REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

dokumen-dokumen yang mirip
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

~ ' REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

REPUBLIKINDONESlA. BERKEINGINAN untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama dibidang kepemudaan dan keolahragaan antara Para Pihak;

REPIJBl,IK INDONESIA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

MENGAKUI pentingnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia;

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

PASAL1 "PASAL4 MITRA KERJA

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Agama Republik Kosta Rika (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihakn);

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

~. -~ :~~ \ ) ) '../ft

di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya perminyakan dan petrokimia; pengembangan sumber daya manusia penninyakan dan petrokimia;

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip kedaulatan, kemerdekaan nasional, kesetaraan, dan saling menguntungkan;

REPUBLIK INDONESIA. Berkeinginan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama;

t. ' ~ _.J "'-... ~... -'

BERKEINGINAN untuk memperkuat ikatan persahabatan dan kerja sama antara kedua pihak dan untuk meningkatkan arus perdagangan pada masingmasing

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip-prinsip kedaulatan, kesetaraan, saling menghargai, dan saling menguntungkan;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

REPUBLIK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk memajukan dan memperkuat hubungan persahabatan yang telah ada di antara kedua negara;

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Komisi Olahraga Filipina Republik Filipina, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

REPUBLIK INDONESIA. terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak; PASALI TUJUAN

-,"''.-., W 1 ' I ' B.EPUBLII IIIDONESIA

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG KERJA SAMA MARITIM ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

REPUBLIK 11'1>0NESIA

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA

w,= REPUBLIJ[ INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DAN

MEMPERTIMBANGKAN pentingnya kerjasama internasional dan peran dari negara sahabat dalam memperkuat kapasitas di bidang manajemen kebakaran hutan; dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik Sudan, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"

Mempertimbangkan kepedulian bersama terhadap konservasi dan rehabilitasi lahan dan hutan tropis terdegradasi;

''hd. pada kawasan yang dilanda konflik dan rawan konflik; manajemen konflik, serta mediasi kemanusiaan;

===========================================

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia; menimbulkan ancaman yang nyata terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat kedua negara;

TENT ANG KERJASAMA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKAJIAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

"Pihak", dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak";

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing; TELAH MENCAPAI KESEPAKATAN SEBAGAI BERIKUT;

BERKEINGINAN untuk tersedianya mekanisme dan komitmen Para pihak untuk melakukan sebuah penelitian dan pengembangan bersama, termasuk melakukan

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA DAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian

~~...-;-- ~ ' --;_~ ' - '_.. "'_ -:; REPUBLIK. INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENGENAI. KERJASAMA Dl SEKTOR TRANSPORT AS!

llbpublik INDONESIA Pasal 1 Tujuan

disebut sebagai "Para Pihak";

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOTA KESEPAHAMAN ANT ARA DAN JAPAN EXTERNAL TRADE ORGANIZATION TENT ANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN REPUBLIK SINGAPURA TENTANG KERJA SAMA Dl BIDANG PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dan Kementerian Pendidikan Republik Singapura (yang selanjutnya secara individual disebut sebagai "Pihak", dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak"); BERKEINGINAN untuk memperkuat hubungan persahabatan yang telah terjalin antara Para Pihak; MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama untuk mempromosikan dan mendorong kerja sama di bidang pendidikan tinggi berdasarkan prinsip resiprositas dan saling menguntungkan; MEYAKINI bahwa kerja sama di bidang pendidikan tinggi yang efektif akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan nasional Para Pihak dan menjadi sarana untuk mengembangkan lebih lanjut hubungan antara masyarakat kedua negara; SESUAI dengan hukum serta prosedur dan kebijakan mengenai kerja sama pendidikan yang berlaku di masing-masing negara; Telah mencapai saling pemahaman sebagai berikut: PASAL1 TUJUAN Para Pihak, berdasarkan persyaratan pada Memorandum Saling Pengertian ("MSP") ini serta perundang-undangan dan kebijakan-kebijakan nasional yang berlaku dari waktu ke waktu di negara masing-masing, akan bekerja sama untuk menyediakan kerangka kerja yang di dalamnya terdapat proposal-proposal untuk mempromosikan kerja sama antara institusi-institusi dan entitas-entitas di bidang pendidikan tinggi yang berada di bawah lingkup kerja masing-masing Pihak

