program pendidikan anak usia dini melayani sejak anak lahir sampai delapan tahun melalui kelompok-kelompok program selama sehari penuh maupun separuh hari di pusat, rumah maupun institusi. 6 Dalam proses pendidikan, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan karena ia menjadi sarana yang membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh manusia didik menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap 6 Yufiarti dan Titi Chandrawati, Profesionalitas Guru PAUD (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), hal. 3-4.

5 tingkah lakunya. Bila metode atau cara tehnik yang digunakan pada anak usia dini tidak sesuai dengan proses pembelajaran maka tujuan pendidikan untuk menanamkan akhlakul karimah pada anak usia dini tidak akan berhasil. Berdasarkan pokok pemikiran di atas penulis tertarik untuk meneliti di dalam sebuah lembaga pendidikan yaitu PAUD Abdi Pertiwi yang terletak di Desa Sukosari Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek, karena penanaman akhlakul karimah disana sangatlah di utamakan dan disini penulis mengangkat skripsi dengan judul Strategi Guru Dalam Penanaman Akhlakul Karimah Pada Anak Usia Dini di PAUD Abdi Pertiwi Desa Sukosari Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek B. Fokus Penelitian 1. Bagaimana pelaksanaan guru dalam penanaman akhlakul karimah pada anak usia dini di PAUD Abdi Pertiwi Desa Sukosari Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek? 2. Bagaimana upaya guru dalam penanaman akhlakul karimah pada anak usia dini di PAUD Abdi Pertiwi Desa Sukosari Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek?

6 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pelaksanaan yang dilakukan guru dalam menanamkan akhlakul karimah pada anak usia dini di PAUD Abdi Pertiwi Desa Sukosari Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek. 2. Untuk mengetahui upaya guru dalam penanaman akhlakul karimah pada anak usia dini di PAUD Abdi Pertiwi Desa Sukosari Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian keilmuan para akademisi pendidikan dan agar sejak dini anak anak sudah ditanamkanya akhlakul karimah karena sangatlah bermanfaat bagi pendidikan selanjutnya. 2. Secara Praktis a. Bagi Sekolah Sebagai masukan bagi segenap komponen pendidikan untuk memberikan proses pembelajaran sehingga terwujudpendidikan yang berkualitas. b. Bagi Guru Diharapkan guru dapat melaksanakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.sebagai referensi guru dalam

7 meningkatkan kreativitas siswa.serta dapat meningkatkan kinerja dan profesionalnya sebagai guru. c. Bagi Peneliti Lainya Sebagai pendorong untuk terus berkarya dan sebagai penambah wawasan dan pemahaman terhadap objek yang diteliti guna menyempurnakan strategi pembelajaran yang terus berkembang, juga sebagai bekal guna penelitian selanjutnya. E. Penegasan Istilah 1. Penegasan konseptual a. Strategi, adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun tertentu. 7 b. Akhlak menurut Etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa arab (akhlak) bentuk jamak dari mufrodatnya khuluq, yang berarti budi pekerti sinonimnya etika dan moral.etika berasal dari bahasa latin,etos yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari bahasa latin juga mores juga berarti kebiasaan. Pengertian akhlak menurut Ahmad Amin dalam kitabnya al-akhlaq yaitu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang harus dilaksanakan oleh sebagian manusia terhadap sebagaianya, menjelaskan tujuan yang hendak 7 Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 859

8 dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan yang lurus yang harus diperbuat. 8 c. Akhlakul Karimah berasal dari dua kata yakni akhlak dan karimah. Akhlak berarti budi pekerti, tingkah laku, perangai sedangkan karimah berarti kemuliaan, kedermawanan, murah hati, dermawan. Selanjutnya Partanto Al Barry mendefinisikan akhlakul karimah sebagai akhlak mulia.akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan 9. Maka dengan demikian, akhlakul karimah dalam penelitian ini adalah sikap positif yang melekat pada diri seseorang yang diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan yang merupakan manifestasi keimanan dan keislamanya. d. Anak Usia Dini, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 1 butir 14) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memiliki pendidikan lebih lanjut. 10 1996), hlm. 26. 8 Rahmat Djatnika, Sistem Etika Islami (Akhlak Mulia),( Jakarta: Pustaka Panjimas, 9 Ibid., hal 11. 10 Siti Aisyah.dkk, Perkembangan dan Dasar Konsep Pengembangan Anak Usia Dini, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2013), hal. 1.3.

9 b. Definisi Operasional Secara operasional yang dimaksud dengan penelitian dengan judul di atas adalah suatu upaya penanaman akhlak yang baik atau akhlakul karimah yang ditujukan pada anak usia dini, karena pada anak usia dini sangat perlu mendapatkan pendidikan akhlak untuk bekal hidup anak kedepanya di PAUD Abdi Pertiwi Desa Sukosari Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan di dalam penyusunan skripsi ini dibagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengajuan, halaman persetujuan pembimbing,halaman pengesahan,halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi dan abstrak. Bab I Pendahuluan, ini berisi gambaran umum penulisan skripsi yang meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, definisi istilah, sistematika penulisan skripsi. Bab II Berisi kajian pustaka yang berisi: pertama, pengertian strategi penanaman kedua pengertian akhlakul karimah, ketiga penanaman akhlakul karimah, keempat pengertian anak usia dini, kelima metode penanaman akhlakul karimah. Serta penelitian terdahulu dan kerangka konseptual/kerangka berfikir penelitian.

10 Bab III Metode Penelitian, meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, tekhnik pengumpulan data, analisis data, indikator keberhasilan tindakan serta prosedur yang akan dilakukan dan tahap tahap penelitian. Bab IV laporan hasil penelitian yang berisi paparan data, temuan penelitian. Bab V pembahasan hasil penelitiandalam bab ini dijelaskan temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan pada hasil penelitian. Bab VI penutup yang berisi kesimpulan, rekomendasi/saran. Akhirnya bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan berbagai lampiran yang terkait dengan penelitian. Demikian sistematika penulisan skripsi dari skripsi yang berjudul Strategi Guru dalam Penanaman Akhlakul Karimah pada Anak Usia Dini di PAUD Abdi Pertiwi Desa Sukosari Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek.