BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam bab ini dijelaskan beberapa hal dasar yang meliputi latar belakang,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI KADAR ASAP PADA SMOKING AREA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Polusi udara adalah salah satu masalah yang sangat meresahkan

PROTOTIPE SISTEM PENGAMANAN RUANG SERVER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem pendeteksi asap rokok dan pengendali kunci otomatis yang dapat diakses melalui Web Server

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN DAN REALISASI PENDETEKSI ASAP ROKOK DAN KEBAKARAN SERTA PENETRALISIR UDARA DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR SHT-11 DAN MQ-7 BERBASIS SMS GATEWAY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KONSENTRASI ASAP ROKOK PADA RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ellyas, 2010).

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

BAB I PENDAHULUAN. pasaran terutama pada produk minuman. Permasalahannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat akhir-akhir ini. Pembuatan aplikasi pengaman hotel dengan keistimewaan khusus

Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Pada Sistem Rumah Tangga Berbasis Mikrokontroler

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III RANCANG BANGUN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB IV PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV UJICOBA DAN ANALISA SISTEM

ALAT PENGUKUR DAN PENGIRIM KUALITAS UDARA DARI GAS KARBONMONOKSIDA (CO) MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA32 DAN SMS GATEWAY SKRIPSI

TJ TUGAS AKHIR I - 3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model Sistem Pengontrol Karbon Monoksida Menggunakan Sensor MQ-7 dan Mikrokontroler ATMega328

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROTOTYPE KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN MODEL WARNA CMY DAN CMYK

LAPORAN TUGAS AKHIR. Alat Pendeteksi Polusi Udara Dari Gas Karbonmonoksida (CO) pada Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL

I. PENDAHULUAN. Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. atau melihat siaran di televisi tentang musibah kebakaran yang terjadi baik dalam

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. dilepaskan bebas ke atmosfir akan bercampur dengan udara segar. Dalam gas

RANCANG BANGUN SISTEM DETEKTOR ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN SENSOR GAS TGS Skripsi

Implementasi Motode Fuzzy Sugeno pada Pengendalian Exhoust Fan Sebagai Pembersih dan Pengatur Udara

MODEL ALAT PENDETEKSI ASAP ROKOK MENGGUNAKAN SENSOR GAS MQ2 BERBASIS SMS GATEWAY

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1.

Pemantau Keamanan Rumah Dengan Sistem PIR Dan Sensor Api Berbasis Arduino Uno Melalui SMS

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT

DETEKTOR LPG MENGGUNAKAN SENSOR MQ-2 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 328

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

ALAT PENDETEKSI ASAP. Nanang Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan pengatur tekanan kendaraan dengan judul Perancangan Alat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kebakaran, namun minimnya peralatan maupun teknik-teknik serta teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tidak mengenal lelah. Sistem otomatisasi dapat menggantikan manusia untuk

Prototipe Pengendali Kualitas (Raden Apriliansyah) 1 PROTOTIPE PENGENDALI KUALITAS UDARA INDOOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

RANCANG BANGUN ALAT DETEKSI TURUN HUJAN DENGAN PEMBERITAHUAN MELALUI SMS BERBASIS ARDUINO UNO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KADAR GAS BUANG CO PADA SEPEDA MOTOR MATIC BERBASIS ARDUINO DENGAN SENSOR MQ-7 TUGAS AKHIR NURHAYATI FITRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP

MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER

Implementasi Prototipe Smart Smoker Detector. Implementation of Smart Smoker Detector Prototype

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. permodul hingga pengujian sistem secara keseluruhan serta monitoring unjuk

SISTEM DETEKSI DAN MONITORING KONDISI KADAR KEPEKATAN ASAP DENGAN SENSOR ASAP DAN CAMERA TRACKER

PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KADAR POLUSI UDARA (CO) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh : Wurianto Adi NIM