("Entitas yang Relevan") yang akan dipertimbangkan secara bersama-sama berdasarkan asas resiprositas dan saling menguntungkan. PASAL 2 AREA KERJA SAMA Para Pihak akan berupaya untuk mendorong dan mempromosikan kerja sama antara Entitas yang Relevan dalam bidang-bidang sebagai berikut: (i) Kolaborasi di bidang kerja sama yang menjadi kepentingan bersama, yang dapat meliputi program pertukaran dosen, staf atau mahasiswa, program riset, dan program pelatihan; (ii) Pertukaran informasi, praktik-praktik dan pengalaman terbaik di bidang pendidikan tinggi, yang dapat meliputi pertukaran pandangan mengenai hal terkait kurikulum, apabila sesuai; (iii) Program pengembangan kapasitas, yang dapat meliputi program-program pelatihan untuk pendidikan tinggi vokasi; dan (iv) Bidang kerja sama lainnya di bidang pendidikan tinggi yang ditetapkan bersama oleh Para Pihak. PASAL 3 PARTISIPASI PIHAK KETIGA Para Pihak mengakui bahwa setiap kegiatan yang dilaksanakan di bawah ruang lingkup atau terkait MSP ini dapat melibatkan partisipasi dari pihak yang bukan merupakan Entitas yang Relevan ("Pihak Ketiga"). Tingkat partisipasi Pihak Ketiga tersebut dapat diatur sebagai bagian dari setiap pengaturan terpisah yang dibuat oleh Entitas yang Relevan yang melaksanakan kegiatan tersebut. PASAL4 PELAKSANAAN 1. MSP ini akan dilaksanakan oleh Para Pihak sesuai dengan perundang-undangan dan kebijakan-kebijakan nasional yang berlaku dari waktu ke waktu di negara masing-masing dan sesuai dengan kewajiban-kewajiban internasional masing-masing Pihak. 2. Setiap kerja sama antara Entitas yang Relevan berdasarkan MSP ini akan dilakukan melalui pengaturan terpisah yang dibuat secara langsung antara entitas yang terlibat dalam kerja sama tersebut. 3. Pelaksanaan setiap kegiatan di bawah MSP ini akan didasarkan pada ketersediaan pendanaan, sumber daya dan personil.

PASALS PENGATURAN KEUANGAN Para Pihak mengakui bahwa setiap kegiatan di bawah ruang lingkup atau terkait MSP ini dapat dibiayai oleh Entitas yang Relevan atau Pihak Ketiga berdasarkan pengaturan-pengaturan yang dapat dibuat antara Entitas yang Relevan yang melaksanakan kegiatan tersebut dan Pihak Ketiga apabila dimungkinkan. PASAL 6 KEKAYAANINTELEKTUAL 1. Jika salah satu Pihak memberikan hak kekayaan intelektual kepada Pihak lainnya dalam rangka pelaksanaan MSP ini, maka kekayaan intelektual tersebut wajib dihormati dan dilindungi sesuai dengan hukum nasional dan hukum internasional yang berlaku, dan sejalan dengan kewajiban hukum internasional di bawah instrumen- instrumen yang dimana pemerintah dari Para Pihak merupakan pihak. 2. Dalam hal setiap kegiatan yang dilakukan di bawah ruang lingkup atau terkait dengan MSP ini menghasilkan kekayaan intelektual, Para Pihak sepakat bahwa Entitas yang Relevan yang melakukan kegiatan tersebut dapat menyusun pengaturan tersendiri terkait dengan perlakuan terhadap kekayaan intelektual tersebut. 3. Ketentuan-ketentuan pada Pasal 6 ini akan tetap berlaku meskipun MSP ini diakhiri atau berakhir. PASAL7 KERAHASIAAN 1. Masing-masing Pihak tidak diperkenankan mempublikasikan atau memberikan kepada Pihak Ketiga, dokumen, informasi atau data lainnya yang diperoleh atau dihasilkan oleh Pihak tersebut dalam kerangka kerja MSP ini tanpa ada persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya. 2. Para Pihak sepakat bahwa Entitas yang Relevan dapat membuat pengaturan-pengaturan terpisah terkait dengan kerahasiaan dari dokumendokumen, atau informasi atau data lain yang diberitahukan, diterima atau dibuat oleh mereka terkait dengan kegiatan yang dilakukan berdasarkan MSP ini. 3. Ketentuan-ketentuan pada Pasal 7 ini akan tetap berlaku meskipun MSP ini diakhiri atau berakhir.

