BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI

BAB II BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA. Kabupaten Rokan Hulu (Lembaran Daerah Kabupaten Rokan Hul u Tahun

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI KKN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA. desa, tanjung karang dulunya bernama tanjung kudorang. Nama tanjung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu:

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. berpotografi dataran, yang terletak di antara Lintang Utara dan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 Profil Kabupaten Karimun dan Kecamatan Karimun Gambaran Umum Geografis Kabupaten Karimun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ada di kecamatan Kampar Utara yang luas wilayahnya , 75 Ha. Adapun batas-batas wilayah desa sawah:

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah

BAB II GAMBARAN UMUM PASAR INPRES KECAMATAN BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR. sebagai tempat aktivitas kegiatan pasar. Luas pasar Inpres Bangkinang

PETA SOSIAL DESA CURUG

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1979 bercorak sentralistik. Dalam penjelasan umum Undang-undang Nomor 32 Tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG KUBU. Letaknya dipinggir jalan raya Pekanbaru Bangkinang. Terletak sesudah desa Air

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. ingin membuat usaha tetapi kekurangan dana dalam pembuatan usaha mereka.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Kampar dan mempunyai luas wilayah kurang lebih ha/m 2.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan Kuantan Mudik kabupaten Kuantan Singingi. Mayoritas dari

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km

BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN SABAK AUH KABUPATEN SIAK SRI INDRAPURA A. Letak Geografis, Demografis, Visi dan Misi Kecamatan Sabak Auh

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. KecamatanTampankotaPekanbaruadalahsalahsatudari 12 Kecamatan

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. secara geografis mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM. Pembangunan desa merupakan bagian dari pembagunan daerah nasional. Undang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Cimanuk

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan. 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

I. PENDAHULUAN. kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi

LURAH DESA BANGUNJIWO

LURAH DESA BANGUNJIWO

BAB II PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DI KAMPUNG DESA BITUNG JAYA, KECAMATAN CIKUPA TANGERANG BANTEN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum kelurahan Simpang Baru Kondisi Geografis Kelurahan Simpang Baru

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Identifikasi Desa Pelangko a. Sejarah Berdiri Desa Pelangko Asal muasal terjadinya Desa Pelangko sedang mulanya belum dinamakan, hanya masih disebut oleh warga masyarakat pada waktu itu, yaitu Pelangko Kampung Baru sekitar tahun 1915 pada zaman Kolonial Belanda. 1 Pada zaman itu Desa Pelangko masih dinamakan Kampung Pelangko Baru, artinya kampung Pelangko berasal dari nama Sungai Pelangko. Hingga sampai saat ini dinamakan Desa Pelangko Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu. Visi Desa Pelangko Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Yang Bermartabat Dan Relegius Dengan Mengembangkan Potensi Sumber Daya Yang Ada Dengan Sebaik Mungkin 2 Misi Desa Pelangko adalah: 1. Mengembangkan dan meningkatkan hasil pertanian masyarakat 2. Pembuatan sarana jalan usaha tani dan peningkatan jalan lingkungan 3. Meningkatkan sarana air bersih bagi masyarakat 4. Perbaikan dan meningkatkan layanan kesehatan dan umum 5. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan 6. Meningkatkan keterampilan dan kualitas SDM 1 Profil Desa Pelangko Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu, Dokumen Pedoman Desa Pelangko, Hal. 3. 2014 2 Ibid, Hal. 39 12

13 7. Pengadaan permodalan untuk usaha kecil, memperluas lapangan kerja dan manajement masyarakat 8. Meningkatkan kapasitas Aparat Desa dan BPD 9. Peningkatan sarana dan prasarana kerja Aparat Desa dan BPD Desa Pelangko berdiri pada tahun 1926 yang berada dalam lingkup Kecamatan Kelayang, dengan luas wilayah 580.425 KM2, dengan jumlah penduduk pada Tahun 2014 yaitu 1.712 jiwa. Desa Pelangko terletak di Kecamatan Kelayang dengan batas-batas Desa sebagai berikut: 3 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pasir Putih 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pasir Beringin 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sp Kelayang 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bukit Selanjud b. Keadaan Penduduk Pertumbuhan merupakan salah satu factor penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Pertumbuhan penduduk juga merupakan proses keseimbangan yang dinamis antara komponen kependudukan yang dapat menambah dan mengurangi jumlah penduduk yang meliputi komponen seperti kelahiran, kematian, migrasi masuk, migrasi keluar. 4 Dengan demikian penduduk adalah investasi yang sangat menentukan terhadap kemajuan pembangunan. Untuk itu tingkat perkembangan sangat penting diketahui dalam menentukan langkah-angkah pembangunan. 3 Kantor Desa Pelangko, Dokumentasi Desa Pelangko. 2014 4 Mulyadi, Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Persepektif Pembangunan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014. cet. 5, 2014

