BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, sedangkan ayat 5. mendapatkan pendidikan sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. Pada intinya, pendidikan yang dimaksud adalah mengembangkan potensi bagi peserta didik, sebab keberhasilan sebuah negara tidak ditentukan oleh melimpahnya sumber daya alam, melainkan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan harus menjadi prioritas pembangunan sebuah bangsa, sebab pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Karena erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, pendidikan harus mampu memberikan kontribusi yang nyata dan continue terhadap pembangunan tersebut guna mensukseskan pembangunan nasional. Pendidikan di Indonesia diatur oleh konstitusi, salah satunya Undang- Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam undang-undang tersebut tepatnya bab II pasal 3 dijelaskan tujuan pendidikan nasional : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

2 kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Pendidikan agama diselenggarakan di sekolah adalah untuk pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah serta akhlak mulia peserta didik secara optimal, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman dalam meniti kehidupan untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Penyesuaian moral peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam yang berkaitan dengan hubungan sosial kemasyarakatan. Perbaikan kesalahpahaman, kesalahan dan kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif baik yang berasal dari pengaruh budaya asing maupun kehidupan sosial kemasyarakatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran tentang pengetahuan ilmu keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya dalam kehidupan sehingga terbentuk pribadi muslim yang sempurna. Penyiapan dan penyaluran peserta didik untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi. 3 Pendidikan di Indonesia diharapkan tidak hanya menitikberatkan pada kecerdasan intelektual saja namun penting memperhatikan penanaman nilainilai karakter pada peserta didik dan pengembangan budaya di sekolah sebagai aspek pembentukan karakter. Namun, dalam kenyataan di lapangan fungsi 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3 Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah : Upaya Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi, (Malang : UIN-Maliki Press, 2010), hal. 20

3 pembentukan karakter yang diharapkan dalam pendidikan nasional belum terwujud secara optimal. Realitas buram terkait krisis moral di kalangan peserta didik mendorong timbulnya berbagai gugatan terhadap efektivitas pendidikan agama yang selama ini dipandang oleh sebagian besar masyarakat telah gagal dalam membangun afeksi anak didik dengan nilai-nilai eksternal serta mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah. Terlebih lagi dalam hal ini, dunia pendidikan yang mengemban peran sebagai pusat pengembangan ilmu dan sumber daya manusia, serta pusat kebudayaan kurang berhasil dalam mengemban misinya. Sistem pendidikan yang dikembangkan selama ini lebih mengarah pada pengisian kognitif peserta didik, sehingga melahirkan lulusan yang cerdas tetapi kurang bermoral. 4 Menurunnya nilai-nilai kepribadian bangsa dalam berbagai bidang di masyarakat, diperlukan sebuah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kepribadian bangsa kepada generasi muda. Pembentukan karakter pada intinya membentuk bangsa yang teguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, toleran, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pusat kurikulum telah mengidentifikasi sejumlah nilai pembentuk karakter bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Nilai-nilai karakter bangsa yang dikembangkan yaitu : nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, 4 Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya, hal. 65

4 bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 5 Menyikapi permasalahan di atas, perlu kiranya pelaksanaan pendidikan Islam di sekolah mulai ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui strategi pendidikan yang mengedepankan sikap atau afektif dan psikomotoriknya. Seperti halnya pembentukan budaya religius di sekolah. Melalui budaya religius inilah karakter peserta dapat diperbaiki sebab budaya religius tersebut menjadi penting karena pada hakikatnya adalah terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam sekolah maka secara sadar maupun tidak ketika warga sekolah mengikuti tradisi yang telah tertanam tersebut sebenarnya warga sekolah sudah melakukan ajaran agama. 6 Dengan demikian pengetahuan tentang pendidikan Islam yang diberikan kepada peserta didik tidak lagi berhenti pada ranah kognitifnya saja namun telah masuk pada ranah pemahaman terhadap nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam bentuk sikap keseharian. Dan inilah nanti yang akan membentuk kepribadian peserta didik menjadi pribadi yang unggul. Pembentukan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil. Dalam pembentukan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk 5 Asmaun Sahlan & Angga Teguh Prastyo, Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 39-40 6 Ibid., hal. 77

