B A B I P E N D A H U L U A N. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sabang, Langsa, Lhokseumawe dan Subulussalam. generasi ke generasi berikutnya, yang kemudian menjadi sebuah identitas dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ada di luar nusantara. Keragaman suku bangsa tersebut membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pengaruh Regresi Tentang Budaya Bantengan Terhadap Perilaku Anak di Desa

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang dimiliki, kebudayaan merujuk pada berbagai aspek manusia

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

BAB I PENDAHULUAN. yang kini merupakan Provinsi Aceh. Mereka biasa menyebut dirinya Ureueng

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB I PENDAHULUAN. ini dikenal juga dengan nama Dataran Tinggi Gayo. kontak satu dengan yang lain, karena tiadanya prasarana perhubungan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelompok asal di daerah Aceh. Meraka biasa menyebut dirinya Ureueng Aceh.

WARISAN BUDAYA TAK BENDA

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

BAB I PENDAHULUAN. dominan dengan menggunakan bahasa Tamiang ( Melayu), Aceh Tengah Bener

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. seribu bukit di Kabupaten Gayo Lues. Tari Saman sebagai suatu tari tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

2014 PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sunda melengkapi keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Kujang

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya etnis yang mendiami wilayah Indonesia. ciri khas itu adalah tingkat perubahan. Setidaknya dua komponen yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari semua yang sudah diteliti di lapangan dan berdasar kanuraian yang

Makalah dengan judul PROGRAM PEMBELAJARAN DI TK PERSPEKTIF BUDAYA LOKAL. Oleh : Joko Pamungkas.M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

2017 TARI SAMBUT SEPINTU SEDULANGDI SANGGAR PESONA WANGKA KOTA SUNGAI LIAT KABUPATEN BANGKA

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PERSIAPAN MENTAL GURU PAUD BERBASIC BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cianjur merupakan suatu kabupaten yang luas wilayahnya +/ ,48

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Gayo adalah kesenian Didong. Kata didong mendekati pengertian dendang adalah

BAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kebanggaan bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Aceh

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suku yang hidup dan berkembang di Provinsi Aceh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Tylor mengatakan, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat 1. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan turut berkembang seiring dengan masyarakat pendukungnya. Kesenian yang telah berjalan secara turun temurun, dari generasi ke generasi dapat merupakan identitas pribadi sebuah 1 Pengertian kebudayaan penulis kutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.

masyarakat. Demikian juga halnya dengan pada salah satu etnis yang terdapat didaerah Aceh yaitu etnis Gayo. Masyarakat Gayo adalah salah satu etnis yang berasal dari daerah Aceh Tengah, sebagian Aceh Timur, Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues 2. Daerah asal kediaman orang Gayo biasa dinamakan dataran tinggi Gayo, dan mereka biasanya menyebutnya dengan tanoh Gayo (Tanah Gayo). Kini daerah tersebut menjadi bagian dari wilayah beberapa kabupaten yakni (a) seluruh wilayah Kabupaten Aceh Tengah, (b) sebagian dari wilayah Kabupaten Aceh Tenggara (c) Sebagian kecil dari wilayah Kabupaen Aceh Timur dan (d) seluruh wilayah Kabupaten Gayo Lues. Dataran tinggi Gayo ini ditandai dengan sebuah danau, yaitu Danau Laut Tawar yang mempunyai luas kira-kira + 5 x 18 Km persegi yang menghampar diantara sela-sela bukit barisan di pinggiran ibu kota kabupaten Aceh Tengah, Takengon, yang juga di kelilingi oleh gunung-gunung, seperti gunung/ burni birah payang, burni Entem-entem, burni Perehen, burni Gentala, burni Pepanyi, Burni Telong, burni Gerunte, dan lain-lain. Pada kesenian Gayo, dikenal salah satu bentuk tari yang disebut dengan tari guel. Tari guel biasanya disajikan pada upacara perkawinan. Tetapi bisa juga tari guel ini, dijadikan tarian pada upacara-upacara penyambutan. Misalnya pada saat upacara peresmian-peresmian, seminar atau HUT Kemerdekaan RI. Tari ini disajikan dengan tujuan menyambut undangan kehormatan. 2 Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara dan berdiri dengan Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling terisolasi di NAD (http://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_gayo_lues)

Tari guel ini sudah menyebar seiring dengan penyebaran masyarakat Gayo di seluruh wilayah Indonesia. Penyebaran tersebut, secara otomatis turut membawa adat kebiasaan mereka dari daerah asal. Sehingga ragam kesenian mereka dapat kita temukan di tempat mereka berdomisili 3. Kita dapat menemukan komunitas etnis Gayo di Kota Medan. Salah satunya adalah Gabungan Mahasiswa Gayo-Sumatera Utara (GMG-SU). Selain sebagai wadah silaturahmi khususnya mahasiswa dari etnis Gayo, GMG-SU ini juga menaungi salah satu wadah kesenian yang disebut dengan Sanggar Teganing. Sekretariat organisasi ini berada di belakang kompleks pekuburan muslim dijalan Halat. Sekaligus merupakan tempat latihan rutin bagi Sanggar Teganing, setiap hari minggu sore sekitar pukul 16.00 WIB. Sanggar inilah yang sering menyajikan tari Guel pada acara-acara yang berkaitan dengan adat-istiadat Gayo di Kota Medan. Jumlah penari dalam pertunjukan tari guel biasanya berjumlah tujuh orang wanita dan seorang pria. Penari pria disebut dengan gajah. Bisa juga tari ini dikomposisikan dengan tujuh orang penari wanita dan dua orang penari pria. Penari pria pertama disebut dengan gajah dan penari pria kedua disebut dengan guru guel. Tarian ini disajikan dalam durasi sekitar 15 menit. Tari ini diyakini oleh masyarakat Gayo lahir pada saat kepemimpinan Raja Linge ke 14. Pada saat itu Raja Linge ke 14 membunuh salah seorang saudara tirinya yang bernama Bener Meriah, berasal dari Johor Malaysia yang pada saat itu berkunjung ke Linge bersama dengan adiknya, Sengeda. Bener Meriah dan 3 Wawancara dengan Abang Saukani Gayo 26 Februari 2008

Sengeda merupakan putra Raja Linge ke 13 dari istri kedua yang berasal dari Johor Malaysia 4. Musik pengiring dalam pertunjukan tari guel adalah sebuah gegedem (alat musik pukul yang mirip dengan rebana), Sebuah alat musik tiup yang disebut dengan soling (suling), teganing alat musik pukul yang terbuat dari satu ruas bambu dengan senar yang berasal dari kulit bambu tersebut. Disamping itu ada tiga buah gong yang memiliki ukuran kecil, sedang dan besar. Gong yang kecil disebut dengan canang. Gong yang sedang disebut dengan memong. Gong yang besar disebut dengan gong. Setelah beberapa kali menyaksikan tari guel penulis merasa tertarik meneliti lebih jauh tentang tari guel pada masyarakat Gayo khususnya masyarakat Gayo yang berdomisili di Medan. Penulis melihat bahwa tari ini memiliki cirikhas tersendiri, baik dari gerak, bentuk penyajian dan sejarah keberadaannya. Penulis ingin mengetahui bagaimana deskripsi penyajian serta penggunaan dan fungsi tari guel. Penulis merasa perlu kiranya mengadakan penelitian yang lebih khusus dan bersifat ilmiah. Dengan demikian penulis membuat judul penelitian ini: Deskripsi Tari Guel Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Gayo di Kota Medan. 1.2 Pokok Permasalahan berikut: Pokok permasalahan yang ingin dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai 4 Wawancara dengan Abang Saukani 26 Februari 2008

1. Mendeskripsikan penyajian tari guel pada upacara perkawinan pada masyarakat Gayo di Kota Medan. 2. Penggunaan dan fungsi tari guel pada pada upacara perkawinan masyarakat Gayo di Kota Medan. 1.3 Tujuan Dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sejarah keberadaan tari guel. 2. Untuk mengetahui deskripsi penyajian tari guel pada upacara perkawinan masyarakat Gayo di Kota Medan. 3. Untuk mengetahui, penggunaan dan fungsi tari guel yang disajikan dalam upacara perkawinan masyarakat Gayo di Kota Medan. 4. Untuk mengetahui aspek-aspek aspek-aspek tari yang terdapat dalam tari guel, meliputi, gerak, pola lantai, busana, serta musik pengiring tari 1.3.2 Manfaat Adapun manfaat yang kira dapat dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Bermanfaat sebagai sumber informasi mengenai salah satu bentuk tari tradisional yang terdapat di Indonesia. 2. Bermanfaat sebagai salah satu bentuk antisipasi seandainya bentuk kesenian ini punah namun belum sempat dituliskan.

3. Sebagai literatur tambahan mengenai bentuk-bentuk kesenian yang menjadi kekayaan budaya Indonesia. 1.4 Konsep dan Teori 1.4.1Konsep Menurut Melly G Tan, dalam Koentjaraningrat (1991:21) konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari kelompok fakta atau gejala. Konsep merupakan definisi dari apa yang akan kita amati, konsep menentukan antara variabel-variabel mana yang kita inginkan, untuk menentukan hubungan empiris. Untuk memahami penggunaan dan fungsi yang penulis maksud dalam penelitian ini, mengacu kepada pendapat Alan P Merriam (1964:210) mengenai fungsi dan penggunaan alat musik. Dimana diartikan bahwa use (penggunaan) menitik beratkan pada masalah situasi atau bagaimana musik itu digunakan, sedangkan function menitik beratkan pada alasan penggunaan atau tujuan pemakaian musik, terutama maksud yang lebih luas, sampai sejauh mana musik itu mampu memenuhi kebutuhan manusia itu dalam konteks penyajiannya. Pendapat Alan P Merriam tersebut, memang ditujukan untuk memberikan pengertian mengenai penggunaan dan fungsi terhadap musik atau penyajian musik. Penulis melihat bahwa pendapat beliau dapat juga diterapkan untuk memberikan pengertian tentang penggunaan dan fungsi tari. Tari sejak awal merupakan sebuah seni kolektif sebab dalam proses dan kerangka wujudnya tempat dibentuk oleh berbagai disiplin seni yang lain misalnya sastra, musik, seni rupa dan seni drama. Bahkan tari pada mulanya

dianggap induk dari drama 5. Elemen yang paling mendasar dari tari adalah gerak tubuh yang diselaraskan dengan ritme dan membutuhkan dimensi ruang dan waktu. Menurut Soedarsono (1977:17) tari adalah ekspresi jiwa yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Corrie Hartong mengatakan tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari tubuh dan ruang 6. Jhon Martin, mengatakan substansi baku tari adalah gerak 7. Tari guel merupakan salah satu bentuk kesenian yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Gayo. Tari guel pada masyarakat Gayo biasanya disajikan dalam upacara perkawinan, pesta-pesta adat atau perayaan-perayaan lainnya. Tarian ini ditampilkan pada saat proses penyambutan tamu yang dihormati. Jumlah penari dalam pertunjukan tari guel biasanya berjumlah tujuh orang wanita dan seorang pria. Penari pria disebut dengan gajah. Bisa juga tari ini dikomposisikan dengan tujuh orang penari wanita dan dua orang penari pria. Penari pria pertama disebut dengan gajah dan penari pria kedua disebut dengan guru guel. Biasanya tarian ini disajikan dalam durasi sekitar 15 menit. Tari guel ini bercerita tentang, sejarah gajah putih pada masyarakat Gayo. Legenda tentang gajah putih pada masyarakat Gayo merupakan satu hal yang sangat istimewa. Dimana pada waktu itu gajah putih dapat dijinakkan dengan tarian ini. Gerakan-gerakan tari guel ini diyakini merupakan penggambaran dari gerakan gajah yang menari. Tari ini memiliki sejarah yang melegenda bagi masyarakat Gayo. Sehingga tari ini merupakan kesenian yang menonjol sekaligus juga sebagai wujud identitas budaya pada masyarakat Gayo. 5 Robby Hidajat M.Sn dalam Wawasan Seni Tari (2005:1) 6 Pengantar Pengetahuan Tari, Oleh Tuti Rahayu (2000:03) 7 ibid

Gayo adalah sebuah nama sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Suku Gayo mendiami tiga kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues. Suku Gayo juga mendiami kecamatan Kecamatan Serba Jadi di Kabupaten Aceh Timur. Drs. Haji Mahmud Ibrahim dalam bukunya Mujahid Dataran Tinggi Gayo dan dalam buku Aceh Tengah Daerah Pariwisata menyatakan bahwa orang Gayo berasal dari Hindia Belakang dan yang termasuk kedalam Melayu Tua. Mereka masuk kedaerah Perlak gelombang pertama, dan seterusnya membentuk sebuah kerajaan disana. Dalam buku tersebut selanjutnya dijelaskan tentang silsilah Sultan Abdul Kadir Syah berikutnya dengan sejarah berdirinya Kerajaan Perlak dan kemudian menurunkan keturunan yang memimpin Kerajaan Linge I. 1.4.2. Teori Teori merupakan landasan atau kerangka berfikir dalam membahas permasalahan. Sumantri (1993:143) mengatakan, teori juga merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Koentjaraningrat (1977:30) bahwa pengetahuan yang diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen serta pengalaman kita sendiri merupakan landasan dari pemikiran untuk memperoleh pengertian tentang teoriteori yang bersangkutan. Pendapat dari Herkovits dalam Soerjono (1980:980) memandang suatu kebudayaan sebagai suatu sistem organik, karena kebudayaan turun temurun dari

generasi ke generasi dan tetap hidup, walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti yang disebabkan kematian dan kelahiran. Pendapat ini sesuai dengan keberadaan tari guel pada masyarakat Gayo, yang tetap eksis sampai sekarang. Fungsi adalah kegunaan atau tujuan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang di tulis oleh W.J.S Poerwadarminta (1984:283) fungsi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Menurut Soedarsono (1972:22) tari dapat berfungsi sebagai : a. Sarana upacara-upacara keagamaan yang masih kuat unsur-unsur kepercayaan kuno. b. Sarana untuk mengungkapkan kegembiraan dan pergaulan c. Sarana pertunjukan yang timbul dari perasaan untuk memberikan hiburan atau kepuasan bathin manusia Yuliani Parani (1953:28) mengatakan bahwa fungsi tari ada tiga hal yaitu: 1. Fungsi sosial, yakni sebagai penunjang, aspek kehidupan, masyarakat, seperti dalam upacara kehidupan, siklus kepercayaan, hubungan manusia dengan manusia, masyarakat dengan masyarakat 2. Fungsi stimulan, yakni memberi sebagai emosi baik secara individu maupun kelompok. 3. Fungsi komunikasi, yakni hubungan manusia dengan lingkungan dan masa lampau dengan kekuatan penguasaan yang dilaksanakan. Pendapat-pendapat dari Soedarsono dan Yuliani Parani diatas, dapat menjadi acuan untuk melihat fungsi penyajian tari guel pada masyarakat Gayo dikota Medan.

1.5 Metode Penelitian Dalam suatu kegiatan penelitian ilmiah membutuhkan suatu metode penelitian agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan sistematis. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Koentjaraningrat (1985:7) yang mengatakan bahwa, metode adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja. : yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode yang dapat penulis terapkan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualiatif. Penelitian yang bersifat deskriptif, bertujuan menggambarkan secara tepat sifat sifat suatu individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suaty gejala atau frekwensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala lain dalam masyarakat. Dalam hal ini mungkin ada hipotesa-hipotesa, mungkin belum, tergantung dari sedikit banyaknya pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan (Koentjaraningrat, 1991:29) Sedangkan menurut Hadari dan Mimi Martini (1994:176) penelitian yang bersifat kualitatif yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring data atu informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi aspek/bidang kehidupan tertentu pada objeknya. Penelitian ini tidak mempersoalkan sampel dan popolasi sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Dalam mngumpulkan data data yang nantinya dapat digunakan untuk menjawab segala permasalahan yang ada, Nettl (1963:62-64) menawarkan dua cara kerja lapangan yaitu lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk

work). 1.5.1 Kerja Laboratorium (Desk Work) Kerja laboratorium merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan tulisan-tulisan untuk dijadikan sebagai referensi. Bagian dari kerja laboratorium adalah pengolahan data-data dari hasil penelitian lapangan, dan data-data yang didapat dari studi kepustakaan. 1.5.1.1 Studi Kepustakaan Kepustakaan merupakan suatu proses pencarian literatur dan sumber bacaan yang nantinya dapat memperlancar proses penelitian. Kegiatan ini merupakan teknik untuk melengkapi kekurangan-kekurangan data sekaligus sebagai media untuk melengkapi dan menganalisa data-data yang diperoleh dalam penelitian lapangan. Selain sumber bacaan berupa buku, makalah, jurnal, buletin dan artikel, penulis juga berusaha mencari referensi lain dari internet. 1.5.1.2 Kerja Lapangan (Field Work) Kegiatan Kerja lapangan yang dilaksanakan oleh penulis adalah dengan turun langsung kedalam objek yang akan diteliti. Dalam mendapatkan data-data pada saat penelitian lapangan penulis melakukan beberapa cara, yaitu : Observasi, wawancara, dan perekaman.

1.5.1.2.1 Observasi Salah satu teknik dalam dalam penelitian lapangan adalah dengan melakukan observasi terlebih dahulu terhadap objek yang hendak diteliti. Tujuannya adalah untuk melihat secara langsung sekaligus berada ditempat dan waktu keberadaan objek dengan segala unsur-unsur pendukung objek yang hendak diteliti. Disamping itu Akan lebih mudah bagi seorang peneliti untuk mengetahui langkah-langkah selanjutnya dalam kegiatan penelitian yang akan dilaksanakannya. Soehartono (1995:69) mengatakan bahwa,. Observasi atau pengamatan dapat berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan indera penglihatan, yang juga berarti tidak melakukan pertanyaan-pertanyaan. Kemudian pendapat ini diperkuat lagi dengan pendapat Muhammad Ali (1987:25) yang mengatakan bahwa : observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap subyek, baik secara langsung maupun tidak menggunakan teknik yang disebut dengan pengamatan. 1.5.1.2.2 Wawancara Setelah mengadakan beberapa pengamatan maka penulis dapat memiliki sedikit wawasan tentang objek yang hendak diteliti. Maka kegiatan penelitian penulis lanjutkan dengan kegiatan wawancara. Menurut pendapat Koentjaraningrat, (1981:36), kegiatan wawancara secara umum dapat dibagi tiga kelompok yaitu: persiapan wawancara, teknik bertanya dan pencatatan data hasil wawancara.

Penulis juga mengacu pada pendapat Suhartono (1995:67) wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder) 1.5.1.2.3 Perekaman Untuk merekam data hasil penelitian dan wawancara penulis menggunakan Tape Recorder Sony Walkman WM-EX170, dengan media penyimpanan pada pita kaset Maxxel 60 Normal UR.

BAB II LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT GAYO 2.1 Masyarakat Gayo Gayo merupakan satu istilah untuk menyatakan sebuah suku yang berasal dari wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues. Sebagian ada juga yang berdomisili di kecamatan Serbajadi Kabupaten Aceh Timur. Suku ini merupakan salah satu suku asli dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kelompok etnik Gayo, mendiami bagian tengah atau pedalaman dari wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Wilayah asal orang Gayo ini biasa pula disebut Dataran Tinggi Gayo, yang merupakan bagian dari tali temali Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Dalam wilayah ini terletak danau mungil Laut Tawar yang cukup indah sekaligus wilayah ini merupakan kawasan suaka alam Gunung Leuser. Sebuah kekayaan alam yang mewariskan kekayaan alam flora dan fauna pada dunia, diantaranya primata langka yang disebut orang utan (pongopygmeus). 2.2 Adat Isitiadat Di masa lalu masyarakat Gayo telah merumuskan prinsip prinsip adat yang disebut kemalun ni edet. Prinsip adat ini menyangkut harga diri (malu) yang harus dijaga, diamalkan, dan dipertahankan oleh kelompok kerabat tertentu,