BAB I PENDAHULUAN. sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama. Tidak dapat. kebutuhan manusia satu dengan yang lainnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan siswa atau peserta

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia membutuhkan orang lain untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari tetapi bahasa juga diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun alat pendapat. Alat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A

BAB I PENDAHULUAN. menguasai bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. pandangan sebagian masyarakat yang tidak merasa perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cermin pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB V PENUTUP. ditemukan pada siswa-siswi tersebut. Gangguan kebahasaan itu meliputi reseptif

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dwibahasa yang berbahasa pertama bahasa daerah dan berbahasa kedua bahasa Indonesia. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyatakan ide, gagasan, keinginan, perasaan dan pengalamannya kepada orang lain. Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama. Tidak dapat dipungkiri lagi, bahasa merupakan suatu sistem yang mampu menjembatani perasaan dan pikiran manusia serta menjadi pengantar setiap kepentingan dan kebutuhan manusia satu dengan yang lainnya. Wujud konkret fungsi sebagai alat komunikasi bahasa dipakai dalam interaksi di sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya. Sekolah sebagai tempat pengajaran bahasa itu berlangsung merupakan wilayah sosial pemakai bahasa ( societal domain ) yang mempunyai corak tersendiri. Ia merupakan masyarakat tutur ( speech community ) yang berbeda dengan masyarakat tutur lain, lengkap dengan perbedaan penutur (speaker) dan perbendaharaan tuturnya (speech reportaire ). 1

2 Penggunaan bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar di sekolah kejuruan merupakan ragam bahasa lisan yang memiliki gaya tuturan yang khas, yang mempunyai maksud-maksud tertentu tergantung konteks tuturan dan perlunya konteks situasi dalam memahami tuturan tersebut sehingga dapat melahirkan persepsi yang berbeda. Dalam kaitannya dengan komunikasi di kelas siswa harus mampu menangkap maksud dari guru atau sebaliknya, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Hal ini berarti yang terpenting dalam komunikasi tidak hanya bentuk-bentuk bahasa, makna yang tersurat dalam bahasa (ilokusi), tetapi juga apa yang implisit dalam satu tindak bahasa yaitu apa yang menjadi efek atau akibat yang ditimbulkan oleh seorang penutur kepada lawan tuturnya. Dalam proses belajar mengajar di sekolah kejuruan, bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi, tugas, atau memberi kontribusi yang dilakukan oleh siswa, meskipun bahasa sehar-hari yang digunakan oleh siswa dan guru adalah bahasa Jawa. Tindakan yang dilakukan guru sebenarnya memiliki tujuan untuk membiasakan siswa menggunakan bahasa Indonesia saat berada dalam lingkup sekolah. Guru merupakan sosok yang menjadi panutan di masyarakat terutama di sekolah. Segala sesuatu yang dilakukan dan dituturkan guru, secara langsung atau tidak langsung akan ditiru oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan mendayagunakan segala kemampuan yang dimilikinya. Salah satu kemampuan itu adalah kemampuan guru dalam

3 memaksimalkan berbahasa. Dalam kegiatan belajar mengajar guru memegang kontrol serta power atas siswanya. Salah satu bentuk tuturan yang dimanfaatkan oleh para guru untuk pengaturan serta pemberian tanggapan terhadap tindakan dari siswa adalah bentuk tuturan yang mengandung makna atau maksud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia. Pemanfaatan itu berkisar antara imperatif yang memiliki kadar tuturan yang paling lembut sampai imperatif yang memiliki kadar tuturan yang keras. Perbedaan bentuk serta kadar tuturan ini sangat di pengaruhi oleh situasi. Guru akan menggunakan imperatif yang memiliki kadar tuturan lembut jika siswa mudah diatur dan sebaliknya guru akan menggunakan imperatif dengan kadar tuturan kasar jika siswa sudah melampaui batas kewajaran atau susah diatur. Ujaran guru dikarakterisasi dengan banyaknya ujaran yang menindakkan tindak tutur seperti menginformasikan, menjelaskan, mendefinisikan, menanyakan, membenarkan, menarik perhatian, dan memerintah (Ibrahim,1993:212). Selama proses belajar mengajar sedang berlangsung tidak setiap saat guru menggunakan bentuk imperatif langsung. Adakalanya mereka menggunakan imperatif tidak langsung yaitu, konstruksi deklaratif dan interogatif. Kedua konstruksi ini digunakan sebagai bentuk penghalusan. Melihat gaya tuturan dalam proses belajar mengajar di sekolah yang kompleks dan perlunya konteks situasi dalam memahami tuturan, maka perlu meninjau secara pragmatik. Ditinjau secara pragmatik, melihat makna secara

4 keseluruhan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sangatlah penting. Pragmatik tidak hanya mengkaji bahasa yang dituturkan tetapi juga makna atau maksud yang terkandung dalam tuturan tersebut tergantung seberapa besar kekuatan tuturan tersebut. Pemakaian bahasa selalu terkait pada konteks dan situasi yang melingkupinya. Demikian halnya dengan pemakaian bahasa Indonesia di sekolah khususnya pada kegiatan belajar mengajar yang tidak terlepas dari fungsi dan tujuan bahasa. Bertolak dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji bentuk imperatif guru terhadap murid dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMK Kesatrian Purwokerto B RUMUSAN MASALAH Mengacu pada latar bekang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menetapkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk imperatif yang dituturkan oleh guru terhadap siswa dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia kelas X di SMK Kesatrian Purwokerto? C TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian haruslah jelas mengingat penelitian harus mempunyai tujuan tertentu dengan sasaran terarah. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan bentuk imperatif yang dituturkan oleh guru terhadap siswa dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia kelas X di SMK Kesatrian Purwokerto.

5 D MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat teoretis Manfaat teoritis yang diperoleh dari penelitian ini adalah : a. sebagi referensi atau acuan dalam penelitian bidang pragmatik b. untuk membantu peneliti-peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan bentuk dan tuturan imperatif. 2. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah dapat mengetahui bentuk imperatif yang dilakukan guru bahasa Indonesia kelas X SMK Kesatrian Purwokerto.