BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenis yang dikenal saat ini. Strawberry yang dibudidayakan sekarang ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lobak mulai dikenal bangsa China sekitar tahun 500 SM. Lobak sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah, dan benua Amerika yang beriklim tropis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk berupa spiral pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak canola telah dipopulerkan beberapa ribu tahun yang lalu, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kacang hijau (Phaseolus radiatusl.) merupakan salah satu komoditas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang, umurnya dapat mencapai 600 tahun. Satu pohon zaitun bisa

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diduga berasal dari Amerika Selatan. Pada waktu bangsa Spanyol menduduki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Habitat asli srikaya berasal dari daerah tropis di Amerika, Karibia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Buah tomat (Solanum lycopersicum) berasal dari Amerika tropis, ditanam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina. Menurut laporan, kedelai

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.

TINJAUAN PUSTAKA. bagian yang bersentuhan langsung dengan lingkungan, Fungsi utama kulit adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. batang, benang sari kuning kehijauan, kelopak hijau, mahkota lonjong berwarna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

BAB II. Penuaan Dini pada Wanita Jepang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persea america sinonim dengan P.gratissima Gaertin atau P.drymifolia Schlect

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Proses Menua Intrinsik Proses Menua Ekstrinsik

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. vital serta merupakan cermin kesehatan dari kehidupan.kulit juga sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak jagung dan sirup, sedangkan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk Indonesia. Tanaman anggur merupakan tanaman tropis bertipe iklim

BAB I PENDAHULUAN. kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan

Manfaat Minum Air Putih

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran gas, perlindungan terhadap patogen, dan memiliki fungsi barrier untuk

Perawatan Kulit Wajah Manual Pada Kulit Berjerawat (Acne)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkena polusi dan zat zat yang terdapat di lingkungan kita. Kulit merupakan

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 2

BAB I PENDAHULUAN. xerosis yang akan menyebabkan berkurangnya elastisitas kulit sehingga lapisan

Luka dan Proses Penyembuhannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia kulit akan mengalami proses penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagai faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

Bila dulu scrubbing hanya dapat dilakukan sekali-sekali saja, namun, zaman sudah mulai berubah. Sehingga scrubbing dapat dilakukan kapan saja,

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarahnya, tanaman anggur diduga sudah ada sejak zaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Jeruk Nipis

BAB I PENDAHULUAN. laki-laki. Keagungan dan kekuasaan laki-laki dapat jatuh dan bertekuk lutut di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. luas. Ketebalan kulit bervariasi di berbagai bagian tubuh. Sel-sel kulit yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU

Hubungi Kami: LINE : brtcofficial. SMS Pin BB : : 2AF92EE7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara tropis dimana pengaruh sinar matahari sangat besar terhadap kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh sinar UV atau disebut photoaging pada kulit atau produk yang dapat

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan luar, baik berupa sinar matahari, iklim maupun faktor-faktor kimiawi

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi (Materia Medika Indonesia, 1989)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Buah Strawberry Tanaman strawberry telah dikenal sejak zaman Romawi, tetapi bukan jenis yang dikenal saat ini. Strawberry yang dibudidayakan sekarang ini disebut strawberry modern (komersial) dengan nama ilmiah Fragaria x ananassa var duchesne. Strawberry ini adalah hasil persilangan antara Fragaria virginiana L. var duschene dari Amerika Utara dengan Fragaria chiloensis L. var duschene dari Chili, Amerika Selatan. Persilangan kedua jenis strawberry tersebut dilakukan pada tahun 1750. Persilangan-persilangan lebih lanjut menghasilkan jenis strawberry dengan buah berukuran besar, harum, dan manis (Budiman, 2008). Dari segi ciri khusus lahiriahnya, strawberry adalah tumbuhan keluarga rumput yang memiliki dahan dua jenis, jenis rebah dan tegak. Ketinggian jenis tegak mencapai 8 sampai 15 sentimeter dan ujungnya berakhir dengan bunga. Daunnya terdiri dari tiga daun kecil bergigi dengan ekor panjang dan berwarna hijau cerah. Bunga-bunganya teratur, berwarna putih, dan berkumpul dalam jumlah dua sampai lima atau bahkan lebih (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Tanaman strawberry dapat tumbuh subur pada wilayah dengan lama penyinaran matahari yang berkisar antara 8-10 jam per hari. Untuk faktor suhu udara optimum antara 17 O C-20 o C dan suhu udara minimum 4 o C-5 o C, dengan kelembapan udara 80%-90%. Didukung pula dengan ketinggian tempat yang 6

