BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

Membandingkan isi teks merupakan salah satu kompetensi dasar yang diajarkan di kelas XI SMA, yaitu pada Kompetensi Dasar 3.16: Membandingkan isi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran berbahasa mempunyai peranan yang sangat penting, khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pada kenyataannya, pembelajaran bahasa Indonesia kurang diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang sangat sulit. Tidak dapat dipungkiri di negara kita ini masih

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama. Dengan

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu cara membentuk

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran membaca sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh pembaca untuk menemukan sesuatu pesan atau tujuan yang diinginkan pembaca guna menemukan informasi tentang hal yang diinginkan. Membaca juga salah satu keterampilan berbahasa. Bahasa dapat diartikan sebagai alat komunikasi untuk melakukan interaksi antarindividu. Bahasa juga dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Bagaimana bahasa itu diungkapkan dengan sifat dan tingkah laku individu ke dalam bentuk teks seperti halnya drama. Seseorang juga dapat membaca suatu tulisan yang berada pada sebuah teks. Drama sebagai suatu genre sastra mempunyai sesuatu konsep yang khusus dibanding dengan genre lain. Drama memiliki konsep yang khusus karena adanya suatu tujuan drama yang ditulis pengarangnya tidak hanya berhenti sampai pada tahap konflik/peristiwa untuk dinikmati oleh para pembacanya, namun harus diteruskan untuk kemungkinan dapat dipertontonkan dalam suatu penampilan sebenarnya yang dapat disaksikan atau dapat dipentaskan di atas panggung yang dapat dinikmati oleh penonton. Drama lebih difokuskan pada suatu seni pertunjukan, karena drama dibuat seapik mungkin mulai dari pembuatan naskah hingga pertunjukannya. Drama merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan membuat peserta didik dapat menggali cara berpikir tentang peran serta konflik yang terdapat pada drama. Hal ini penulis dapatkan dari hasil observasi dengan melakukan wawancara bersama-sama pendidik di sekolah tempat penulis melaksanakan PPL. Pada dasarnya, pembelajaran mengidentifikasi drama juga memiliki prosedur yang harus dijalani agar tokoh, peran, dan konflik serta pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta didik. Penulis melakukan wawancara dengan salah satu peserta didik kelas XI di sekolah tempat penulis melaksanakan PPL. Penulis juga bertanya kepada peserta didik tersebut tentang pembelajaran, metode, dan bagaimana pendidik

2 dalam mengajarkan pembelajaran drama. Hasil dari wawancara dengan salah satu peserta didik kelas XI di sekolah tempat penulis melaksanakan PPL, bahwa tidak sedikit peserta didik yang kurang paham cara mengidentifikasi konflik pada drama. Mereka bingung juga cara menentukan watak dari tokoh drama. Banyak juga peserta didik yang kurang mengetahui apa saja langkah-langkah untuk mengidentifikasi drama. Peserta didik juga mengatakan bahwa saat ini membaca teks apalagi naskah sangat malas, sehingga peserta didik hanya menontonnya saja. Pembelajaran mengidentifikasi teks drama juga harus disajikan dengan media dan metode yang menarik, menyenangkan, serta merangsang peserta didik masuk ke dalam suatu pembelajaran. Suatu pembelajaran mengidentifikasi konflik drama juga membutuhkan waktu yang cukup untuk membaca hingga peserta didik melakukan analisis. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik Kelas XI di sekolah tempat penulis melaksanakan PPL, bahwa pembelajaran yang disajikan oleh pendidik tidak disertai dengan metode yang menarik. pendidik hanya berceramah dan menyuruh peserta didik untuk mengerjakan tugas yang kemudian dikumpulan. Peserta didik Kelas XI di sekolah tempat penulis melaksanakan PPL, mengatakan bahwa pendidik juga tidak pernah menyediakan media yang menarik, seperti powerpoint. Hal tersebut membuat peserta didik merasa bosan dengan media papan tulis. Peserta didik ingin sesuatu yang berbeda dari yang hanya melihat pendidik ceramah dan menulis di papan tulis kemudian memberi tugas yang ada di buku paket. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik kelas XI di sekolah tempat penulis melakukan PPL, salah satu peserta didik mengatakan bahwa dalam suatu pembelajaran, mereka menginginkan sesuatu yang berbeda dari suatu pembelajaran yang selama ini diajarkan. Hal ini harena adanya suatu media yang kurang menarik. Peserta didik juga mengatakan pendidik tidak pernah mengajar dengan suatu metode pembelajaran yang baik, setidaknya tidak membosankan. Pembelajaran juga selalu mengerjakan tugas dari buku paket, dan peserta didik mengerjakan tugas tidak pernah berkelompok melainkan selalu secara individu.

