Media Pembelajaran REACT Berbasis Geogebra

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. tentang kemampuan relating siswa, kemampuan experiencing siswa, kemampuan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK MATERI DIMENSI TIGA KELAS X

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TANDUR BERBANTUAN GEOGEBRA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR GEOMETRI SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

Sugiyarti Pendidikan Matematika-Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang.

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Matematika (Volume 3 Tahun 2014)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Prosedur pengembangan LKS materi Bangun Ruang Sisi Datar yang

III.A.1.b.3).(4) ARTIKEL JKPM Vol 2 No 2 September 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB III METODE PENELITIAN

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA

Kata Kunci : Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT), Mediated Learning Experience (MLE), Peralatan psikologis, fungsi kognitif.

Validitas Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Penemuan Terbimbing

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

PENERAPAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SURYAKANCANA

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Berwawasan Teknologi Komputer di (STMIK) STIKOM Bali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Media pembelajaran berbasis android dengan program Construct 2 pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP OPERASI BENTUK ALJABAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAPAN KOORDINAT PADA MATERI VEKTOR KELAS XI SMK

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PROGRAM GEOGEBRA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM UPAYA MEMBANTU PEMAHAMAN MATERI TURUNAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN MODUL AJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) POKOK BAHASAN PROGRAM PENGOLAH ANGKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE

Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP

PENGGUNAAN APLIKASI GEOGEBRA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBANTUAN GEOGEBRA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

Meisa Yasmita Pradani, Mimiep S. Madja dan Lathiful Anwar Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS SOFTWARE GEOGEBRA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP GARIS LURUS PADA SISWA SMPN 1 JEMBER

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

Lembar Kerja Siswa Berbantuan Geogebra Sebagai Upaya Membantu Pemahaman Siswa Materi Limit Fungsi Aljabar

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

PEMBELAJARAN STATISTIKA DASAR DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERBANTUAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR MENGGUNAKAN APLIKASI GEOGEBRA BERBANTUAN ANDROID DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN PROGRAM GEOGEBRA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Software Macromedia Flash 8 dan Power Point Pada Materi Pokok Asam Basa

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (developmental

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN DATAR BERORIENTASI PADA PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP

BAB III METODE PENELITIAN

I Made Yoga Wicaksana, I Nengah Suparta, I Gusti Putu Suharta. Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SMA

Rahmi, Yerizon, & Musdi p-issn: ; e-issn: Padang, Sumatera Barat, Indonesia

PROSIDING ISBN :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PEMAHAM KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ICT BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA PADA MATERI SEGIEMPAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Akan tetapi, matematika

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IKRAR BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya,

BAB III METODE PENELITIAN

P - 92 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA

MENUMBUHKEMBANGKAN KEMAMPUAN PENALARAN MAHASISWA MELALUI DESIGN BAHAN AJAR MATEMATIKA DISKRIT YANG INTERAKTIF DENGAN PROGRAM LATEX

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

Implementasi Pendekatan Guided discovery dalam Game Edukasi Matematika untuk Siswa SMP

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Materi Garis dan Sudut dengan Pendekatan Inquiry Berbantuan Software Wingeom

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Persoalan-persoalan disekitar kita banyak yang dapat dipecahkan dengan

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA SISWA SMP KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS PEMECAHAN MASALAH DI KELAS X SMK

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat

TINJAUAN TENTANG PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS INQUIRY UNTUK PESERTA DIDIK KELAS VII SMP

ARTIKEL TESIS OLEH I PUTU PASEK SURYAWAN NIM

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

Transkripsi:

