PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

3

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODELKOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI KNOW WANT TO LEARN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN MELALUI PENGGUNAAN METODE TEAM QUIZ

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPS MATERI PENJAJAHAN BELANDA.

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI METODE NUMBER SENSE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PjBL)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN METODE GUIDED NOTE TAKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

PENGGUNAAN MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BERBAGAI BENTUK PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARATAN MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING (GNT) BERBASIS MULTIMEDIA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAMPAK PENGAMBILAN BAHAN ALAM MELALUI MEDIA EDUTAINMENT PADA PEMBELAJARAN IPA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERISTIWA ALAM

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD. Sutanti, Siti Istiyati, Djaelani

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENGGUNAAN MEDIA NERACA BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE KUMON PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL DRILLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP UANG PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

Kata kunci: Science, Environment, Technology, and Society (SETS), pemahaman konsep, pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

Wahyu Eko Saputro 1), Siti Istiyati 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENGGUNAAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE MIND MAPPING

PENGGUNAAN MEDIA KIT BERBASIS SEQIP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL ACCELERATED LEARNING

Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN METODE TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERGERAKAN NASIONAL

Transkripsi:

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) Septian Kurnianto 1), Kuswadi 2), Lies Lestari 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta 57126 e-mail: septiankurnianto90@gmail.com Abstract: The purpose of this research is to improve concept comprehension of the addition and substraction of fractional numbers through cooperative learning model of the Rotating Trio Exchange type. This research used a classroom action research (CAR) method with 2 cycles. The research subject is teacher and the fifth grade students of State Primary School of 02 Ngringo consist of 40 students. Its data were gathered through observation, in-depth interview, documentation, and test. Based on the results, a conclusion is drawn that using The model cooperative tipe rotating trio exchange can improve concept comprehension of the addition and substraction of fractions for the fifth grade students of State Primary School of 02 Ngringo Jaten Karanganyar in the academic year 2013/2014. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan bilangan pecahan melalui model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Subjek penelitiannya adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri 02 Ngringo yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan datanya yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Untuk menganalisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil analisis datanya adalah nilai rata-rata kelas pada pratindakan sebesar 60,5; siklus I naik menjadi 69,97dan pada siklus II naik menjadi 74,37. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange dapat meningkatkan pemahaman pecahan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar tahun ajaran 2013/2014. Kata Kunci: pemahaman pecahan, model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) Pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki banyak manfaat bagi siswa karena matematika mengembangkan pemikiran siswa untuk mengkaji sesuatu secara logis, kritis, rasional dan sistematis. Pembelajaran matematika juga dapat melatih peserta didik agar terbiasa dalam memecahkan permasalahan yang ada di sekitarnya sehingga dapat mengembangkan potensi diri dan sumber daya yang dimiliki oleh siswa. Memahami konsep-konsep yang ada pada pelajaran matematika membantu siswa sekolah dasar menjadi lebih mudah dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada di kehidupan sehari-harinya. Salah satu materi dalam mata pelajaran matematika adalah materi tentang pecahan. Heruman (2008: 43) mengungkapkan bahwa pecahan adalah sebagian dari sesuatu yang utuh. Di sekolah dasar kelas V siswa di tuntut untuk memahami berbagai bentuk operasi bilangan pecahan mulai dari penjumlahan, pengurangan, pembagian serta perkalian. Dalam memahami operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan siswa harus mampu menguasai konsep nilai pecahan, pecahan senilai, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dalam hal ini sebagai pendidik guru dituntut dapat menerapkan model pembelajaran yang inovatif serta pembelajaran yang efektif agar dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran khususnya materi bilangan pecahan. Menurut Sulhan (2006: 7) pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Intinya adalah pembelajaran yang sudah dipersiapkan secara sistematis untuk menciptakan tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Berdasarkan wawancara pada hari kamis, 5 Desember 2013 dengan guru kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar diperoleh data bahwa siswa kelas V mengalami permasalahan pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi pecahan. Siswa mengalami kesulitan dalam mengoperasikan penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, karena pada ope- 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

