BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Negara. Perkawinan menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

III. METODE PENELITIAN. digunakan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 55

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Sedangkan menurut

III. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam tesis ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif (library reseach) adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisa (Soerjono Soekanto,

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

III.METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasari pada metode

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Masyarakat Indonesia tergolong heterogen dalam segala aspeknya. Dalam

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan masalah guna memberikan petunjuk pada permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai kaidah yang

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

BAB 1 PENDAHULUAN. 1960), hal Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 5, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hal. 48.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan aturan terhadap suatu perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. ini banyak dijumpai pasangan yang lebih memilih untuk melakukan nikah siri

BAB 1 PENDAHULUAN. menegakkan rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan berdasarkan

III METODE PENELITIAN. menelaah hukum serta hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum,

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Undang-Undang. 1 Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami berbagai peristiwa hukum.

BAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1974, TLN No.3019, Pasal.1.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian sehingga

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya seorang anak dilahirkan sebagai akibat dari hubungan

III. METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitian dibutuhkan metode ilmiah yang merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB I PENDAHULUAN. islam adalah realisasi dari tujuan utama ibadah dan perinciannya tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis normatif ( normative legal reserch) yaitu

III. METODE PENELITIAN. penulis akan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Hikmahnya ialah supaya manusia itu hidup

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Kecuali

METODE PENELITIAN. dengan seksama dan lengkap, terhadap semua bukti-bukti yang dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

III. METODE PENELITIAN. Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara pada umumnya. Sebuah keluarga dibentuk oleh suatu. tuanya dan menjadi generasi penerus bangsa.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

III. METODE PENELITIAN. akan dipergunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan yuridis

BAB I PENDAHULUAN. yang ditakdirkan untuk saling berpasangan dan saling membutuhkan 1. Hal

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. telah berusia 17 tahun atau yang sudah menikah. Kartu ini berfungsi sebagai

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

III. METODE PENELITIAN. menggunakan dua macam pendekatan yaitu : 1. Pendekatan secara yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian dari permukaan bumi dengan batas-batas tertentu

III. METODE PENELITIAN. dari berbagai aspek yaitu teori, sejarah, filosofi,struktur dan komposisi, formalitas

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang di gunakan dalam pembahasan penelitian ini penulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap keluarga yang hidup di dunia ini selalu mendambakan agar keluarga itu

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

III. METODE PENELITIAN. pendekatan yang dilakukan secara yuridis empiris dan yuridis normatif guna

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

I. METODE PENELITIAN

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. antara suami, istri dan anak akan tetapi antara dua keluarga. Dalam UU

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris dan

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan mempelajari dan menelaah konsep-konsep dan teori-teori serta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan itu sendiri merupakan hak setiap warga Negara yang wajib dilindungi oleh Negara. Perkawinan menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan adalah : Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut Ibnu Khaldun (723-808 H/ 1332-1406 M), manusia itu (pasti) dilahirkan di tengah-tengah masyarakat, dan tidak mungkin hidup kecuali di tengah-tengah mereka pula. 1 Sebagai makhluk bermasyarakat, manusia tidak akan bisa hidup tanpa ada hukum apa pun nama atau sebutannya yang mengatur pergaulan hidup mereka. 2 Seorang filosof Romawi, Celcius menegaskan : Ubi societas ibi ius. Maksudnya, di mana ada masyarakat di situlah ada hukum. 3 Semua ini membuktikan bahwa hukum sangat berperan bagi kehidupan manusia. Memang seperti disimpulkan L.J. Van Apeldoorn, setiap saat hidup kita (manusia) dikuasai oleh hukum. Hukum ( inheren di dalamnya hukum Islam) mencampuri hukum manusia sebelum ia lahir, dan masih mencampurinya setelah ia meninggal. Hukum melindungi benih di dalam kandungan ibu (janin) dan masih menjaga jenazah orang yang telah mati. 4 Dengan demikian, perkawinan pun juga turut diatur oleh hukum. Walaupun merupakan hubungan antara indvidu dengan individu, namun syarat, tata cara, prosedur dan bahkan putusnya perkawinan turut diatur dalam peraturan perundang-undangan. 1 Prof. Muhammad Amin Summa, 2005, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta, PT RajaGrafindo Pesada, hlm. 1. 2 Ibid. 3 F. Isjwara, 1992, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta, Bina Cipta, hlm. 79. 4 L.J. Van Apeldoorn, 1990, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Pradnya Paramitha, hlm.6. 1

Dalam putusan Pengadilan Agama Kelas IA Padang Nomor 0769/Pdt.G/2014/ PA.Pdg menyatakan tentang pembatalan perkawinan karena adanya unsur pemalsuan identitas yang dilakukan oleh Termohon dan keluarga Termohon. Termohon menyatakan bahwa ia belum pernah menikah sebelumnya dan masih berstatus gadis. Setelah terlaksananya perkawinan, Pemohon mengetahui bahwa Termohon sebelumnya sudah pernah menikah dengan seorang pria dan kemudian bercerai berdasarkan putusan Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci Nomor 250/Pdt.G/2012/PA.Pkc. Saat Termohon menikah dengan Pemohon, Termohon masih dalam kondisi masa iddah. Perceraian pertama Termohon dengan suaminya terdahulu yang diputus pada tanggal 16 Oktober 2012, sedangkan Pemohon dengan Termohon sah menjadi suami istri secara Islam tertanggal 24 November 2012. Dari kedua tanggal itu jelas terlihat bahwa Termohon masih dalam masa iddah-nya saat menikah dengan Pemohon, Termohon bahkan menikah dengan Pemohon dalam jangka waktu kira-kira satu bulan delapan hari sejak putusan perceraiannya dengan suami terdahulunya jatuh. Termohon tetap melakukan perkawinan untuk kedua kalinya walaupun masih ada halangan yang sah baginya untuk melakukan perkawinan. Termohon melakukan lamaran di saat ia masih belum resmi bercerai dengan suaminya terdahulu yang secara jelas bahwa hal itu tidak diperkenankan. Termohon juga tidak memberitahukan kepada Pemohon bahwa ada halangan yang sah dalam pelaksanaan perkawinan mereka menyangkut status Termohon yang saat itu belum sah bercerai dengan suami terdahulunya. 2

Menurut Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dalam perkawinan dapat terjadinya salah sangka mengenai diri suami atau istri. Apabila hal demikian terjadi, maka perkawinan tersebut dapat dibatalkan dengan membuat permohonan pembatalan perkawinan pada Pengadilan Agama untuk memperoleh penetapan berupa pembatalan perkawinan. Istilah yang dipergunakan dalam pasalpasal pengaturan mengenai pembatalan perkawinan tersebut adalah salah sangka. Pada Pasal 27 ayat (2) Undang -undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan : seorang suami atau istri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi salah sangka mengenai diri suami atau istri. Selain ketentuan dalam Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, terdapat pula ketentuan lain yang mengatur mengenai pembatalan perkawinan, diantaranya adalah Instruksi Presiden No 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam. Pasal 72 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam juga menyatakan bahwa salah satu alasan dapat terjadinya pembatalan perkawinan adalah karena dapat dibatalkan apabila perempuan yang dikawini ternyata masih dalam iddah dengan suami lain. Dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata dinyatakan bahwa batalnya suatu perkawinan yang dilakukan apabila bertentangan dengan Pasal 27 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Dimana pada Pasal 27 Kitab Undang-undang Hukum Perdata itu mengatur mengenai asas monogami. Ketentuan tentang pembatalan perkawinan di atur dalam Pasal 86-92 KUHPerdata yang merupakan ketentuan yang sudah limitatif; artinya alasan-alasan lain tiada dimungkinkan lagi. 5 5 R. Soetojo Prawirohamidjojo, S.H dan Asis Safioedin, S.H, Hukum Orang dan Keluarga, Bandung, Alumni, 1986, hlm.34. 3

Selain menipu Pemohon mengenai status diri Termohon yang membuat Termohon dapat melaksanakan maksudnya untuk menikahi Pemohon, Termohon ternyata juga memiliki dua Kartu Tanda Penduduk (KTP), y aitu KTP yang dikeluarkan oleh Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011 dan masih berlaku dengan status perkawinan belum kawin. KTP kedua dikeluarkan oleh Kelurahan Cengkeh Nan XX, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang yang dikeluarkan pada 1 Oktober 2012 dengan status perkawinan tidak kawin, sedangkan Termohon sendiri berdomisili di Pelelawan Provinsi Riau. Hal ini dilakukan Termohon guna mewujudkan keinginannya untuk menikahi Pemohon. Pada tanggal 3 Oktober 2012 Termohon telah membuat surat keterangan untuk menikah di Kelurahan Cengkeh Nan XX, Lubuk Begalung, Kota Padang dengan status perkawinan belum menikah, dan pada tanggal yang sama Termohon juga membuat surat pernyataan belum pernah menikah/kawin. Dari surat keterangan dan surat pernyataan yang dimaksud merupakan keterangan dan pernyataan palsu yang diberikan Termohon agar ia dapat menikahi Pemohon. Sehingga surat yang dikeluarkan oleh Kelurahan Cengkeh Nan XX isinya juga merupakan palsu. Dalam persoalan ini terdapat beberapa hal yang menarik bagi penulis untuk diteliti lebih dalam. Atas dasar itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai PEMBATALAN PERKAWINAN DAN AKIBAT HUKUMNYA BAGI PARA PIHAK KARENA ADANYA UNSUR PEMALSUAN IDENTITAS DALAM PERKARA NOMOR 0769/PDT.G/2014/PA.PDG DI PENGADILAN AGAMA KELAS IA PADANG 4