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Media Pembelajaran REACT Berbasis Geogebra Ni Made Dwijayani 1), Ni Putu Meina Ayuningsih 2) STIKOM BALI Jl. Raya Puputan Renon No. 86 Denpasar e-mail: nimade_dwijayani@stikom-bali.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi REACT yang valid, praktis, dan efektif. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa media pembelajaran matematika. Jenis penelitian ini adalah design research. Data dikumpulkan menggunakan lembar pengamatan keterlaksanaan, angket respons siswa, angket respons guru, dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan sangat valid, telah memenuhi aspek kepraktisaan dan memenuhi aspek efektif. Karakteristik media pembelajaran yang dikembangkan antara lain: 1) media dapat dimanipulasi secara luas oleh siswa; 2) memuat masalah nyata; dan 3) dapat memberikan umpan balik secara langsung. Kata kunci: media, REACT, GeoGebra, hasil, belajar. 1. Pendahuluan Berdasarkan Renstra Kemdikbud tahun 2005-2009 dimana pemerintah mengharapkan adanya penggunaan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran, lebih tepatnya pemerintah merencanakan penyediaan sarana dan prasarana TIK serta muatan pembelajaran berbasis TIK untuk penguatan dan perluasan e-pembelajaran pada semua jenjang pendidikan [1]. Kaitannya dengan pembelajaran matematika adalah proses pembelajaran lebih memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan rasionalnya melalui pemberian masalah kontekstual dengan menggunakan alat peraga atau media. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran matematika masih tergolong rendah. Hal tersebut didukung oleh data pada laporan yang diterbitkan oleh Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) pada tahun 2010 mengenai integrasi Information and Communication Technologies (ICT) dalam bidang pendidikan se-asia Tenggara. Pada laporan tersebut dijelaskan bahwa Indonesia masih tergolong ke dalam kelompok yang belum maksimal menerapkan ICT dalam pendidikan khususnya pada proses pembelajaran [2]. Beberapa hal yang menyebabkan kurang maksimalnya penggunaan media dalam pembelajaran yaitu 1) Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga memerlukan waktu yang relatif lama untuk mengintegrasikan ICT dalam pembelajaran, 2) pelatihan mengenai pembuatan media untuk guru masih sedikit karena masih terfokus pada kurikulum, dan 3) pengenalan perangkat lunak (software) kepada guru yang masih minim [3]. Berkaitan dengan hal tersebut, dilakukan wawancara dan observasi di SMPN 1 Mengwi, SMPN 2 Mengwi dan SMPN 5 Mengwi untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru mata pelajaran matematika. Sejauh ini guru hanya menggunakan bantuan Microsoft Word dan Power Point untuk membuat media pembelajaran matematika. Setelah dilakukan observasi terhadap media yang pernah dikembangkan ditemukan bahwa media tersebut tidak bisa dimanipulasi oleh peserta didik. Jadi, dapat dikatakan bahwa guru sudah berusaha untuk memfasilitasi peserta didik dengan menggunakan media hanya saja kemampuan guru masih terbatas untuk mengembangkan media yang lebih fleksibel untuk dimanipulasi oleh peserta didik. Selain itu informasi untuk guru mengenai software yang dapat digunakan untuk menyusun media matematika masih minim. Padahal penggunaan media diharapkan mampu untuk membantu peserta didik dalam memahami pembelajaran matematika, khususnya yang berkaitan dengan geometri. Salah satu materi yang didukung oleh penggunaan media adalah transformasi geometri kelas VII. Kurangnya penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran transformasi memberikan dampak peserta didik menjadi sulit untuk memahami konsep transformasi. Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan kepada peserta didik dan guru matematika kelas VII. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ditemukan beberapa kendala yang dihadapi dalam pembelajaran transformasi. Kendala-kendala tersebut antara lain: 1) peserta didik belum mampu 106

