ISSN Vol 5, November 2014

dokumen-dokumen yang mirip
GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

Mitha Destyowati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk. Masalah

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI KB PRIA DI LINGKUNGAN XVIII KELURAHAN TERJUN MEDAN MARELAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA LAKI LAKI USIA TAHUN DALAM MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA JONDANG KECAMATAN KEDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-91)

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 menunjukkan, penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

Oleh : Lia Natalia ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

HUBUNGAN PERAN SUAMI DENGAN KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN KONTRASEPSI PASCASALIN PADA IBU MENYUSUI

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam waktu 10 tahun. Jumlah penduduk dunia tumbuh begitu cepat, dahulu untuk

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI SUNTIK DI BPS NURYAMAH KEBUMEN TAHUN 2009ˡ

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)DI KELURAHAN CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN ULANG DI POS KESEHATAN DESA KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN 2012.

32 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. namun kemampuan mengembangkan sumber daya alam seperti deret hitung. Alam

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan hasil kesepakan International Conference On Population and

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP SUAMI DALAM BER-KB DI DESA WONOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG I SRAGEN SKRIPSI

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diatasi. Permasalahan ini antara lain diwarnai jumlah yang besar

Program Studi D III Kebidanan, STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI DENGAN PERTISIPASI SUAMI DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PRIA DI RW 06 KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU TAHUN 2013 ABSTRAK Fitri Handayani Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara berkembang khususnya Indonesia, dan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka pertumbuhan penduduk tersebut direncanakan melalui program Keluarga Berencana (KB). Untuk menyukseskan visi dan misi program KB, pemerintah mengalami masalah dimana masih rendahnya partisipasi suami dalam program KB. Hal ini terlihat dari data BPPMKB 3 tahun terakhir dimana peserta KB aktif pria 3,18% pada tahun 2010, 3,67% pada tahun 2011, dan 2% pada tahun 2012.Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di RW 06 Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru terhadap 304 orang suami. Pengambilan sampel dengan teknik Stratified Random Sampling, dengan uji statistik Chi-Square menggunakan sistem komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar suami memiliki pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 183 suami (60,2%), sebagian besar suami memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 211 suami (69,4%), dan 179 suami (58,9%) yang menggunakan kontrasepsi. Setelah dilakukan uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam penggunaan kontrasepsi pria, dimana nilai x 2 hitung = 21,01 dengan p=0,000 (p>0,05) dan ada hubungan yang bermakna antara sikap suami dengan partisipasi suami dalam penggunaan kontrasepsi pria, dimana nilai x 2 hitung = 15,89 dengan p=0,000(p<0,05). Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Penggunaan Alat Kontrasepsi Pria PENDAHULUAN Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang. Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (CIA World Factbook, 2004). Dari hasil sensus penduduk tahun 2011 jumlah penduduk Indonesia adalah 241.182.182 jiwa sedangkan pada tahun 2012 jumlah penduduk Indonesia naik menjadi 257.516.167 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia diperkirakan sebesar 1,49 % per tahun atau 9.027 jiwa/hari, atau 377 jiwa/jam, dan apabila diperkirakan laju pertumbuhan Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 42

