BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan masalah ekonomi financial. Sesuai dengan UU RI No 10

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 2012:3). Pengertian bank dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB I PENDAHULUAN. dana. Dengan demikian, sektor perbankan memiliki peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai macam lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bank dalam mendapatkan keuntungan yaitu menggunakan Return On

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (finansial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan adanya sebuah bank. perekonomian mendapatkan manfaat berupa

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan financial intermediary. Bank dapat dijadikan sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana (funding) dan

PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. modal yang diperlukan untuk selalu meningkatkan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. financial intermediary, yaitu suatu lembaga yang berperan menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) yaitu sebagai lembaga perantara dua belah

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan antara

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (Financial intermediaries), antara pihak yang kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. dengan fungsi bank sebagai media perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kegiatannya meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat sepenuhnya terlepas dari pengaruh perkembangan lembaga keuangan. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penting karena sifatnya sebagai lembaga intermediasi yaitu bertindak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan mayarakat. fungsi bank adalah untuk meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. akan digunakan untuk membiayai kegiatan usaha maupun ekspansi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1988 tentang perubahan Undang Undang nomer 7 tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di suatu

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara sebagai lembaga keuanganan. Menurut Undang-Undang Nomor 7

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi yang memiliki arti yaitu Lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan rasio keuangan yang salah satu diantaranya adalah Return On Equity

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bank tersebut terjamin dengan baik. (Kasmir, 2012 :12)

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dan kegiatan usaha bank yaitu menghimpun dana, dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana dan

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. karena bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan. Sebagai badan usaha,

BAB I PENDAHULUAN. bentuk berbagai investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainya ( Kasmir, 2012 : 12 ) Tahun 1998, tanggal 10 November 1998 tentang perbankanadalah suatubadan

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 10 November 1998 yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (funding)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang namanya sektor perbankan. Dunia perbankan merupakan peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pembangunan ekonomi yang memiliki peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Bank juga merupakan suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan rasio keuangan salah satunya adalah Return On Asset (ROA).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat banyak. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

Pengaruh likuiditas, kualitas aset, sensitivitas pasar, dan efisiensi terhadap Return On Asset (ROA) pada bank devisa yang go public

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : FBIR, IRR, dan PDN secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang dihadapi semakin besar terhadap perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, bank

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bank sebagai urat nadi dari sistem keuangan yang menerima

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia, karena sistem keuangan global saling interpendensi. stabilitas sistem keuangan nasional tetap terjaga.

BAB V PENUTUP. 1. LDR, IPR, NPL, IRR, PDN, BOPO dan ROE secara bersama sama memiliki

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel LDR, LAR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO, FBIR, ROA, ROE,

Bab V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Rasio LDR, IPR, LAR, NIM, NPL, IRR, BOPO dan FACR secara bersamasama

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : JASON ADELBERT NAPITUPULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada penelitian sekarang, penelitian-penelitian terdahulu tersebut dilakukan oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR secara bersama-sama

BAB V PENUTUP. NPL, IRR, PDN, BOPO, dan FBIR secara bersama-sama mempunyai. pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada bank go public.

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Rasio LDR,IPR,APB,NPL,IRR,BOPO,FBIR dan APYDM secara simultan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan rasio ROA, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan yang mampu bertahan dalam situasi yang rumit tersebut hal ini

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini sesuai dengan pengertian bank menurut undang-undang perbankan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang saat ini semakin meningkat menunjukkan bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam pembangunan ekonomi peran perbankan sebagai lembaga keuangan sangat penting dalam pembiayaan. Sehingga dalam pembiayaan pembangunan ekonomi lembaga keuangan yang terlibat yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Bank pada dasarnya adalah industri yang bergerak pada bidang penghimpunan dana yang mana bank adalah lembaga yang menjadi media perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan masyarakat dengan menghimpun dana dalam bentuk tabungan,giro,dan deposito. Sedangkan menyalurkan dana dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang membutuhkan. Salah satu tujuan bank adalah untuk mendapatkan keuntungan (profit), karena dengan diperolehnya keuntungan maka bank dapat tetap berkembang. Untuk mengetahui tingkat kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan adalah dengan rasio Return On Asset (ROA). ROA adalah perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dengan total asset. ROA seharusnya meningkat dari waktu ke waktu, namun tidak demikian halnya yang terjadi pada Bank-Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public 1