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini tempat-tempat umum semakin menjamur di masyarakat baik tempat umum yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta. Seperti halnya pusat perbelanjaan, persekolahan, fasilitas kesehatan dan banyak lagi. Dengan semakin maraknya tempat-tempat umum ini juga seharusnya diiringi dengan perbaikan infrastruktur dan layanan bagi setiap pengunjung agar setiap pengunjung merasa nyaman dan aman berada di lokasi tersebut. Namun, saat ini yang terjadi di masyarakat adalah kenyamanan para pengunjung masih terganggu oleh pengunjung lain yang merokok pada tempat-tempat umum meskipun telah diterapkan larangan untuk tidak merokok pada kawasan tersebut dan juga telah disediakan lokasi khusus untuk merokok atau yang dikenal dengan sebutan smoking area. Meskipun demikian, sampai saat ini masih sering dijumpai oknumoknum yang merokok di tempat-tempat umum. Tentunya hal ini akan membuat para pengunjung menjadi tidak nyaman.selain karena tidak adanya sanksi yang berat atas pelanggaran tersebut juga kurangnya kesadaran masyarakat untuk menegur dan memperingati oknum-oknum tersebut menjadi salah satu penyebabnya. Melihat kondisi tersebut maka diperlukan suatu sistem yang dapat memberikan teguran bagi para perokok dikawasan umum dan penertiban langsung oleh petugas setempat agar para perokok tersebut merasa jera. Selain itu, udara kotor yang ada diruangan juga harus dibersihkan kembali agar udara yang tercemar di dalam ruangan tidak terhirup oleh pengunjung lain. Selain bahaya akan asap rokok, para pengunjung di tempat umum sering dikhawatirkan oleh bahaya kebakaran yang sewaktu-waktu mungkin terjadi. Oleh karena itu, juga diperlukan system peringatan kebakaran untuk deteksi adanya bahaya kebakaran sedini mungkin agar pengunjung yang datang akan merasa aman. 1

Untuk itu, pada tugas akhir ini telah dirancang suatu sistem yang mampu untuk mendeteksi adanya asap rokok dan bahaya kebakaran. Alat yang dirancang untuk mendeteksi adanya asap rokok dan kebakaran menggunakan sensor MQ-7 dan SHT-11. Sensor MQ-7 digunakan untuk mengukur kandungan zat karbon monoksida dan SHT-11 digunakan untuk mengukur suhu pada ruangan. Kedua sensor yang digunakan dikontrol dengan menggunakan mikrokontroller AT-Mega 328 sebagai otak dari system yang dirancang. Sistem yang dirancang tidak hanya mendeteksi adanya asap rokok dan kebakaran, tetapi memberikan output berupa alarm untuk memberikan peringatan bagi pengunjung. Jika terdeteksi adanya asap rokok maka alarm yang digunakan adalah alarm berupa suara manusia untuk menegur oknum pengunjung yang sedang merokok. Untuk membersihkan kembali udara di dalam ruangan maka mikrokontroller juga akan mengaktifkan sirkulator udara dan pengharum ruangan untuk membersihkan udara yang tercemar. selain itu, memberikan pesan kepada petugas setempat melalui sms gateway untuk segera menertibkan oknum tersebut. Sebagai pembeda saat terdeteksi adanya bahaya kebakaran, maka alarm yang berbunyi adalah alarm berupa sirine sehingga mencegah para pengunjung untuk salah kaprah kepada alarm yang berbunyi. Selain itu, juga akan memberikan pesan kepada petugas setempat untuk melakukan tindakan secepatnya. 1.2. Penelitian Sebelumnya Sistem perencanaan yang diusulkan oleh penelitian [10] membuat sebuah alat deteksi asap rokok yang disimulasikan pada dua buah kotak sudah berhasil untuk mendeteksi adanya asap rokok. Selain itu, pada penelitian [7] dignakan sensor AF-30 yang digunakan untuk mengukur kadar ethanol yang merupakan salah satu hasil pembakaran rokok. Pada penelitian di [6] [8] dan [10] telah mengusulkan skema pendeteksi asap rokok dan menghasilkan output berupa led dan buzzer namun pada penelitian tersebut masih memerlukan pengembangan dengan menggunakan variasi sensor agar diperoleh sensitifitas sensor yang lebih baik. 2

Gambar 1.1. Sistem perencanaan yang diusulkan oleh penelitian [10] Gambar 1.1. merupakan sistem perencanaan yang diusulkan oleh penelitian yang dilakukan oleh penelitian [10]. Sistem yang dirancang pada penelitian [10] menghasilkan output hasil yang akan dikirimkan ke ruang monitoring. Hal tersebut menjadi kurang efisien dikarenakan dibutuhkannya operator yang mengontrol suatu ruangan untuk melakukan pengecekan. Prosesnya juga akan memberikan proses yang lama dalam mengelola deteksi dari sensor. Dari penelitian-penelitian tersebut sebuah pendeteksi asap rokok sangat memungkinkan untuk diteliti dan dilakukan pengembangan lebih lanjut. Tabel 1.1. Perubahan tegangan sensor AF-30 [23] Tabel 1.1. merupakan perubahan tegangan dari sensor AF-30 saat dilakukan pengukuran dengan paparan asap rokok sensitivitas sensor yang digunakan masih 3

