PENGARUH PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN LEBIH DARI SYARAT SNI TERHADAP KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG TULANGAN BAJA ULIR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN TULANGAN BAJA POLOS TERHADAP KUAT LENTUR PADA BALOK KANTILEVER BETON BERTULANG

Pengajar Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 3)

PENGARUH PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN LEBIH DARI SYARAT SNI TERHADAP KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG TULANGAN BAJA ULIR SKRIPSI

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

PENGARUH PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN TULANGAN BAJA POLOS PADA BALOK BETON BERTULANG TERHADAP UJI LENTUR

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

KUAT LEKAT TULANGAN PADA BERBAGAI VARIASI MUTU BETON NORMAL

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

Analisis Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Tampang T Menggunakan. Response-2000

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

PENGARUH KUAT TEKAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

PENGARUH SUDUT SENGKANG MIRING PADA BALOK PENDEK TERHADAP POLA RUNTUH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 )

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desain struktur merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menjamin

KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON

PENGARUH PERBANDINGAN PANJANG BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF PADA BALOK BETON BERTULANG

INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DI SISI DALAM

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN PENGUJIAN PERILAKU DARI VARIASI LUBANG PADA BATANG ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PENAMPANG PERSEGI TERHADAP BEBAN LENTUR

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA dan LENDUTAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK. William Trisina NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir.,M.Sc.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA DAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR PELAT DUA ARAH. Trinov Aryanto NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir., M.Sc.

BAB III LANDASAN TEORI

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 2), 3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S)

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT (SERAT KAWAT) PADA DAERAH TARIK BALOK BETON BERTULANG

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

PENGARUH JARAK SENGKANG PADA PEMASANGAN KAWAT GALVANIS MENYILANG TERHADAP KUAT LENTU BALOK BETON BERTULANG

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

KOMPOSIT BETON-PROFIL LIP CHANNEL UNTUK MENCEGAH TEKUK LATERAL-TORSIONAL

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

Kajian Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Metode External Prestressing

KUAT LENTUR BALOK TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 15 CM

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

BAB 3 METODE PENELITIAN

Struktur Beton Bertulang

PERILAKU BALOK BETON SANDWICH DALAM MENERIMA BEBAN LENTUR TESIS MAGISTER OLEH FIRDAUS

Gambar 1 PENGARUH KONFIGURASI BAJA DAN FAKTOR KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS TEKAN KOLOM

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

PENGARUH PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN TULANGAN

PENGARUH PANJANG DAERAH PEMASANGAN SHEAR CONNECTOR PADA BALOK KOMPOSIT TERHADAP KUAT LENTUR

PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN VARIASI RATIO TULANGAN TARIK

STUDI EKSPERIMENTAL BALOK TUMPUAN SEDERHANA DENGAN TULANGAN GESER YANG DILAS. R. Risang Haryo C.D., Mashuri Amin D. Purwanto *), Sukamta *)

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG YANG DITAMBAL DENGAN UPR-MORTAR : Studi Pengaruh Panjang Penambalan

PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG YANG DITAMBAL DENGAN UPR MORTAR : Studi Pengaruh Tebal Penambalan

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

KEKAKUAN KOLOM BAJA TERSUSUN EMPAT PROFIL SIKU DENGAN VARIASI PELAT KOPEL

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi

PENGARUH TULANGAN CRT DAN TULANGAN BJTD PADA KOMPONEN LENTUR DENGAN MUTU BETON F C 24,52 MPA (182S)

Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang Yang Diperbaiki Dengan Unsaturated Polyester Resin (UPR)

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

Pengaruh Sambungan Cor Beton terhadap Uji Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Ditinjau dari Umur Sambungan

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

ANALISA LENTUR DAN EKSPERIMENTAL PENAMBAHAN SERAT IJUK AREN

TEKNIK PEMBESIAN KOLOM BETON

STUDI EKSPERIMENTAL BALOK BETON BERTULANG BERSENGKANG TERTUTUP TEGAK DENGAN PENYAMBUNG KAIT DAN LAS

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur dan Geser Balok Sandwich Beton

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 1), 2)

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

Pengaruh Variasi Tebal Terhadap Kekuatan Lentur Pada Balok Komposit Menggunakan Response 2000

PERILAKU LEKATAN TULANGAN ULIR TERHADAP MATERIAL SCC (067M)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

ABSTRAK. Kata kunci: Tulangan Bambu Pilin, Tulangan Baja, Peningkatan Rasio Tulangan, Kuat Lentur, Pola Retak. ABSTRACT

Transkripsi:

PENGARUH PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN LEBIH DARI SYARAT SNI-847-03 TERHADAP KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG TULANGAN BAJA ULIR Slamet Prayitno ), Sunarmasto ), Hening Agustya 3) ), ) Pengajar Fakultas Teknik, S Non Reguler Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 3) Mahasiswa Fakultas Teknik, S Non Reguler Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 576 ; Telp. 07-63454 ; E-mail hening.agustya@yahoo.com Abstract Reinforced concrete structure is a composite material consisting of concrete and reinforcing bar embedded in concrete. Reinforced concrete has a longitudinal reinforcement functioning withstand a tensile force. Structural elements that make the long and continuous reinforcement are installed require grafting. The purpose of this research was to determine the influence of lap-splices bar in reinforced concrete beams with normal concrete quality of flexural strength. The research used an experimental method with a length variation used 300 mm, 35 mm and 350 mm. This research use model of beam reinforced concrete with the beam dimension is 80 mm 0 mm long at the beam 00 mm. The machine used in the flexural strength testing is Bending Testing Machine in the laboratory materials Sebelas Maret University, Surakarta. The result of research is the bending moment greater than the required moment, so the bending moment eligible to use lap splices. The longer of the lap splices on a reinforced concrete beam, the greater the bending moment which can be held by the reinforced concrete beams. Crack patterns that occurs is flexural crack. Axial load increases that occur when loading led to an increase in the value of deflection and also increased the length of cracks occurring. Keywords : Crack Patterns, Deflection, Flexural Strength, Lap-Splices, Reinforced Concrete Beam. Abstrak Struktur beton bertulang merupakan material komposit yang terdiri dari beton dan baja tulangan yang ditanam di dalam beton. Beton bertulang memiliki tulangan memanjang sebagai penulangan lentur yang berfungsi menahan gaya tarik yang bekerja. Elemen struktur yang panjang dan menerus membuat tulangan yang dipasang memerlukan penyambungan sesuai panjang yang direncanakan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh panjang sambungan lewatan terhadap kuat lentur pada balok beton bertulang tulangan baja ulir. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan variasi panjang sambungan lewatan yang digunakan adalah 300 mm, 35 mm dan 350 mm. Benda uji yang digunakan merupakan balok beton bertulang dengan lebar 80 mm, tinggi 0 mm dan panjang 00 mm. Alat yang digunakan dalam pengujian kuat lentur adalah Bending Testing Machine yang ada di laboratorium bahan Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hasil pengujian dalam penelitian ini adalah momen lentur yang terjadi lebih besar dari momen lentur yang disyaratkan, sehingga momen lentur hasil pengujian telah memenuhi syarat dengan menggunakan sambungan lewatan. Semakin panjang sambungan lewatan pada balok beton bertulang, maka semakin besar momen lentur yang dapat ditahan oleh balok beton bertulang tersebut. Pola retak yang terjadi merupakan retak lentur. Peningkatan beban aksial yang terjadi saat pembebanan menyebabkan peningkatan nilai lendutan dan pertambahan panjang retakan. Kata Kunci : Pola Retak, Lendutan, Kuat Lentur, Sambungan Lewatan. Balok Beton Bertulang, PENDAHULUAN Struktur beton bertulang merupakan material komposit yang terdiri dari beton dan baja tulangan yang ditanam di dalam beton. Beton memiliki sifat yang mampu menahan kuat desak tetapi lemah menahan gaya tarik. Baja tulangan di dalam beton memiliki tulangan memanjang sebagai penulangan lentur yang berfungsi menahan gaya tarik yang bekerja. Elemen struktur yang panjang dan menerus membuat tulangan yang dipasang memerlukan penyambungan sesuai panjang yang direncanakan. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh panjang sambungan lewatan tulangan pada balok beton bertulang dengan mutu beton normal terhadap kuat lentur. Penelitian ini menggunakan beton normal dengan kuat tekan rencana (f c ) sebesar 0 MPa. Campuran beton menggunakan bahan tambah superplasticizer untuk membantu meningkatkan workability bahan dan bestmittel untuk membantu mempercepat proses pembetonan. Menurut Lancelot (985), penyambungan tulangan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu sambungan lewatan (lap splices), sambungan las (welded splices), dan sambungan mekanis (mechanical connections). Menurut Dipohusodo (994) sambungan lewatan merupakan sambungan yang paling ekonomis. Sambungan lewatan (splice) dapat dibuat dengan cara membuat overlap tulangan yang saling bersentuhan ataupun terpisah (Wang dan Salmon, 993). Berdasarkan SNI-847-03 sambungan lewatan tidak boleh digunakan pada batang-batang tulangan yang lebih besar dari D-36, kecuali pada sambungan batang ulir dalam kondisi tekan dan tulangan tekan fondasi telapak. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 06/89

Panjang lewatan yang dibutuhkan harus diperhitungkan untuk menghindari keruntuhan atau kegagalan sambungan. Kebutuhan panjang lewatan berhubungan dengan panjang penyaluran tegangan (l d) yang bertambah sesuai dengan peningkatan tegangan. Panjang penyaluran adalah panjang penambatan yang diperlukan untuk mengembangkan tegangan leleh pada tulangan yang merupakan fungsi dari tegangan leleh baja (f y), diameter tulangan (d b), dan tegangan lekat (Dipohusodo, 994). Panjang penyaluran (development length) adalah panjang tulangan tertanam, termasuk strand pratarik, yang diperlukan untuk mengembangkan kekuatan desain tulangan pada penampang kritis (SNI-847-03). Sambungan batang tulangan dan kawat ulir dalam kondisi tarik mempertimbangkan nilai l d. Panjang minimum sambungan untuk sambungan lewatan tarik harus seperti disyaratkan untuk sambungan Kelas A atau B, tetapi tidak kurang dari 300 mm. Sambungan Kelas A sama dengan,0 l d dan sambungan Kelas B sama dengan,3 l d. Nilai l d dihitung sesuai dengan pasal. SNI-847-03 untuk mengembangkan nilai f y, tetapi tanpa minimum 300 mm dari pasal.. SNI-847-03 dan tanpa faktor modifikasi dari pasal..5 SNI-847-03. Sambungan lewatan tulangan ulir dan kawat ulir dalam kondisi tarik merupakan sambungan Kelas B kecuali sambungan Kelas A diperbolehkan bilamana luas tulangan yang disediakan paling sedikit dua kali yang diperlukan oleh analisis sepanjang panjang keseluruhan sambungan dan setengah atau kurang tulangan total disambung dalam panjang lewatan yang disyaratkan sesuai dengan SNI-847-03. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dalam perancangan beton bertulang dengan variasi panjang sambungan lewatan yang diteliti. Pada tahapan awal, dilakukan pengujian terhadap bahanbahan yang akan digunakan untuk membuat benda uji balok beton bertulang dengan beton mutu normal. Setelah pengujian bahan yang dilakukan memenuhi standar persyaratan, dilanjutkan dengan membuat benda uji balok beton bertulang dengan variasi panjang sambungan lewatan di setiap benda uji. Benda uji balok beton bertulang akan di uji kuat lentur sebagai pengaruh dari panjang sambungan lewatan yang digunakan. Pengujian lentur ini menggunakan benda uji balok beton bertulang dengan dimensi balok 80 mm 0 mm 00 mm dengan variasi panjang sambungan lewatan 300 mm, 35 mm dan 350 mm berjumlah 3 sampel setiap panjang sambungan dan 3 sampel balok beton bertulang tanpa sambungan sebagai balok referensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Pengujian Kuat Tarik Tulangan Baja Ulir. Pengujian kuat tarik tulangan baja dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM). Hasil pengujian diperoleh data kuat tarik pada kondisi leleh (P leleh) dan maksimum (P maks). Berdasarkan hasil hitungan data pengujian diperoleh tegangan leleh (f y) untuk baja tulangan ulir diameter 0 mm sebesar 357,44 MPa. Pengujian Kuat Tekan Beton Normal. Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan alat Compression Testing Machine (CTM). Pengujian kuat tekan beton pada benda uji silinder beton dengan diameter 50 mm dan tinggi 300 mm pada umur beton saat pengujian adalah 4 hari diperoleh beban maksimum (P maks). Berdasarkan hasil hitungan data pengujian diperoleh kuat tekan (f c ) beton normal sebesar 4,545 MPa. Beton normal mempunyai nilai kuat tekan antara 7,5 40,0 MPa, sehingga kuat tekan beton tersebut memenuhi telah syarat. Pengujian Kuat Lentur Balok Bertulang. Pengujian kuat lentur balok bertulang dilakukan dengan menggunakan alat Bending Testing Machine (BTM). Hasil dari pengujian berupa data yang meliputi nilai beban pada saat benda uji retak pertama, beban saat leleh dan beban maksimum yang dapat ditahan oleh benda uji, lendutan saat retak pertama, lendutan saat leleh dan lendutan maksimum seperti Tabel. Tabel. Hasil Pengujian Kuat Lentur Balok Kode Benda Uji Beban saat Leleh Beban saat ( 0,00") (mm) Pmaks Beban Maksimum ( 0,00") (mm) Posisi Runtuh U300 0,0 5,0 0 37,5 50 Tengah Bentang U300 7,5 7,5 350 3,5 65 Tengah Bentang U300 3,5,5 75 35,0 490 Tengah Bentang e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 06/893

Lanjutan Tabel. Kode Benda Uji Beban saat Leleh Beban saat ( 0,00") (mm) P Pmaks Beban Maksimum ( 0,00") (mm) Posisi Runtuh U35 7,5 7,5 90 4,5 460 Tengah Bentang U35 7,5 5,0 90 37,5 50 Tengah Bentang U35 3 7,5 7,5 50 40,0 485 Tengah Bentang U350,5,5 70 4,5 530 Tengah Bentang U350 0,0 0,0 65 40,0 360 Tengah Bentang U350 3,5,5 55 4,5 475 Tengah Bentang UU 30,0 30,0 45 50,0 360 Tengah Bentang UU 3,5 3,5 0 5,5 30 Tengah Bentang UU 3 37,5 3,5 30 47,5 330 Tengah Bentang Sumber : Hasil Penelitian Pembahasan ) Analisis Kuat Lentur Berdasarkan Hasil Penelitian. Hitungan momen nominal hasil pengujian ini menggunakan konsep statika dimana simple beam dibebani dengan beban merata q dan beban terpusat sebesar ½ P pada tengah bentang yang berjarak sepertiga panjang bentang seperti Gambar. Hitungan tersebut dapat mengetahui momen maksimal yang terjadi. Beban yang digunakan dalam hitungan momen nominal adalah beban saat beton mengalami leleh (P leleh). Nilai P leleh diperoleh dari besar pembebanan yang terjadi (P) saat terjadi regangan awal setelah retak pertama. h = 0 mm 3 L 3 L b = 80 mm 5 mm 350 mm 350 mm 350 mm 5 mm (+) (-) Diagram Gaya Dalam (SFD) Mmax Diagram Momen Bending (BMD) Gambar. Perletakan dan Pembebanan Balok Benda Uji Kuat Lentur (SNI-443-0). e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 06/894

Reaksi Tumpuan : Panjang bentang, L = 050 mm, maka nilai reaksi perletakan dan momen diperoleh dengan hitungan berikut. Σ M B = 0 R AV. 050 ½ P. 700 ½ P. 350 ½ q. 050 = 0 050 R AV ½ P. (700 + 350) ½ q. 050 = 0 R AV = ½ P. 050 ½ q. 050 050 ½ P. 050 ½ q. 050 R BV = R AV = 050 Momen : Momen maksimum sama dengan momen nominal. Hitungan momen maksimum yang terjadi di tengah bentang diperoleh dengan hitungan berikut. M max = R AV. 55 ½ P. 75 ½ q. 550 M max = M n (Momen Nominal) Hitungan momen nominal benda uji U300, hasil pengujian sebagai berikut. Lebar penampang beton, b = 0,08 m Tinggi penampang beton, h = 0, m Berat sendiri beton = 77,684 kg/m 3 Beban pada saat leleh, P leleh =,5 kn = 500 N Beban merata, q = 0,08 0, 77,684 =,87 kg/m =. 0,87 N/mm Reaksi tumpuan, R AV ½ P. 050 ½ q. 050 = 050 ½. 500. 050 ½. 0,87. 050 = 050 = 364,8 N =,3648 kn Momen nominal, Mn = R AV. 55 ½ P. 75 ½ q. 550 = 364,8. 55 ½. 0000. 75 ½. 0,87. 550 = 3954370,438 Nmm = 3,954 kn-m Hitungan momen nominal hasil pengujian pada setiap balok benda uji dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Hasil Hitungan Momen Nominal Hasil Pengujian Kuat Lentur Kode Benda Uji P leleh Reaksi Tumpuan, R AV Momen Nominal, Mn (kn-m) U300,5,365 3,954 U300 7,5 3,865 4,89 U300 3 5,0,65 4,39 U35 7,5 3,865 4,89 U35 5,0,65 4,39 U35 3 7,5 3,865 4,89 U350 3,5 6,365 5,704 U350 30,0 5,5 5,67 U350 3 3,5 6,365 5,704 UU 37,5 8,865 6,579 UU 4,5,365 7,454 UU 3 40,0 0,5 7,07 Mn Rata-rata (kn-m) 4,39 4,684 5,559 7,07 e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 06/895