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka ada beberapa permasalahan yang akan menjadi pokok pembahasan dalam Penelitian ini. Adapun rumusan masalah tersebut adalah : 1. Bagaimana kewenangan Hakim dalam mengadili dan memutus perkara pembatalan perkawinan karena adanya unsur pemalsuan identitas dalam putusan Pengadilan Agama Nomor 0769/Pdt.G/2014/PA.Pdg? 2. Bagaimana pertimbangan Hukum Majelis Hakim dalam putusan Pengadilan Agama Nomor 0769/Pdt.G/2014/ PA.Pdg? 3. Bagaimana akibat hukum pembatalan perkawinan dalam putusan Pengadilan Agama Nomor 0769/Pdt.G/2014/ PA.Pdg terhadap para pihak? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan Rumusan masalah telah di paparkan, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kewenangan Hakim dalam mengadili dan memutus perkara pembatalan perkawinan karena adanya unsur pemalsuan identitas dalam putusan Pengadilan Agama Nomor 0769/Pdt.G/2014/ PA.Pdg. 2. Mengetahui pertimbangan Hukum Majelis Hakim dalam putusan Pengadilan Agama Nomor 0769/Pdt.G/2014/ PA.Pdg. 3. Mengetahui akibat hukum pembatalan perkawinan dalam putusan Pengadilan Agama Nomor 0769/Pdt.G/2014/ PA.Pdg bagi para pihak. 5

D. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini selain memiliki tujuan sebagaimana yang telah penulis uraikan sebelumnya, diharapkan dapat memperoleh beberapa manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini merupakan salah satu syarat wajib untuk memperoleh gelar sarjana hukum. Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan melatih dan menambah pengetahuan penulis lebih luas mengenai hukum perdata khususnya di bidang hukum keluarga yaitu tentang pembatalan perkawinan. Setelah menyelesaikan studi di fakultas ini, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum dan sedikit banyak dapat menjadi referensi oleh mahasiswa lainnya, dosen, masyarakat luas yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai judul penelitian ini. b. Memberikan usul-usul dari hasil penelitian ini karena setelah dilaksanakannya penelitian mengenai judul penelitian, diharapkan apa yang terjadi dilapangan cocok dengan teori keilmuan mengenai perkawinan terutama mengenai permbatalan perkawinan. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan teori tambahan dan informasi khususnya pada pihak-pihak yang akan mengajukan permohonan pembatalan perkawinan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan 6

masukan dan melengkapi referensi yang belum ada tentang bagaimana pertimbangan unsur pemalsuan identitas dan asal usul dalam perkawinan dalam perbatalan perkawinan dan apa akibat hukumnya. E. Metode Penelitian Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka penulis akan memperoleh dan mengumpulkan data-data yang valid. Adapun data-data dan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pendekatan Masalah metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif. Pendekatan ini didasarkan pada peraturan perundang-undangan, teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan objek yang di teliti. Penelitian ini dilakukan dengan melihat, menelaah dan menginterpretasikan hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum berupa konsepsi, peraturan perundang-undangan, pandangan, doktrin hukum yang berkaitan. Jenis pendekatan ini menekankan pada diperolehnya keterangan berupa naskah hukum yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu putusan Pengadilan Agama Kelas IA Padang Nomor 0769/Pdt.G/2014/PA.Pdg. 2. Sifat Penelitian sifat penelitian dalam tulisan ini adalah bersifat deskriptif-analitis yaitu penelitian yang mendeskripsikan, menggambarkan dan mengulas tentang pembatalan perkawinan karena adanya unsur pemalsuan identitas di Pengadilan 7

Agama Kelas IA Padang. Kemudian akan dilakukan analisis dari sudut pandang Hukum Islam melalui Instruksi Presiden No 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, serta peraturan yang mendukung lainnya. 3. Jenis dan Sumber Data Berkenaan dengan penelitian ini, maka pengumpulan data akan dilakukan dengan pengumpulan data skunder. Data Skunder Data skunder adalah data yang dikumpulkan dalam penelitian kepustakaan. Data-data ini terdiri dari : 1. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat 6, yang terdiri atas : a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan b. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam. c. Kitab Undang-undang Hukum Perdata d. Buku-buku lainya yang berkaitan baik secara langsung atau tidak langsung dengan penelitian penulis e. Dokumen-dokumen dari perkara yang menjadi objek kajian penulis dalam meneliti. 2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan 6 Soerjono Soekanto, 2008, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, hlm. 52. 8