14 Berdasarkan data 2014, jumlah penduduk Desa Pelangko samapai saat ini 1. 712 jiwa. Untuk mengetahui kondisi penduduk Desa Pelangko dapat dilihat dari tabel berikut: RW TABEL II. 1 JUMLAH PENDUDUK DAN RUMAH TANGGA BERDASARKAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga berdasarkan Tingkat Kesejahteraan Laki-laki Wanita Jumlah Kaya Menengah Miskin Jumlah RW 01 178 215 393 1 17 86 104 RW 02 260 226 486 3 20 82 105 RW 03 215 215 430 4 21 85 110 RW 04 208 195 407 9 13 57 79 Total 861 851 1712 17 71 310 398 Sumber Data: Kantor Desa Pelangko2014 Dari tabel di atas dapat terlihat jumlah penduduk Desa Pelangko adalah 1712 jiwa. Jumlah laki-laki 861 jiwa dan perempuan berjumlah 851 jiwa. Perbandingan jumlah penduduk antara laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar ada pada Dusun II yaitu berjumlah 486 jiwa dan yang terkecil ada pada Dusun I yaitu berjumlah 393 jiwa. Dari tabel di atas juga dapat terlihat jumlah Rumah Tangga tingkat kaya terbesar ada pada Dusun IV yaitu berjumlah 9 sedangkan Rumah Tangga tingkat kaya terkecil Dusun I yang ada hanya 1. Tingkat Keluarga Menengah terbesar ada pada Dusun III dengan jumlah 21, yang terkecil ada pada Dusun IV yang berjumlah 13. Tingkat Keluarga Miskin terbesar ada pada Dusun I yang berjumlah 86, sedangkan yang terkecil ada pada Dusun IV yang berjumlah 57. Jumlah keseluruhan Rumah Tangga Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan 398.

15 c. Keadaan Pendidikan dan Sosial Agama Pendidikan merupakan tolak ukur majunya suatu masyarakat. Artinya semangkin tinggi rata-rata tingkat pendidikan suatu masyarakat semangkin tinggi pula kemajuan yang terdapat di Desa Pelangko begitu juga dengan sebaiknya, semangkin rendah tingkat pendidikan suatu masyarakat maka semangkin rendah pula kemajuan yang terdapat di Desa Pelangko. Bila diihat dari segi pendidikan penduduk di Desa Peangko mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat dari banyaknya orang tua yang menyekoahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi. Tingkat pendidikan Desa Pelangko dapat dilihat dari tabel di bawah ini: TABEL II. 2 JUMLAH TINGKAT PENDIDIKAN AKHIR No. Tingkat Pendidikan Jumlah 1. Paud 27 Orang 2. TK 43 Orang 3. SD/ Sederajat 543 Orang 4. SLTP/ Sederajat 460 Orang 5. SLTA/Sederajat 200 Orang 6. Akademi 100 Orang 7. S. 1 65 Orang Jumlah 1438 Orang Sumber Data: Kantor Desa Pelangko 2014 Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Desa Pelangko masih dalam catatan minimum. Hal ini diketahui jika jumlah di atas dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan. Mengenai sarana prasarana pendidikan belum begitu memadai, namun banyak masyarakat tidak lemah keinginannya untuk tetap melanjutkan

16 pendidikan anaknya kejenjang yang lebih tinggi, meskipun mereka harus keluar daerah. Di samping mengikuti pendidikan secara normal dibangku sekolah, masyarakat Desa Pelangko juga menyelenggarakan pendidikan yang bersifat non-formal, seperti majelis ta lim, pengajian remaja mesjid, pengajian anakanak, dalam membina mental dan bakat bagi generasi dalalm masyarakat. Berikut ini dapat dilihat tabel sarana pendidikan formal dan non-formal: TABEL II. 3 SARANA PENDIDIKAN FORMAL No. Jenis Pendidikan Jumlah Gedung Jumlah Guru 1. Paud 1 Buah 1 Lokal 5 Orang 2. TK 1 Buah 1 Lokal 6 Orang 3. MDA 1 Buah 3 Lokal 7 Orang 4. SD 1 Buah 10 Lokal 18 Orang 5. SLTP 1 Buah 14 Lokal 25 Orang Jumlah 5 Buah 29 Lokal 61 Orang Sumber Data: Kantor Desa Pelangko 2014 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa sarana pendidikan formal yang ada di Desa Pelangko kurang memadai jika dibandingkan dengan Desa lainnya. Sarana pendidikan di Desa Pelangko hanya ada sampai tingkat SLTP, sedangkan untuk pendidikan SLTA warga masyarakat melanjutkan ke Kecamatan Kelayang. Selain itu sarana pendidikan juga menjadi salah satu factor yang menunjang lancarnya proses belajar mengajar hal ini untuk menghindari masyarakat dari buta aksara dan angka.

