BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. apakah perbedaannya signifikan atau tidak signifikan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasinya (Azwar, 200 4). Penelitian ini menghubungkan tiga variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat membandingkan (Sugiyono,2005). Adapun yang akan menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bersifat kuantitatif korelasional, yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada (Arikunto, 2010). Dalam bahasa yang lebih mudah, penelitian ini harus memiliki sekurangkurangnya 2 (dua) variabel, 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan suatu masalah dan peristiwa yang ada, serta mengungkapkan fakta mengenai hubungan antara kemampuan empati dan efikasi diri pada guru di SMAN 03 Kopah Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi. B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah dua variabel. Variabel penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel bebas (X ) : Kemampuan Empati 2. Variabel terikat (Y) : Efikasi Diri C. Definisi Operasional Defenisi operasional variabel sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman tentang data yang akan dikumpulkan. Dalam hal ini batasan operasional dari variabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 20 20

1. Efikasi Diri Efikasi diri adalah penilaian seseorang yang dilihat dari tingkat kepercayaan akan kemampuan diri dan keyakinan untuk keberhasilan yang akan dicapai. Pengukuran variabel efikasi diri dapat dilihat dari indikatorindikator menurut Bandura (1997) yakni : a. Tingkatan ( level), berkaitan dengan individu merasa mampu menyelesaikan tugas dari yang ringan hingga yang berat. b. Kekuatan ( strength), berkaitan tingkat kekuatan dari keyakinan mengenai kemampuannya. c. Genaralisasi ( generality), individu merasa yakin akan kemampuannya pada setiap situasi yang berbeda. 2. Kemampuan Empati Kemampuan Empati mempunyai makna sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang lain secara paripurna baik yang nampak maupun yang terkandung, dengan demikian guru tidak hanya memahami perasaan siswa akan tetapi mampu menghayati bagaimana perasaan dirinya apabila berada dalam situasi siswa. Pengukuran variabel kemampuan empati dapat dilihat dari aspek-aspek menurut Taufik (2012) yakni a. Aspek afektif, merupakan kecenderungan seseorang untuk mengalami perasaan emosional orang lain yaitu ikut merasakan ketika orang lain merasa sedih, menangis, terluka, menderita bahkan disakiti. b. Aspek kognitif: aspek kognitif dalam kemampuan empati difokuskan pada proses intelektual untuk memahami persepektif/ sudut pandang orang lain 21

dengan tepat dan menerima pandangan mereka, misalnya membayangkan perasaan orang lain ketika marah, kecewa, senang, memahami keadaan orang lain dari; cara berbicara, dari raut wajah, cara pandang dalam berpendapat. D. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi merupakan subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2005). Adapun populasi penelitian ini yaitu seluruh guru di SMAN 03 Kopah yang berjumlah 32 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2005 ). Dalam pengambilan sampel, jika populasinya kurang dari 100 orang, maka sampel Iebih baik diambil semuanya ( total sampling) sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Pengambilan sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling yaitu pengambilan sampel diambil dari keseluruhan jumlah populasi (Arikunto, 2010). E. Metode Pengumpulan Data Dalam Penelitian ini peneliti, menggunakan skala untuk mengungkapkan hubungan antara efikasi diri dan kemampuan empati pada guru. Pada skala efikasi diri dan kemampuan empati disusun bagi sekolah dengan dua jenis yaitu: item yang searah dengan konsep ( favorable) dan tidak searah dengan konsep 22

(unfavorable). Setiap item pada kelompok pernyataan tersebut mempunyai empat pilihan jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). 1. Alat Ukur Alat ukur yang digunakan adalah skala kemampuan empati dan efikasi. Skala tersebut disusun berdasarkan model skala likert yang dimodifikasi dalam bentuk alternatif jawaban. Skala ini terdiri atas pernyataan yang berkaitan dengan efikasi diri dan kemampuan empati. Pada skala ini mempunyai sifat favorable dan unfavorable yaitu pernyataan yang mendukung pada subjek penelitian secara jelas dirincikan dalam tabel berikut: Tabel III.1 Alternatif Jawaban Alternatif jawaban Favorable Unfavorable Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4 1. Skala Efikasi Diri Skala efikasi diri dalam penelitian ini merupakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Bandura (1997) dengan aspek-apek efikasi diri sebagai berikut : a. Tingkatan ( level), berkaitan dengan individu merasa mampu menyelesaikan tugas dari yang ringan hingga yang berat. 23