penduduk berkisar 1,04 (1-2) jiwa/detik (BPS, 2010). Pertambahan penduduk di Indonesia umumnya disebabkan oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Kelahiran dan kematian merupakan faktor yang alami sedangkan migrasi merupakan faktor non alami (Dyah, 2008). Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka pertumbuhan penduduk tersebut dicanangkan melalui program Keluarga Berencana (KB). Dimana pengertian KB adalah suatu program yang dimaksudkan untuk membantu pasangan atau perorangan dalam mencapai tujuan reproduksinya (BKKBN, 2003). Program KB nasional yang selama ini visinya berupa Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), dan dikembangkan menjadi Keluarga Berkualitas 2015. Kemudian visi tersebut dijabarkan kedalam 6 misi program, yaitu : 1) memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, 2) menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, 3) meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, 4) meningkatkan promosi, perlindungan dan upaya mewujudkan hak-hak reperoduksi, 5) meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui program Keluarga Berencana, dan 6) mempersiapkan Sumber Daya Manusia berkualitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai dengan lanjut usia (Saifuddin, 2006). Meskipun pemerintah Indonesia telah mulai melaksanakan pembangunan yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender, namun demikian masalah utama yang di hadapi saat ini adalah rendahnya partisipasi suami dalam pelaksanaan program KB, baik dalam praktik KB, mendukung istri dalam penggunaan kontrasepsi, sebagai motivator dan promotor dan merencanakan jumlah anak (BKKBN, 2000). Prinsip utama dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender adalah dengan meningkatkan partisipasi suami, sehingga suami menjadi lebih bertanggung jawab dalam kesehatan reproduksinya. Hal ini penting karena partisipasi suami dalam pelaksanaan program KB dan kesehatan reproduksi adalah masalah yang strategis dalam meningkatkan cakupan program KB dan kesehatan reproduksi. Dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hak asasi yang membatasi peran serta pria maupun wanita dalam keluarga berencana (Wahidin, 2001). Menurut BKKBN (2003), banyaknya faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi pria dalam KB yang dilihat dari berbagai aspek, yaitu dari sisi klien pria itu sendiri (pengetahuan, sikap, dan praktek hubungan yang diinginkan), faktor lingkungan (sosial-budaya yang ada di masyarakat, dukungan keluarga khususnya istri, keterbatasan informasi dan akses terhadap pelayanan KB pria, dan keterbatasan jenis kontrasepsi pria sementara persepsi yang ada di masyarakat masih kurang menguntungkan). Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 43

Pengetahuan merupakan dasar dari pembentukan perilaku atau perubahan perilaku seseorang. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Wawan, 2010). Menurut Rosenberg, komponen afekif akan selalu berhubungan dengan komponen kognitif (pengetahuan) dan hubungan tersebut dalam keadaan konsisten, hal ini berarti bila seseorang yang mempunyai sikap yg positif terhadap suatu objek, maka indeks kognitifnya juga tinggi, demikian sebaliknya. Komponen yang terkandung didalam sikap yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif (kecendrungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang) (Wawan, 2010). Rendahnya partisipasi pria ini terlihat dari peserta KB Aktif di Indonesia tahun 2010 adalah 75,4% dengan akseptor pria sebanyak 3,18% (BKKBN, 2011), mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2011 yaitu mencapai 75,96% dengan akseptor KB pria sebanyak yaitu 3,67% (BKKBN, 2012), dan pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu 61,9% dimana akseptor KB pria sebanyak 2% (SDKI 2012), hal ini masih jauh dari target RPJMN 2010-2014, meningkatkan kesertaan KB Pria (tahun 2010 sebesar 3,6%, tahun 2011 sebesar 4%, tahun 2012 sebesar 4,3 %, tahun 2013 sebesar 4,6%, dan 2014 sebesar 5%) (BKKBN, 2010). Berdasarkan laporan tahunan provinsi Riau tahun 2011 dimana cakupan peserta KB aktif sebesar 65,96% masih jauh dari target akseptor KB aktif nasional, Di Provinsi Riau sendiri kepadatan penduduk yang sangat besar terdapat di Kota Pekanbaru yaitu 1.470,02 jiwa/km 2. Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Perempuan Masyarakat Dan Keluarga Berencana (BPPMKB) pencapaian akseptor KB pria di Kota Pekanbaru dalam tiga tahun terakhir pada tahun 2010 dan 2011 sebanyak 4,88%, dan terjadi penurunan pada tahun 2012 yaitu 4,52%. Tabel 1.1 Banyaknya Akseptor Aktif Keluarga Berencana Menurut Penggunaan Alat Kontrasepsi Bulan Desember 2012 Kecamatan PUS Alat Kontrasepsi MOP % Kondom % Jumlah Sukajadi 7.508 2 0,04 % 116 2,1 % 118 Pekanbaru Kota 4.299 6 0,2 % 75 2,5 % 81 Sail 6.163 71 1,4 % 123 2,5% 194 Lima Puluh 7.299 0 0 % 48 1,0 % 48 Senapelan 5.769 18 0,5% 93 2,3 % 111 Rumbai 10.571 7 0,1 % 430 5,4% 437 Bukit Raya 20.874 12 0,1 % 729 3,9% 741 Tampan 25.743 16 0,1 % 956 5,5% 972 Marpoyan Damai 20.213 13 0,1 % 593 4,3 % 606 Payung Sekaki 13.515 11 0,1 % 473 5,0% 484 Rumbai Pesisir 10.144 26 0,4 % 263 4,0 % 289 Tenayan Raya 25.202 0 0 % 1.127 6,1 % 1.127 Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 44