memvisualisasikan atau membayangkan suatu kondisi matematika yang bersifat abstrak misalnya hasil transformasi (bayangan) sebuah bangun datar, 2) peserta didik masih mengalami kesulitan dalam membuat suatu generalisasi dari suatu konsep, 3) peserta didik belum terbiasa menemukan kembali atau mengkonstruksi sebuah konsep secara berkelompok, 4) peserta didik hanya mampu menyelesaikan soalsoal rutin yang diberikan oleh guru, 5) hasil belajar matematika peserta didik masih rendah, dan 6) peserta didik tidak pernah memanipulasi media pembelajaran. Mengatasi permasalahan tersebut maka dipandang perlu untuk mengembangkan media pembelajaran matematika pada topik transformasi geometri. Media yang akan dikembangkan berupa media pembelajaran berbasis GeoGebra yang akan mendukung pembelajaran. GeoGebra adalah program komputer untuk membelajarkan matematika khususnya geometri dan aljabar yang dapat diunduh secara gratis. Program ini dikembangkan oleh Markus Hohenwarter pada tahun 2001. GeoGebra mampu membantu siswa untuk mengkonstruksi konsep matematika tertentu (khususnya geometri) dan sebagai media untuk demonstrasi dan visualisasi konsep [4]. Sehingga GeoGebra dipandang sangat sesuai untuk mengatasi masalah yang ada di SMPN 1 Mengwi, SMPN 2 Mengwi dan SMPN 5 Mengwi. Media transformasi yang dikembangkan berorientasi pada suatu strategi yaitu strategi REACT (relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring). Strategi ini memiliki lima kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, and transferring [5]. Strategi REACT akan terakomodasi dalam media yang dikembangkan. Relating dalam media pembelajaran tercermin pada saat peserta didik diberikan kesempatan untuk mengamati kejadian seharihari mereka terkait dengan transformasi sehingga peserta didik mengetahui sifat-sifat transformasi. Selanjutnya, experiencing pada media dimaksudkan dengan kegiatan peserta didik dalam memanipulasi media sehingga memperoleh bagaimana cara menentukan bayangan sebuah benda. Setelah peserta didik berhasil menentukan bayangan sebuah benda maka peserta didik diberikan beberapa soal sehingga guru mampu melihat apakah peserta didik berhasil menerapkan (applying) konsep yang mereka temukan. Kemudian, kegiatan transferring dalam media yaitu peserta didik menyelesaikan permasalahan dalam situasi tertentu. Sedangkan cooperating adalah kegiatan peserta didik dari awal menggunakan media sampai menyelesaikan permasalahan dilakukan secara berkelompok sehingga cooperating tidak terlihat secara eksplisit di media pembelajaran. Media pembelajaran yang dikembangkan juga dilengkapi dengan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang akan dikerjakan oleh peserta didik secara berkelompok. Strategi REACT dipandang mampu untuk meningkatkan hasil beajar matematika siswa karena pembelajaran peserta didik bukan hanya menerima informasi yang disampaikan oleh guru, melainkan melakukan aktivitas lain sehingga bisa mengkaitkan dan mengalami sendiri proses belajar [6]. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis GeoGebra dengan berorientasi pada strategi REACT sehingga diperoleh media pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif untuk pembelajaran matematika di kelas VII. Penelitian bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan karakteristik perangkat pembelajaran dikembangkan dan 2) mendeskripsikan karakteristik pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian desain yang teorinya mengacu pada penelitian pengembangan oleh Plomp. Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan sebuah produk yaitu media pembelajaran transformasi untuk kelas VII. Media yang didesain dalam penelitian ini menggunakan software GeoGebra yang beorientasi pada strategi REACT. Selain media, dalam penelitian ini juga akan disusun perangkat pembelajaran pendukung berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan topik pada media. Media pembelajaran yang didesain akan ditentukan kualitasnya berdasarkan tiga aspek yaitu validitas, kepraktisan dan efektivitas. Peserta didik berperan dalam hal perolehan data tentang kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran. Peserta didik yang dimaksud adalah peserta didik kelas VII di SMPN 1 Mengwi (VII B, VII D dan VII E), peserta didik kelas VII di SMPN 2 Mengwi (VII A, VII E dan VII F), dan peserta didik kelas VII di SMPN 5 Mengwi (VII A, VII D dan VII G) Pemilihan kelas VII sebagai subjek penelitian berdasarkan atas beberapa pertimbangan yang pada dasarnya mendukung keterwujudan perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu karakteristik peserta didik yang heterogen, kemampuan kelas yang setara, serta menerapkan kurikulum 2013. Selain itu, pemilihan subjek penelitian karena peserta didik yang belum pernah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dan guru yang mengajar belum memiliki informasi yang cukup untuk menyusun sebuah media. Guru berperan dalam hal perolehan data tentang kepraktisan perangkat pembelajaran keseluruhan. 107