b. Kekuatan ( strength), berkaitan tingkat kekuatan dari keyakinan mengenai kemampuannya. c. Generalisasi ( generality), individu merasa yakin akan kemampuannya pada setiap situasi yang berbeda. Tabel III. 3 Blue Print Skala Efikasi Diri Sebelum Try Out No Aspek Indikator No. Aitem Jum Favorable Unfavorable lah 1 Tingkatan (level) Merasa mampu menyelesaikan tugas dari yang ringan hingga yang berat 2 Kekuatan (Strenght) Tingkat kekuatan dari keyakinan mengenai kemampuannya 3 Generalisasi (generality) Merasa yakin akan kemampuannya pada situasi yang berbeda 1,2,4,6, 8 11,12,14,1 6,17 18,21,22,2 4,25 Total 15 11 3,5,7,9 10 13,15 19,20,23 26 10 7 9 2. Skala kemampuan empati Untuk mengungkap variabel kemampuan empati, penelitian ini menggunakan skala kemampuan empati dari modifikasi skala yang disusun oleh Dewi Agraini (2013) Hasil uji validitas Dewi Anggraini dari 28 aitem hanya 15 aitem yang dapat digunakan dengan menunjukkan koefisien korelasi dari 0.297 0.485, sementara 13 aitem lagi dinyatakan gugur. Sedangkan dari uji reabilitas 24

diperoleh sebesar 0.781. Peneliti memodifikasi skala Dewi Anggraini menjadi 20 aitem. Tabel III. 2 Blue Print Skala Kemampuan Empati Sebelum Try Out No Aspek No. Aitem Jumlah Favorable Unfavorable 1 Aspek afektif 2,3,5,8,10 1,4,6,7,9 10 2 Aspek kognitif 12,14,15,16,18,19 11,13,17,20 10 Total 11 9 20 1. Uji Coba Alat Ukur F. Reliabilitas dan Validitas Sebuah skala dapat digunakan apabila dikatakan valid dan reliabel berdasarkan statistik dengan melalui uji coba ( try out) terlebih dahulu. Uji coba (try out) dilakukan terhadap Guru di SMAN 01 Benai Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi dengan sampel yang memiliki karakteristik yang sama. Uji coba tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas suatu alat ukur. Setelah melakukan uji coba maka selanjutnya diskor dan melakukan pengujian validitas dan reliablitas dengan bantuan komputer aplikasi SPSS (Statisical Product and Service Solutions) 18 for Windows. a. Uji Validitas Butir Aitem Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau 25

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan peneliti adalah validitas isi, yaitu validitas yang menunjukkan sejauhmana aitem-aitem dalam skala mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh skala itu (Azwar, 2010). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengukuran terhadap isi tes dengan analisis rasional atau professional judgement. Validitas isi tidak saja menunjukkan bahwa tes tersebut komprehensif isinya, akan tetapi harus pula memuat hanya isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur (Azwar, 2010). Professional judgement dilakukan oleh dosen pembimbing. b. Uji Daya Beda Daya beda aitem, adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012). Penentuan pemilihan aitem dalam penelitian ini berdasarkan koefisien korelasi (rix) aitem total dengan batasan rix 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 maka dianggap memuaskan. Dengan demikian aitem yang koefisien kurang dari 0,30 dinyatakan gugur. Namun apabila jumlah aitem yang valid ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat menurunkan sedikit kriteria dari 0,25 menjadi 0,30 (Azwar, 2009). Adapun standar yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,25 untuk skala efikasi diri dan kemampuan empati. 26

Uji coba dalam penelitian ini dilakukan pada 5 sampai 18 September 2014, dengan jumlah subjek sebanyak 25. Setelah dilakukan uji coba, dari 20 aitem alat ukur kemampuan empati, ada dua aitem yang dinyatakan gugur dengan ketentuan koefisien korelasi aitem 0,30. Analisis untuk alat ukur kemampuan empati ini sendiri dilakukan per dimensi. Pada dimensi afektif tidak semua aitem diterima. Ada 1 aitem yang dinyatakan gugur dengan koefisien korelasi aitem berkisar dari 0,392 sampai 0,736. Sedang untuk dimensi kognitif sendiri juga tidak semua aitem diterima, ada 1 aitem yang dinyatakan gugur dengan koefisien korelasi aitem berkisar antara 0,263 sampai 0,818. Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.7. Blue print skala kemampuan empati Setelah Try Out No Dimensi Favorable Unfavorable Valid Gugur Valid Gugur 1 Aspek afektif 2,3,5,8,10-1,6,7,9 4 2 Aspek kognitif 12,14,15, 18 11,13,17,20-16,19 Jumlah 10 1 8 1 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 20 aitem dari alat ukur kemampuan empati, 2 aitem dinyatakan gugur, yaitu 18 dan 4. Adapun gambaran blue prinnya dapat digambarkan seperti tabel berikut : Tabel 3.8. Blue print skala kemampuan empati untuk penelitian No Dimensi Jumlah Aitem Sebaran Aitem Favorable Unfavorable 1 Aspek afektif 9 2,3,5,8,10 1,6,7,9 2 Aspek kognitif 9 12,14,15, 16,19 11,13,17,20 Jumlah 18 10 8 27