Jumlah 157.300 182 5.026 5.208 % 0,16 4,36 4,52 Sumber : Kantor BPPMKB Kota Pekanbaru Berdasarkan tabel 1.1 persentase akseptor KB pria di Kota Pekanbaru pada bulan Desember 2012 yaitu 0,16% (MOP) dan 4,36% (Kondom). Kota Pekanbaru terdiri dari 12 kecamatan dan Kecamatan Tampan merupakan salah satu cakupan akseptor KB pria nya tertinggi. Berdasarkan data dari BPPMKB Kota Pekanbaru tahun 2012 jumlah akseptor KB pria di Kecamatan Tampan berjumlah 972 orang, terdiri dari 0,1% akseptor KB Metode Operasional Pria (MOP)/Vasektomi dan 5,5% akseptor KB kondom, sedangkan beberapa kecamatan lainnya jumlah akseptor KB pria nya masih kurang yang sangat berbeda jauh dengan pencapaian akseptor KB pria di Kecamatan Tampan (BPPMKB,2012). Kecamatan Tampan terdiri dari 4 kelurahan dimana Kelurahan Tuah Karya merupakan kelurahan dengan jumlah pria yang sudah menikah dan memiliki keturunan yang terbanyak yaitu sebanyak 11.523 orang, dan RW 06 merupakan RW dengan jumlah suami yang sudah memiliki keturnan terbanyak yaitu sebanyak 1.452 orang, Selain itu Kelurahan Tuah Karya mendapat juara III lomba KB lestari tingkat provinsi Riau. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RW 06 Kelurahan Tuah METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di RW 06 Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 Februari 2 Maret 2014. Karya melalui wawancara pada 10 orang suami, 10 orang berpendidikan SMU mengetahui tujuan dari KB yaitu untuk mencegah kehamilan dan merencanakan kelahiran supaya keluarga sejahtera. Sementara pengetahuan tentang jenis kontrasepsi pria yang paling umum diketahui oleh responden adalah metode kondom, sedangkan MOP hanya 6 orang yang mengetahui, dan 1 orang yang menyebutkan bahwa senggama terputus sebagai metode kontrasepsi pria. Namun secara umum responden tidak mengetahui lama pemakaian kontrasepsi, dan efek samping dari penggunaan konrasepsi tersebut. Umumnya mereka menyebutkan efek samping yang keliru dan mereka menyebutkan efek samping tanpa menjelaskan untuk kontrasepsi apa, walaupun secara umum mereka tahu tenang metode kontrasepsi pria namun mereka tidak mau menggunakannya karena menurut mereka urusan ber- KB itu adalah urusan istri mereka. Dengan melihat uraian diatas maka peneliti tertarik mangangkat judul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Suami Dengan Partisipasi Suami Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Pria Di RW 06 Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2013. penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pria yang sudah menikah dan Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 45