3 Pada dasarnya peserta didik juga harus mempunyai ilmu yang dapat memahami cara mengidentifikasi konflik pada drama dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang disajikan dengan menarik. Peserta didik juga menginginkan pembentukan kelompok dalam pembelajaran. Membentuk kelompok dalam pembelajaran juga dapat membuat peserta didi terangsang mauk dalam suatu pembelajaran. Peserta didik juga dapat bekerja sama, aktif, saling bertukar pendapat tentang jawaban yang paling sesuai dari semua pendapat, dan mendapat nilai tersendiri, serta peserta didik dapat lebih dekat dengan peserta didik yang lainnya. Pembelajaran pun dapat menyenangkan bagi peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat simpulkan bahwa suatu pembelajaran dengan mengidentifikasi konflik teks drama merupakan bagian dari kompetensi dasar yang akan dicapai. Pembelajaran mengidentifikasi juga tentu harus ditunjang dengan membutuhkan suatu metode atau model pembelajaran yang dapat disesuaikan untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Mengidentifikasi Konflik Teks Drama dengan Menggunakan Metode Numbered Head Together di Kelas XI SMA 12 Bandung Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan suatu titik tertentu yang memperlihatkan ditemukannya masalah penelitian ditinjau dari sisi keilmuan, bentuk, dan lainnya. Berdasarkan latar belakang masalah, penulis juga mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian pembelajaran mengidentifikasi teks drama sebagai berikut. 1. Kurangnya minat membaca teks drama pada peserta didik. 2. Rendahnya pemahaman peserta didik pada cara mengidentifikasi konflik drama. 3. Metode kurang efektif sehingga pembelajaran menjadi tidak menarik, tidak menyenangkan, dan membosankan. Berdasarkan urutan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa dalam melakukan penelitian melalui pembelajaran mengidentifikasi konflik yang ada pada sebuah teks drama dengan menggunakan metode yang menarik yaitu metode Numbered Head Together di kelas XI SMA 12 Bandung tahun pelajaran 2016/2017 terlebih dahulu peserta didik membaca teks drama yang diberikan.

4 C. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai sebuah ruang lingkup masalah yang akan dilakukan penelitian oleh penulis. Rumusan masalah merupakan pernyataan dugaan bahwa suatu penelitian. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penulis menentukan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran mengidentifikasi konflik pada drama dengan menggunakan metode numbered head together di kelas XI SMA 12 Bandung pada tahun pelajaran 2016/2017? 2. Mampukah peserta didik kelas XI SMA 12 Bandung mengikuti pembelajaran mengidentifikasi konflik pada drama dengan tepat? 3. Efektifkah metode numbered head together dalam suatu pembelajaran mengidentifikasi konflik pada drama di kelas XI SMA 12 Bandung pada tahun pelajaran 2016/2017? Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode numbered head together yang dapat mengefektifkan dalam proses pembelajaran mengidentifikasi konflik teks drama di kelas XI SMA 12 Bandung tahun pelajaran 2016/2017. D. Tujuan penelitian Tujuan penelitian merupakan proses pengukuran dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian juga sangat berkaitan dengan rumusan masalah. Berdasarkan hal itu, pernyataan tujuan penelitian harus sejalan dengan rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah, dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai yaitu; 1. untuk mengetahui keberhasilan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran mengidentifikasi konflik teks pada drama dengan menggunakan metode numbered head together di kelas XI SMA 12 Bandung pada tahun pelajaran 2016/2017; 2. untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam pembelajaran mengidentifikasi konflik pada drama dengan tepat;