2 yang ditunjukkan pada tabel 1.1 Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa rata-rata ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public pada periode triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2015 cenderung mengalami penurunan yang dibuktikan dengan rata-rata tren ROA negatif sebesar 0,11 persen. Penurunan ratarata ROA ini disebabkan oleh terjadinya penurunan ROA pada tujuh belas Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public yaitu PT. Bank Artha Graha Internasional, PT. Bank Bukopin, PT. Bank Bumi Arta, PT. Bank CIMB Niaga, PT. Bank Danamon Indonesia, PT. Bank Ekonomi Raharja, PT. Himpunan Saudara 1906, PT. Bank Internasional Indonesia, PT. Bank Mega, PT. Bank MNC Internasional,, PT. Bank Mutiara, PT. Bank Nusantara Parahyangan, PT. Bank PAN Indonesia, PT. Bank Permata, PT. Bank Sinarmas, PT. Bank Victoria International Indonesia, PT. Bank Windu Kentjana Internasional sehingga perlu diteliti faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan ROA yang terjadi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public. Jika dilihat lebih rinci, maka diketahui bahwa selama periode triwulan I tahun 2010 sampai dengan 2015 triwulan II, ternyata semua Bank Umum Swasta Nasional Devisa pernah mengalami penurunan ROA yang dibuktikan dengan tren negatif dari satu tahun ke tahun berikutnya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masih terdapat masalah pada ROA bank umum swasta nasional devisa, sehingga perlu dilakukan kajian penelitian guna mengetahui penyebab terjadinya penurunan ROA.

3 no. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Tabel 1.1 POSISI ROA PADA BANK-BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA GO PUBLIC SELAMA TAHUN 2010-2015 (dalam persentase) ROA rata - Nama Bank rata 2010 2011 tren 2012 tren 2013 tren 2014 tren 2015 tren tren PT. Bank Artha Graha Internasional, 0,76 0,72-0,04 0,66-0,06 1,39 0,73 0,78-0,61 0,68-0,1-0,02 PT. Bank Bukopin, PT. Bank Bumi Arta, PT. Bank Capital Indonesia, PT. Bank Central Asia, PT. Bank CIMB Niaga, PT. Bank Danamon Indonesia, PT. Bank Ekonomi Raharja, PT. Bank Himpunan Saudara 1906, PT. Bank Internasional Indonesia, PT. Bank Mayapada Internasional, PT. Bank Mega, PT. Bank MNC Internasional, PT. Bank Mutiara, PT. Bank Nusantara Parahyangan, PT. Bank OCBC NISP, PT. Bank Of India, PT. Bank Pan Indonesia PT. Bank Permata, PT. Bank Sinarmas, PT. Bank Victoria Internasioanl, PT. Bank Windu Kentjana Internasional, PT. BRI Agroniaga, PT. QNB Bank Kesawan, 1,65 1,87 0,25 1,83-0,04 1,75-0,1 1,33-0,42 1,55 0,22-0,02 1,47 2,11 0,59 2,47 0,36 2,05-0,4 1,52-0,53 1,19-0,33-0,06 0,74 0,84 0,1 1,32 0,48 1,59 0,27 1,33-0,26 1,23-0,1 0,10 3,51 3,82 0,31 3,59-0,23 3,84 0,25 3,86 0,02 3,75-0,11 0,05 2,73 2,78 0,05 3,11 0,33 2,75-0,4 1,60-1,15 0,20-1,4-0,51 3,34 2,84-0,5 3,18 0,34 2,75-0,4 3,14 0,39 2,07-1,07-0,25 1,78 1,49-0,29 1,02-0,47 1,19 0,17 0,30-0,89 0,34 0,04-0,29 2,78 3,00 0,22 2,78-0,22 2,23-0,6 2,81 0,58 2,11-0,7-0,13 1,01 1,11 0,1 1,49 0,38 1,53 0,04 0,41-1,12 0,52 0,11-0,10 1,22 2,07 0,85 2,41 0,34 2,53 0,12 1,98-0,55 1,96-0,02 0,15 2,45 2,29-0,16 2,74 0,45 1,14-1,6 1,16 0,02 1,96 0,8-0,10 0,24-1,64-1,88 0,09 1,73-0,93-1 -0,82 0,11 0,10 0,92-0,03 2,53 2,17-0,36 1,06-1,11-7,58-8,6-4,96 2,62-3,79 1,17-1,26 1,4 1,53 0,13 1,57 0,04 1,58 0,01 1,32-0,26 0,65-0,67-0,15 1,09 1,91 0,82 1,79-0,12 1,81 0,02 1,79-0,02 1,7-0,09 0,12 2,93 3,66 0,73 3,14-0,52 3,8 0,66 3,36-0,44 3,91 0,55 0,20 1,87 2,02 0,15 1,96-0,06 1,85-0,1 1,79-0,06 1,61-0,18-0,05 1,89 1,66-0,23 1,7 0,04 1,55-0,2 1,16-0,39 1,16 0-0,15 1,44 1,07-0,37 1,74 0,67 1,71-0,03 1,02-0,69 0,81-0,21-0,13 1,71 2,65 0,94 2,17-0,48 2,1-0,1 1,08-1,02 0,97-0,11-0,15 1,11 0,96-0,15 2,04 1,08 1,74-0,3 0,79-0,95 0,66-0,13-0,09 1 1,39 0,39 1,63 0,24 1,66 0,03 1,53-0,13 1,65 0,12 0,13 0,17 0,46 0,29-0,8-1,26 0,07 0,87 1,05 0,98 0,34-0,71 0,03 Rata-Rata Tren Bank 0,08 0,08-0,44-0,20-0,08-0,11 Sumber : laporan keuangan publikasi www.ojk.go.id, diolah * Data per Juni 2015 (triwulan II)