(a) Gambar. (a) Grafik Momen Retak (M cr) Hasil Pengujian (b) Grafik Momen Nominal (M n) Hasil Pengujian ) Analisis Kuat Lentur Berdasarkan SNI-847-03. Pembebanan yang dialami balok beton bertulang semakin lama semakin meningkat hingga melampaui modulus keruntuhan balok. Hal tersebut mengakibatkan retak mulai terjadi pada bagian bawah balok. Momen pada saat retak ini terbentuk dan disebut sebagai momen retak (Mcr). Hasil hitungan momen retak menurut SNI-847-03 adalah sebesar 0,666 kn-m. Pembebanan yang semakin meningkat yang diterima oleh balok mengakibatkan tegangan tulangan tarik semakin naik hingga mencapai titik leleh sebelum beton pada sisi tekan balok hancur. Kondisi tersebut berarti semua tulangan pada penampang yang ditinjau mencapai kuat leleh yang disyaratkan sehingga terjadi momen nominal (Mn). Hasil hitungan momen nominal yang terjadi pada balok lentur berdasarkan distribusi regangan dan tegangan lentur pada balok beton menurut SNI-847-03 adalah sebesar 4,050 kn-m. Rekapitulasi hasil hitungan momen retak dan momen nominal dapat dilihat pada tabel berikut. (b) Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Hitungan Momen Retak dan Momen Nominal Balok. No. Panjang Sambungan Momen Retak, Mcr Momen Nominal, Lewatan (mm) (kn-m) Mn (kn-m) Keterangan 50 mm,93 4,0 Hasil pengujian* 75 mm,496 4,46 Hasil pengujian* 3 300 mm,64 4,39 Hasil pengujian 4 35 mm,934 4,684 Hasil pengujian 5 350 mm 3,809 5,559 Hasil pengujian 6 Tanpa sambungan lewatan 5,559 7,06 Hasil pengujian 7 Tanpa sambungan lewatan 0,666 4,050 Hasil analisis Keterangan : (*) hasil pengujian yang diperoleh dari data sekunder. Simbol (a) Gambar 3. (a) Grafik Perbandingan Nilai Momen pada Saat. (b) e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 06/896