5 3. untuk mengetahui keefektifan metode numbered head together dalam pembelajaran mengidentifikasi konflik pada drama di kelas XI SMA 12 Bandung pada tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa tujuan penelitian dituntut untuk mengetahui keberhasilan penulis, kemampuan peserta didik, dan keefetifan metode numbered head together dalam pembelajaran mengidentifikasi konflik teks drama di kelas XI SMA 12 Bandung pada tahun pelajaran 2016/2017. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk menegaskan kegunaan penelitian yang dapat diraih setelah penelitian berlangsung. Penelitian ini dapat bemanfaat bagi penulis, pendidik Bahasa dan Sastra Indonesia, serta bagi peneliti lanjutan. Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman berharga dan saran upaya meningkatkan kemampuan penulis dalam melaksanakan praktik penelitian di lapangan mengenai laporan pembelajaran, khususnya dalam mengidentifikasi konflik pada drama dengan menggunakan metode numbered head together di kelas XI SMA 12 Bandung tahun pelajaran 2016/2017. 2. Bagi Pendidik Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi peserta didik, selain itu hasil ini juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan bagaimana kreativitas pendidik dalam melaksanakan pembelajaran mengidentifikasi konflik teks drama dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia ke arah yang lebih baik. 3. Bagi Peserta Didik Manfaat bagi peserta didik diharapkan sebagai pembelajaran yang baru yaitu pembelajaran mengidentifikasi konflik pada teks drama. Manfaat lainnya juga untuk menambah pengetahuan dan menerima suatu pembelajaran yang berbeda yaitu dengan menggunakan metode atau model pembelajaran numbered head together pada pesrta didik di kelas XI SMA.

6 4. Bagi Peneliti Lanjutan Manfaat bagi peneliti lanjutan merupakan acuan atau sebagai dasar suatu pemikiran bagi suatu pengembangan model, metode, teknik atau pendekatan pembelajaran untuk melanjutkan penelitian dalam suatu pembelajaran atau sebagai penelitian terdahulu dalam mengidentifikasi suatu konflik teks pada drama dengan menggunakan metode pembelajaran numbered head together. 5. Bagi Lembaga Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi peserta didik, selain itu hasil ini juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan bagaimana kreativitas pendidik dalam suatu lembaga untuk melaksanakan pembelajaran mengidentifikasi konflik teks drama dengan menggunakan metode numbered head together. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat simpulkan bahwa suatu manfaat penelitian dapat berguna bagi penulis untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan praktik penelitian. Manfaat penelitian ini juga dapat berguna untuk pendidik guna meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran. Manfaat penelitian juga tida hanya berguna bagi penulis dan pendidik, melainkan memiliki kegunaan untuk peneliti lanjutan yaitu sebagai suatu dasar pemikiran atau sebagai pengembangan metode pembelajaran dalam mengidentifikasi konflik teks drama. F. Definisi Operasional Definisi operasional atau definisi istilah merupakan suatu definisi atau penjabaran yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Definisi operasional berisi pemaparan materi. Karya ilmiah berupa skripsi juga tentunya memiliki definisi-definisi yang mencakup suatu materi atau teori-teori tentang judul yang akan dijadikan sebuah penelitian. Istilah-istilah tersebut sebagai berikut. 1. Pembelajaran Mengidentifikasi konflik yaitu suatu proses yang dilakukan pendidik kepada peserta didik untuk mencapai suatu tujuan dengan mengajar atau kegiatan belajar mengajar sehingga peserta didik mendapatkan ilmu yang telah didapat. Mengidenifikasi konflik adalah suatu langkah yang menentukan bagian-bagian pada suatu konflik yang ada pada teks drama.