mengenai bahan hukum primer 7, yaitu: a. Berbagai hasil penelitian mengenai hukum perkawinan; b. Berbagai buku yang membahas mengenai hukum perkawinan; c. Bahan-bahan seminar, lokarya dan pertemuan ilmiah lainnya tentang hukum perkawinan, dan; d. Berbagai artikel dan makalah di dalam jurnal dan majalah. 3. Bahan hukum tersier yaitu bahan yang akan menunjang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum, kamus bahasa Indonesia, Ensiklopedi, serta dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini, sumber-sumber yang akan diambil penulis untuk mendukung penelitian adalah : 1. Penelitian Lapangan ( Field Research ) Sumber data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari penelitian lapangan dengan sejumlah narasumber yang mengetahui perihal objek penelitian yaitu putusan Pengadilan Agama Nomor 0769/Pdt.G/2014/PA.Pdg tentang pembatalan perkawinan dengan unsur pemalsuan identitas. 2. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) Di penelitian ini akan dilakukan dengan mempelajari dokumen dan literatur yang berkaitan dengan hukum perkawinan khususnya mengenai pembatalan perkawinan. Maka dari itu penelitian kepustakaan akan dilakukan pada : a. Perpustakaan Pusat Universitas Andalas b. Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas 7 Ibid, hlm.264. 9

c. Buku koleksi milik pribadi. 4. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini akan diawali dengan membaca dan memahami terlebih dahulu dokumen yang berkenan dengan putusan nomor 0769/Pdt.G/2014/PA.Pdg. Selanjutnya penulis akan membaca, mengutip buku-buku atau referensi lain serta menelaah peraturan perundang-undangan, dan konsep-konsep lainnya yang berkenaan dengan objek penelitian. Terakhir penulis akan memperoleh keterangan lebih lanjut dengan melakukan wawancara dengan para narasumber sebagai informan untuk berperan sebagai informasi tambahan yang berkaitan dengan objek penelitian. Dalam wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada para pihak, Hakim yang menangani perkara pembatalan perkawinan di Pengadilan Agama Padang, Panitera di Pengadilan Agama tersebut untuk memperoleh data secara langsung mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pokok permasalahan. 5. Pengolahan Data dan Analisis Data Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan dan analisis data sebagai berikut : a. Pegolahan Data 1. Identifikasi data, yaitu mencari data yang diperoleh untuk disesuaikan dengan pembahasan yang akan dilakukan dengan menelaah peraturan, buku, literatur dan bahan lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu putusan Pengadilan Agama Nomor 0769/Pdt.G/2014/PA/Pdg. 10

2. Klasifikasi data, yaitu hasil identifikasi data yang selanjutnya diklasifikasi atau dikelompokkan sehingga diperoleh data yang benar-benar objektif dan sistematis. 3. Penyusunan data, yaitu menyusun data menurut sistematis yang telah ditetapkan dalam penelitian sehingga memudahkan peneliti dalam menginterprestasikan data. b. Analisis Data Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan cara analisis kualitatif yaitu analisi kualitatif yang dipergunakan untuk aspek-aspek normatif melalui metode yang bersifat deskriptif analisis, yaitu menguraikan gambaran dari data yang diperoleh dan menghubungkan satu sama lain untuk mendapatkan suatu kesimpulan umum. Hasil analisis tersebut dapat diketahui serta diperoleh kesimpulan induktif, yaitu cara berfikir dalam mengambil kesimpulan secara umum yang didasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. 8 F. Sistematika Penulisan Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan penelitian agar sesuai dengan tujuan yang dicapai, maka penulis menyusun suatu sistematika penulis sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab I, penulis akan membahas latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 8 Soejono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas Indonesia Press, hlm.112. 11

Berisikan tinjauan umum tentang Perkawinan, tinjauan mengenai pembatalan perkawinan dan tinjauan mengenai unsur pemalsuan pada pembatalan perkawinan. Dalam tinjauan pustaka ini akan dilengkapi pula dengan pengaturannya dalam peraturan perundangundangan, pendapat para ahli dan sebagainya. BAB III : PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas mengenai kewenangan Hakim dalam memutus perkara nomor 0769/Pdt.G/2014/PA.Pdg, pertimbangan Hukum Majelis Hakim terhadap unsur pemalsuan identitas dalam perkara pembatalan perkawinan di Pengadilan Agama Kelas IA Padang nomor 0769/Pdt.G/2014/PA.Pdg, akibat hukum pembatalan perkawinan bagi para pihak berdasarkan putusan Pengadilan Agama Kelas IA Padang nomor 0769/Pdt.G/2014/PA.Pdg. BAB IV : PENUTUP Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan yang telah dikemukakan, serta saran dan masukan berdasarkan fakta-fakta yang penulis peroleh dari hasil penelitian. 12