DAFTAR INFORMASI YANG DIKECUALIKAN PADA BUMD NON KEUANGAN MILIK PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR INFORMASI YANG DIKECUALIKAN PADA PT.SARANA PATRA HULU CEPU Undang-Undang Nomor 22 Tahun. Negara. Bumi ( UU 22/2001 ) jo

MENTERT ENERGI DAN SUMBER DAYA UINERAL REPUBLIK INDONESIA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Pre

MENTERT ENERGI DAN SUMBER DAYA UINERAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI DI ACEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI DI ACEH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

*40950 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 35 TAHUN 2004 (35/2004) TENTANG KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI TENTANG

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 42/2002, BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

file://\\ \web\prokum\uu\2003\uu panas bumi.htm

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERSEROAN TERBATAS SARANA PATRA HULU CEPU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7

M E M U T U S K A N :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2003 TENTANG PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang

Latar Belakang KEMENTERIAN ESDM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Pedoman Pengecualian Informasi Berdasarkan UU No.14 Tahun 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 028 TAHUN 2006 TENTANG

Hendry Ch Bangun Wakil Pemimpin Redaksi Warta Kota 21 November 2011

257/PMK.011/2011 TATA CARA PEMOTONGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN LAIN KONTRAK

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

- 1 - PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rancangan Undang-Undang Tentang Minyak dan Gas Bumi Versi Masyarakat Sipil

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) MALUKU ENERGI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No Bahwa secara umum ruang lingkup dalam pengaturan Pengklasifikasian Informasi Publik yaitu mengenai: 1. ketentuan umum; 2. asas dan tujuan

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK Nomor: SOP /HM 04/HHK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

V E R S I P U B L I K

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

DESAIN TATA KELOLA MIGAS MENURUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PERATURAN MENTERI ESDM NO. 040/2006

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

DAFTAR INFORMASI YANG DIKECUALIKAN PADA BUMD NON KEUANGAN MILIK PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH No. Konten Informasi Dasar Hukum Batas Waktu Konsekuensi Pengecualian Akibat Jika Info Dibuka Manfaat Jika Info Ditutup 1 2 3 4 5 6 1. RKAP BUMD Tahun - UU No.5 Th.1962 Pasal 22 ttg Terbatas, sampai Berjalan Perusahaan Daerah dengan adanya sehingga akan menggangu usaha yang tidak sehat - UU No.40 Th.2007 Pasal 63 s/d publikasi laporan 65 ttg Perseroan Terbatas huruf b ttg KIP tahun berikutnya persaingan usaha tidak sehat 2. Rencana Kerja Anggaran huruf b dan j ttg KIP - UU No.30 Th.2000 ttg Rahasia Dagang Sampai laporan pertanggung jawaban dalam RUPS sehingga akan mengganggu 3. Notulensi Rapat Internal Perusahaan berkaitan dengan SOP, Kebijakan dan Memorandum Internal 4. Perjanjian Kerjasama Usaha dengan pihak ketiga huruf b dan j ttg KIP - UU No.30 Th.2000 ttg Rahasia Dagang huruf b dan j ttg KIP - UU No.30 Th.2000 ttg Rahasia Dagang Tidak terbatas Sampai berakhirnya jangka waktu perjanjian sehingga akan menggangu sehingga akan menggangu 5. Perincian Laporan Keuangan Perusahaan huruf b ttg KIP Tidak terbatas sehingga akan menggangu 6. Data pribadi Komisaris, Direksi, dan Karyawan - UU No.14 Th.2008 Pasal 6 Ayat 3 huruf c tentang KIP huruf h ttg KIP Tidak terbatas Mengungkap rahasia pribadi Melindungi hak asasi dan rahasia pribadi 7. Rencana eksplorasi dan eksploitasi di blok cepu - UU 14 tahun 2008 pasal.17huruf i dan j ttg KIP - UU Migas No.22 TAHUN 2001 - PP NO.35 Tahun 2004 - Permen SDM No.27 Tahun 2006 Sampai berakhirnya jangka waktu perjanjian + 5 tahun sehingga akan menggangu

