BAB V PENUTUP. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan dapat ditarik. Hukum Adat Kecamatan Jerebu u Kabupaten Ngada.

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL TESIS PERAN MOSA SEBAGAI LEMBAGA PEMANGKU ADAT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH ULAYAT MELALUI UPAYA PERDAMAIAN BAGI MASYARAKAT HUKUM ADAT

BAB V PENUTUP. dengan masyarakat Desa Waepana melalui mediasi adalah sebagai berikut,

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan yang masih bersifat asli masih dapat dijumpai di desa-desa di

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai. berikut :

BAB III PENUTUP. kecamatan juhar. Adanya tanah komunal yang dimana hasil dari tanah yang

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Muhammad, Hukum Harta Kekayaan, PT.Citra Aditya, Bandung, 1994

BAB V PENUTUP. kualitatif penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diberikan kesimpulannya sebagai berikut. Khusus yakni : Perdasus Nomor 18 Tahun 2008 tentang Perekonomian

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pembahasan di muka dapat ditarik kesimpulan. sebagai berikut.

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Adiwinata,S, Perkembangan Hukum Perdata / Adat Sejak tahun 1960, Bandung, Alumni, 1970

DAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa,

BAB V PENUTUP. penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan. dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah di Kabupaten Sukoharjo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran Mosa Sebagai Lembaga Pemangku Adat Dalam Penyelesaian

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian dan pembahasan serta analisis yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA. Ash-shofa, Burhan, 2004, Metode Penelitian Hukum, cetakan keempat, PT Rineka Cipta, Jakarta.

SILABUS. 1. Nama Mata Kuliah : Hukum Kekeluargaan dan Waris Adat 2. SKS Mata Kuliah : 2 SKS / 3 Rombel 3. Deskripsi Singkat Mata Kuliah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peralihan hak atas tanah Kalakeran di Minahasa dapat dikatakan sah,

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku

DAFTAR REFERENSI BUKU :

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Badrulzaman, Darus Mariam, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung

DAFTAR PUSTAKA. Fathoni, A. (2006). Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

BAB III PENUTUP. Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara hukum yang ditentukan dalam Pasal 1 ayat

BAB IV HAMBATAN PENERAPAN PUTUSAN MUSYAWARAH MUFAKAT RAJO PENGHULU TERHADAP PELANGGARAN KESUSILAAN DI KOTA BENGKULU

BAB III PENUTUP. konversi Leter C di Kabupaten Klaten telah mewujudkan kepastian. hukum. Semua responden yang mengkonversi Leter C telah memperoleh

BAB V PENUTUP. a. Faktor etika, moral, dan ajaran agama. c. Faktor penyimpangan seksual. tidak bisa mengendalikan nafsu birahinya.

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Kabupaten Kepulauan Aru dengan masyarakat hukum adat Desa Wangel

DAFTAR PUSTAKA. Abdoel Djamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

sarana pemerintah Kantor Pertanahan, pendaftaran tanah ulayat, tanah perorangan sehingga terdapat bukti kepemilikan atas tanah.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan. bahwa :

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010

DAFTAR PUSTAKA. Buku-buku Abdurrahman, 1984, Kedudukan Hukum Adat dalam Perundang-Undangan Agraria Indonesia, Cetakan I, Jakarta, Akademika Pressindo

BAB I PENDAHULUAN. tanah terdapat hubungan yang erat. Hubungan tersebut dikarenakan. pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Berdasarkan prinsip

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman. Beberapa Aspek Tentang Hukum Agraria, seri Hukum Agraria V.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pembahasan dalam Penulisan Hukum/Skripsi ini, maka

pertanahan untuk diterbitkan sertifikat tanah.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

DAFTAR PUSTAKA. Arumanadi, Bambang dan Sunarto, Konsepsi Negara Hukum Menurut UUD 1945, IKIP Semarang Press, Semarang, 1990.

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada,

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, 1978, Masalah-masalah Hukum Perkawinan di Indonesia, Alumni, Bandung.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan dalam penulisan ini sesuai dengan rumusan masalah, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum adatnya masing-masing. Negara telah mengakui hak-hak adat

Upik Hamidah. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

D A F T A R R E F E R E N S I

Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Chaidir, Yurisprudensi Indonesia tentang Hukum Agraria, Bandung: Bina Cipta, Jilid III, 1985.

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

DAFTAR PUSTAKA. Affandi, Ali, 2000, Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian, Rineka Cipta, Jakarta

BAB IV PENUTUP. 1. Penyelesaian konflik sosial yang timbul dari pemasangan tapal batas

MENYELESAIKAN SENGKETA PEMBAGIAN HARTA WARISAN MELALUI PERAN KEPALA DESA. Ibrahim Ahmad

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia didalam perjalanannya di dunia mengalami tiga peristiwa

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan

Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

BAB IV HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN SANKSI PIDANA ADAT TERHADAP PENCURIAN TERNAK PADA MASYARAKAT DI DESA LAGAN KECAMATAN TALANG EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

ANALISA YURIDIS PELAKSANAAN PROGRAM PRONA DALAM RANGKA PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH (Studi Di Desa Ngujung Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan)

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat ketergantungan akan ketersediaan tanah bagi kelangsungan hidupnya

sifat kekeluargaan dan kegotong royongan yang kuat. Pengaturan tentang nilai-nilai kehidupannya diatur oleh ketentuan hukum adat.