memiliki keturunan yang berada di wilayah RW 06 Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru pada sebanyak 1.452 orang. sampel pada penelitian ini sebanyak 304 orang pria yang sudah menikah dan memiliki keturunan yang berada di wilayah RW 06 Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan, dengan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Stratified Random Sampling. Dalam HASIL Setelah dilakukan analisa univariat, hasil penelitian dilanjutkan dengan analisa bivariat yaitu dengan menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel penelitian ini mengambil seluruh RT yang ada di RW 06 Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru secara acak dengan menggunakan tabel random. penelitian ini diperoleh melalui hasil kuesioner pada 304 orang pria yang sudah menikah dan memiliki keturunan di RW 6 Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. independent dengan variabel dependent dengan derajat kepercayaan 95% maka didapat hasil sebagai berikut: 1. Hubungan Pengetahuan Suami Dengan Partisipasi Suami Dalam Penggunakan Alat Kontrasepsi Pria Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Suami Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pria Di RW 06 Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2013 Pengetahuan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pria Jumlah Suami Ya Tidak f % f % f % Tinggi 127 41,8% 56 18,4% 183 60,2% Rendah 52 17,1% 69 22,7% 121 39,8% Jumlah 179 58,9% 125 41,1% 304 100% Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 304 suami, yang memiliki pengetahuan tinggi lebih cenderung menggunakan alat kontrasepsi pria yaitu sebanyak 127 suami (41,8%) dibandingkan dengan suami yang memiliki pengetahuan tinggi dan tidak menggunakan alat kontrasepsi pria yaitu sebanyak 56 suami X 2 Hitung P value 21,01 0,000 X 2 Tabel= 3,84 (18,4%). Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai x 2 hitung = 21,01 dengan p = 0,000 (p<0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam penggunaan alat kontrasepsi pria. Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 46

2. Hubungan Sikap Suami Dengan Partisipasi Suami Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Pria Tabel 4.6 Hubungan Sikap Suami Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pria Di RW 06 Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2013 Sikap Penggunaan Alat Kontrasepsi Pria Jumlah Suami Ya Tidak f % f % f % Positif 140 46,1% 71 23,3% 211 69,4% Negatif 39 12,8% 54 17,8% 93 30,6% Jumlah 179 58,9% 125 41,1% 304 100% Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 304 suami, yang memiliki sikap positif lebih cenderung pada suami yang menggunakan alat kontrasepsi pria yaitu sebanyak 140 orang (46,1%) dibandingkan dengan suami yang memiliki sikap positif dan tidak menggunakan alat kontrasepsi pria yaitu sebanyak 71 suami (23,3%). X 2 Hitung P value 15,89 0,000 X 2 Tabel= 3,84 Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai x 2 hitung = 15,89 dengan p = 0,000 (p<0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara sikap suami dengan partisipasi suami dalam penggunaan alat kontrasepsi pria. PEMBAHASAN Hubungan Pengetahuan Suami Dengan Partisipasi Suami Dalam Menggunakan Alat Kontrasepsi Pria Dari hasil analisa bivariat dapat dilihat bahwa dari 304 suami, yang memiliki pengetahuan tinggi lebih cendrung menggunakan alat kontrasepsi pria yaitu sebanyak 127 suami (41,8%) dibandingkan dengan suami yang memiliki pengetahuan tinggi dan tidak menggunakan alat kontrasepsi pria yaitu sebanyak 56 suami (18,4%). Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai nilai x 2 hitung = 21,01 dengan p = 0,000 (p<0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam penggunaan alat kontrasepsi pria. Menurut notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang. Menurut Nursalam dan Priani (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, informasi dan pengalaman. Bertambahnya umur Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 47