PASALB ETIKA PERSONIL Masing-masing Pihak akan berupaya untuk memastikan bahwa Entitas yang Relevan dari negaranya, dan setiap orang yang dilibatkan oleh Pihak atau Entitas yang Relevan di dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan MSP ini, akan menghormati dan tidak mencampuri kebebasan berpolitik dan kedaulatan dari negara Pihak lainnya dan menghindari kegiatan apapun yang tidak sesuai dengan MSP ini. PASAL 9 PERU BAHAN MSP ini dapat diubah setiap saat, dengan kesepakatan bersama secara tertulis oleh Para Pihak. Perubahan tersebut akan mulai berlaku pada tanggal yang ditetapkan oleh para Pihak dan akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari MSP ini. PASAL10 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 1. Kecuali Pasal 6 dan 7, ketentuan-ketentuan dari MSP ini merupakan ungkapan niat Para Pihak untuk saling bekerja sama di bidang pendidikan tinggi dan tidak menciptakan hak dan kewajiban hukum di antara Para Pihak. 2. Setiap perselisikan yang timbul dari penafsiran dan/atau pelaksanaan MSP ini akan diselesaikan secara damai dengan negosiasi atau konsultasi melalui saluran diplomatik. PASAL11 MASA BERLAKU DAN PENGAKHIRAN 1. MSP ini akan mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan dan akan berlaku untuk jangka waktu lima (5) tahun. Selanjutnya keabsahan periode MSP ini akan secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu lima (5) tahun berikutnya. 2. Tanpa mengecualikan paragraf 1 dari Pasal ini, masing-masing Pihak dapat mengakhiri MSP ini setiap saat dengan menyampaikan pemberitahuan tertulis melalui saluran diplomatik kepada Pihak lainnya paling tidak tiga (3) bulan sebelum tanggal pengakhiran yang diinginkan. 3. Pengakhiran MSP ini tidak mempengaruhi keabsahan dan berlakunya kegiatan-kegiatan, program-program atau pengaturan-pengaturan yang dilakukan di bawah ruang lingkup atau terkait dengan MSP ini.

SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah ini, yang diberi kuasa oleh Pemerintah negaranya masing-masing, telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian ini. Ditandatangani dalam rangkap dua di Singapura pada tanggal Tujuh bulan September tahun Dua Ribu Tujuh Belas dalam Bahasa Indonesia dan lnggris, semua naskah memiliki kekuatan hukum yang sama. Dalam hal terdapat perselisihan atau perbedaan penafsiran terhadap MSP ini, maka naskah dalam Bahasa lnggris wajib berlaku. UNTUK KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA UNTUK KEMENTERIAN PENDIDIKAN REPUBLIK SINGAPURA Mohamad Nasir Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Ong Ye Kung Menteri Pendidikan (Pendidikan Tinggi dan Kemahiran) Republik Singapura

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE MINISTRY OF RESEARCH, TECHNOLOGY AND HIGHER EDUCATION OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE MINISTRY OF EDUCATION OF THE REPUBLIC OF SINGAPORE ON COOPERATION IN THE FIELD OF HIGHER EDUCATION The Ministry of Research, Technology and Higher Education of the Republic of Indonesia and the Ministry of Education of the Republic of Singapore (hereinafter referred to individually as the "Party" and collectively as the "Parties"); DESIRING to strengthen the friendly relations existing between the Parties; CONSIDERING their common interest to promote and encourage cooperation in the field of higher education on the basis of reciprocity and mutual benefit; RECOGNISING that effective higher education cooperation will contribute to the Parties' national development and serve as a means to further cultivate ties between their peoples; PURSUANT to the prevailing laws, as well as the procedures and policies concerning educational cooperation in their respective countries; Have reached the following mutual understanding: ARTICLE 1 OBJECTIVE The Parties, subject to the terms of this Memorandum of Understanding ("MOU") and the laws and national policies from time to time in force in their respective countries, will cooperate to provide the framework within which detailed proposals to promote cooperation between the institutions and entities in the field of higher education that come under the purview of either Party ("the Relevant Entities") are to be jointly considered on the basis of reciprocity and mutual benefit.

