Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Zainiyah Salam ( ) Anggi Candra Mufidah ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Lily Pudjiastuti, MT

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Asetaldehid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB I PENDAHULUAN. kimia yang tidak berwarna dan berbau khas, larut dalam air, alkohol, aseton,

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

PABRIK ACETIC ACID DARI BUTANA CAIR DENGAN PROSES OKSIDASI PRA RENCANA PABRIK. Oleh : DHINNA SHEPTIANA KURNIAWATI NPM :

TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol Dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

Prarancangan Pabrik Asam Format dengan Proses Hidrolisis Metil Format Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Agus Dwi Harjanto (D )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

Prarancangan Pabrik n-butanol Proses Hidrogenasi Butyraldehide Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Tetes BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Formaldehida Dengan Proses Katalis Perak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan Butanol Kapasitas Ton per Tahun. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHIDA DARI METANOL DAN UDARA DENGAN PROSES SILVER KAPASITAS TON/TAHUN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

Prarancangan Pabrik Metilen Klorida dari Metil Klorida dan Klorin Kapasitas Ton/Tahun

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Amil Asetat Dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya pabrik-pabrik kimia yang didirikan. Hal ini memacu

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2004 CALON TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Pabrik Metil klorida Dengan Proses Hidroklorinasi Metanol Kapasitas Ton/tahun

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Asam Fenil Asetat dari Benzil Sianida dan Asam Sulfat Kapasitas ton/tahun. Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

KATA PENGANTAR. Pabrik Asam Asetat dengan Proses Karbonilasi Metanol Monsanto ini dengan baik.

PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

Turunan formaldehyde, yaitu n-methylol digunakan untuk memproduksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Formaldehida dari Metanol dan Udara dengan Proses Silver Kapasitas Ton / tahun

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

Prarancangan Prabrik Isopropil Asetat dari Asam Asetat dan Isopropanol Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri. Banyak sektor yang masih tergantung impor dari luar negeri sehingga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Industri asam asetat di Indonesia merupakan salah satu industri kimia yang memiliki prospek cukup baik. Produk asam asetat ini memiliki pasar yang cukup luas seperti industri Purified Terephtalic Acid (PTA), industri etil asetat, industri tekstil, industri benang karet dan juga digunakan sebagai bahan setengah jadi untuk membuat bahan-bahan kimia, seperti vinil asetat, selulosa asetat, asam asetat anhidrid, maupun kloro asetat. PT Indo Acidatama merupakan produsen asam asetat lokal, belum mampu memenuhi semua kebutuhan asam asetat dalam negeri, industri-industri yang menggunakan asam asetat sebagai bahan baku masih memerlukan impor dari negara lain. Untuk mengurangi jumlah impor asam asetat yang akan terus meningkat, maka sangat perlu membangun pabrik asam asetat di dalam negeri. Pendirian pabrik asam asetat di dalam negeri memiliki beberapa keuntungan, antara lain: 1. Dapat memenuhi kebutuhan asam asetat dalam negeri dan mengurangi impor 2. Menghemat devisa karena asam asetat diperoleh dari industri lokal 3. Memacu dan mendukung perkembangan industri dengan bahan baku asam asetat di dalam negeri 4. Membuka lapangan kerja baru 1.2 Penentuan Kapasitas Rancangan Pabrik Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan kapasitas pabrik asam asetat. Penentuan kapasitas pabrik asam asetat dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Kebutuhan atau pemasaran produk di Indonesia Produksi asam asetat di Indonesia yang belum mencukupi mengakibatkan harus mengimpor dari luar negeri. Perkembangan data impor dari tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel 1.1 1

2 Tabel 1.1 Data impor asam asetat di Indonesia No. Tahun Berat (ton) 1 2010 104.391,139 2 2011 101.787,239 3 2012 104.975,190 4 2013 106.611,626 5 2014 111.864,124 (Sumber : BPS Indonesia 2010-2014) 2. Kapasitas pabrik asam asetat yang sudah ada Kapasitas pabrik asam asetat yang sudah ada dapat dilihat pada tabel 1.2 Tabel 1.2 Kapasitas pabrik asam asetat yang sudah berdiri No Lokasi Pabrik Kapasitas, ton/tahum 1 Nanjing, China 1.200.000 2 Daicel Chemical, Japan 420.000 3 Wacker Chemie, Jerman 120.000 4 Samsung BP Chemical, 600.000 Korea Selatan 5 BP Petronas Acetyls, 535.000 Malaysia 6 Saudi Petrochemical, Arab 460.000 Saudi 7 MSK Kikinda, Serbia 100.000 8 Yankuang Guotai, 300.000 Tengzhou China (Icis, 2015) Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas maka dalam menentukan perancangan pabrik asam asetat ini, ditetapkan kapasitas 100.000 ton/tahun dengan pertimbangan: 1. Dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sisa produk dapat diekspor sehingga menambah devisa negara. 2. Dengan melihat tabel 1.2 terlihat bahwa kapasitas 100.000 ton/tahun dapat memberi keuntungan. 1.3 Penentuan Lokasi Pabrik Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan suatu pabrik, karena berhubungan langsung dengan nilai ekonomis dari pabrik yang akan didirikan. Lokasi pabrik asam asetat direncanakan di Bontang, Kalimantan Timur. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikann

3 untuk menentukan lokasi pabrik yang dirancang secara teknis dan ekonomis menguntungkan. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan yaitu: 1. Faktor Primer a. Penyediaan bahan baku Kriteria penilaian dititikberatkan pada kemudahan memproleh bahan baku. Dalam hal ini, bahan baku metanol diperoleh dari PT Kaltim Methanol Industri. Sedangkan bahan baku karbon monoksida diperoleh dari PT. Pupuk Kaltim di Bontang. b. Sarana transportasi Sarana dan prasarana transportasi sangat diperlukan untuk proses penyediaan bahan baku dan pemasaran produk. Dengan adanya fasilitas jalan raya, pelabuhan laut dan udara yang memadai, maka pemilihan lokasi di Bontang sangat tepat. c. Tenaga kerja Tersedianya tenaga kerja yang terampil mutlak diperlukan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Dan tenaga kerja dapat direkrut dari daerah Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan sekitarnya. d. Penyediaan utilitas Sarana-sarana pendukung seperti tersedianya air, listrik, dan sarana pendukung lainnya. Untuk kebutuhan listrik dapat dipenuhi dengan adanya jaringan PLN dan generator. Sedang kebutuhan air dapat dipenuhi oleh pihak pengelola kawasan industri. e. Pemasaran Daerah pemasaran sebagian besar berada di luar Kalimantan sehingga harus ditempuh terutama lewat jalur laut. Hal ini tidak menjadi masalah karena asam asetat adalah bahan baku yang sangat dibutuhkan bagi banyak industri terutama di Pulau Jawa yang selama ini penyediaannya sangat tergantung pada impor.

4 2. Faktor Sekunder a. Perluasan area pabrik Faktor ini berkaitan dengan rencana pengembangan pabrik lebih lanjut. Bontang merupakan kawasan industri, sehingga lahan di daerah tersebut telah disiapkan untuk pendirian dan pengembangan suatu pabrik. b. Kebijakan pemerintah Pabrik yang didirikan perlu memperhatikan beberapa faktor kepentingan yang berkaitan didalamnya, kebijaksanaan pengembangan industri, dan hubungannya dengan pemerataan kesempatan kerja, kesejahteraan, dan hasil-hasil pembangunan. Disamping itu pabrik yang didirikan juga harus berwawasan lingkungan, artinya keberadaan pabrik tersebut tidak boleh mengganggu dan merusak lingkungan sekitar. Dari pertimbangan faktor-faktor di atas, maka dipilih daerah Bontang, Propinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi pendirian pabrik asam asetat. 1.4 Tinjauan Pustaka a. Macam-macam Proses 1. Karbonilasi Metanol Kebanyakan asam asetat murni dihasilkan melalui karbonilasi. Dalam reaksi ini, metanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam asetat. CH 3 OH+CO CH 3 COOH...(1) Proses karbonilasi methanol dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu proses BASF dan proses Monsanto. Perbandingan kedua proses tersebut disajikan dalam tabel 1.3. Tabel 1.3 Perbandingan Proses BASF dan Proses Monsanto No Pertimbangan BASF Monsanto 1 Bahan baku Metanol dan CO Metanol dan CO 2 Yield 90% 90-99% 3 Kondisi operasional 523 K, 650 atm 433 K -463 K, 30 atm 4 Katalis Co (tidak efektif) Rh (efektif)

5 5 Biaya investasi Tinggi Tinggi 6 Biaya operasi Rendah Rendah (Mc Ketta and Cunnigham, 2015) 2. Oksidasi n-butana n-butana (secara komersial terdiri dari 95% n-butana, 2,5% isobutana, dan 2,5% pentana) dioksidasi dengan bantuan katalis cobalt atau mangan asetat. Reaksi: 2C 4 H 10 +5O 2 4CH 3 COOH+2H 2 O... (2) 3. Oksidasi asetaldehid Asetaldehida dapat dioksidasi oleh oksigen udara menghasilkan asam asetat. Kondisi reaksi pada umumnya sekitar 150 0 C dan 55 atm. Reaksi: 2CH 3 CHO+O 2 2CH 3 COOH...(3) Perbandingan proses oksidasi asetaldehid dengan proses oksidasi n-butana disajikan pada tabel Tabel 1.4 Tabel 1.4 Perbandingan proses oksidasi asetaldehid dengan proses oksidasi n-butana No Aspek Pertimbangan Oksidasi asetaldehid Oksidasi n-butana 1 Bahan baku Asetaldehid n-butana 2 Yield 95%-98% 70%-80% 3 Kondisi operasional 333 K-343 K, 1-6 atm 433 K- 453 K, 4 5-55 atm 4 Katalis Co/Mn Co/Mn 5 Biaya investasi Rendah Rendah 6 Biaya operasi Rendah Rendah (McKetta and Cunnigham, 1976) Dari beberapa proses pembuatan asam asetat di atas, maka dipilih pembuatan asam asetat proses Monsanto dengan alasan sebagai berikut: 1. Yield reaksi yang tinggi 90%-99% dan hasil samping yang rendah. 2. Bahan baku yang mudah diperoleh dari dalam negeri dengan harga lebih murah