rasi hitung pecahan tersebut siswa mengalami kesalahan saat menjumlahkan atau mengurangkan penyebut dan menyamakan penyebut. Hal ini juga didukung dari data nilai pra siklus siswa kelas V yang mencapai batas Kriteria Ketun-tasan Minimal (KKM) hanya 42,5% siswa yang tuntas atau 17 siswa dari 40 siswa kelas lima (V). Dari pengamatan yang telah dilaksanakan oleh peneliti pada hari rabu, 15 Januari 2014 penyebab rendahnya pemahaman siswa kelas V dikarenakan siswa kurang fokus pada materi pelajaran, gaduh dan tidak memperhatikan guru sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi bilangan pecahan khususnya pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. Banyak siswa salah konsep dalam mengerjakan penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. Selain itu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah model pembelajaran inovatif yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika masih kurang maksimal. Guru terlalu sering menggunakan metode ceramah yang menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan terhadap mata pelajaran matematika khususnya materi bilangan pecahan. Sebagai salah satu solusinya, seorang guru dituntut kemampuannya untuk menggunakan model pembelajaran yang inovatif yang dapat membuat siswa lebih tertarik pada materi pelajaran dan mudah memahami konsep materi pelajaran. Model pembelajaran ini disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan oleh guru. Model pembelajaran ini digunakan guru untuk meningkatkan prestasi siswa. Menurut Isjoni (2009:7) model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal. Model pembelajaran haruslah membuat perubahan yang positif bagi kegiatan pembelajaran dikelas dan membuat kegiatan pembelajaran lebih aktif serta menyenangkan sehingga lebih mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Model yang diang-gap peneliti efektif untuk pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE). Menurut Silberman (2008: 85) Rotating Trio Exchange ini adalah sebuah cara mendalam bagi peserta didik untuk berdiskusi tentang berbagai masalah dengan beberapa (namun biasanya tidak semua) teman kelasnya. Pertukaran itu dapat dengan mudah dilengkapi dengan materi pelajaran. Dengan model ini siswa akan mendapatkan kesempatan untuk memberikan konstribusi mereka dan siswa lebih banyak menerima berbagai pandangan dan saling bertukar pandangan tentang suatu penyelesaian masalah. Setelah guru menjelaskan suatu materi pelajaran siswa akan lebih mudah memahami materi tersebut jika dibantu oleh beberapa teman sekelasnya. Model Pembelajaran Rotating Trio Exchange (RTE) ini juga akan membuat siswa lebih semangat dan tertarik pada materi pelajaran karena dalam proses pembelajaran ini siswa bisa memperoleh banyak informasi dari berbagai teman sekelasnya dan memperoleh berbagai pandangan untuk menyelesaikan masalah. Hal ini untuk membantu siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange sebagai berikut : 1. Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok beranggotakan tiga orang siswa dengan tempat duduk membentuk persegi panjang dari perpaduan antar kelompok. 2. Berikan setiap trio pertanyaan yang sama dan dengan tingkatan yang mudah untuk didiskusikan bersama anggota kelompoknya. 3. Berikan penomoran pada masing-masing trio yaitu dari 0,1 dan 2. Dengan ketentuan 0 tetap berada ditempat duduknya, 1 merotasi searah jarum jam sebanyak satu kali, 2 merotasi searah jarum jam sebanyak dua kali. 4. Mulailah pertukaran dengan merotasi anggota kelompok sesuai nomor anggotanya sehingga membentuk trio baru yang berbeda dengan trio sebelumnya. 5. Berilah setiap trio baru itu pertanyaan dengan tingkat kesulitan yang lebih dari pada pertanyaan yang sebelumnya.