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Guru yang dimaksud di sini adalah guru kelas VII SMPN 1 Mengwi, SMPN 2 Mengwi dan SMPN 5 Mengwi. Dalam penelitian, desain media pembelajaran yang akan dikembangkan, menggunakan teori penelitian desain dari Plomp. Berdasarkan teori tersebut, ada tiga fase dalam penelitian desain, yang meliputi: preliminary research, prototyping, dan assessment [7]. Fase preliminary research difokuskan pada menganalisis situasi, kebutuhan dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika di sekolah. Kegiatan yang dilaksanakan pada fase ini yaitu; 1)melaksanakan observasi pada proses pembelajaran, 2) melaksanakan wawancara kepada guru matematika kelas VII dan beberapa peserta didik kelas VII, 3) melaksanakan analisis dokumen yakni dokumen mengenai hasil belajar matematika peserta didik kelas VII dan meninjau media serta perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas.selain melakukan studi lapangan, dalam fase ini juga dilakukan studi pustaka, dan meninjau contoh-contoh media pembelajaran matematika yang relevan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat media pembelajaran. Dari hasil identifikasi terhadap pelaksanaan pembelajaran maupun media serta perangkat pendukung pembelajaran matematika, selanjutnya kajian-kajian yang ditemukan digunakan untuk merancang media pembelajaran dan perangkat pendukungnya berupa RPP. Selain itu juga disusun draft awal media pembelajaran transformasi yang berorientasi pada strategi REACT. Draf awal ini disebut prototipe I. Pada tahap prototyping dilakukan penyusunan desain suatu media pembelajaran transformasi dan perangkat pembelajaran yang mendukung. Kemudian media yang sudah disusun dilihat kualitasnya. Halhal yang dilakukan adalah menguji validitas perangkat pembelajaran yang masih berupa prototipe I oleh dua orang pakar (validator). Berdasarkan hasil uji validasi ini kemudian dilakukan revisi sehingga diperoleh perangkat pembelajaran dalam bentuk prototipe II yang berkualitas valid untuk kemudian dilakukan uji coba lapangan. Uji coba lapangan dilakukan untuk mengetahui kepraktisan dan efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Uji coba pertama yang dilakukan adalah uji coba terbatas. Dalam uji coba terbatas, perangkat diujicobakan pada 12 siswa kelas VII dan pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan topik pembelajaran adalah refleksi terhadap titik asal O (0,0). Fokus dari uji coba ini adalah untuk mendapatkan gambaran keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran REACT berbasis GeoGebra. Pengamatan dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan melibatkan guru mata pelajaran matematika kelas VII dan peneliti. Kritik atau saran yang diperoleh pada tahap ini dijadikan bahan revisi prototipe II sehingga terbentuklah prototipe III. Selanjutnya prototipe III yang telah disusun kemudian diujicobakan. Uji coba selanjutnya disebut uji coba lapangan I yang dilaksanakan pada satu kelas yaitu kelas VII B SMPN 1 Mengwi, VII E SMPN 2 Mengwi dan VII A SMPN 5 Mengwi. Fokus dari uji coba ini adalah meningkatkan kualitas produk atau mendapatkan karakteristik media pembelajaran yang dikembangkan dan karakteristik pembelajaran yang praktis dan efektif. Pengamatan (observasi) dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk melihat keterlaksananan penggunaan perangkat pembelajaran dengan melibatkan guru matematika kelas dan peneliti. Setelah uji coba, siswa dan guru memberikan respons mengenai perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut dengan menggunakan angket respons siswa dan angket respons guru. Siswa kembali diberikan tes hasil belajar matematika diakhir uji coba lapangan I. Hasil dari pemberian angket dan tes tersebut digunakan sebagai bahan untuk merevisi prototipe III. Hasil revisi prototipe III disebut prototipe IV. Pada fase assessment dilaksanakan uji coba lapangan II dengan melibatkan siswa kelas VII D SMPN 1 Mengwi, VII A SMPN 2 Mengwi dan VII D SMPN 5 Mengwi. Pengamatan (observasi) dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk melihat keterlaksananan penggunaan perangkat pembelajaran dengan melibatkan guru kelas dan peneliti. Setelah pelaksanaan pembelajaran siswa kembali melakukan tes hasil belajar dan memberikan respons mengenai perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut. Guru kelas juga memberikan respons mengenai perangkat pembelajaran tersebut. Hasil respons siswa dan guru tersebut digunakan sebagai bahan revisi, sehingga diperoleh karakteristik media pembelajaran dan karakteristik pembelajaran yang berkualitas praktis, dan efektif (produk final). Lebih jelasnya proses pengembangan produk atau prototipe ditunjukkan dengan gambar 1. Data yang telah terkumpul kemudian diolah secara deskriptif. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini minimal harus mencapai kategori valid, praktis, dan efektif. Kategori valid diberikan apabila rata-rata skor kedua validator minimal berada pada rentang 2,5 Vr 3, 5 dan validasi tes hasil belajar matematika minimal 0,7. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan praktis apabila minimal ratarata skor angket respons siswa dan rata-rata skor angket respons guru berada pada interval 2,5 Pr 3, 5. Perangkat pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata skor tes hasil belajar matematika siswa minimal mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yakni 75. 108