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan penegakan hukum penataan ruang di kawasan jalan Bantul-

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB V PENUTUP. Berdasarkan rumusan masalah diperoleh kesimpulan, yaitu:

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan pemberian Hak Milik dari tanah negara dan. perlindungan hukumnya di Kabupaten Kutai Timur pada tahun

Daftar Pustaka. Ade Saptomo, 2010, Hukum dan Kearifan Lokal Revitalisasi Hukum Adat Nusantara, PT. Grasindo, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

BAB III PENUTUP. Dusun Tengan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah ada

BAB I PENDAHULUAN. dan isi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. rakyat Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang nomor

BAB IV. mengusai suatu tanah, di masa lalu haruslah membuka hutan terlebih dahulu,

BAB III PENUTUP. rumah makan sebagian telah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 adalah

DAFTAR PUSTAKA. A.Rahman I.Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), Raja. Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. sebut tanah, selain memberikan manfaat namun juga melahirkan masalah lintas sektoral

DAFTAR PUSTAKA. Pemilihan Presiden Secara Langsung. Jakarta: Sekertariat Jenderal MK RI. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Key words: Alternative Dispute Resolution, Procedural Law, Land Law. Kata Kunci: Alternatif Penyelesaian Sengketa, Hukum Acara, Hukum Agraria.

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian dari permukaan bumi dengan batas-batas tertentu

PENERAPAN HUKUM ADAT DALAM MENDAPATKAN KEABSAHAN HAK ATAS TANAH DI DESA LONG UMUNG KECAMATAN KRAYAN KABUPATEN NUNUKAN

BAB V PENUTUP. sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hak ulayat

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dkk, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Pers,.

KEDUDUKAN ANAK KAUNAN YANG DIANGKAT OLEH TOPARENGNGE (KAUM BANGSAWAN) DALAM PEMBAGIAN WARISAN MASYARAKAT TONDON DI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB IV PROSES PEMBAGIAN DALAM PERJANJIAN KAWUKAN (BAGI HASIL) TERNAK DI KECAMATAN TANJUNG KEMUNING KABUPATEN KAUR

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Penelitian Hukum Normatif (Legal Reasearch). Metode penelitian hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selaku anggota masyarakat, selama masih hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

Transkripsi:

107 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran Mosa Sebagai Lembaga Pemangku Adat Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Ulayat Melalui Upaya Perdamaiaan Bagi Masyarakat Hukum Adat Kecamatan Jerebu u Kabupaten Ngada. Mosa sebagai Lembaga Pemangku Adat adalah suatu lembaga yang bersifat kolegial atau lembaga kebersamaan dalam tugas kepemimpinan untuk menjaga ketentraman dan kesejahteran serta pertahanan keamanan masyarakat.mosa mempunyai kontribusi yang besar bagi masayarakatdalam menyelesaikan persoalan masyarakat di tingkat lokal khususnya sengketa tanah ulayat sekaligus membantu meringankan beban tumpukan perkara di lembaga pengadilan. Dalam proses penyelesaian sengketa tanah ulayat melalui upaya perdamaian oleh Mosa sebagai Lembaga Pemangku Adat ada beberapa tahap yang harus dijalani yakni; pengaduan dari para pihak, proses musyawarah di tengah kampung/ kisa Nua, pemanggilan para pihak yang bersengketa, pemanggilan dan mendengarkan keterangan saksi, tanggapan dari para Mosalaki dan Penutup. (berisi pesan dan petuah dari para Mosalaki kepada para pihak yang bersengketa agar dapat menyelesaikan sengketanya secara kekeluargaan dan damai).

108 2. hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam upaya perdamaian oleh Mosa dalam penyelesaian sengketa tanah ulayat bagi masyarakat hukum adat Kecamatan Jerebu u Kabupaten Ngada yakni; ketidakjelasan kepemilikan batas tanah, adanya Klaim dari Negara atau Pemerintah Kabupaten Ngada, kehilangan saksi/ pelaku sejarah, meningkatnya nilai tanah secara ekonomi, mempertahankan status sosial, melunturnya nilai budaya, kurangnya sosialisasi B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Lembaga Pemangku Adat Mosa sebagai warisan leluhur yang bernilai moral tinggi hendaknya digali, diwariskan, dan dilestarikan oleh seluruh masyarakat Jerebu u. 2. Sebagai Lembaga Pemangku Adat Mosa dalam menjalankan peranya dituntut untuk bersikap netral dengan tidak memihak salah satu pihak yang bersengketa khususnya dalam penyelesaian sengketa tanah ulayat. 3. Mosa sebagai Lembaga Pemangku Adat diharapkan dapat benar-benar memahami hukum adat yang berlaku dalam wilayah masyarakat hukum adat agar dalam menangani suatu sengketa dapat menjadi hakim perdamaian yang adil. 4. Agar diupayakan peningkatan bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan standarisasi hukum adat yang berlaku dan fungsi hakim dan tata cara perdamaian adat di dalam menyelesaikan sengketa tanah ulayat antar