4 Secara teoritis, ROA suatu bank dapat dipengaruhi oleh kinerja keuangan bank yang meliputi kinerja aspek likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas, dan efisiensi. Likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai (Veithzal Rivai 2012 : 482). Untuk mengukur likuiditas bank dapat menggunakan rasio keuangan antara lain Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Loan to Asset Ratio (LAR). LDR adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek terhadap pihak ketiga dengan mengandalkan kredit yang disalurkan. LDR mempunyai pengaruh positif terhadap ROA. Hal ini terjadi karena apabila peningkatan kredit yang diberikan lebih besar dari peningkatan total dana pihak ketiga maka akan terjadi peningkatan persentase pendapatan bunga yang lebih besar dari peningkatan persentase biaya bunga, sehingga laba bank akan meningkat dan ROA juga mengalami peningkatan. LAR adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. LAR memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Hal ini terjadi apabila LAR meningkat maka terjadi kenaikan total kredit yang diberikan dibandingkan dibandingkan dengan kenaikan total asset yang dimiliki oleh bank, sehingga terjadi peningkatan pendapatan sehingga laba bank akan meningkat dan ROA bank juga meningkat. Kualitas Aktiva atau earning asset adalah kemampuan dari aktivaaktiva yang dimiliki oleh bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dengan

5 maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya (Lukman Dendawijaya 2009 : 61). Kualitas aktiva bank dapat diukur dengan menggunakan rasio seperti Aktiva Produktif Bermasalah (APB) dan Non Performing Loan (NPL). APB adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam mengelola aktiva produktifnya. Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva produktif bermasalah dari keseluruhan aktiva produktif yang dimiliki bank. APB memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi karena apabila APB meningkat berarti telah terjadi peningkatan aktiva produktif bermasalah bank dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase peningkatan total aktiva produktif. Akibatnya terjadi peningkatan biaya pencadangan yang lebih besar dibanding peningkatan pendapatan, sehingga laba bank menurun dan ROA mengalami penurunan. NPL adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola kredit. Rasio ini menunjukkan besarnya kredit bermasalah dari total kredit yang disalurkan bank. NPL memiliki pengaruh yang negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi karena apabila NPL meningkat, berarti telah terjadi peningkatan total kredit yang bermasalah dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase peningkatan total kredit yang disalurkan bank. Akibatnya terjadi peningkatan biaya pencadangan yang lebih besar dibandingkan peningkatan pendapatan, sehingga laba bank akan menurun dan ROA juga ikut menurun. Sensitivitas terhadap pasar merupakan penilaian terhadap kemampuan modal bank untuk mengcover akibat yang ditimbulkan oleh perubahan risiko pasar dan kecukupan manajemen risiko pasar (Veithzal Rivai 2012 : 485). Pengukuran