109

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Media Pembelajaran REACT Berbasis Prototipe I Revisi Validasi 2 pakar Geogebra Prototipe II Prototipe III Prototipe IV Revisi Revisi Uji Coba Terbatas Uji Coba Lapangan I PENGEMBANGAN PROTOTIPE PRODUK FINAL Uji Coba Lapangan II SEMI SUMATIF Gambar 1. Gambar Alur pengembangan perangkat pembelajaran 3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian desain yang telah dilaksanakan, prosedur pengembangan produk berupa media pembelajaran REACT berbasis GeoGebra pada prinsipnya sama dengan prosedur pengembangan menurut Plomp. Pada tahap preliminary research ditemukan bahwa 1) peserta didik belum mampu memvisualisasikan atau membayangkan suatu kondisi matematika yang bersifat abstrak misalnya hasil transformasi (bayangan) sebuah bangun datar, 2) peserta didik masih mengalami kesulitan dalam membuat suatu generalisasi dari suatu konsep, 3) peserta didik belum terbiasa menemukan kembali atau mengkonstruksi sebuah konsep secara berkelompok, 4) peserta didik hanya mampu menyelesaikan soal-soal rutin yang diberikan oleh guru, 5) hasil belajar matematika peserta didik masih rendah, dan 6) peserta didik tidak pernah memanipulasi media pembelajaran. Dari hasil identifikasi tersebut, selanjutnya dirancang media pembelajaran dan instrumen-instrumen penelitian. Pada tahap prototyping perangkat pembelajaran yang telah disusun dilihat kualitasnya. Hal-hal yang dilakukan adalah menguji validitas media pembelajaran yang masih berupa prototipe I oleh dua orang pakar (validator). Tidak hanya menilai validitas media pembelajaran, validator juga menilai validitas instrumen yang akan digunakan pada kegiatan uji coba. Berdasarkan hasil uji validasi terhadap media pembelajaran, kemudian dilakukan revisi sehingga diperoleh perangkat pembelajaran dalam bentuk prototipe II dengan kriteria perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah valid. Begitu juga instrumen untuk mengukur kepraktisan dan efektivitas seperti angket respons siswa dan guru, lembar pengamatan keterlaksanaan, dan tes hasil belajar matematika dikategorikan sangat valid. Setelah diperoleh perangkat pembelajaran dalam bentuk prototipe II, kemudian dilakukan uji coba lapangan untuk mengetahui keterlaksanaan, kepraktisan, dan efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Uji coba pertama yang dilakukan adalah uji coba terbatas. Dalam uji coba terbatas, perangkat diujicobakan pada 12 siswa kelas VII dan pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan topik pembelajaran adalah refleksi terhadap titik asal O (0,0). Pada uji coba terbatas, rata-rata skor pengamatan keterlaksanaan yang diperoleh selama melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran matematika yang disusun adalah 3,17. Berdasarkan kriteria kepraktisan dapat dikatakan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tergolong Praktis karena rataratanya berada pada interval 2,5 Pr 3, 5. Pada saat uji coba terbatas, ternyata beberapa laptop peserta didik memiliki resolusi yang berbeda sehingga koordinat yang ditampilkan pada spreadsheet tidak terlihat. Selama pelaksanaan uji coba terbatas, diperoleh beberapa kekurangan pada perangkat pembelajaran yang diduga dapat mengganggu keterlaksanaan pembelajaran pada uji coba selanjutnya. Kekurangan tersebut terletak pada penyajian petunjuk penggunaan media pembelajaran. Hasil revisi yang dilakukan pada tahap ini selanjutnya disebut dengan Prototipe III. Setelah diperoleh perangkat pembelajaran dalam bentuk Prototipe III, kemudian dilakukan uji coba lapangan I untuk mengetahui keterlaksanaan, kepraktisan, dan efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Dalam uji coba lapangan I, perangkat diujicobakan pada kelas VII B, VII E, dan VII A. Kepraktisan perangkat diukur dari keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan keterlaksanaan serta respons 110