109 warga masyarakat sebagai Lembaga Pemangku Adat yang independen serta membantu Kepala Desa untuk bersama menyelesaikan sengketa warga masyarakat. 5. Lembaga Pemangku Adat Mosa, hendaknya diadopsi sebagai suatu kearifan lokal, yang difungsikan untuk menyelesaikan sengketa adat di tingkat lokal pada masyarakat Jerebu u maupun masyarakat Ngada. 6. Agar segera dibentuk Peraturan Daerah tentang perlindungan eksistensi dari tanah Woe di Kabupaten Ngada, sehingga dikemudian hari seyogianya dapat digunakan apabila membuat suatu peta tata ruang.hal ini juga sebagai bentuk perlindungan serta penghormatan terhadap tanahtanah suku dan masyarakat hukum adat dari tindakan kesewenangwenangan pemerintah terhadap masyarakat hukum adat di Kabupaten Ngada. 7. Agar semua warga masyarakat adat mengetahui status tanah Woe disertai dengan luas, batas dan cara pemanfaatannya, maka salah satu hal yang perlu dilakukan adalah sosialisasi tentang keberadaan tanah Woe sehingga jelas bukti kepemilikannya. Sosialisasi bukan hanya tanggung jawab tokoh adat, melainkan tanggung jawab Pemerintah dalam hal ini BPN. Fungsi tokoh adat dalam sosialisasi adalah, agar warga sukunya mengetahui keberadaan lokasi tanah suku mereka, luas serta batas tanah Woe yang dimiliki sehingga dikemudian hari sengketa menyangkut tanah suku ini dapat diminimalisir permasalahannya.

110 I. BUKU DAFTAR PUSTAKA Amiruddin, dkk., 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, B. Ter Haar, 1960, Pengantar Hukum Adat, Pradnya Paramita, Boedi Harsono, 1970, Undang-Undang Pokok Hukum Agraria, Sejarah Penyusunan Isi dan Pelaksanaanya, Penerbit Jambatan, C. S. T. Kansil, Christine S. T. Kansil, 2002, Pengantar Ilmu Hukum, Balai Pustaka, Dadang Juliantara, 2003, Pembaruan Desa, Mandar Maju, Bandung Damianus Bilo Djawa, 2003, Badan Peradilan Adat Di Ngada Hilman Hadikusuma, 1992, Pengantar Antropologi Hukum, PT Citra Aditya, Bandung Iman Sudiyat, 1999, Asas-Asas Hukum Adat, Liberty, Yogyakarta John Salindeho, 1994, Manusia, Tanah, Hak dan Hukum, Sinar Grafika, Muhammad Bushar, 1987, Pokok-Pokok Hukum Adat, Pradnya Paramita, Nico Ngani & Steph Djawa Nai, 2004, Hukum Pertanahan Di Kabupaten Ngada, Pemerintah Kabupaten Ngada, Bajawa Roger M. Keesing dan Samuel Gunawan, 1989, Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer, Penerbit Erlangga, Saleh Adiwinata, 1976, Pengertian Hukum Adat Menurut Undang- Undang Pokok Agraria, Penerbit Alumbi, Bandung Satya Arinanto, 1993, Pembangunan Hukum Dan Demokrasi, Dasa Media Utama, Soekanto Soerjono dan Mamudji Sri, 2006, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Pers, Sudikno Mertokusumo, 1995, Mngenal Hukum (Suatu Pengantar), Penerbit Liberty, Yogyakarta Surojo Wignjodipuro, 1982, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat, Gunung Agung,

111 II. III. IV. PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999 tentang pedoman Penyelesaian Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan Peraturan Daerah Kabupaten Ngada Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Ngada, Lembaran Daerah Kabupaten Ngada Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 2. Peraturan Daerah Kabupaten Ngada Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembentukan Dan Penataan Lembaga Kemasyarakatan Di Desa Dan Kelurahan. KAMUS Sulchan Yasyin, 1997, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Penerbit Amanah, Surabaya W. J. S. Peorwadarminta, 1985, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, INTERNET www.antropologihukum.com (Diakses pada 17 Januari 2014). www.artikata.com/arti-349733-peran.html (Diunduh pada 19 Januari 2014). www.kompasiana.com/teori-fungsional-struktural/(diunduh pada17 januari 2014). www.asumsidasarteoristrukturalfungsional_parsons.com.(diunduh tanggal 17 Januari 2014).