7 2. Drama merupakan suatu cerita tentang sifat atau tingkah laku kehidupan manusia yang dapat diproyeksikan di atas pentas. 3. Konflik merupakan suatu pertentangan yang dialami oleh tokoh satu dengan tokoh yang lainnya. 4. Metode numbered head together adalah suatu metode belajar dengan cara setiap peserta didik diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok dan selanjutnya secara acak pendidik memanggil nomor dari peserta didik. Berdasarkan berbagai definisi di atas, penulis dapat simpulkan bahwa suatu pembelajaran yang mengidentifikasi konflik teks drama adalah suatu proses menentukan bagian-bagian pada suatu konflik seperti, menentukan pelukisan awal cerita, pertikaian awal, titik puncak cerita, penyelesaian dan keputusan pada teks/naskah drama dengan cara diskusi kelompok setiap peserta didik diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok dan selanjutnya secara acak pendidik memanggil nomor dari peserta didik. Suatu pembelajaran juga harus dicocokkan dengan model pembelajaran yang sesuai dan penulis mengambil metode numbered head together untuk pembelajaran mengidentifikasi konflik pada teks drama. G. Sistematika Skripsi Suatu karya ilmiah tentunya memiliki suatu susunan penulisan agar terlihat baik dan benar. Dalam halnya skripsi juga harus tersusun dengan baik dan benar. Skripsi dalam penulisannya juga harus memerhatikan prosedur atau langkah-langkah guna mencapai susunan yang sesuai atau padu. Terdapat juga sistematika penulisan untuk memudahkan penulis dalam menyusun sebuah skripsi. Bab I Pendahuluan. Bagian ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional tentang pembelajaran mengidentifikasi konflik teks drama dengan menggunakan metode yang penulis gunakan, dan sistematika skripsi. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran. Bagian ini berisi kajian dari buku-buku ilmiah maupun sumber lain untuk mendukung penelitian yang penulis lakukan. Di antaranya, terdapat buku tentang membaca, buku tentang

8 pembelajaran, buku tentang drama, buku tentang model pembelajaran yang mencakup metode numbered head together. Bab III Metode Penelitian. Bagian ini merupakan pengumpulan metode apa yang akan digunakan dalam suatu penelitian. Tahap ini berisi tentang metode, desain, subjek dan objek, pengumpulan data dan instrumen, teknik analisis data, serta prosedur penelitian yang akan dipilih penulis sesuai dengan penelitian tentang pembelajaran mengidentifikasi konflik teks drama. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab. Bagian ini terdiri dari temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan, serta pembahasa temuan peneliti tentang pembelajaran mengidentifikasi konflik teks drama menggunakan metode numbered head together. Bab V Simpulan dan Saran. Bab ini berisi uraian-uraian pemaknaan dan penafsiran dari hasil penemuan penelitian, serta suatu saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya tentang pembelajaran mengidentifikasi konflik teks drama menggunakan metode numbered head together. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat simpulkan bahwa suatu karya ilmiah tentunya memiliki suatu susunan penulisan agar terlihat baik dan benar. Dalam halnya skripsi juga harus tersusun dengan baik dan benar. Dalam penulisannya harus memerhatikan prosedur atau langkah-langkah yang ilmiah guna mencapai susunan yang sesuai atau padu. Penulisan karya ilmiah memiliki sistematika penulisan untuk memudahkan penulis dalam menyusun sebuah skripsi berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Sistematika penyusunan skripsi ini pada bab I pendahuluan mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional tentang pembelajaran mengidentifikasi konflik teks drama dengan menggunakan metode yang penulis gunakan, dan sistematika skripsi. Bab II berisi tentang kajian teori dan kerangka berpikir dari suatu materi yang akan diteliti. Bab III berisi metode penelitian yang diambil untuk penelitian. Bab IV berisi tentang pembahasan dan hasil dari suatu penelitian yang telah dilakukan. Pada bab V terdapat simpulan dan saran berisi uraian penafsiran, suatu saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya tentang pembelajaran mengidentifikasi konflik teks drama dengan menggunakan metode numbered head together.