rendah dikarenakan sensor ini akan mendeteksi asap rokok saat nilai tegangan yang terdeteksi sensor adalah 2.8 Volt [23]. Sistem perencanaan yang diusulkan oleh [14] dan [15] telah dirancang sebuah alat pendeteksi terjadnya bahaya kebakaran menggunakan mikrokontroller. Pada penelitian [14] memadukan antara dua sensor yaitu sensor asap dan sensor tegangan agar diperoleh hasil akurasi yang tinggi. Pada penelitian [15] dirancang sebuah pendeteksi kebakaran sebagai indakotor adanya kebakaran digunakan led dan buzzer. Karbon monoxida termasuk dalam gas yang dihasilkan pembakaran asap rokok yang berbahaya. Salah satu penelitian yang dilakukan [17] menunjukkan bahwa kadar CO dari paparan asap rokok lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar CO hasil buangan dari kendaraan bermotor. Oleh karena itu berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penelitian ini akan dirancang sistem pendeteksi zat CO pada ruangan bebas asap rokok sebagai pengindikator adanya asap rokok dan kebakaran pada ruangan tersebut. 1.3. Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini antara lain adalah sebagai berikut. - Merancang sebuah sistem yang digunakan untuk mendeteksi asap rokok dan kebakaran. - Merealisasikan sebuah sistem yang digunakan untuk mendeteksi asap rokok dan kebakaran. - Menguji dan menganalisis sistem yang telah direalisasikan sebagai mendeteksi asap rokok dan kebakaran. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan deskripsi latar belakang dan penelitian terkait, maka diperoleh beberapa masalah yang terjadi saat ini diantaranya adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya asap rokok dan tidak adanya sanksi khusus kepada para perokok menyebabkan diperlukannya suatu system yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Sistem perencanaan yang diusulkan oleh Utama, Hadian S et al [10] membuat sebuah alat deteksi asap rokok yang disimulasikan 4

pada dua buah kotak sudah berhasil untuk mendeteksi adanya asap rokok. Namun, masih belum memberikan output keluaran apapun maka diperlukan pengembangan lebih lanjut. Sistem perancangan deteksi kebakaran pada penelitian [15] oleh prasida, setiawan telah merancang sebuah detector kebakaran, namun alarm yang diberikan hanya berupa buzzer, tentunya akan bermasalah jika ada sistem lain yang menggunakan buzzer sebagai alarm juga sehingga memungkinkan pengunjung untuk salah paham terhadap bunyi alarm, selain itu, kurangnya sensitivitas sensor yang digunakan masih perlu di uji cobakan menggunakan sensor yang berbeda. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan beberapa masalah dalam tugas akhir ini diantaranya. 1. Apa saja kebutuhan dan spesifikasi dari sistem yang dirancang. 2. Bagaimana memodelkan kedua sistem yang dirancang. 3. Bagaimana merancang sebuah sistem yang digunakan untuk mendeteksi asap rokok 4. Bagaimana merancang sistem tambahan berupa deteksi bahaya kebakaran. 5. Bagaimana meningkatkan akurasi dari sistem yang dirancang dibanding penelitian sebelumnya. 6. Bagaimana proses deteksi yang dilakukan oleh sensor-sensor yang digunakan dan output keluaran dari sistem yang dirancang. 7. Bagaimana mendesain skenario pengujian sistem yang dirancang. 8. Bagaimana kinerja dari system yang dirancang. 1.5. Asumsi dan Batasan Masalah Pada pengujian system yang dirancang diasumsikan ruangan yang digunakan adalah ruangan tertutup yang tidak ada pengaruh suhu dan keadaan dari luar ruangan. Adapun batasan masalah dari system yang dirancang adalah sebagai berikut. 1. Jenis mikrokontroller yang digunakan adalah AT Mega 328. 2. Sensor MQ-7 untuk mendeteksi zat karbon monoksida. 5

3. Sensor suhu SHT-11 dapat mengukur kondisi suhu ruangan. 4. Teknologi yang digunakan adalah teknologi GSM untuk pengiriman pesan berbasis sms gateway. 5. Perancangan alat ini masih berupa prototype yang disimulasikan. 6. Pengujian akan dilakukan pada salah satu ruangan di gedung N pada lab Dasar Transmisi. 7. Kondisi ruangan sebagai tempat yang akan di uji ruangan tertutup dan belum ada fan sirkulator udara pada ruangan tersebut. 8. Tidak membahas peletakan alat pada ruangan secara detail. 9. Tidak membahas waktu yang dibutuhkan alat untuk membersihkan asap rokok dari ruangan secara detail. 1.6. Metodologi Penelitian Metodologi dalam proses penyelesaian penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu : 1. Identifikasi masalah penelitian Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan state of the art dari permasalahan yang ada menggunakan studi literatur. Literatur yang diambil berasal dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya baik paper journal atau paper conference serta textbook yang berkaitan dengan tema penelitian. 2. Desain model dan formulasi masalah Pada tahap ini didesain model dari permasalahan yang akan dipecahkan. Untuk memudahkan dalam proses pemecahan masalah. Berikut ini merupakan model dan formulasi masalah dari sistem yang akan dirancang. Pada gambar 1.2. di bawah ini merupakan model dan formulasi masalah dari sistem yang dirancang. 6