6 3. Reaktor bekerja pada tekanan yang tidak terlalu tinggi (30 atm) sehingga mudah dicapai. b. Kegunaan Produk Produk asam asetat telah banyak digunakan oleh berbagai industri antara lain: 1. Industri etil asetat sebagai bahan baku utama. 2. Industri tekstil, terutama industri pencelupan kain dimana asam asetat berfungsi sebagai pengatur ph. 3. Industri PTA merupakan pengkonsumsi asam asetat terbesar yang digunakan sebagai media pelarut katalis. 4. Industri benang karet, sebagai bahan penggumpal (co-agulant) ketika lateks dikeluarkan oleh extruder. 5. Industri cuka, asam asetat sebagai bahan baku utama 6. Asam asetat juga digunakan sebagai bahan setengah jadi untuk membuat bahan-bahan kimia seperti vinil asetat, selulosa asetat, asam asetat anhidrid, maupun kloro asetat. 1.4.1 Sifat- sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk 1.4.1.1 Bahan Baku 1.4.1.1.1 Metanol A. Sifat fisis (Othmer, 1990) Rumus molekul = CH 3 OH Berat molekul = 32,04 g/mol Kadar = 99,85% berat Impuritas air = 0,15 % berat Titik leleh = -98 o C Titik didih = 64-65 o C Densitas = 0,80 g/cm 3 Suhu penyalaan = 455 o C

7 B. Sifat Kimia (Othmer, 1990) Metanol merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia CH 3 OH. Merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosferis akan berbentuk cairan ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas. Metanol diproduksi secara alami oleh metabolism anaerobic oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap methanol di udara yang akan teroksidasi menjadi karbon dioksida dengan reaksi sebagai berikut : 2 CH 3 OH + 3 O 2 2 CO 2 + 4 H 2 O 1.4.1.1.2 Karbon Monoksida A. Sifat fisis (Othmer, 1990) Rumus molekul = CO Berat molekul = 28,01 g/mol Kadar = 95% berat Impuritas air = 5 % berat Titik leleh = -205 o C Titik didih = -191,5 o C Densitas = 1,25 g/cm 3 B. Sifat kimia (Othmer, 1990) Karbon monoksida memiliki rumus kimia CO, merupakan gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Karbon monoksida terbentuk karena kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru.

8 1.4.1.2 Bahan Pembantu 1.4.1.2.1 Rhodium A. Sifat fisis (Aldrich S, 2009) Rumus molekul = Rh Kenampakan = powder Warna = abu-abu terang Berat molekul = 102,91 g/mol Titik leleh = 1.966 0 C Titik didih = 3.727 0 C Densitas = 12,41 g/cm 3 B. Sifat Kimia (Othmer, 1990) Rhodium berwarna putih keperakan, akan berubah menjadi resqui oksida apabila dipijarkan di udara. Pada suhu yang lebih tinggi, resqui oksida ini akan kembali menjadi unsur rhodium. Logam ini memiliki titik cair yang tinggi dan berat jenis yang lebih rendah dari platina. 1.4.1.2.2 Metil Iodida A. Sifat fisis (Aldrich S, 2009) Rumus molekul = CH3I Berat molekul = 142 g/mol Titik leleh = 42-43 0 C Titik didih = -64 0 C Densitas = 2,275 g/cm 3 B. Sifat Kimia (Othmer, 1990) Merupakan senyawa kimia dengan densitas dan tekanan uap tinggi. Memiliki bau menyengat seperti eter. Metil iodide dapat

9 bercampur sempurna dalam pelarut organik. Metil iodide tidak berwarna, tetapi akan berwarna kekuningan apabila terkena cahaya. 1.4.1.3 Produk 1.4.1.3.1 Asam Asetat A. Sifat fisis (Suwarni, 2006) Rumus molekul = CH 3 COOH Berat molekul = 60,02 g/mol Kadar = 99,7 % berat Air = maks 0,3 % berat Titik didih = min 161 o C Berat jenis = min 1,05 g/cm 3 B. Sifat Kimia (Othmer, 1990) Asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H +, melalui proses ionisasi sebagai berikut : CH 3 CO 2 H CH 3 CO - 2 + H + Karena hal tersebut asam asetat memiliki sifat asam. Asam asetat merupakan asam lemah monoprotik. Asam asetat padat menunjukkan bahwa molekul-molekul berpasangan berbentuk dimer dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang dapat dideteksi pada uap bersuhu 120 o C. Dapat terpisah dimer karena air.