No. PENJELASAN UNDANG-UNDANG DALAM DAFTAR INFORMASI YANG DIKECUALIKAN PADA BUMD NON KEUANGAN MILIK PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Undang-Undang / Peraturan Pemerintah / Peraturan Menteri Nomor Tentang Psl/Ayt/Poin/Hrf Keterangan Penjelasan 1 2 3 4 5 6 1. UU.No.14 Th.2008 Keterbukaan Informasi Publik (KIP) 6 / ayt 3, hrf c Hak Badan Publik 3.Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik : c. informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi. 17 / hrf b, h s/d j Informasi Yg Dikecualikan b.informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat menggangu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari h.informasi Publim yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi, yaitu : 1. riwayat dan kondisi anggota keluarga, 2. riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang, 3. Kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang, 4. hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas, dan rekomendasi kemampuan seseorang, dan/atau 5. catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan non formal. i. Memorandum atau surat-surat antar Badan Publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi atau Pengadilan. j. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-undang 2. UU No.5 Th. 1962 Perusahaan Daerah 22 / ayt 1 s/d 3 Anggaran Perusahaan 1.Selambat-lambatnya 3 bulan sebelum tahun buku baru mulai berlaku, maka oleh Direksi dikirimkan anggaran perusahaan untuk dimintakan persetujuan dari Kepala Daerah/pemegang saham/saham proiritet setelah mendengar pertimbangan Dewan Perusahaan Daerah. 2.Kecuali apabila Kepala Daerah/pemegang saham/saham prioritet mengemukakan keberatan atau menolak proyek yang dimuat di dalam anggaran perusahaan itu sebelum menginjak tahun buku baru, maka anggaran tersebut berlaku sepenuhnya. 3.Anggaran tambahan atau perubahan anggaran yang terjadi dalam tahun buku yang bersangkutan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Kepala Daerah/pemegang saham/saham prioritet setelah mendengar pertimbangan Dewan Perusahaan Daerah.

3. UU No.40 Th.2007 Perseroan Terbatas 63 / ayt 1s/d 2 Rencana Kerja, Laporan 1.Direksi menyusun rencana kerja tahunan sebelum dimulainya tahun buku Tahunan, dan Penggunaan Laba yang akan datang. 2.Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memuat juga anggaran tahunan perseroan untuk tahun buku yang akan datang. 64 / ayt 1s/d 3 Rencana Kerja, Laporan 1.Rencana kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 63 disampaikan kepada Tahunan, dan Penggunaan Laba Dewan Komisaris atau RUPS sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar. 2.Anggaran dasar dapat menentukan rencana kerja yang disampaikan oleh Direksi sebagaimana dimaksud ayat 1 harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundangundangan. 3.Dalam hal anggaran dasar menentukan rencana kerja harus mendapat persetujuan RUPS, rencana kerja tersebut terlebih dahulu harus ditelaah Dewan Komisaris. 65 / ayt 1s/d 2 Rencana Kerja, Laporan 1.Dalam hal Direksi tidak menyampaikan rencana kerja sebagaimana dimaksud Tahunan, dan Penggunaan Laba dalam Pasal 64, rencana kerja tahun yang lampau diberlakukan. 2.Rencana kerja tahun yang lampau berlaku juga bagi Perseroan yang rencana kerjanya belum memperoleh persetujuan sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar atau peraturan perundang-undangan. 4. UU No.30 Th.2000 Rahasia Dagang 1 / ayt 1 s/d 2,& 5 Ketentuan Umum 1.Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan / atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. 2.Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia dagang yang timbul berdasarkan undang-undang ini. 5.Lisensi adalah Izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Rahasia Dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu. 2 Lingkup Rahasia Dagang Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan / atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.

4 / hrf a & b Hak Milik Rhasia Dagang Pemilik Rahasia Dagang memiliki hak untuk : a.menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya. b.memberikan lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rhasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial. 11 /ayt 1 hrf a & b, Penyelesaian Sengketa dan ayt 2 1.Pemegang Hak Rahasia Dagang atau penerima Lisensi dapat menggugat siapa pun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, berupa : a. gugatan ganti rugi; dan/atau b. penghentian semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4. 2.Gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diajukan ke Pengadilan Negeri. 13 Planggarn Rhasia Dgang Pelanggaran Rahasi Dagang juga terjadi apabila seseorang dengan sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan. 14 Planggarn Rhasia Dgang Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. UU. No.22 Th.2001 MIGAS 1 / ayt 7 s/d 9, 16, Ketentuan Umum & 19 s/d 20 17 / ayt 1 s/d 2 Ketentuan Pidana 1.Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 atau pasal 14 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). 2.Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 merupakan delik aduan. 7. Kegiatan Usaha Hulu adalah kegiatan usaha yang berintikan atau bertumpu pada kegiatan usaha Eksplorasi dan Exsploitasi. 8. Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan. 9. Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya. 16. Wilayah Kerja adalah daerah tertentu didalam Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia untuk pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi. 19. Kontrak Kerja Sama adalah Kontrak Bagi Hasil atau bentuk kontrak kerja

