1 BAB I PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dwibahasa yang berbahasa pertama bahasa daerah dan berbahasa kedua bahasa Indonesia. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyatakan ide, gagasan, keinginan, perasaan dan pengalamannya kepada orang lain. Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama. Tidak dapat dipungkiri lagi, bahasa merupakan suatu sistem yang mampu menjembatani perasaan dan pikiran manusia serta menjadi pengantar setiap kepentingan dan kebutuhan manusia satu dengan yang lainnya. Wujud konkret fungsi sebagai alat komunikasi bahasa dipakai dalam interaksi di sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya. Sekolah sebagai tempat pengajaran bahasa itu berlangsung merupakan wilayah sosial pemakai bahasa ( societal domain ) yang mempunyai corak tersendiri. Ia merupakan masyarakat tutur ( speech community ) yang berbeda dengan masyarakat tutur lain, lengkap dengan perbedaan penutur (speaker) dan perbendaharaan tuturnya (speech reportaire ). 1
2 Penggunaan bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar di sekolah kejuruan merupakan ragam bahasa lisan yang memiliki gaya tuturan yang khas, yang mempunyai maksud-maksud tertentu tergantung konteks tuturan dan perlunya konteks situasi dalam memahami tuturan tersebut sehingga dapat melahirkan persepsi yang berbeda. Dalam kaitannya dengan komunikasi di kelas siswa harus mampu menangkap maksud dari guru atau sebaliknya, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Hal ini berarti yang terpenting dalam komunikasi tidak hanya bentuk-bentuk bahasa, makna yang tersurat dalam bahasa (ilokusi), tetapi juga apa yang implisit dalam satu tindak bahasa yaitu apa yang menjadi efek atau akibat yang ditimbulkan oleh seorang penutur kepada lawan tuturnya. Dalam proses belajar mengajar di sekolah kejuruan, bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi, tugas, atau memberi kontribusi yang dilakukan oleh siswa, meskipun bahasa sehar-hari yang digunakan oleh siswa dan guru adalah bahasa Jawa. Tindakan yang dilakukan guru sebenarnya memiliki tujuan untuk membiasakan siswa menggunakan bahasa Indonesia saat berada dalam lingkup sekolah. Guru merupakan sosok yang menjadi panutan di masyarakat terutama di sekolah. Segala sesuatu yang dilakukan dan dituturkan guru, secara langsung atau tidak langsung akan ditiru oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan mendayagunakan segala kemampuan yang dimilikinya. Salah satu kemampuan itu adalah kemampuan guru dalam
3 memaksimalkan berbahasa. Dalam kegiatan belajar mengajar guru memegang kontrol serta power atas siswanya. Salah satu bentuk tuturan yang dimanfaatkan oleh para guru untuk pengaturan serta pemberian tanggapan terhadap tindakan dari siswa adalah bentuk tuturan yang mengandung makna atau maksud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia. Pemanfaatan itu berkisar antara imperatif yang memiliki kadar tuturan yang paling lembut sampai imperatif yang memiliki kadar tuturan yang keras. Perbedaan bentuk serta kadar tuturan ini sangat di pengaruhi oleh situasi. Guru akan menggunakan imperatif yang memiliki kadar tuturan lembut jika siswa mudah diatur dan sebaliknya guru akan menggunakan imperatif dengan kadar tuturan kasar jika siswa sudah melampaui batas kewajaran atau susah diatur. Ujaran guru dikarakterisasi dengan banyaknya ujaran yang menindakkan tindak tutur seperti menginformasikan, menjelaskan, mendefinisikan, menanyakan, membenarkan, menarik perhatian, dan memerintah (Ibrahim,1993:212). Selama proses belajar mengajar sedang berlangsung tidak setiap saat guru menggunakan bentuk imperatif langsung. Adakalanya mereka menggunakan imperatif tidak langsung yaitu, konstruksi deklaratif dan interogatif. Kedua konstruksi ini digunakan sebagai bentuk penghalusan. Melihat gaya tuturan dalam proses belajar mengajar di sekolah yang kompleks dan perlunya konteks situasi dalam memahami tuturan, maka perlu meninjau secara pragmatik. Ditinjau secara pragmatik, melihat makna secara
4 keseluruhan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sangatlah penting. Pragmatik tidak hanya mengkaji bahasa yang dituturkan tetapi juga makna atau maksud yang terkandung dalam tuturan tersebut tergantung seberapa besar kekuatan tuturan tersebut. Pemakaian bahasa selalu terkait pada konteks dan situasi yang melingkupinya. Demikian halnya dengan pemakaian bahasa Indonesia di sekolah khususnya pada kegiatan belajar mengajar yang tidak terlepas dari fungsi dan tujuan bahasa. Bertolak dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji bentuk imperatif guru terhadap murid dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMK Kesatrian Purwokerto B RUMUSAN MASALAH Mengacu pada latar bekang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menetapkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk imperatif yang dituturkan oleh guru terhadap siswa dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia kelas X di SMK Kesatrian Purwokerto? C TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian haruslah jelas mengingat penelitian harus mempunyai tujuan tertentu dengan sasaran terarah. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan bentuk imperatif yang dituturkan oleh guru terhadap siswa dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia kelas X di SMK Kesatrian Purwokerto.
5 D MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat teoretis Manfaat teoritis yang diperoleh dari penelitian ini adalah : a. sebagi referensi atau acuan dalam penelitian bidang pragmatik b. untuk membantu peneliti-peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan bentuk dan tuturan imperatif. 2. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah dapat mengetahui bentuk imperatif yang dilakukan guru bahasa Indonesia kelas X SMK Kesatrian Purwokerto.