(b) Grafik Perbandingan Nilai Momen Nominal. Hasil hitungan momen retak dan momen nominal pada penelitian ini mempunyai nilai lebih besar dari pada hasil hitungan analisis. Hasil rekapitulasi hitungan momen nominal pada Tabel 3. dan grafik pada Gambar 3., nilai momen nominal untuk variasi panjang sambungan 50 mm, 75 mm, 300 mm, 35 mm dan 350 mm adalah sebesar 4,0 kn-m, 4,46 kn-m, 4,39 kn-m, 4,684 kn-m dan 5,559 kn-m. Balok beton bertulang dengan panjang sambungan lewatan 300 mm merupakan panjang sambungan standar yang disyaratkan. Balok beton bertulang tanpa sambungan (utuh) digunakan sebagai balok referensi. Nilai momen nominal terbesar terdapat pada balok beton bertulang tanpa sambungan dengan nilai momen nominal sebesar 7,06 kn-m. Nilai momen berdasarkan hasil analisis yang sesuai pada persyaratan SNI-847-03 lebih kecil dari momen nominal hasil pengujian yaitu sebesar 4,050 kn-m. Pola Retak Hasil pengujian kuat lentur balok didapatkan pola retak pada benda uji yang berada pada daerah tengah bentang sepanjang sepertiga panjang bentang. Pengujian pada balok uji menghasilkan pola retak yang hampir seragam yang terjadi pada bagian tengah bentang, sehingga dapat dikatakan pula retak yang terjadi merupakan retak lentur. Pola retak yang terjadi berdasarkan pengamatan saat pengujian, dimulai dari bagian bawah balok pada daerah tarik. Peningkatan beban aksial yang terjadi saat pembebanan menyebabkan peningkatan nilai lendutan dan juga retakan yang terjadi bertambah panjang. Penambahan retakan tersebut terjadi disepanjang badan balok. Retakan yang terjadi merupakan retak lentur karena arah retak tegak lurus sumbu balok dan juga terjadi pada tengah entang. Retakan terjadi akibat beban yang bekerja di atas balok bertambah besar, sehingga tegangan tarik pada beton melampaui kekuatan tarik beton yang menimbulkan retakan di bagian yang tertarik dan retakan akan menyebar hingga ke atas. SIMPULAN DAN SARAN Pembahasan terhadap hasil penelitian pengaruh panjang sambungan lewatan dapat diambil simpulan sebagai berikut : ) Semakin panjang sambungan lewatan pada balok beton bertulang tulangan baja ulir, maka semakin besar momen lentur yang terjadi. ) Momen hasil pengujian yang terjadi pada saat retak pertama dan pada saat leleh memiliki momen yang lebih besar dari pada momen hasil analisis, maka dari itu panjang sambungan lewatan yang digunakan telah memenuhi syarat. 3) Semakin panjang sambungan lewatan pada balok beton bertulang tulangan baja ulir, maka semakin kecil lendutan yang terjadi pada saat beban maksimal. 4) Pola retak yang terjadi berdasarkan pengamatan saat pengujian terjadi pada tengah bentang, dimulai dari bagian bawah balok pada daerah tarik. Peningkatan beban aksial yang terjadi saat pembebanan menyebabkan peningkatan nilai lendutan dan juga retakan yang terjadi bertambah panjang. Penelitian pengaruh panjang sambungan lewatan ini masih perlu adanya beberapa perbaikkan untuk mencapai hasil kuat lentur pada sambungan lewatan yang optimum. Adapun saran-saran untuk penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut: ) Adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh panjang sambungan lewatan terhadap kuat lentur dengan variasi diameter atau panjang sambungan lewatan yang dapat dijadikan sebagai variabel bebas. ) Adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh panjang sambungan lewatan terhadap kuat lentur dengan menggunakan berbagai jenis mutu beton. 3) Adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh panjang sambungan lewatan terhadap kuat lentur dengan variasi umur beton pada saat pengujian. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Ir. Slamet Prayitno, M.T. dan Ir. Sunarmasto, M.T. selaku pembimbing skripsi atas bimbingannya selama ini. REFRENSI Anonim. 99. SK SNI T-5-99-03 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Departemen Pekerjaan Umum Yayasan LPMB. Bandung. Anonim. 997. SNI-443-0 Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal dengan Dua Titik Pembebanan. Badan Standarisasi Nasional. Bandung. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 06/897

Anonim. 03. SNI-847-03 Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional. Bandung. Arusmalem Ginting. 008. Tinjauan Kekakuan Sambungan Lewatan Tarik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra. Yogyakarta. Chu Kia Wang and Charles G. Salimon (alih bahasa : Binsar Hariandja). 993. Disain Beton Bertulang Edisi Empat. Erlangga. Jakarta. Istimawan Diphohusodo. 996. Struktur Beton Bertulang. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Jack C. McCormac (alih bahasa : Sumargo). 003. Desain Beton Bertulang Jilid I Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta. Kardiyono Tjokrodimuljo. 996. Teknologi Beton. Buku Ajar. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Marsiano. Penggunaan Admixtures Superplasticizer pada Beton untuk Menaikkan Mutu Beton. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Sains dan Teknologi Nasional. Jakarta. Reni Sulistyawati. 009. Pengaruh Penggunaan Zat Additive Bestmittel terhadap Kuat Tekan Beton. Teodolita Vol.. Sunarmasto. 007. Jurnal Tegangan Lekat Baja Tulangan (Polos dan Ulir) pada Beton. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Surakarta. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 06/898