17 TABEL II. 4 PENDIDIKAN NON-FORMAL No. Jenis Kegiatan Jumlah 1. Majelis Ta lim 3 Kelompok 2. Pengajian Remaja Mesjid 1 Kelompok 3. pengajian Anak-anak 6 Kelompok Jumlah 10 Kelompok Sumber Data: Kantor Desa Pelangko 2014 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa di Desa Pelangko terdapat sarana pendidikan non-formal. Sehingga pembinaan mental dan bakat masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik. Agama juga satu-satunya sumber nilai baik itu nilai moral maupun spiritual yang memiliki peranan penting dan sumbangan yang cukup besar dan paling tinggi harganya bagi setiap jenjang kehidupan masyarakat. Masyarakat Desa Pelangko mayoritas beragama islam. Adapun sarana ibadah yang ada di Desa Pelangko dapat dilihat tabel berikut ini: TABEL II. 5 SARANA IBADAH DI DESA PELANGKO No. Sarana Ibadah Jumlah 1. Mesjid 3 2. Mushola 2 Jumlah 5 Sumber Data: Kantor Desa Pelangko 2014 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sarana ibadah masih belum mencukupi, namun dengan demikian kegiatan agama dapat dilaksanakan dengan lancar, seperti mesjid dan mushola selain digunakan untuk tempat beribadah, dapat juga digunakan sebagai tempat untuk pengajian Ibu-ibu, pengajian remaja mesjid, dan juga pengajian anak-anak.

18 d. Mata Pencaharian Penduduk Berdasarkan hasil survey penelitian di lapangan, dapat diketahui bahwa tingkat perekonomian masyarakat Desa Pelangko ada golongan atas, menengah, dan golongan bawah. Kebanyakan dari masyarakat bekerja sebagai pedagang, petani, jasa dan lain sebagainya. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut ini: TABEL II. 6 JENIS MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DESA PELANGKO No Jenis Pekerjaan Jumlah 1. Tukang Batu 10 2. Tukang kayu 10 3. Tukang Sumur 5 4. tukang Jahit 2 5. Pedagang 40 6. TNI 1 7. Polri 1 8. Bidan 2 9. Perawat 2 10. Guru Swasta 15 11 Sopir 7 12. Petani 450 Jumlah 545 Sumber Data: Kantor Desa Pelangko 2014 Data di atas menunjuk bahwa umumnya masyarakat DesaPelangko dalam memenuhi kehidupannya terdiri dari berbagai profesi. Namun pada kenyataannya masyarakat Desa Pelangko masih banyak berprofesi petani dengan jumlah 450 orang. e. Adat Istiadat Masyarakat Desa Pelangko menganut sistem sosial dengan menggunakan sistem adat istiadat yang mengatur tata cara pergaulan sosial

19 masyarakat desa. 5 Corak adat istiadat yang nampak dalam hal perkawinan ini adalah adat perkawinan melayu. Bahkan dalam perkawinan inilah adat istiadat masyarakat setempat kelihatan jelas digunakan, mulai dari kegiatan meminang sampai dengan upacara perkawinan, dalam upacar perkawinan masyarakat Pelangko selalu khatam Al-Qur an, semua dilakukan melalui proses adat istiadat. 6 Setiap adanya upacara dikalangan masyarakat Pelangko selalu dilandasi dengan berkumpul, musyawarah, mufakat, dan gotong royong. Selain itu, ada juga selamatan, syukuran atau kenduri, yang dilakukan oleh masyarakat Pelangko pada waktu tertentu, seperti, turun mandi, keselamat atas lahiran, dan juga jika ada orang yang meninggal dunia, syukuran akan dilakukan mulai dari malam pertama sampai malam ke tujuh mereka mngadakan bacaan yasinan dirumah tersebut. Di Desa Pelangko adat ini sudah menjadi kebiasaan. Di Desa Pelangko juga mempunyai ciri khas tersendiri, misalnya setiap 5 hari sebelum masuk dalam bulan puasa, masyarakat mengadakan gotong royong dalam rangka membersihkan kuburan keluarga masing-masing kemudian mengadakan bacaan yasin sebagai kiriman do a kepada almarhum. 7 Namun masih banyak lagi yang menjadi adat atau kebiasaan masyarakat Pelangko. Masyarakat Pelangko susunan suku ditarik menurut keturunan ibu. Dalam kehidupan masyarakat Pelangko terjadi hubungan erat antara kelompok satu dengan yang lainnya. 5 Lombut (Ketua Pemuda), Wawancara, Tgl 2 Januari 2015 6 Ilyas, (Toko adat), Wawancara, Tgl. 2 Januari 2015 7 Ridwan. (Toko Agama), Wawancara, Tgl 2 Januari 2015