siswa dan guru terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Pada uji coba lapangan I, rata-rata skor keterlaksanaan adalah 3,33 di mana tergolong dalam kategori Praktis, rata-rata skor respons siswa adalah 3,34 masuk dalam kategori Praktis, dan rata-rata skor respons guru terhadap perangkat pembelajaran sebesar 3,04 masuk dalam kategori Praktis. Selain kepraktisan, pada uji coba lapangan I juga mengukur efektivitas perangkat pembelajaran. Tes hasil belajar matematika siswa diperoleh bahwa rata-rata skor siswa adalah 78,33. Rata-rata skor tes hasil belajar matematika kelas VII lebih dari KKM yaitu 75 yang merupakan kriteria efektivitas untuk hasil belajar matematika. Dengan adanya peningkatan rata-rata skor tes hasil belajar matematika yang lebih dari KKM, perangkat pembelajaran matematika yang dikembangan dapat dikatakan efektif. Pada pelaksanaan uji coba lapangan I terdapat pula kekurangan dalam perangkat (prototipe III) yang perlu direvisi, hasil revisi dari prototipe III disebut prototipe IV. Pada tahap asessment, perangkat pembelajaran dalam bentuk Prototipe III, kemudian dilakukan uji coba lapangan II untuk mengetahui keterlaksanaan, kepraktisan, dan efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Dalam uji coba lapangan II perangkat diujicobakan pada kelas VII D, VII A, dan VII D. Kepraktisan perangkat diukur dari keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan, respons siswa dan guru terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Pada uji coba lapangan II, rata-rata skor keterlaksanaan adalah 3,70 dimana tergolong dalam kategori Sangat Praktis, rata-rata skor respons siswa adalah 3,53 masuk dalam kategori Sangat Praktis, dan rata-rata skor respons guru terhadap perangkat pembelajaran sebesar 3,43 masuk dalam kategori Praktis. Selain kepraktisan, pada uji coba lapangan II juga mengukur efektivitas perangkat pembelajaran. Sedangkan hasil belajar matematika siswa diperoleh bahwa rata-rata skor tes hasil belajar matematika siswa adalah 80,13. Rata-rata skor hasil belajar kelas VII D, VII A, dan VII D lebih dari KKM yaitu 75 yang merupakan kriteria efektivitas untuk hasil belajar matematika. Dengan adanya peningkatan rata-rata skor hasil belajar matematika sama dengan atau lebih dari KKM, media pembelajaran yang dikembangan dapat dikatakan efektif. Jadi, secara umum pada kegiatan uji coba terbatas, uji coba lapangan I, dan uji coba lapangan II perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Berdasarkan kegiatan uji coba dan kajian terhadap teori-teori yang mendukung dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa hal yang menyebabkan media pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Media pembelajaran yang dikembangkan dapat tergolong valid karena a) media pembelajaran yang dikembangkan sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum, maksudnya adalah karakteristik kurikulum menjadi salah satu pedoman dalam menyusun media pembelajaran yang bertujuan agar apa yang diharapkan dalam kurikulum dapat tercapai apabila pembelajaran menggunakan media, b) media pembelajaran mampu memotivasi peserta didik dalam belajar yang dikarenakan media pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, c) kegiatan pembelajaran terfokus pada peserta didik dengan penggunaan LAS yang memudahkan peserta didik untuk menemukan kembali sebuah konsep. Selanjutnya, media pembelajaran yang dikembangkan tergolong praktis karena memberikan manfaat kepada guru dan juga peserta didik. Beberapa manfaat yang diberikan adalah a) media pembelajaran yang digunakan dapat menumbuhkan antusias peserta didik dalam belajar geometri khususnya transformasi geometri karena peserta didik diberikan tampilan visual yang dekat dengan kehidupan mereka, b) media pembelajaran dapat memfasilitasi peserta didik untuk membuat simpulan, c) RPP yang detail dan jelas memberikan kemudahan bagi guru sehingga tidak perlu persiapan yang banyak, d) peserta didik menjadi lebih tahu bahwa matematika tidak hanya rumus, terlebih lagi pada topik transformasi geometri yang memiliki banyak rumus untuk menentukan koordinat bayangan sebuah titik, e) peserta didik termotivasi untuk belajar dengan menggunakan media pembelajaran karena mereka menganggap lebih praktis mengunakan media dan lebih mampu memanfaatkan gadget mereka karena media yang dikembangkan dapat diakses secara online, f) Suasana belajar di kelas yang menjadi lebih kondusif karena peserta didik memaksimalkan kemampuan mereka dengan berdiskusi dalam kelompok. Media pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan efektif karena pada pelaksanaannya terdapat hal-hal berikut yang mendukung tercapinya tujuan penelitian ini. a) media pembelajaran yang dikembangkan disesuaikan dengan kurikulum saat ini dengan menggunakan pendekatan saintifik, b) pembelajaran yang menggunakan media berbasis GeoGebra telah membantu peserta didik dalam proses visualisasi konsep transformasi, c) pembelajaran juga dilengkapi dengan penggunaan lembar kerja sebagai sarana peserta didik untuk menuliskan hasil diskusi mereka, d) penggunaan media pada pembelajaran transformasi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami secara langsung bagaimana sebuah bangun bertransformasi, e) perangkat pembelajaran yang dikembangkan menggunakan fenomena dan masalah real yang terjadi dalam keseharian peserta didik. 111