ideal antara 1.000-2.000 m di atas permukaan laut (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). 2.1.1 Sistematika tanaman strawberry Menurut Rukmana (1998), sistematika tumbuhan buah strawberry diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) : Angiospermae (berbiji tertutup) : Dicotyledonae (biji berkeping satu) : Rosales : Rosaceae : Fragaria : Fragaria x ananassa Duchesne, disebut strawberry Nama lokal,daerah dan asing : Indonesia : Stroberi, strawberry modern atau strawberry komersial. Inggris Melayu Vietnam : Garden strawberry : Strawberry : Dau tay Thailand : Satroboery Pilipina : Freasa 7

2.1.2 Manfaat dan kandungan buah strawberry Buah strawberry memiliki kandungan aktivitas antioksidan tinggi karena mengandung quarcetin, ellagic acid, antosianin, dan kaempferol. Kandungan tersebut menjadikan strawberry untuk meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi resiko terjadinya kanker. Buah strawberry juga membantu proses diet bagi penderita diabetes. Buah strawberry juga dimanfaatkan untuk kecantikan, di antaranya obat jerawat, mempercantik kulit, memutihkan gigi, serta meningkatkan kekuatan otak dan penglihatan (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Daun strawbeery berpreran sebagai diuretik dan antireumatik. Daun strawberry juga mengandung zat astringent yang berguna untuk mencegah pengeriputan kulit wajah.. Kandungan vitamin C dan E berfungsi untuk merawat dan mengencangkan kulit serta sebagai anti-aging. Akar strawberry mengandung zat anti radang untuk memulihkan pembengkakan akibat nyeri sendi dan asam urat. Akar strawberry juga bermanfaat sebagai obat diabetes (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Antosianin merupakan pigmen warna merah pada buah strawberry. Senyawa ini berkhasiat menurunkan tekanan darah, cocok dikonsumsi bagi penderita hipertensi. Antosianin juga mampu menurunkan kolesterol jahat LDL, mencegah penyempitan pembuluh darah, penyebab stroke dan melumpuhkan sel kanker (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Vitamin E, zat besi, dan magnesium yang berfungsi untuk membuat kulit lebih bersinar. Makan stawberry juga bisa mendorong regenerasi sel kulit 8

dan melawan bakteri penyebab jerawat. Vitamin E merupakan antioksidan kuat yang membantu proses perbaikan kulit. Zinc yang terkandung dalam labu juga bisa sebagai obat bagi mereka yang jerawat (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Tabel 1. Kandungan nutrisi (gizi) dalam setiap 100 gram buah strawberry segar No Kandungan gizi Proporsi (Jumlah) 1 Kalori (kal) 37,00 *) 37,00 **) 2 Protein (g) 0,80 0,80 3 Lemak (g) 0,50 0,50 4 Karbohidrat (g) 8,30 8,30 5 Kalsium (mg) 28,00 28,00 6 Fosfor (mg) 27,00 27,00 7 Zat besi (mg) 0,80 0,80 8 Vitamin A (SI) 60,00 60,00 9 Vitamin B 1 (mg) 0,03 0,03 10 Vitamin B 2 (mg) - 0,07 11 Niasin (mg) - 0,03 12 Vitamin C (mg) 60,00 60,00 14 Vitamin E (mg) 40,00 40,00 15 Air (g) 89,90-16 Bagian dapat dimakan (Bdd, %) 96,00 - Keterangan : *) Direktorat Gizi Depkes RI, (1981) **) Encyclopedia of Fruits, Vegetables, Nuts, and Seed dalam Fendy RP 9