5 komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga lingkungan sekolah. 7 Menyadari pentingnya pembentukan karakter seseorang, maka pendidikan karakter banyak diterapkan dalam pembelajaran di sekolah agar tertanam generasi bangsa yang berkarakter. Hal ini dapat memupuk kemandirian peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan penanaman pendidikan karakter lebih kondusif. Adapun suatu cara untuk menanamkan perilaku dan keyakinan dalam diri anak adalah melalui pembiasaan-pembiasaan serta menciptakan lingkungan yang mendukung anak agar lebih bermoral. Penciptaan lingkungan tersebut dilakukan baik di sekolah maupun dalam keluarga. Salah satu lembaga pendidikan sekolah yang peduli terhadap pembentukan karakter peserta didik adalah MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. Sesuai dengan motto sekolah Dzikir, Fikir, dan Amal Sholeh. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang PENGARUH BUDAYA RELIGIUS TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI MTS DARUL FALAH BENDILJATI KULON SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG. 7 Jamal Ma mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta : Diva Press, 2012), hal. 48

6 B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Judul dari skripsi ini adalah Pengaruh Budaya Religius Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. Permasalahan yang dapat diidentifikasi dari judul tersebut antara lain : a. Pendidikan nasional yang memiliki fungsi mengembangkan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat belum diwujudkan secara optimal. b. Pengembangan pendidikan agama Islam belum seluruhnya berfokus pada pembentukan karakter peserta didik. c. Adanya hambatan dalam pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu minimnya waktu mengajar bagi guru sehingga integrasi nilainilai karakter dalam pembelajaran belum seluruhnya diwujudkan. d. Upaya kepala sekolah dan guru dalam membentuk karakter peserta didik belum sepenuhnya diwujudkan. e. Komitmen dalam mengintegrasikan budaya dalam rangka pembentukan karakter belum diwujudkan secara optimal. f. Penerapan budaya religius di sekolah yang belum maksimal. g. Proses pembentukan karakter yang belum sepenuhnya diwujudkan di sekolah. h. Penerapan budaya religius berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik.

7 2. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan pembahasan dalam skripsi ini, maka untuk mewujudkan pembahasan yang terarah serta sesuai dengan yang diharapkan, penulis membatasi masalah yang diteliti antara lain : a. Penerapan budaya religius di sekolah yang belum maksimal. b. Proses pembentukan karakter yang belum sepenuhnya diwujudkan di sekolah. c. Penerapan budaya religius berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini peneliti mengajukan rumusan masalah yang akan diteliti antara lain : 1. Bagaimana gambaran umum tentang budaya religius di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung? 2. Bagaimana gambaran umum tentang pembentukan karakter peserta didik di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung? 3. Adakah pengaruh antara budaya religius terhadap pembentukan karakter peserta didik di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung?

8 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini antara lain : 1. Untuk mengetahui gambaran umum tentang budaya religius di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. 2. Untuk mengetahui gambaran umum tentang pembentukan karakter peserta didik di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara budaya religius terhadap pembentukan karakter peserta didik di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. E. Hipotesis Penelitian Menurut Riduwan, istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata yaitu kata hupo (sementara) dan thesis (pernyataan atau teori). 8 Arikunto menguraikan bahwa jika dilihat dari arti hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo yang artinya di bawah dan thesa artinya kebenaran. 9 Selanjutnya dengan menyesuaikan Ejaan Bahasa Indonesia terbentuklah kata hipotesa dan dalam perkembangannya menjadi hipotesis. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hal serupa juga 8 Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Tesis, (Bandung : Alfabeta, 2004), hal. 35 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010), hal. 110

9 dikemukakan oleh Mardalis bahwa hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. 10 Berdasarkan atas uji statistiknya, rumusan hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis hipotesis : a. Hipotesis Alternatif (Ha) atau Hipotesis Kerja, adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau tandingan hipotesis nol. b. Hipotesis Nol (Ho) atau Hipotesis Nihil, adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan antara budaya religius terhadap pembentukan karakter peserta didik di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. Ho : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara budaya religius terhadap pembentukan karakter peserta didik di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. F. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan khasanah keilmuan dalam pendidikan, lebih khusus lagi pada proses pembelajaran dan peningkatan akhlakul karimah dan pembentukan karakter seseorang. 10 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta : Teras, 2011), hal. 35