ARTICLE 2 AREAS OF COOPERATION The Parties will endeavour to encourage and promote cooperation between the Relevant Entities in the following areas: (i) (ii) (iii) Collaborations in areas of mutual interest, which may include faculty, staff or student exchange programmes, research programmes, and training programmes; Exchange of information, best practices and experience in the field of higher education, which may include exchange of views on curriculum matters, where relevant; Capacity building programmes, which may include training programmes for vocational higher education; and (iv) Any other areas of cooperation in the field of higher education as may be mutually determined by the Parties. ARTICLE 3 PARTICIPATION OF THIRD PARTY The Parties acknowledge that any activity carried out under or in relation to this MOU may involve the participation of a party who is not a Relevant Entity ("the Third Party"). The extent of participation of such a Third Party may be addressed as part of any separate arrangement established by the Relevant Entities undertaking that activity. ARTICLE 4 IMPLEMENTATION 1. This MOU will be implemented by the Parties in accordance with the laws and national policies from time to time in force in their respective countries and in accordance with their respective international obligations. 2. Any cooperation between the Relevant Entities pursuant to this MOU will be carried out through separate arrangements established directly between the entities involved in that cooperation. 3. The implementation of any activity under or in relation to this MOU will be subject to the availability of funds, resources and personnel.

ARTICLE 5 FINANCIAL ARRANGEMENTS The Parties acknowledge that any activity under or in relation to this MOU may be funded by any Relevant Entity or Third Party in accordance with such arrangements as may be established between the Relevant Entities undertaking that activity and where applicable, any Third Party. ARTICLE 6 INTELLECTUAL PROPERTY 1. Where a Party provides proprietary intellectual property to the other Party in the course of the implementation of this MOU, such intellectual property shall be respected and protected in accordance with the applicable national and international laws, and consistent with international legal obligations under instruments to which both the respective governments of the Parties are parties. 2. In the event that any activity carried out under or in relation to this MOU results in the creation of intellectual property, the Parties agree that the Relevant Entities undertaking that activity may establish separate arrangements regarding the treatment of such intellectual property. 3. The provisions of this Article 6 shall survive the termination or expiration of this MOU. ARTICLE 7 CONFIDENTIALITY 1. Each Party shall not publish or transfer to a third party any documents, information, or other data received or created by that Party within the framework of this MOU without the prior written consent of the other Party. 2. The Parties agree that the Relevant Entities may establish separate arrangements in respect of the confidentiality of any documents, or information or other data disclosed, received or created by them in relation to any activity carried out pursuant to this MOU. 3. The provisions of this Article 7 shall survive the termination or expiration of this MOU. ARTICLE 8 CONDUCTOFPERSONNEL Each Party will endeavour to ensure that the Relevant Entities from its country, and any person that Party or any Relevant Entity involves in any activity carried

out pursuant to this MOU, will respect and not interfere with the political independence and sovereignty of the other Party's country and will avoid any activity which is inconsistent with this MOU. ARTICLE 9 AMENDMENT This MOU may be amended at any time by mutual written consent of the Parties. Such amendment will come into effect on such date as determined by the Parties and will form an integral part of this MOU. ARTICLE 10 RESOLUTION OF DISPUTES 1. Save for Articles 6 and 7, the provisions of this MOU are an expression of the Parties' intentions to mutually cooperate in the field of higher education and do not create any legal rights or obligations between the Parties. 2. Any dispute arising out of the interpretation or implementation of this MOU will be settled amicably through negotiation or consultation through diplomatic channels. ARTICLE 11 DURATION AND TERMINATION 1. This MOU will come into force on the date of its signing and will remain in effect for a period of five (5) years. Thereafter, the validity period of this MOU will be automatically extended for a further period of five (5) years. 2. Notwithstanding paragraph 1 of this Article, either Party may terminate this MOU at any time by giving through diplomatic channels written notification to the other Party at least three (3) months prior to the intended date of termination. 3. The termination of this MOU will not affect the validity and duration of any activities, programmes or arrangements carried out under or in relation to this MOU. IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, being duly authorised by their respective governments, have signed this Memorandum of Understanding.

Done in duplicate in Singapore on the Seventh day of September in the year Two Thousand and Seventeen in Bahasa Indonesia and in English, all texts being equally authentic. In the event of any dispute or divergence in the interpretation of this MOU, the English text shall prevail. FOR THE MINISTRY OF RESEARCH, TECHNOLOGY AND HIGHER EDUCATION OF THE REPUBLIC OF INDONESIA FOR THE MINISTRY OF EDUCATION OF THE REPUBLIC OF SINGAPORE Mohamad Nasir Minister for Research, Technology and Higher Education of the Republic of Indonesia Ong Ye Kung Minister for Education (Higher Education and Skills) of the Republic of Singapore