seseorang dapat berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umurumur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Sehinggga suami yang mempunyai umur antara 21-35 tahun yang tergolong masih muda akan lebih mudah dalam menyerap informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan, akan memperluas pengetahuan suami tentang keluarga berencana dan membentuk sikap yang positif terhadap keluarga berencana, sehingga suami akan berperilaku positif dalam berpartisipasi dalam menggunakan alat kontrasepsi pria. Pada penelitian ini sebagian besar suami berumur 21-35 tahun yaitu sebanyak 211 orang (69,4%). Semakin tinggi tingkat pedidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Ini sesuai dengan penelitian ini dimana sebagian besar suami berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 257 suami (84,5%). Dengan pengetahuan yang tinggi terhadap Keluarga Berencana akan memberikan dampak positif terhadap perilaku seseorang untuk berperilaku baik dengan berpartisipasi dalam menggunakan alat kontrasepsi pria. Menurut Nursalam dan Priani (2004) seseorang yang mempunyai pekerjaan akan mempunyai lebih banyak informasi dan pengalaman. Hal ini sesuai dengan penelitian ini sebgain besar suami bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 148 suami (48,7%). Dengan adanya pekerjaan seseorang mempunyai waktu untuk mendapat informasi yang diperoleh baik dari media masa maupun dari temannya, sehingga informasi yang di peroleh semakin banyak dan pengetahuan yang dimilikinya lebih tinggi. Masih kurangnya informasi yang didapat responden kemungkinan berasal dari masih kurangnya penyuluhan oleh tenaga kesehatan tentang alat kontrasepsi pria atau kurangnya responden dalam memanfaatkan media yang ada untuk mendapatkan informasi seperti buku, majalah, internet, dan lain-lain sehingga sebagian pengetahuan suami masih rendah (39,8%). Maka dapat disimpulkan suami yang memiliki pengetahuan tinggi telah mengetahui mengenai KB pria termasuk peran sertanya dalam mewujudkan keberhasilan program KB, sehingga memiliki kecendrungan untuk berpartisipasi dalam menggunakan alat kontrasepsi pria dibandingkan dengan para suami yang tidak mengetahui mengenai KB pria. Pengetahuan tinggi yang dimiliki para suami mengenai KB pria akan dijadikan sebagai landasan atau dasar dari tindakan yang akan dilkukan. Para suami yang mempunyai pengetahuan yang tinggi mengenai KB pria dan meyakini kebenaran akan pentingnya partisipasi suami dalam ber-kb akan terus berusaha mewujudkannya dalam praktik nyata namun masih ada suami yang memiliki pengetahuan tinggi tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi pria dikarenakan, istri mereka tidak mengizinkan mereka menggunakan kontrasepsi, sebagian besar menganggap penggunaan kondom dapat mengganggu hubungan suami istri, sebagian besar suami Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 48

beranggapan penggunaan kondom dapat menyebabkan impoten. Oleh karena persepsi yang salah dikalangan suami tersebut tenaga kesehatan perlu meluruskan anggapan yang salah tersebut sehingga suami yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dapat menggunakan alat kontrasepsi pria sehingga program pemerintah dapat tercapai. Berdasarkan hasil penelitian dari Sariyono (2004), dari 100 responden, responden yang berpengetahuan tinggi tentang keluarga berencana cenderung lebih besar untuk memakai metode kontrasepsi KB dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan rendah. Hasil analisa uji statistik chi-square didapatkan bahwa ada hubungan antara responden pria yang berpengetahuan tinggi tentang keluarga berencana dengan pemakaian metode kontrasepsi KB dengan nilai p value = 0,001 (p<0,05). DAFTAR PUSTAKA Agung Prabowo dan Dewi Kartika Sari, (2011). Hubungan Pengetahuna Dan Sikap Pria Tentang Keluarga Berencana Dengan Prilaku Pria Dalam Berpartisipasi Menggunakan Kontrasepsi Keluarga Berencana Di Desa Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes (tesis) Alimul, A, (2002). Riset Keperawatan Dan Tekhnik Penulisan Ilmiah, Jakarta : Salemba Medika Ancok, D, (2002). Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Pusat Study Kependudukan dan Kebijakan UGM.Yogyakarta Anonim, (2007). (www.bkkbn.go.id. Visi Dan Misi BKKBN. Diakses tanggal 23 Maret 2007) Arikunto, S, (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, S, (1988). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Liberty: Yogyakarta Badan Pusat Statistik, (2007). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007. Jakarta BKKBN, (2000). Peningkatan Peran Suami Dalam Pelaksanaan KB di Lingkungan Keluarganya, Jakarta, (2000). Peran Pria melalui Program KB dalam Kesehatan Maternal. Gema Partisipasi Pria. Jakarta, (2001). Studi Kuantitatif Sasaran Khalayak di Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kerjasama Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi/Pusna dan Puslitbang KS dan PP/Pusra, BKKBN. Jakarta, (2003). (http://www.bkkbn.go.id/ge mapria/infodetail.php?infid=79. Faktor-Faktor yang Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 49