20 B. Identifikasi Usaha Ekonomi Desa (UED-SP) a. Sejarah Singkat Usaha Ekonomi Desa Pelangko Program Pemberdayaan Desa (PPD) adalah salah satu bentuk program pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan sebagai upaya untuk meningkatkan pemerataan dan kemakmuran dengan mengusung konsep Tri Daya sebagai aspek utama tujuannya yakni, melalui pemberdayaan sumber daya manusia masyarakat miskin, pemberdayaan ekonomi produktif dari masyarakat miskin, dan pengembangan kapasitas kelembagaan masyarakat miskin. Adapun tujuan khusus dilaksanakannya Program Pemberdayaan Desa (PPD) yakni, untuk mendorong berkembangnya kegiatan perekonomian masyarakat desa/kelurahan, meningkatkan pengembangan usaha, mengurangi ketergantungan masyarakat dari rentenir/menghindarkan masyarakat dari praktek ijon, meningkatkan peranan masyarakat dalam pengelolaan dana usaha desa/kelurahan, meningkatkan kebiasaan gotong-royong dan gemar menabung secara tertib, meningkatkan peran perempuan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan desa/kelurahan serta memenuhi kebutuhan sarana/prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat desa/ kelurahan (Petunjuk teknis PPD Provinsi Riau, 2009: 2) Pemerintah Provinsi Riau bersama-sama dengan pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Riau sejak tahun 2005 berdasarkan Nota kesepakatan bersama Nomor: 4/SKB/IV/2005 telah melaksanakan Program Pemberdayaan Desa melalui Dana Usaha Desa-Simpan Pinjam dalam bentuk

21 Sharing Budget sebesar Rp. 500.000.000 per desa/kelurahan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan kabupaten/kota setiap tahunnya. b. Visi dan Misi Usaha Ekonomi Desa Visi Usaha Ekonomi Desa adalah mewujudkan masyarakat Riau yang sejahtera dan mandiri, sedangkan Misi Usaha Ekonomi Desa adalah: a. Mempercepat penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan ekonomi masyarakat dengan pemberian dana usaha ekonomi desa, b. Memperkuat kelembagaan masyarakat desa c. Mendorong pelembagaan system pembangunan partisipasi d. Mendorong peran aktif dinas sektorial untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat desa c. Tugas Pengelola Usaha Ekonomi Desa a. Ketua Tugas ketua yaitu melaksanakan urusan desentralisasi, dekonsentrasi, tugas pembantuan, melaksanakan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi dibisang pemberdayaan masyarakat pembangunan desa serta melakasanakan tugas-tugas lain yang diberikan gubernur. b. Sekretaris Tugas sekretaris yaitu menyelenggarakan pekerjaan dan kegiatan pelayanan administrasi, umum, kepegawaian, kehumusan, protocol dan keamanan, merumuskan kegiatan administrasi penganggaran, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, pengadaan dan administrasi

22 perlengkapan dan pemeliharaan fasilitor kantor, melaksanakan analisis beban kerja, analisis jabatan, budaya kerja, hokum, dilingkup pemberdayaan masyarakat. c. Kasir Tugas kasir yaitu menyusun rencana kerja anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) belanja gaji dan tunjangan pegawai dan juga perubahan dokumen tersebut, kemudian mengajukan surat permohonan dana, membuat kelengkapan SPP_UP,SPP-UG,SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan pegawai. Dan juga melakukan verifikasi proposal nasabah yang mengajukan permohonan. d. Tenaga Admin Tugas tenaga admin adalah mmengecek tugas-tugas yang akan dikerjakan, membagikan tugas-tugas kepada pihak yang bersangkutan, mengkoordinasi usulan-usulan rencana program untuk di koreksi penyempurnaannya. e. Tenaga Umum Membuat dan menyusun laporan untuk Pra-Rekor dan Rekor bidangindustri dan perdagangan. Menyuusun buku laporan tahunan pelaksanaan kegiatan, melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan, melakukan langkakh-langkah persiapan pelaksanaan rencana kegiatan dan juga menyususn rencana kegiatan,