Selanjutnya pada skala efikasi diri, dari 26 aitem dari alat ukur efikasi diri, 4 aitem dinyatakan gugur, yaitu aitem 4,7,14, dan 23. Rincian aitemaitem yang gugur dapat dilihat dari tabel sebagai berikut : Tabel.3.9 Blue print skala Efikasi Diri Setelah Try Out No Dimensi Favorable Unfavorable Valid Gugur Valid Gugur 1 Tingkatan 1,2,6,8 4 3,5,9, 10 7 (level) 2 Kekuatan 11,12,16, 14 13,15 - (Strenght) 17 3 Generalisasi 18,21,22,24, - 19,20, 26 23 (generality) 25 Jumlah 13 2 9 2 Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa ada 22 aitem yang dapat digunakan dalam penelitian dengan standar koefisien korelasi aitem 0,39. Sementara 4 aitem lagi dinyatakan gugur. Hasil uji coba alat ukur pada aitem skala efikasi diri yang diterima menunjukkan koefisien korelasi dari 0,226 0,739. Adapun gambaran aitem yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 3.10. Blue print skala efikasi diri untuk penelitian No Dimensi Jumlah Aitem Sebaran Aitem favorable Unfavorable 1 Tingkatan 8 1,2,6,8 3,5,9, 10 (level) 2 Kekuatan 6 11,12,16,17 13,15 (Strenght) 3 Generalisasi (generality) 8 18,21,22,24,25 19,20,26 Jumlah 22 13 9 28

c. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan suatu teknik yang digunakan untuk melihat seberapa jauh skala dapat memberikan hasil yang ajeg (konstan) dalam suatu pengukuran. Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil pengukuran suatu alat ukur. Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas, yang angkanya berada dalam rentang dari 0,00 sampai 1,00. Koefisien reliabilitas yang mendekati angka 1,00 menunjukkan reliabilitas alat ukur yang semakin tinggi. Sebaliknya alat ukur yang rendah reliabilitasnya ditandai dengan koefisien reliabilitas yang mendekati angka 0,00 (Azwar, 2010). Dalam penelitian ini reliabilitas dihitung dengan proses komputerisasi yaitu program SPSS 18,00 for windows. Berdasarkan uji reliabilitas skala kemampuan empati, diperoleh koefisien reliabilitas ( α) sebesar 0,901. Sedangkan koefisien reliabilitas (α) pada skala efikasi diri diperoleh sebesar 0,878 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas ( α) kedua skala dalam penelitian ini tergolong tinggi. G. Teknik Analisa Data Analisa data yang digunakan untuk mengetahui hubungan X (kemampuan empati) dengan (Y) efikasi diri, maka peneliti menggunakan metode analisis product moment dari Karl Pearson. Peneliti menggunakan program SPSS 18.0 (Statistical for Social Sciences). Agar hasil dapat maksimal. Rumus yang digunakan sebagai berikut : 29

Rxy= n x n 2 x. y x y 2 2 x n y y 2 Keterangan: Rxy n = Angka Indeks Korelasi r Product moment = Sampel ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ΣX ΣY = Jumlah seluruh skor X = Jumlah seluruh skor Y H. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 3 Kopah Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Jadwal Penelitian dapat dilihat : Tabel III.11 Jadwal Penelitaian No Keterangan Tanggal 1 Penelitian a. Seminar proposal b. Perbaikan seminar proposal 21 Mai 2014 21 Juni 2014 2 Uji coba instrument penelitian 5 18 September 2014 3 Pengolahan data uji coba penelitian 19 September 2014 4 Pelaksanaan penelitian 14 16 Oktober 2014 5 Pengolahan data penelitian 18 Oktober 2014 6 Seminar hasil penelitian 1 April 2015 7 Ujian Munaqasah 10 Juni 2015 8 Revisi 15 Juni 2015 30