10 2. Secara Praktik a. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengambil kebijakan dalam memaksimalkan penerapan budaya religius terutama di lingkungan sekolah yang dipimpin serta sebagai acuan untuk menyusun kurikulum yang relevan dengan pembentukan karakter peserta didik. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan agar para guru terus memotivasi peserta didik dalam rangka membentuk karakter peserta didik. c. Bagi Peserta Didik Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peserta didik untuk memacu semangat untuk memilih teman atau lingkungan belajar yang baik dan tepat, agar memiliki karakter yang baik pula serta memiliki kemampuan yang maksimal sebagai bekal pengetahuan di masa yang akan datang. d. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan strategi dalam menentukan kebijakan-kebijkan yang diarahkan untuk memaksimalkan penerapan budaya religius yang bisa mendorong pembentukan karakter peserta didik.

11 e. Bagi Orang Tua Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh orang tua peserta didik sebagai acuan untuk mendidik anak mereka terutama saat berada di rumah sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif. f. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai petunjuk, arahan, dan acuan untuk mengadakan penelitian lanjutan yang lebih mendalam serta komprehensif tentang pengaruh budaya religius terhadap pembentukan karakter peserta didik. G. Penegasan Istilah 1. Definisi Konseptual a. Budaya Religius Budaya religius merupakan cara berfikir dan cara bertindak warga sekolah yang didasarkan atas nilai-nilai religius (keberagamaan). 11 Jadi budaya religius adalah suatu hal yang tercipta melalui sebuah kebiasaan nilai-nilai keagamaan yang sudah ada dan sukar dihilangkan. b. Pembentukan Karakter Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. 12 Pembentukan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang 11 Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya..., hal. 76 12 Zamroni, Pendidikan Demokrasi pada Masyarakat Multikultural, (Yogyakarta : Gavin Kalam Utama, 2011), hal. 157

12 meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. 2. Definisi Operasional Secara operasional Pengaruh Budaya Religius Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung adalah sebuah penelitian yang membahas tentang hubungan secara statistik antara budaya religius dalam membentuk karakter peserta didik melalui penanaman 18 nilai karakter bangsa yaitu (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab yang diukur melalui angket berskala ordinal. H. Sistematika Penulisan Sistematikan penulisan skripsi berisi tentang hal-hal yag akan dibahas dalam skripsi penelitian ini. Pada sistematika ini akan diperoleh informasi secara umum yang jelas, sistematis, dan menyeluruh tentang isi pembahasan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bagian awal, terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, lembar persetujuan, lembar pengesahan, pernyataan keaslian, motto, lembar

13 persembahan, kata pengantar, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, abstrak, dan daftar isi. Bagian inti terdiri dari tiga bab, yaitu : Bab I : Berisi Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. Bab II : Berisi Landasan Teori yang terdiri dari pengertian budaya religius, landasan penciptaan budaya religius, proses terbentuknya budaya religius, strategi mewujudkan budaya religius di sekolah, wujud budaya religius di sekolah, pengertian karakter, tujuan pembentukan karakter, landasan pembentukan karakter, prinsip pembentukan karakter, masa tepat pembentukan karakter, komponen karakter, proses terbentuknya karakter, konfigurasi karakter, pengembangan pendidikan karakter, strategi pendidikan karakter, pengaruh budaya religius terhadap pembentukan karakter peserta didik, penelitian terdahulu, dan kerangka berpikir. Bab III : Berisi Metode Penelitian yang terdiri dari rancangan penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, populasi, data dan sumber data, variabel, skala pengukuran, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV : Berisi Hasil Penelitian yang terdiri dari deskripsi data, uji instrumen penelitian, uji prasyarat analisis, dan pengujian hipotesis.

14 Bab V : Berisi Pembahasan Hasil Penelitian terdiri dari gambaran umum tentang budaya religius di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung, gambaran umum tentang pembentukan karakter di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung, pengaruh budaya religius terhadap pembentukan karakter peserta didik di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. Bab VI : Berisi Penutup yang terdiri dari kesimpulan, implikasi penelitian, dan saran. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup.