QANUN KOTA LANGSA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA DAN HASIL USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA ALA

dokumen-dokumen yang mirip
QANUN KOTA LANGSA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI HASIL HUTAN KAYU DAN HASIL HUTAN IKUTAN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA ALA

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR: 17 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI HASIL USAHA PERKEBUNAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAIHM

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG SURAT TANDA KEBANGSAAN, PENGUKURAN DAN PENDAFTARAN KAPAL < 7 GT DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA ALA

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR: 10 TAHUN 2001 TENTANG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENITIPAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

QANUN KOTA L ANGSA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA ALA WALI KOTA LANGSA,

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERIAN SURAT IZIN TEMPAT USAHA ( SITU ) BUKAN H.O BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN WALIKOTA TARAKAN,

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA BANDA ACEH

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2001 TENTA NG RETRIBUSI PEMAKAIAN PASAR HEWAN DAN PEMERIKSAAN HEWAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 25 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TERMINAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR : 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IZIN DAN RETRIBUSI HASIL HUTAN IKUTAN

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 11 SERI B. 11 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBERIAN IZIN USAHA ANGKUTAN BARANG DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

L E M B A R A N D A E R A H

BUPATI BENER MERIAH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DAN ANGKUTAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBAHANAHUWATA ALA BUPATI ACEH BESAR

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 01 TAHUN 2002 RETRIBUSI PELAYANAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK DAN PENGAWASAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2005

\ PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERDA NO 25 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI MEMBAWA HASIL PERKEBUNAN KELUAR DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

L E M B A R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH NOMOR : 16 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BUPATI ACEH TENGAH QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU TANAH MILIK

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA NOMOR : 8 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI NAGAN RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR: 17 SERI C.17 TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANTAENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG DAERAH TINGKAT II BANTAENG PROPINSI DATI I SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR : 04 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

L E M B A R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,

L E M B A R A N D A E R A H

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

BUPATI PESISIR SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMANFAATAN LAHAN PADA HUTAN NEGARA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

L E M B A R A N D A E R A H

QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA NOMOR : 9 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 17 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENGINAPAN/PASANGGARAHAN/VILLA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GOWA RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GOWA,

QANUN KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR 42 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 39 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN KAKUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA DAN HASIL USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA ALA WALI KOTA LANGSA, Menimbang : a. bahwa untuk ketertiban pengambilan Hasil Usaha Perkebunan dan dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah, di pandang perlu mengatur ketentuan Izin dan Retribusi Pengambilan Hasil Usaha Perkebunan sehingga dapat berjalan secara berdayaguna dan berhasilguna ; b. bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dalam suatu Qanun. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 Tentang Panitia Urusan Piutang Negara (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 156 Tambahan Lembaran Negara Nomor 1103); 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaga Negara Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Nagara Nomor 3892); 3. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Kota Langsa (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4110); 5. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2001 tentang Otonomi khusus bagi Propinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4134); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 7. Undang.. - 1 -

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 441); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 Tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 Tentang Tehnis Penyusunan Peraturan Perundang undangan dan bentuk Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden ; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1989 Tentang Ketentuan Umum Penyidik mengenai Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Jo Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomur 4 Tahun 1977 Tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah; 14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 Tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 Tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah; 16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2001 tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk-produk Hukum Daerah; 17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2001 tentang Bentuk Produk-produk Hukum Daerah; 18. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2001 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; Dengan Persetujuan Bersama: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA LANGSA dan WALIKOTA LANGSA MEMUTUSKAN. - 2 -

MEMUTUSKAN: Menetapkan : QANUN KOTA LANGSA TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA DAN HASIL USAHA PERKEBUNAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Langsa; 2. Pemeritah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai penyelenggara Pemerintah Daerah; 3. Kepala Daerah adalah Walikota; 4. Walikota adalah Walikota Langsa; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD Kota Langsa; 6. Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Kelautan adalah Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Kelautan Kota Langsa; 7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; 8. Badan adalah suatu Bentuk Badan Usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan Nama dan Bentuk apapun persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Lembaga bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya; 9. Retribusi Jasa Usaha adalah Retribusi atas jasa yang di sediakan oleh Pemerintah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula di sediakan oleh sektor swasta; 10. Retribusi Hasil Usaha Perkebunan yang selanjutnya dapat di sebut Retribusi adalah pembayaran atas jasa Penjualan Produksi Usaha Perkebunan; 11. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan Perundang-undangan Retribusi di wajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi; 12. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan Izin Pengambilan Hasil Usaha Perkebunan; 13. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat di singkat SPORD adalah surat yang digunakan oleh wajib Retribusi untuk melaporkan data objek Retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran Retribusi yang terhutang menurut peraturan Perundang-undangan Retribusi Daerah; - 3-14. Surat...

14. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat di singkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan jumlah Retribusi yang terhutang; 15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya dapat disingkat SKRDKBT, adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah Retribusi yang telah ditetapkan; 16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya dapat di singkat SKRDLB, adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar dari pada Retribusi yang terhutang atau tidak seharusnya terhutang; 17. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat di singkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan atau sanksi Administrasi berupa bunga atau denda; 18. Surat keputusan keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap SKRD, SKRDKBT, SKRLDB atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib Retribusi; 19. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Retribusi Daerah; 20. Penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat di sebut Penyidik. Untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindakan pidana di bidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya; B A B II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2 (1) Dengan nama Retribusi Izin Usaha Perkebunan dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas Pemberian izin usaha Perkebunan kepada orang pribadi atau Badan Usaha. (2) Dengan nama Retribusi Hasil Usaha Perkebunan di pungut Retribusi atas Hasil Usaha Perkebunan. Pasal 3 Objek Retribusi adalah Pemberian Izin Usaha Perkebunan dan Hasil Produksi dari semua tanaman Perkebunan dan Hasil Produksi dari semua Tanaman Perkebunan baik yang bersumber dari Perkebunan rakyat maupun Perkebunan besar adalah sebagai berikut : 1. Karet.... - 4 -

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. Karet lump/ slab Karet sheet Karet SIR Biji coklat / kakao Pinang kulit Pinang kupas Tembakau Kelapa bulat Kopra Kelapa cungkil Tangkai cengkeh Bunga cengkeh Bunga pala Biji pala Pupuk kompos Kopi Lada hitam Lada putih Jahe Segala jenis bibit tanaman Perkebunan Tebu Kapuk Kulit kayu manis Tandan buah segar kelapa sawit Biji kemiri Gula aren Ijuk Pasal 4 Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Izin untuk usaha Perkebunan atau yang memasarkan, mengolah sendiri hasil Produksi Tanaman Perkebunan di daerah. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi Perizinan dan Hasil Usaha Perkebunan di golongkan sebagai Retribusi Perizinan tertentu dan jasa usaha. BAB IV.. - 5 -

BAB IV PERIZINAN Pasal 6 Setiap usaha di bidang Perkebunan baik yang di usahakan oleh perorangan maupun Badan Hukum dalam wilayah Kota Langsa di wajibkan memiliki izin usaha Perkebunan. BAB V TATA CARA MEMPEROLEH IZIN Pasal 7 (1) Untuk memperoleh izin Usaha Perkebunan sebagaimana di maksud dalam Pasal 6, yaitu Mengajukan Permohonan secara tertulis kepada Walikota melalui Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Kelautan Kota Langsa. (2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana di maksud pada ayat (1) akan di atur dengan Keputusan Walikota. BAB VI CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 8 Tingkat penggunaan jasa di ukur berdasarkan jenis komoditi dan jumlah Produksi yang di jual, di pasarkan dan diolah. BAB VII STRUKTUR BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 9 (1) Struktur tarif di golongkan berdasarkan kegiatan usaha, jenis dan volume Produksi. (2) Besarnya tarif Retribusi untuk setiap jenis Produksi yang dihasilkan bagi masingmasing komoditi Perkebunan sebagai berikut : No. JENIS HASIL BUMI DAN PRODUKSI BESARNYA TARIF RETRIBUSI 1 2 3 1. Karet lump/ slab 5.000,- / ton 2. Karet sheet 7.500,- / ton 3. Karet SIR 10.000,- / ton 4. Biji coklat / kakao 5. Pinang kulit 5,- / kg 6. Pinang - 6 -

1 2 3 6. Pinang kupas 15,- / kg 7. Tembakau 100,- / kg 8. Kelapa bulat 5,- / buah 9. Kopra 15,- / kg 10. Kelapa cungkil 11. Tangkai cengkeh 12. Bunga cengkeh 25,- / kg 13. Bunga pala 5,- / kg 14. Biji pala 15. Pupuk kompos 16. Kopi 17. Lada hitam 20,- / kg 18. Lada putih 25,- / kg 19. Jahe 20. Segala jenis bibit tanaman Perkebunan 10,- / batang 21. Tebu 2,- / kg 22. Kapuk 15,- / kg 23. Kulit kayu manis 20,- / kg 24. Tandan buah segar kelapa sawit 2,- / kg 25. Biji kemiri 5,- / kg 26. Gula aren 27. Ijuk 5,- / kg BAB VIII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10 (1) Untuk Retribusi terhutang Hasil Produksi komoditi Perkebunan dipungut pada Pos Perbatasan dan Pos Pelabuhan Laut. (2) Untuk Pabrik pengelolaan hasil tanaman Perkebunan Retribusi yang terhutang di laksanakan pada pabrik tersebut yang berada di wilayah Kota Langsa. BAB IX SAAT RETRIBUSI TERHUTANG Pasal 11 Saat retribusi terhutang adalah saat di tetapkan Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lainnya yang di persamakan. - 7 - BAB X..

BAB X SURAT PENDAFTARAN Pasal 12 (1) Wajib Retribusi wajib mengisi SPORD. (2) SPORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus di isi dengan jelas, benar dan lengkap serta di tanda tangani oleh wajib Retribusi atau kuasanya. (3) Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tetapkan oleh Walikota. BAB XI PENETAPAN RETRIBUSI Pasal 13 (1) Berdasarkan SPORD sebagaimana di maksud dalam pasal 10 ayat (1) ditetapkan Retribusi dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang di persamakan. (2) Bentuk, isi serta tata cara penerbitan dan penyampaian SKRD atau dokumen lainnya yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tetapkan oleh Walikota. BAB XII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 14 (1) Pemungutan Retribusi tidak dapat di borongkan. (2) Retribusi di pungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang di persamakan. BAB XIII TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 15 (1) Retribusi yang Terhutang harus dilunasi sekaligus di muka. (2) Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, dan tempat pembayaran Retribusi diatur dalam Petunjuk tehnis yang di buat oleh Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Kelautan Kota Langsa dengan pengesahan Walikota. B A B XIV TATA CARA PENAGIHAN Pasal 16 (1) Retribusi Terhutang berdasarkan SKRD atau Dokumen yang lain yang dipersamakan, SKRDKBT, STRD dan STRD dan Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan Jumlah Retribusi yang harus dibayar bertambah, yang tidak - 8 - atau..

atau kurang dibayar oleh Wajib Retribusi dapat ditagih melalui Badan Urusan Piutang di Lelang Negara ( BUPLN). (2) Penagihan Retribusi melalui BUPLN dilaksanakan berdasarkan Perundang undangan yang berlaku. BAB XV KEBERATAN Pasal 17 (1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang di persamakan SKRDKBT dan SKRDLB. (2) Keberatan diajukan dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (3) Dalam hal wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan Retribusi, wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidak benaran ketetapan Retribusi tersebut. (4) Keberatan harus di ajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang di persamakan. SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan, kecuali apabila wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat di penuhi karena keadaan diluar kekuasaanya. (5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan sehingga tidak di pertimbangkan. (6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi. Pasal 18 (1) Walikota Langsa dalam jangka paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal di terima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. (2) Keputusan Walikota atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya Retribusi yang terhutang. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah lewat dan Walikota tidak memberikan suatu keputusan keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. B A B XVI PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 19 (1) Atas Kelebihan Pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan Permohonan Pengembalian kepada Walikota. (2) Walikota - 9 -

(2) Walikota dalam jangka paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya Permohonan kelebihan Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan Keputusan. (3) Apabila Jangka Waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Walikota tidak memberikan Suatu Keputusan Permohonan Pengembalian Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Apabila Wajib Retribusi Mempunyai utang Retribusi lainnya, Kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu Utang Retribusi tersebut. (5) Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak ditetapkannya SKRDLB. (6) Apabila Pengembalian Kelebihan Pembayaran retribusi dilakukan setelah jangka waktu 2(dua) bulan, Walikota memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan Retribusi. Pasal 20 (1) Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribusi Diajukan secara tertulis Kepada Walikota dengan sekurang-kurangnya menyebutkan : a. Nama dan Alamat Wajib Retribusi b. Masa Retribusi c. Besarnya Kelebihan Pembayaran d. Alasan yang singkat dan jelas (2) Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribusi disampaikan secara Langsung atau melalui pos tercatat. (3) Bukti Penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti Pengiriman Pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Walikota. Pasal 21 (1) Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribusi dilakukan dengan menerbitkan surat perintah membayar Kelebihan Retribusi. (2) Apabila Kelebihan Pembayaran Retribusi diperhitungkan dengan hutang Retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (4) Pembayaran dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan bukti pemindah bukuan yang berlaku sebagai bukti pembayaran. BAB XVII.. - 10 -

BAB XVII PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 22 (1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi. (2) Pemberian Pengurangan atau keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan Wajib Retribusi. (3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi di tetapkan oleh Walikota. BAB XVIII KETENTUAN PIDANA Pasal 23 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam Pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah Retribusi Terutang. (2) Tindak Pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah Pelanggaran. BAB XIX PENYIDIKAN Pasal 24 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu Dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan dan laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap atau jelas. b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana Retribusi Daerah. c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi ataupun badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah. - 11 - d. Memeriksa..

d. Memeriksa bukti-bukti catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah. e. Melakukan Penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan Dokumen-dokumen lain,serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut. f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah. g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e. h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah. i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. j. Menghentikan Penyidikan k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum acara pidana. BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Dengan berlakunya Qanun ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Qanun ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 26 Hal-hal yang belum diatur dalam Qanun ini, sepanjang mengenai peraturan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Pasal 27. - 12 -

Pasal 27 Qanun ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2006. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Langsa. Disahkan di Langsa pada tanggal 12 Desember 2005 M 11 Dzulqa idah 1426 H Pj. WALIKOTA LANGSA, Diundangkan di Langsa pada tanggal 12 Desember 2005 M 11 Dzulqa idah 1426 H MUCHTAR ACHMADY SEKRETARIS DAERAH, Drs. H. AZZUBAIDI A. GANI, MM PEMBINA UTAMA MADYA NIP. 130 526 015 LEMBARAN DAERAH KOTA LANGSA TAHUN 2005 NOMOR 18 SERI C - 13 -