mempengaruhi Rendahnya Partisipasi Pria dalam KB), (2004). Panduan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Berwawasan Gender di Tempat Kerja. Jakarta, (2004). Peningkatan Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Direktur Peningkatan Partisipasi Pria, (2005). Peningkatan Partisipasi Pria dalam KB dan KR. Jakarta: BKKBN., (2008). Evaluasi Tiga Tahun Pelaksanaan Rpjm 2004-2009 Bersama Menata Perubahan Kementrian Negara Perencana Pembangunan Nasional/Bapenas Dalam BKKBN 2008, (2010). Peningkatan Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Bandung, (2011). (www.bkkbn.go.id. Pertisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana. Tanggal 2 Januari 2011), (2011). (www.bkkbn.go.id. Pil KB Pria Aman Dan Efektif. Diakses tanggal 3 November 2011), (2011). (www.bkkbn.go.id. Pil KB Untuk Di Ujia BPOM. Dikases tanggal 25 Januari 2011), (2012). (www.bkkbn.go.id. Partisipasi Pria Dalam Ber- KB. Diakses tanggal 5 September 2012) BPPMKB Kota Pekanbaru, (2010). Laporan Bulanan Penggunaan Alat Kontrasepsi Kota Pekanbaru Tahun 2012 BPS, (2010). (http://id.wikipedia.org/wi ki/sensus Penduduk Indonesia 2010. diakses 16 mei 2012) Budiarto, E, (2001). Metodelogi Penelitian. Jakarta : EGC Budiono, (2002). (http://www.google. Pemilihan Alat Kontrasepsi. Co.id. Diakses 10 mei 2012) CIA World Factbook, (2004). (http:// id.wikipedia.org/wiki/daftar Negara Menurut Jumlah Penduduk. Diakses 16 mei 2012) Dinkes Provinsi Riau, (2011). Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2011 Dyah, (2008). Panduan Lengkap KB Terkini. Yogyakarta : Mitra Cendikia Hafid, A, dkk, (2013). Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Bandung: Alfabeta Hartanto, H, (2010). Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Kumalasari, dkk, (2012). Kesehatan Reproduksi dan keluarga berencana. Jakarta: Salemba Medika Manuaba IGB, (2002). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 50

Masbimoro W.E, (2009). Tingkat Pengetahuan. Jakarta : FKUI Notoatmojo, S, (2000). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Andi Offset: Jakarta., (2005). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Riyanto, A, (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Saifuddin, (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono, (2008). Buku Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sulistyawati, A, (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika Sunaryo, (2004). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC Sumatri, A, (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Suryono, A, (2008). Pasangan Suami Istri dalam Meningkatan Partisipasi KB Pria. http://prov.bkkbn.go.id/jaten g/article_detail.php?aid=15, diperoleh tanggal 17 September 2008 (tesis) Sri Madya Bhakti Ekarina, (2008). Analisa Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana Di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali (tesis) Wawan, D, (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika Widayatun, (2009). Ilmu perilaku. Yogyakarta: Nuha Medika Wulansari, P, (2007). Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 51