6 sensitivitas dapat menggunakan rasio antara lain Posisi Devisa Netto (PDN) dan Interest Rate Risk (IRR). PDN adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sensitivitas bank terhadap nilai tukar. PDN juga merupakan rasio yang bisa berpengaruh positif maupun negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi karena apabila PDN meningkat berarti telah terjadi peningkatan aktiva valas dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase peningkatan passiva valas. Jika pada saat itu nilai tukar naik maka terjadi peningkatan pendapatan valas lebih besar dibanding peningkatan biaya valas, sehingga laba meningkat dan ROA juga akan meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan PDN berpengaruh positif terhadap ROA. Sebaliknya jika pada saat itu nilai tukar turun akan terjadi penurunan pendapatan valas yang lebih besar dibandingkan penurunan biaya valas, sehingga laba turun dan ROA akan turun. Dengan demikian dapat disimpulkan PDN berpengaruh negatif terhadap ROA. IRR adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sensitivitas bank terhadap perubahan suku bunga. IRR bisa berpengaruh positif atau negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi karena apabila IRR meningkat berarti telah terjadi peningkatan IRSA dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase peningkatan IRSL. Jika pada saat itu suku bunga naik, maka terjadi peningkatan pendapatan bunga lebih besar dibandingkan peningkatan biaya bunga, sehingga laba meningkat dan ROA ikut meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan IRR berpengaruh positif terhadap ROA. Sebaliknya jika pada saat itu suku bunga turun, akan terjadi penurunan pendapatan lebih besar dibandingkan penurunan biaya

7 bunga, sehingga laba menurun dan ROA juga akan ikut turun. Dengan demikian dapat disimpulkan IRR berpengaruh negatif terhadap ROA. Efisiensi adalah rasio yang digunakan untuk memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan akurat (Veitzal Rifai 2012:480). Efisiensi Bank dapat diukur dengan rasio keuangan antara lain Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Fee Base Income Ratio (FBIR). BOPO adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola biaya operasional dalam rangka mendapatkan pendapatan operasional. BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi karena jika BOPO meningkat berarti telah terjadi peningkatan biaya (beban) operasional dengan persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan pendapatan operasional. Akibatnya laba akan menurun dan ROA akan turun. FBIR adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank dalam menghasilkan pendapatan operasional selain bunga. FBIR memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Hal ini dapat terjadi apabila FBIR meningkat, berarti telah terjadi peningkatan pendapatan operasional selain bunga dengan persentase lebih besar dibandingkan dengan persentase peningkatan total pendapatan operasional. Akibatnya laba bank meningkat dan ROA bank meningkat. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan, permasalahan yang dikaji adalah: 1. Apakah LDR, LAR, APB, NPL, PDN, IRR,BOPO, dan FBIR secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapa ROA pada Bank Umum

8 Swasta Nasional Devisa Go Public? 2. Apakah LDR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan 3. Apakah LAR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan 4. Apakah APB secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan 5. Apakah NPL secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan 6. Apakah PDN secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public? 7. Apakah IRR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public? 8. Apakah BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan 9. Apakah FBIR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan 10. Diantara LDR, LAR, APB, NPL, PDN, IRR, BOPO, dan FBIR manakah yang memberikan kontribusi terbesar pada tingkat perubahan ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

9 1. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh LDR, LAR, APB, NPL, PDN, IRR,BOPO, dan FBIR secara bersama-sama terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public. 2. Mengetahui LDR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan 3. Mengetahui LAR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan 4. Mengetahui APB secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan 5. Mengetahui NPL secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan 6. Mengetahui PDN secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public. 7. Mengetahui IRR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public. 8. Mengetahui BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan 9. Mengetahui FBIR secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan 10. Mengetahui dari LDR, LAR, APB, NPL, PDN, IRR, dan BOPO yang memberikan kontribusi dominan terhadap ROA pada Bank-bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public.

10 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah dapat berguna: 1. Bagi Bank Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi manajemen bank dalam pengambilan keputusan terutama yang berkaitan dengan masalah kegiatan operasional bank agar dapat meningkatkan keuntungan perusahaan semaksimal mungkin dan mempertahankan profitabilitas hingga masa yang akan datang. 2. Bagi Penulis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya pada bidang perbankan yang berkaitan dengan kinerja keuangan dan kinerja ekonomi, agar nantinya kita dapat menerapkan teori yang telah didapatkan pada saat kuliah secara nyata dan dapat memecahkan suatu kasus atau masalah yang kita hadapi pada dunia kerja nanti. 3. Bagi STIE Perbanas Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai tambahan koleksi bacaan di perpustakaan STIE Perbanas Surabaya dan dapat digunakan sebagai bahan acuan yang dapat dikembangkan lagi oleh peneliti lain yang membahas tentang topik penelitian yang sama yaitu tentang rasio keuangan yang mempengaruhi profitabilitas bank.

11 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab secara teratur dan sistematis. Secara rinci sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan tentang penelitian terdahulu yang dijadikan sebgai rujukan, landasan teori yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data serta teknik analisis data. BAB IV : GAMABARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Pada Bab ini dijelaskan tentang gambaran subyek penelitian dan analisis data. BAB V : PENUTUP Pada Bab ini dijelaskan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.