2.2 Kulit Secara alamiah kulit memiliki lapisan lemak tipis di permukaannya. Dimana lapisan lemak tersebut terutama berfungsi untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang akan menyebabkan dehidrasi kulit. Kulit juga mengandung air sebagai pelembab alami, meskipun sedikit (hanya 10%) tetapi sangat penting karena kelembutan dan elastisitas kulit tergantung pada air yang dikandungnya dan bukan pada kandungan lemaknya. Bila kadar air di dalam kulit sedikit maka kulit akan kering dan pecah-pecah, membentuk retak-retak mendalam. Keadaan ini menyebabkan mikroorganisme, kotoran, sisa sabun, dan lain-lain akan masuk pada kulit yang pecah-pecah tersebut sehingga menimbulkan berbagai gangguan kebersihan dan kesehatan serta menjadi sumber infeksi (Tranggono dan Latifah, 2007). 2.2.1 Struktur kulit Kulit terbagi atas tiga lapisan utama, yaitu: epidermis, dermis, dan subkutis (subkutan). 1. Lapisan Epidermis Adalah lapisan kulit yang paling luar. Lapisan ini terdiri atas: - Stratum corneum (lapisan tanduk) Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, yaitu jenis protein yang tidak larut dalam air, dan 10

sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar. - Stratum lucidum (lapisan jernih) Berada tepat dibawah stratum corneum. Merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin. Lapisan ini tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. - Stratum granulosum (lapisan berbutir-butir) Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar,berinti mengkerut. - Stratum spinosum (lapisan malphigi) Sel berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. - Stratum germinativum (lapisan basal) Adalah lapisan terbawah epidermis. Di lapisan ini juga terdapat sel-sel melanosit yaitu sel yang membentuk pigmen melanin (Tranggono, 2007). 2. Lapisan Dermis Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa dengan elemenelemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian: - Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol kedalam epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. 11

- Pars retikulare, yaitu bagian bawahnya yang menonjol kearah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen elastis dan retikulin. 3. Lapisan Subkutan Lapisan subkutan adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar, berisi sel-sel lemak didalamnya. Fungsi dari lapisan ini yaitu membantu melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik dan mengatur panas tubuh. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat apabila makan berlebihan. Jika tubuh memerlukan energi ekstra maka lapisan ini akan memberikan energi dengan cara memecah simpanan lemaknya (Wirakusumah, 1994). 2.2.2 Fungsi kulit Kulit sebagai organ tubuh yang paling utama mempunyai beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut: a. Pelindung Tubuh / Proteksi Kulit mempunyai kemampuan untuk mencegah masuknya bahan-bahan yang membahayakan tubuh, seperti bakteri dan bahan asing lainnya. Selain itu kulit juga dapat melindungi tubuh dari benturan fisik, panas matahari, api, dan angin (Wirakusumah, 2004). Fungsi proteksi (Dwikarya, 2003), terjadi karena beberapa hal: 1. Kehadiran selaput tanduk yang bersifat waterproof atau kedap air, sehingga manusia tidak menggelembung ketika berenang. 2. Keasaman (ph) kulit akibat keringat dan lemak kulit (sebum) menahan dan menekan bakteri dan jamur yang berkeliaran di sekitar kulit. 12

3. Jaringan kolagen dan jaringan lemak menahan atau melindungi organ tubuh dari benturan. b. Pengatur Suhu Tubuh ( Termoregulasi ) Kulit mengatur suhu tubuh dengan mengubah jumlah aliran darah melalui kulit dengan dilatasi dan kontriksi kapiler darah kulit dan dengan penguapan uap air (Mitsui, 1997). Kulit dapat menjaga suhu tubuh agar tetap normal dengan cara melepaskan keringat apabila suhu tubuh panas. Yang mana keringat tersebut akan menguap dan tubuh merasa dingin. Demikian pula sebaliknya bila mengalami kedinginan maka pembuluh darah dalam kulit akan menyempit sehingga panas yang ada di dalam tubuh tidak keluar (tetap tertahan) (Wirakusumah, 2004). c. Sistem Pancaindera Kulit terdiri dari sistem saraf yang peka terhadap ancaman dari luar seperti panas, dingin, sentuhan dan tekanan. Oleh karena itu kulit akan selalu memberikan reaksi setelah ada peringatan awal dari sistem saraf tersebut (Wirakusumah, 2004). d. Menjaga Kelembaban Tubuh Kulit menjaga kelembaban dengan mencegah keluarnya cairan dalam jaringan tubuh, lapisan kulit bersifat padat dan kencang terutama dari dalam tubuh. Kulit mempunyai ikatan yang kuat terhadap air. Apabila kulit mengalami luka atau retak maka daya ikat terhadap air akan berkurang (Wirakusumah, 2004). 13

e. Fungsi Lain Kulit menunjukkan keadaan emosional, seperti memerah dan ketakutan (pucat dan bulu kuduk berdiri tegak), dan digambarkan sebagai organ yang menunjukkan emosi. Kulit juga mensintesis vitamin D dengan bantuan sinar UV terhadap prekursor vitamin D dalam kulit (Mitsui, 1997). 2.2.3 Jenis Kulit Ditinjau dari sudut perawatan (Wasitaatmadja, 1997), kulit terdiri atas 3 jenis: 1. Kulit Normal Merupakan kulit yang ideal yang sehat, tidak mengkilap atau kusam, segar dan elastis dengan minyak dan kelembaban cukup. 2. Kulit Berminyak Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak permukaan kulit yang berlebihan sehingga tampak mengkilat, kotor dan kusam. Biasanya pori kulit lebar sehingga kesannya kasar dan lengket. 3. Kulit Kering Adalah kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau sedikit sehingga pada perabaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan kulit yang lepas dan retak, kaku atau tidak elastis dan mudah terlihat kerutan. 2.2.4 Pentingnya melembabkan kulit Secara alamiah kulit memiliki lapisan lemak tipis di permukaannya, yang antara lain terdiri atas produksi kelenjar minyak kulit. Pembentukan lapisan lemak tersebut terutama untuk melindungi kulit dari kelebihan 14

penguapan air yang akan menyebabkan dehidrasi kulit. Kandungan air di dalam stratum korneum, meskipun sedikit (hanya 10%), sangat penting. Air yang terkandung dalam stratum korneum sangat berpengaruh pada kelembutan dan elastisitas stratum korneum (Tranggono dan Latifah, 2007). Jika kandungan air dari stratum korneum semakin sedikit, semakin rendah elastisitas jaringan stratum korneum. Kulit akan kering dan pecahpecah, membentuk retak-retak mendalam mirip huruf V. Jika bahan-bahan asing seperti sisa sabun, kotoran dan mikroorganisme masuk dan menumpuk dalam celah V ini, maka kulit menjadi kering dan retak-retak akan menimbulkan iritasi dan peradangan yang juga akan melemahkan kulit. Disinilah perlunya kosmetika pelembab kulit untuk mencegah dehidrasi kulit yang menyebabkan kekeringan dan retak-retak pada kulit serta akibat-akibat buruknya (Tranggono dan Latifah, 2007). 2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecantikan kulit Menurut Wirakusumah (2004), masalah yang terjadi pada kulit disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam tubuh sendiri maupun dari luar adalah sebagai berikut: a. Ras (bawaan) Keadaan kulit seseorang dapat tercermin pada kulit kedua orang tuanya. Misalnya dengan kulit halus, kasar atau berminyak. b. Hormon Kadar hormon estrogen (pada wanita) dan progesteron (pada pria) dalam tubuh sangat mempengaruhi keadaan kulit. Misalnya timbulnya jerawat 15

pada saat menstruasi yang disebabkan meningkatnya hormon estrogen. Hormon estrogen ini juga berperan dalam proses regenerasi kulit. c. Alergi Bagi sebagian orang ada memiliki jenis kulit sensitif dan alergi terhadap benda-benda atau zat tertentu. Seperti perhiasan, jam tangan, kosmetik maupun makanan. Gejala alergi ini dapat dilihat dengan berubahnya warna kulit menjadi kemerahan, terasa gatal, menjadi bengkak bahkan sampai ada yang terluka. d. Iklim Sinar ultra violet yang tinggi dapat menimbulkan efek kurang baik pada kulit. Misalnya kulit akan menjadi kering. Oleh karena itu perlu perlindungan ketika beraktivitas di tempat yang terkena sinar matahari langsung, misalnya dengan menggunakan topi, payung, maupun krim tabir surya. e. Stres Faktor psikologi dapat pula mempengaruhi kecantikan kulit, baik secara langsung maupun tidak langsung.. 2.3 Emulsi Emulsi adalah sediaan dasar berupa sistem dua fase, terdiri dari dua cairan yang tidak tercampur, di mana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globul dalam cairan lainnya (Anief, 1993). Emulsi mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. 16

Emulsi biasanya mengandung dua zat yang tidak tercampur, yaitu air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan lain. Dispersi ini tidak stabil, butir- butir ini bergabung dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah. Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar diperoleh emulsi yang stabil (Anief, 1993). Emulsi dinyatakan sebagai sistem minyak dalam air (m/a), jika fase dispersi merupakan fase yang tidak bercampur dengan air, dan air merupakan fase kontinyu. Jika terjadi sebaliknya maka emulsi tersebut dinyatakan emulsi air dalam minyak (a/m). Dalam sediaan emulsi kosmetika, biasanya fase air dan fase minyak bukan merupakan komponen tunggal, tetapi dalam setiap fase tersebut kemungkinan mengandung beberapa macam komponen. Pada umumnya, sebagian besar kosmetika yang beredar adalah sistem minyak dalam air, karena mudah menyebar pada permukaan kulit. Dengan pemilihan formula yang tepat, akan diperoleh emulsi yang tidak berlemak dan tidak lengket (Ditjen POM, 1985). Keuntungan dari tipe emulsi m/a menurut Voigt (1994), adalah: 1. Mampu menyebar dengan baik pada kulit 2. Memberi efek dingin terhadap kulit 3. Tidak menyumbat pori-pori kulit 4. Bersifat lembut 5. Mudah dicuci dengan air sehingga dapat hilang dengan mudah dari kulit. 17

2.4. Kosmetik Untuk Kulit Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang kosmetika tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan sintetik untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997). Tujuan penggunaan kosmetik pada masyarakat adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui riasan, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dini dan secara umum, membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup (Mitsui, 1997). 2.4.1. Kosmetika Pelembab Kosmetik pelembab (moisturizers) termasuk kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit menjadi lebih kering (Wasitaatmadja, 1997). Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kekeringan dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah tersebut tidak mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan 18

perlindungan tambahan non alamiah yaitu dengan cara memberikan kosmetik pelembab kulit (Wasitaatmadja, 1997). Cara mencegah penguapan air dari sel kulit adalah: 1. Menutup permukaan kulit dengan minyak (oklusif), seperti minyak hidrokarbon, waxes, minyak tumbuhan dan hewan, asam lemak, lanolin, asam stearat, lemak alkohol, setil alkohol, lauril alcohol, propilen glikol, beeswax, steril stearat, carnauba, candelilla, lesitin, kolesterol. 2. Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dan dalam kulit. Misalnya: gliserin, propilenglikol, sorbitol, gelatin, dan beberapa vitamin. 3. Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat hidrofilik yang menyerap air. 4. Memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruh buruk sinar matahari yang mengeringkan kulit (Wasitaatmadja, 1997). 2.4.2 Syarat kosmetik pelembab Syarat-syarat bagi preparat kosmetika pelembab, yaitu: a. Enak dan mudah dipakai b. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan c. Bahan aktif dan bahan dasar mudah tercampur d. Bahan dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (Tranggono dan Latifah, 2007). 19