4. Simpulan Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa bahwa media pembelajaran REACT berbasis GeoGebra yang memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektivitas serta mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Karakteristik atau keistimewaan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: a) media pembelajaran yang dikembangkan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memanipulasi media pembelajaran secara lebih luas, misalnya mereka dapat menentukan koordinat titik yang akan ditransformasikan sesuai dengan keinginan mereka, b) media pembelajaran yang dikembangkan memuat masalah nyata bagi peserta didik, c) media pembelajaran ini mampu memberikan umpan balik secara langsung kepada peserta didik ketika peserta didik menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada tahap applying. Selain memiliki karakteristik pada media pembelajaran, selama penelitian juga ditemukan karakteristik pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan. Karakteristik pembelajarannya diantara lain a) pembelajaran dilaksanakan secara berkelompok karena penggunaan media pembelajaran ini menuntut peserta didik untuk bekerja sama, b) proses belajar mengajar yang diawali dengan memberikan masalah nyata kepada peserta didik mengenai konsep transformasi, c) memberikan kebebasan berpendapat dan berdiskusi bagi peserta didik, dan d) membangkitkan interaksi sosial dan rasa percaya diri peserta didik. Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran REACT berbasis GeoGebra dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bagi pembaca yang berminat pada pembelajaran matematika yang inovatif dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pedoman baik dari segi prosedur pengembangan maupun proses untuk melihat kualitas perangkat pembelajaran. Perlu untuk diperhatikan, bahwa hasil penelitian ini masih perlu ditindaklanjuti dalam bentuk sosialisasi media pembelajaran REACT berbasis GeoGebra kepada guru-guru di SMP sehingga perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat diterima dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah lainnya. Daftar Pustaka [1] Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009 Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang Tahun 2005-2025. Desember 2005. Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. [2] Chulalongkorn University Language Institution (ed). Report: Status of ICT Integration in Education in Southeast Asian Countries. SEAMEO. 2010. [3] Chulalongkorn University Language Institution (ed). Report: Status of ICT Integration in Education in Southeast Asian Countries. SEAMEO. 2010. [4] Hohenwarter M, Fuchs K. Combination of dynamic geometry, algebra and calculus in the software system GeoGebra. Computer Algebra Systems and Dynamic Geometry Systems in Mathematics Teaching Conference. Pecs Hongaria. 2004: 3. [5] CORD Communications (ed). Teaching Mathematics Contextually. CORD. 1999. [6] Gulo, A. Penerapan Strategi REACT Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Fungsi Di Kelas XI SMA Negeri 1 Kutapanjang. Tesis. Medan & Universitas Negeri Medan. 2009. [7] Plomp Tjeerd, Nienke Nieveen. Educational Design Research. Edisi 2013. Netherlands: Netherlands Institute for Curriculum Development (SLO). 2013: 19 112