6. Anda dapat memutar trio (kelompok) berkali-kali sebanyak pertanyaan yang anda miliki untuk ditetapkan dan waktu diskusi yang tersedia. METODE Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar yang beralamatkan di Dusun Banaran Desa Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013 /2014 selama 7 bulan dimulai bulan Desember 2013 Juni 2014. Subjek penelitian ini adalah guru kelas dan peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 40 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes, dokumentasi, observasi dan wawancara. Teknik validitas data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif model Milles dan Huberman. Analisis data Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dapat dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut : (1) reduksi data (data reduction), (2) penyajian data (data display), (3) penarikan kesimpulan (veryfycation). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi (observation) dan (4) refleksi tindakan (reflecting). HASIL Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti selama dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan menunjukan adanya peningkatan pemahaman pecahan dari kondisi awal (prasiklus), siklus I dan siklus II. Untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman konsep pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan pada peserta didik kelas V Sekolah Dasar (SD) Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar tahun ajaran 2013/2014. Dapat disajikan dalam tabel data distribusi nilai pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan mulai dari kondisi awal, siklus I dan siklus II sebagai berikut : Tabel 1.Nilai kondisi awal pemahaman pecahan No Interval Nilai Frekuensi (fi) Persentase (%) 1 26-35 6 15 2 36-45 3 7.5 3 46-55 5 12.5 4 56-65 9 22.5 5 66-75 5 12.5 6 76-85 12 30 Jumlah 40 100 Nilai Rata-rata = 2420 : 40 = 60.5 Ketuntasan Klasikal 42.5 % Nilai Tertinggi : 85 dan Nilai Terendah : 26 Berdasarkan analisis tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa pada kondisi awal terdapat 17 peserta didik yang mencapai nilai KKM. Dengan demikian masih terdapat 23 peserta didik belum mencapai KKM. Selain itu dapat diketahui persentase ketuntasan klasikal sebesar 42,5% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 60,5. Hal ini menunjukan bahwa bilangan pecahan peserta didik masih tergolong sangat rendah. Pada siklus I mengalami peningkatan bilangan pecahan, hasil disajikan pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2.Nilai siklus 1 pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan No Interval Nilai Frekuensi (fi) Persentase (%) 1 35-45 6 15 2 46-56 6 15 3 57-67 2 5 4 68-78 11 27.5 5 79-89 9 22.5 6 90-100 6 15 Jumlah 40 100 Nilai Rata-rata = 69.97 ketuntasan Klasikal 70% Nilai tertinggi : 100 dan Nilai terendah :35

Berdasarkan analisis tabel 2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah peserta didik yang mencapai KKM mengalami peningkatan dibandingkan pada saat kondisi awal. Pada siklus I jumlah peserta didik yang mencapai nilai KKM sebanyak 28 peserta didik. Persentase ketuntasan klasikal menunjukan peningkatan yang jauh lebih baik. Pada kondisi awal sebesar 42,5%, pada siklus I meningkat menjadi 70%. Selain itu nilai rata-rata klasikal mengalami peningkatan dari 60,5 menjadi 69,97. Meskipun siklus I mengalami peningkatan, persentase ketuntasan klasikal belum mencapai indikator kinerja penelitian yang ditetapkan sebesar 80%. Dalam siklus I masih ditemukan beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus II, antara lain: masih terdapat beberapa peserta didik dalam suatu kelompok belum berani bertanya dengan teman sekelompoknya, keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan belum maksimal dan bimbingan individual dalam kelompok perlu ditingkatkan. Pada siklus II nilai pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan menunjukkan peningkatan yang lebih baik dibandingkan siklus I. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3.Nilai siklus II pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan No Interval Nilai Frekuensi (fi) Persentase (%) 1 35-45 4 10 2 46-56 2 5 3 57-67 4 10 4 68-78 12 30 5 79-89 11 27.5 6 90-100 7 17.5 Jumlah 40 100 Nilai Rata-rata = 74,37 Ketuntasan Klasikal = 85% Nilai tertinggi = 100 Nilai terendah = 40 Berdasarkan analisis tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II jumlah peserta didik yang nilainya mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan mengalami peningkatan, sebanyak 34 (85%) peserta didik mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukan bahwa persentase ketuntasan klasikal meningkat lebih baik dibandingkan siklus I. Nilai rata-rata klasikal mengalami peningkatan dari 69,97 menjadi 74,37. Pada siklus II masih terdapat 6 (15%) peserta didik yang memperoleh nilai dibawah batas kriteria ketuntasan minimal (KKM). PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data yang disajikan baik pada kondisi awal maupun pada pelaksanaan tindakan, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange dapat meningkatkan bilangan pecahan pada pembelajaran matematika siswa kelas V di SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar tahun ajaran 2013/2014. Peningkatan dapat dilihat dari meningkatnya kriteria ketuntasan klasikal belajar peserta didik. Pada kondisi awal hanya 42,5% peserta didik yang mencapai KKM. Pada siklus I meningkat menjadi 70% dan pada siklus II kembali mengalami peningkatan lagi menjadi 85%. Penerapan model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange dalam penelitian ini memberikan dampak positif bagi peserta didik, yaitu meningkatnya pemahaman konsep penjumlahan dan peng-urangan bilangan pecahan dari kondisi awal sampai dengan siklus II, yang dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata dan persentase ketuntasan nilai pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan peseta didik. Pada kondisi awal sebelum diterapkannya model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange, nilai rata-rata kelas pemahaman pecahan adalah 60,5 dengan ketuntasan klasikal yang dicapai hanya sebesar 42,5% atau 17 peserta didik yang mencapai KKM. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, dengan model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange dalam kegiatan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, mengalami peningkatan nilai pemahaman konsep peserta didik. Nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 69,97 dengan persentase