Masalah pada kawasan umum: Asap rokok & Bahaya kebakaran Asap rokok: Masih banyaknya oknum yang merokok pada kawasan bebas asap rokok dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menegur Bahaya Kebakaran: tidak adanya deteksi kebakaran sedini mungkin dan penanganan yang cepat dari petugas setempat. Deteksi asap rokok, deteksi, kebakaran, alarm, sirkulator, sms gateway Gambar 1.2. Model dan formulasi masalah 3. Desain model pemecahan masalah dan kuantifikasi kompleksitas Deteksi Asap rokok: 4. 5. 6. Pendefinisian masalah: Deteksi asap rokok dan deteksi kebakaran Mikrokontroller: Digunakan ATmega 328 sebagai pengontrol sistem yang di rancang. Memberikan indikator berpa alarm berupa suara manusia, Membersihkan kembali udara ruangan dengan sirkulator dan pengharum ruangan, memberikan pesan pada petugas melaui sms Gateway. Deteksi Kebakaran: Memberikan indikator berupa alarm dengan bunyi sirine dan pesan pada petugas melalui sms Gateway. Gambar 1.3. Desain kerangka kerja (teknik) pemecahan masalah Gambar 1.3. merupakan gambaran design kerangka kerja pemecahan masalah. Pada perancangan pemecahan masalah ini digunakan dua sensor yang berfungsi untuk mendeteksi yaitu MQ-7 dan SHT-11. Jika pada ruangan terindikasi adanya asap rokok maka akan mengaktifkan alarm berupa rekaman suara berupa perintah untuk tidak merokok. Selain itu, juga menjalankan sirkulator udara dan mengirimkan pesan kepada petugas setempat melaui sms gateway agar segera menertibkan oknum yang merokok. 7

Jika pada ruangan terindikasi adanya bahaya kebakaran, maka alarma kan diaktifkan. Sebagai pembeda dengan deteksi asap rokok, pada kasus ini alarm yang digunakan berupa sirine, sehingga para pengunjung tidak salah kaprah dengan alarm yang berbunyi antara hanya asap rokok atau bahaya kebakaran. Alarm juga berfungsi sebagai peringatan kepada pengunjung untuk segera menyelamatkan diri. Selain mengaktifkan alarm, juga akan mengirimkan pesan kepada petugas setempat untuk melakukan tindakan dan pertolongan sedini mungkin terhadap pengunjug yang datang. 4. Pengujian model pemecahan masalah dan validasi penelitian Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap teknik pemecahan masalah menggunakan prototype yang dirancang. Pengujian yang dilakuakan meliputi pengujian kemampuan mikrokontroller untuk menerjemahkan data yang ditangkap oleh sensor berdasarkan kepekaan sensor tehadap objek deteksi berdasarkan jarak atau sensitivitas sensor dan kemampuan sensor untuk dapat mendeteksi dan membedakan kondisi saat adanya asap rokok dan saat terjadinya kebakaran. Gambar 1.4. di bawah ini menunjukkan tahap model pemecahan masalah dan validasi. Mencari soulsi untuk mengatasi persalahan yang muncul Pembuatan prototype sistem yang dirancang Pengumpulan data hasil pengujian dan analisis Gambar 1.4. Tahap model pemecahan masalah dan validasi 8

5. Pengumpulan data dan analisis data Data yang digunakan merupakan data primer kuantitatif dari hasil pengujian prototype. Pengumpulan dan pengklasifikasian data hasil pengujian mengacu pada skenario yang dibuat untuk melihat kaitan antara variabel pengamatan dengan parameter kinerja yang diamati. Metoda analisis yang digunakan adalah metoda analisis data kuantitatif. 6. Penyimpulan hasil Tahap penentuan kesimpulan penelitian berdasarkan data-data hasil percobaan dan capaian tujuan untuk menjawab permasalahan dan pertanyaan penelitian. 9