sama lain dalam kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi yang lebih menguntungkan Negara dan hasilnya dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 20. Izin Usaha adalah izin yang diberikan kepada Badan Usaha untuk melaksanakan Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan dan/atau Niaga dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba. 11 / ayt 1 s/d 3, Kegiatan Usaha Hulu 1.Kegiatan Usaha Hulu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 angka 1 hrf a s/d q dilaksanakan oleh Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap berdasarkan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana. 2.Setiap Kontrak Kerja Sama yan sudah ditandatangani harus diberitahukan secara tertulis kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 3.Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu : a. Penerimaan negara; b. Wilayah Kerja dan pengembaliannya; c. Kewajiban pengeluaran dana; d. Perpindahan kepemilikan hasil produksi atas Minyak dan Gas Bumi; e. Jangka waktu dan kondisi perpanjangan kontrak; f. Penyelesaian perselisihan; g. Kewajiban pemasok Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi untuk kebutuhan dalam negeri; h. Berakhirnya kontrak; i. Kewajiban pascaoperasi pertambangan; j. Keselamatan dan kesehatan kerja; k. Pengelolaan lingkungan hidup; l. Pengalihan hak dan kewajiban; m. Pelaporan yang diperlukan; n. Rencana pengembangan lapangan; o. Pengutamaan pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri; p. Pengembangan msyarakat sekitarnya & jaminan hak-hak masyarakat adat; q. Pengutamaan penggunaan tenaga kerja Indonesia. 20 / ayt 1 & 4 1.Data yang diperoleh dari survei umum dan/atau Eksploitasi dan Eksplorasi adalah milik negara yang dikuasai oleh Pemerintah. 4.Kerahasiaan data yang diperoleh Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap di Wilayah Kerja berlaku selama jangka waktu yang ditentukan.

51 / ayt 1 s/d 2 Ketentuan Pidana 1.Setiap orang yang melakukan Survei Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) tanpa hak dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling tinggi Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). 2.Setiap orang yang mengirim atau menyerahkan atau memindahtangankan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 tanpa hak dalam bentuk apa pun dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling tinggi Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). 52 Setiap orang yang melakukan Eksplorasi dan /atau Eksploitasi tanpa mempunyai Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi Rp.60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah). 6. PP.No.35 Th.2004 Kegiatan Hulu Migas 1 / ayt 4 s/d 7 Ketentuan Umum 4.Kontrak Bagi Hasil adalah suatu bentuk Kontrak Kerjasama dalam Kegiatan Usaha Hulu Berdasarkan prinsip pembagian hasil produksi. 5.Kontrak Jasa adalah suatu bentuk Kontrak Kerja Sama untuk pelaksanaan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi berdasarkan prinsip pemberian imbalan jasa atas produksi yang dihasilkan. 6.Kontraktor adalah Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang diberikan wewenang untuk melaksanakan Eksplorasi dan Eksploitasi pada suatu Wilayah Kerja berdasarkan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana. 7.Data adalah semua fakta, petunjuk, indikasi, dan informasi baik dalam bentuk tulisan (karakter), angka (digital), gambar (analog), media magnetik, dokumen, perconto batuan, fluida, dan bentuk lain yang didapat dari hasil survei umum, Eksplorasi, dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi. 22 / hrf a s/d d Survey Umum Dan Data Minyak Dan Gas Bumi Dalam hal kerahasiannya, Data diklasifikasikan sebagai berikut : a.data umum, merupakan data mengenai identifikasi dan letak geografis potensi, cadangan dan sumur Minyak dan Gas Bumi serta produksi Minyak dan Gas Bumi. b.data Dasar, merupakan deskripsi atau besaran dari hasil rekaman atau pencatatan dari penyelidikan geologi, geofisika, geokimia, kegiatan pemboran dan produksi. c. Data Olahan, merupakan data yang diperoleh dari hasil analisis dan evaluasi data dasar. d.data Interpretasi, merupakan data yang diperoleh dari hasil intepretasi data dasar dan/atau data olahan.

