BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Mulyasa (2006:164) menyatakan bahwa, Proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi matematika masih menjadi sebuah permasalahan bagi banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIIC SMP Negeri 2 Sokaraja dan

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2011). Hakekat IPA

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

Rata-rata UN SMP/Sederajat

UPAYA PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN THINK PAIR AND SHARE ( TPS )

BAB I PENDAHULUAN. dari ilmu yang lain, dengan kata lain matematika tumbuh dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. kurang termotivasi dalam belajar matematika. Abdurrahman (2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

UPAYA PENINGKATAN RESPON DAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan. Pendidikan mengarahkan kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan dan lebih bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. Padahal metode ceramah memiliki banyak kekurangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006:145),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntutan jaman. adalah situasi yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang tinggi untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI S-1 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan yang berperan sebagai ratu dan pelayan ilmu. James dan James

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, mempunyai peranan yang sangat

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan

I. PENDAHULUAN. oleh guru. Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik apabila di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran matematika. Menurut NCTM (Kesumawati, 2008: 231) matematik dalam konteks di luar matematika.

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

BAB I PENDAHULUAN. kognitifnya. Costa (1988) mengkategorikan proses pembelajaran menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

limas siswa harus mempunyai daya imajinasi yang baik tentang bangun berdimensi tiga. Siswa juga harus menguasai materi prayarat, yaitu segitiga dan

BAB I PENDAHULUAN pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : Pendidikan Nasional befungsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Sejalan dengan hal tersebut Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Thesis Dian Ratna Arianti, dkk., Eksperimentasi Model

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Kemakmuran Indonesia di

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan matematika. Matematika mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

TINJAUAN PUSTAKA. yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan. untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. ajaran_matematika/kegiatanbelajar1) menyatakan bahwa Matematika itu bukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Mulyasa (2006:164) menyatakan bahwa, Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Mata pelajaran Matematika diberikan mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Berdasarkan penuturan guru dan observasi kelas pada mata pelajaran matematika yang dilakukan oleh peneliti pada kelas VIIIC SMP Negeri 2 Sokaraja didapat faktor-faktor kurang mendukung dalam proses pembelajaran, yaitu: 1) Kurangnya siswa mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman hal ini terbukti ketika guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. 2) Daya imajinasi siswa masih kurang, terbukti pada saat mengerjakan soal latihan siswa kurang memiliiki alternatif dalam menyelesaikan masalah. 3) Siswa kurang berani dalam menyatakan dan menangapi pendapat terbukti ketika diskusi berlangsung siswa cenderung diam. 4) Kebanyakan siswa kurang mampu dalam melihat dan memecahkan masalah mengerjakan soal yang sulit, terbukti ketika guru memberikan soal yang sulit siswa malas untuk mengerjakan 5) Kurangnya keberanian siswa dalam mengambil resiko, terbukti pada saat diskusi siswa kurang dapat 1

2 mempertahankan pendapatnya sendiri, dari permasalahan tersebut dapat peneliti analisis bahwa kreativitas siwa masih rendah, oleh sebab itu peneliti melakukan penyebaran angket kreativitas siswa pada kelas VIII SMP Negeri 2 Sokaraja. Penyebaran angket dilakukan pada kelas C sampai I, karena pada kelas tersebut diampu oleh guru yang sama, dan didapat data sebagai berikut: Kelas VIII Rata-rata kreativitas siswa C 42,77% D 50,21% E 49,07% F 60,11% G 55,40% H 45,35% I 66,23% Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa kreativitas terendah ada pada siswa kelas VIIIC yang hanya mencapai 42, 77%, sedangkan indikator keberhasilan yang diharapkan oleh peneliti adalah 70 % dengan kriteria baik. Oleh karena itu peneliti memilih kelas tersebut sebagai subyek dalam penelitian. Selain faktor dari siswa, faktor guru dalam menyampaikan materi kepada siswa juga mempengaruhi rendahnya kreatifitas siswa. Menurut Munandar (1999:25) bahwa kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsurunsur yang sudah ada sebelumnya. Adapun indikator kreativitas yaitu: 1) Mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam, 2) Mempunyai daya imajinas,

3 3) Orisinil dalam menyampaikan gagasan, 4) Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, dan 5) Sikap berani mengambil resiko. Proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas VIIIC SMP Negeri 2 Sokaraja adalah guru menyampaikan materi, sedangkan siswa mencatat dan memperhatikan, kemudian memberikan contoh soal, sedangkan siswa memperhatikan, dan dilanjutkan dengan pemberian soal untuk dikerjakan. Jika sistem pembelajaran tersebut selalu digunakan dalam proses belajar mengajar maka siswa akan merasa cepat bosan dan siswa tidak mempunyai kreativitas untuk mengembangkan gagasan/ide dan tidak mempunyai inisiatif dalam mengerjakan tugas-tugas baru. Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan maka perlu dicarikan pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satunya yaitu dengan penggunaan pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), dirasa sangat tepat untuk mengatasi permasalahan diatas karena, Menurut Trianto (2010:81) Think Pair Share (TPS) dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berfikir serta mempengaruhi pola interaksi siswa, untuk saling merespon dan membantu. Strategi Think Pair Share (TPS) berkembang dari penelitian belajar koperatif. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dalam Arends (1997) menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS) merupakan cara yang evektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Think Pair Share (TPS) atau berfikir berpasangan berbagi, pembelajaran yang dirancang agar siswa dapat berfikir serta dapat berpasangan atau berkelompok

4 untuk memunculkan ide-ide atau gagasannya, adanya interaksi tatap muka antar siswa, adanya ketergantungan positif sehingga kreativitas siswa dapat ditingkatkan. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Aprilia (2009) bahwa pembelajaraan kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kreativitas. Dari uraian diatas dapat peneliti analisis bahwa kreativitas siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sokaraja dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan Kubus dan Balok dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) A. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu: Apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) kretivitas siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sokaraja meningkat? B. Tujuan Penelitian Ingin mengetahui peningkatan kreativitas siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Sokaraja melalui pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS). C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah.

5 1. Manfaat Bagi Siswa a. Terbentuknya sikap kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. b. Siswa mendapat pengalaman baru dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS). c. Siswa lebih kreatif. 2. Manfaat Bagi Guru a. Guru memiliki ketrampilan menggunakan metode Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan kreativitas. b. Keberhasilan guru sebagai pengajar meningkat. 3. Manfaat Bagi Sekolah Menyumbangkan pada sekolah dalam rangka memperbaiki pembelajaran matematika.