ketuntasan klasikal sebesar 70%. Peserta didik yang mencapai KKM meningkat menjadi 28 peserta didik. Pada pelaksanaan siklus II, dengan peningkatan dan perbaikan kinerja guru, nilai rata-rata kelas untuk pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan kembali mengalami peningkatan menjadi 74,37 dengan persentase kentutasan klasikal sebesar 85%. Peserta didik yang mencapai nilai KKM pada siklus II sebanyak 34 peserta didik. Pencapaian yang diperoleh pada siklus II telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange dapat meningkatkan bilangan pecahan siswa kelas V di SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganayar tahun ajaran 2013/2014 dengan hasil yang lebih baik. Peningkatan yang dicapai dalam penelitian ini merupakan dampak dari penerapan model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange. Selama penerapan model ini peserta didik lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan guru, antusias dalam belajar, tertarik, serta mengikuti jalannya pembelajaran dengan tertib. Model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange yang digunakan dalam penelitian ini memberikan banyak konstribusi dan manfaat dalam proses pembelajaran. Dengan penerapan model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange, dapat meningkatkan pemahaman pecahan. Dengan adanya model pembelajaran ini membuat persentase pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan menjadi lebih menarik dan kualitas hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Hal ini membuktikan bahwa model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange telah berhasil meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan pada siswa kelas V di SD Negeri 02 Ngringo. Jaten Karanganyar tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian tindakan kelas ini sesuai dengan pendapat Silberman (2008: 85) Rotating Trio Exchange ini dapat membuat siswa aktif dan saling berdiskusi tentang suatu permasalahan dengan beberapa teman kelasnya karena akan melakukan pertukaran anggota kelompok. Di setiap sesi akan mendapatkan anggota baru sehingga tidak jenuh dengan kelompok itu-itu saja. Harmin dan Toth (2012: 132) mengungkapkan tujuan bertukar teman dalam kelompok adalah memberikan pengalaman berbagi pikiran kepada siswa dengan sebanyak mungkin orang (siswa) dengan cara yang mudah dan efisien. Peserta didik akan lebih banyak bertukar informasi dan menambah wawasan peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian penerapan model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan peserta didik. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar tahun ajaran 2013/2014, diperoleh data bahwa pada pratindakan dari 40 siswa hanya 17 siswa yang nilainya 65 (KKM). Nilai tertinggi pada pratindakan sebesar 85, dan nilai terendah 26 dengan ketuntasan klasikal 42,5% dan ratarata kelas 60,5. Pada siklus I terjadi peningkatan, hal itu terlihat dari 40 siswa terdapat 28 siswa yang nilainya 65 (KKM). Nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 35, dengan ketuntasan klasikal 70% dan rata-rata kelas 69,97. Pada siklus II terjadi peningkatan, hal itu terlihat dari 40 siswa terdapat 34 siswa yang nilainya 65. Nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 40, dengan ketuntasan klasikal 85% dan rata-rata kelas mencapai 74,37 pada siklus II. Hal ini menunjukkan peningkatan ketuntasan klasikal dari pra siklus ke siklus I sebesar 27,5%, peningkatan ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 15%, dan peningkatan ketuntasan dari pra siklus ke siklus II sebesar 42,5%. Maka dari penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti ketercapaian pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan pada pembelajaran matematika telah mencapai indikator yang ditelah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA Harmin Merrill dan Toth Melanie.(2012). Pembelajaran Aktif yang Menginspirasi. Jakarta: PT Indeks Silberman Melvin. (2008). Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sulhan Najib. (2006). Pembangunan Karakter Pada Anak. Surabaya: Surabaya Intelektual Club