23 / ayt 1 s/d 3 Survey Umum Dan Data 1.Data Dasar, Data Olahan, dan Data Intepretasi sebagaimana dimaksud dalam (ayt 2, hrf a s/d c) Minyak Dan Gas Bumi pasal 22 bersifat rahasia untuk jangka waktu tertentu. 2.Masa kerahasiaan data sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah : a. Data Dasar, ditetapkan 4 (empat) tahun. b. Data Olahan, ditetapkan 6 (enam) tahun. c. Data Intepretasi, ditetapkan 8 (delapan) tahun. 3.Apabila ada suatu Wilayah Kerja dikembalikan kepada Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 (sebelumnya, tentang pengembalian Wilayah Kerja), maka seluruh data dari Wilayah Kerja yang bersangkutan tidak lagi diklarifikasikan sebagai data yang bersifat rahasia. 24 / ayt 1 s/d 2, hrf a s/d c Pelaksanaan Usaha Hulu Kegiatan 1.Kegiatan Usaha Hulu dilaksanakan oleh Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap berdasarkan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana. 2.Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 paling sedikit memuat persyaratan : a. kepemilikan sumber daya Minyak dan Gas Bumi tetap ditangan Pemerintah sampai pada titik penyerahan. b. Pengendalian manajemen atas operasi yang dilaksanakan oleh Kontraktor berada pada Badan Pelaksana. c. Modal dan resiko seluruhnya ditanggung oleh Kontraktor. 27 / ayt 1 s/d 4 Pelaksanaan Kegiatan 1.Jangka Waktu Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 Usaha Hulu paling lama 30 (tiga puluh) tahun. 2.Jangka Waktu Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, terdiri atas jangka waktu Eksplorasi dan jangka waktu Eksploitasi. 3.Jangka waktu Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang hanya 1 kali paling lama 4 tahun berdasarkan permintaan dari Kontraktor selama Kontraktor telah memenuhi kewajiban minimum menurut Kontrak Kerja Sama yang persetujuannya dilakukan oleh Badan Pelaksana. 4.Apabila dalam Jangka Waktu Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Kontraktor tidak menemukan cadangan Minyak dan/atau Gas Bumi yang dapat diproduksikan secara komersial maka Kontraktor wajib mengembalikan seluruh Wilayah Kerjanya. 104 / hrf a s/d e Ketentuan Peralihan Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku : a.kontrak Bagi Hasil dan kontrak lain yang berkaitan dengan Kontrak Bagi Hasil antara Pertamina dan pihak lain tetap berlaku sampai dengan berakhirnya knotrak yang bersangkutan.

b.kontrak Bagi Hasil dan kontrak lain yang berkaitan dengan Kontrak Bagi Hasil sebagaimana dimaksud dalam huruf a, beralih kepada kepada Badan Pelaksana. c. Kontrak-kontrak antara Pertamina dengan pihak lain yang berbentu Joint Operating Agreement (JOA) / Joint Operating Body (JOB) beralih kepada Badan Pelaksana dan berlaku sampai dengan berakhirnya kontrak yang bersangkutan. d.hak dan Kewajiban (participating interest) dalam JOA dan JOB sebagaimana dimaksud dalam huruf c beralih dari Pertamina kepada PT.Pertamina (Persero). e.kontrak-kontrak antara Pertamina dengan pihak lain yang berbentuk Technical Assistance Contract (TAC) dan Kontrak Enchanged Oil Recovery (EOR) beralih kepada PT.Pertamina (Persero) dan berlaku sampai berakhirnya Kontrak yang bersangkutan. 7. Permen.No.27 Th.2006 Pengelolaan Dan 2 / ayt 1 s/d 2 Ketentuan Umum 1.Data yang diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi adalah milik Pemanfaatan Data negara yang dikuasai Pemerintah. Yang Diperoleh Dari Survei Umum, 2.Data yang diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi Eksplorasi Dan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib diserahkan kepada Pusat Data dan Eksploitasi Minyak Informasi ESDM. Dan Gas Bumi 6 / hrf a s/d b Klasifikasi & Kerahasiaan Data diklasifikasikan berdasarkan status, terdiri atas : Data a.data tertutup merupakan data yang diperoleh dari hasil kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi yang bersifat rahasia dan belum terbuka untuk umum. b.data Terbuka merupakan data yang diperoleh dari hasil : 1. Kegiatan Survei Umum 2. Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi yang telah melampaui masa kerahasiaan. 7 Klasifikasi & Kerahasiaan Data yang berstatus Data Tertutup dan Data Terbuka sebagaimana dimaksud Data dalam pasal 6 yang dikelola oleh Kontraktor, atas permintaan Kontraktor, dapat dibuka untuk pihak lain dalam jangka waktu tertentu setelah mendapatkan persetujuan Direktur Jendral. 32 Ketentuan Pidana Setiap orang yang mengirim atau menyerahkan atau memindahtangankan Data tanpa hak dalam bentuk apapun dikenakan pidana atau denda sebagaimana diatur dalam Pasal 51 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah berubah dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 002/PUU-I/2003 pada tanggal 21 Desember 2004.

8. Production SharingProduction Sharing 5.1.21 Rights And Obligations Of Para pihak dilarang untuk mengungkap data geologis, geofisik, teknis, well logs Contract (PSC) Contract (PSC) Blok The Parties and completion, laporan status dan data apapun yang diperoleh oleh Kontraktor Cepu Cepu selama masa berlaku PSC kepada pihak ketiga tanpa persetujuan Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi. Dalam pasal ini akan tetap berlaku meskipun PSC Cepu berakhir. 9. Joint Operating Joint Agreement (JOA) Agreement Cepu Blok Cepu Operating 15.2.A Confidentiality Segala informasi yang dihasilkan, dikembangkan dan diperoleh selama atau (JOA) hasil dari, Joint Operations maupun Exclusive Operations, adalah informasi rahasia dan tidak boleh diungkap selama masa berlaku PSC dan 5 tahun setelah itu kepada individu maupun entitas yang bukan merupakan pihak dibawah JOA.