2.4.3 Jenis kosmetik pelembab Kosmetik pelembab dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu : kosmetik pelembab berdasarkan lemak dan kosmetik pelembab berdasarkan gliserol atau humektan sejenis (Tranggono dan Latifah, 2007). Kosmetik Pelembab berdasarkan Lemak Kosmetik pelembab tipe ini sering disebut moisturizer atau moisturizing cream. Krim ini membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit, sedikit banyak mencegah penguapan air kulit, serta menyebabkan kulit menjadi lembab dan lembut (Tranggono dan Latifah, 2007). Viskositas lemak tidak boleh terlalu rendah sehingga menyebar ke mana-mana di permukaan kulit, atau terlalu kental sehingga membuat kulit lengket dan terlalu berminyak. Pelembab ini harus dapat menutup daerah tertentu permukaan kulit, menutup tepi-tepi tajam sisik stratum corneum, mencegah masuknya bahan-bahan asing ke dalam kulit, dan mencegah penguapan air kulit, tetapi tidak sampai mencegah sepenuhnya agar kongesti perspirasi dan pengeluaran panas badan tetap terjadi (Tranggono dan Latifah, 2007). Kosmetik Pelembab yang Didasarkan pada Gliserol dan Sejenisnya Preparat jenis ini akan mengering di permukaan kulit, membentuk lapisan yang bersifat higroskopis, yang menyerap uap air dari udara dan mempertahankannya di permukaan kulit. Preparat ini membuat kulit tampak lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum korneum kulit (Tranggono dan Latifah, 2007). 20

2.5 Krim Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat di cuci dengan air dan lebih di tujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika (Ditjen POM, 1995). Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaiaan luar (Ditjen POM, 1979). Ditinjau dari sifat fisiknya, krim dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a. Emulsi air dalam minyak atau emulsi W/O seperti cold cream. b. Emulsi minyak dalam air atau O/W seperti vanishing cream. 2.6. Bahan-Bahan Sediaan Krim Pelembab Bahan-bahan yang digunakan mencakup emolien, zat sawar, zat humektan, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna (Ditjen POM, 1985). 21

a. Emolien Zat yang paling penting untuk bahan pelembut kulit adalah turunan dari lanolin dan derivatnya, hidrokarbon, asam lemak, lemak alkohol. b. Zat sawar Bahan-bahan yang biasa yang digunakan adalah paraffin wax, asam stearat. c. Humektan Humektan adalah suatu zat yang dapat mengontrol perubahan kelembaban diantara produk dan udara, baik didalam kulit maupun diluar kulit.biasanya bahan yang digunakan adalah gliserin yang mampu menarik air dari udara dan menahan air agar tidak menguap. d. Zat pengemulsi Zat pengemulsi adalah bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan-bahan secara merata (homogen), misalnya gliseril monostearat, trietanolamin (Wasitaatmadja, 1997). e. Pengawet Pengawet adalah bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka waktu selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapat bersifat antikuman sehingga menangkal terjadinya tengik oleh aktivitas mikroba sehingga kosmetika menjadi stabil. Selain itu juga dapat bersifat antioksidan yang dapat menangkal terjadinya oksidasi (Wasitaatmadja, 1997). 22

f. Parfum Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan krim biasanya didasarkan atas nilai keindahan, tetapi sudah pasti jika wangi yang ditimbulkan dari parfum menambah daya tarik dari konsumen untk memilih produk yang ditawarkan produsen (Lachman,dkk., 1994). 23