BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB VI PENUTUP. dapat menetapkan kesimpulan sebagai berikut ini. Tulungagung secara umum terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan hasil penelitian tentang Efektifitas Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahana dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Tidak dipungkiri banyak kasus kekerasan yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai. diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (citacita)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu kepribadian guru (X) dan

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak kehidupan bangsa. Tanpa pendidikan. bangsa akan menjadi bodoh dan mudah dibodohi oleh bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. Offset, 2014, hlm Ibid, hlm Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB V PENUTUP. analisis bahasan utama pada tesis ini ada tiga hal yaitu: 1. Bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek, dimulai dari sistem pendidikan yang berubah-ubah ketika

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Misaka Galiza, 2003), hlm Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berusaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin serta menggali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

الل ه ك ث ير ا BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. ini, sebagai cermin tentang merosotnya etika dari pelaku pendidikan, baik

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013) hlm. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan operasionalnya dilaksanakan oleh guru. Sebagai elemen penting dalam lingkup pendidikan, keberhasilan pendidikan tergantung ditangan guru. Di tangan guru, kurikulum akan hidup dan bermakna sehingga menjadi makanan yang mendatangkan selera untuk disantap oleh siswa. Maka dari itu peran guru harus lebih dimantapkan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pada pembentukan pribadi siswa. Dalam upaya pembinaan religiusitas perilaku siswa di sekolah, seorang guru dituntut untuk mampu menjadi teladan bagi siswanya, utamanya dalam kehidupan sehari-hari. Cara tersebut berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia terutama anak-anak dan remaja suka meniru-niru, baik yang baik maupun yang buruk. Suri tauladan dapat menjadi alat peraga langsung bagi siswa. Bila guru yang memberi contoh aplikasi nilai-nilai luhur agama, maka siswa akan mempercayainya, karena yang mencontohkannya adalah orang kedua yang dipercayainya sesudah orang tuanya. Islam tidak menyajikan keteladanan hanya sekedar dikagumi, tetapi untuk diinternalisasikan, kemudian diterapkan

2 dalam pribadi masing-masing untuk kehidupan sosial-masyarakat. Sehingga diharapkan setiap siswa mampu melayani nilai - nilai luhur agama sesuai dengan kemampuan masing - masing. Dalam pandangan islam, guru merupakan hal yang sangat utama untuk membentuk siswa berakhlaqul karimah. Pendidikan dalam islam berusaha menumbuhkembangkan potensi siswa agar dalam sikap hidup, tindakan dan pendekatannya terhadap ilmu pengetahuan diwarnai oleh nilai etik religius. Dan sejalan dengan Firman Allah SWT yang berbunyi : Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. ( Q.S. Al Ahzab (33) : 21 ) Upaya guru mendidik siswa agar menjadi manusia berakhlaqul karimah, adalah tidak lepas dari kepribadian yang dimiliki oleh guru yaitu sifat teladan seorang guru untuk dapat menjadi panutan dan contoh bagi siswa dalam berbagai aspek perilaku. Hal ini telah sering ditekankan dalam Islam, dan Rasulullah SAW menjadi contoh teladan ( Uswatun Hasanah ) pertama. Salah satu proses asumsi yang melandasi keberhasilan guru dan pendidikan guru adalah penelitian berfokus pada sifat-sifat kepribadian guru.

3 Kepribadian guru yang dapat menjadi suri tauladanlah yang menjamin keberhasilannya mendidik siswa. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian terhadap siswa SMP berbasic negeri ( non madrasah ), siswa yang beragama islam juga patut kita perhatikan dalam hal akhlak dan asupan nilai-nilai keislaman. Apalagi materi Pendidikan Agama Islam yang diajarakan oleh guru agama di tingkat SMP rata-rata hanya 2 x 45 menit dalam 1 minggunya, waktu yang sebentar dan rentang waktu untuk mengulang pelajaran kembali terlalu lama sehingga materi yang sudah dipelajari siswa mudah lupa apalagi siswa belum tentu mengamalkan ilmu yang sudah ia didapat. Inilah masalah yang dijadikan tugas guru agar siswa tidak merasa haus akan amalan ilmu agama sehingga perlu kesadaran guru dalam mengamalkan akhlaqul karimah kepada siswanya maka anak mendapat asupan moral keagamaan, Namun bukan hanya dilakukan oleh guru agama saja tetapi juga implementasi keteladanan berakhlaqul karimah dilakukan oleh semua guru disekolah tersebut. Karena dalam kompetensi moral akademik, seorang guru bukan hanya orang yang bertugas untuk mentransfer ilmu (Transfer Knowledge) tetapi juga orang yang bertugas untuk mentransfer nilai (Transfer of Value). Guru tidak hanya mengisi otak siswa ( Kognitif ) tetapi juga bertugas untuk mengisi mental mereka dengan nilai-nilai baik dan luhur mengisi akhlak budi pekertinya.

4 Terlebih lagi siswa SMP saat kelas VIII berada pada masa pubertas. Dimana masa pertumbuhan mengalami perubahan-perubahan besar terhadap fisik dan psikisnya, masa gelisah yang penuh pertentangan lahir dan batin, masa cita-cita yang beraneka coraknya, masa romantik, masa kematangan seksual, pembentukan kepribadian, dan mencari pandangan serta tujuan hidupnya. Sebab baik buruknya siswa berawal dari apa yang diterima dan meniru tingkah laku yang dilakukan seorang guru akan dibawa sebagai pribadi siswa nanti. Dari fenomena yang ada, krisis figur teladan menjadi masalah paling pelik dalam pendidikan, materi atau kurikulum akhlak ibarat jazad, sedangkan keteladanan adalah rohnya. Materi memang penting, tetapi dalam urusan akhlak, teladan jauh lebih penting. Karena tanpa keteladanan, materi tidak akan banyak berguna. Hal yang tertanam pada jiwa objek siswa hanyalah pengetahuan, bukan keinginan untuk melakukan. Adanya keselarasan antara pelajaran agama Islam dan aplikasi keteladanan guru diberikan kepada siswa untuk dapat menghantarkannya mempunyai sikap akhlaqul karimah sehingga mampu membedakan benar dan salah, memilih sesuatu yang bermanfaat atau jika sebaliknya merugikan. Kenyataanya hampir di semua tingkat sekolah khususnya tingkat SMP mempunyai prestasi dalam hal segi akademik dan non akademik namun itu semua belum cukup bila dikatakan anak sudah dikatakan baik, saat anak usia SMP muncul perasaan suka dengan tantangan dan sedang mencari arah jadi dirinya sehingga tidak dipungkiri berbagai masalah dapat menghampiri. Hal-

5 hal baru ini yang berupa kemajuan teknologi, memberikan pengaruh negatif bagi siswa. Seperti tontonan - tontonan yang menggugah moral siswa menjadi malas, membantah guru, dan bahkan tidak jarang kita dapatkan siswa yang senang menyakiti teman, saudara atau orang lain. Terlebih lagi jika siswa tinggal dalam lingkungan yang tidak mengedepankan agama sebagai landasan utama dalam hidup bermasyarakat. Dalam hal ini, tempat penulis teliti yaitu SMP Negeri 1 Sumbang yang berstandar nasional, berprestasi nasional dan disiplin serta islami, juga suatu saat nanti sifat tercela akan datang dan berpengaruh pada siswa. Pengaruhpengaruh yang tercela dapat diatasi dengan adanya guru sebagai pengontrol, pembimbing dan pendidik bagi siswa. Pendidikan yang diberikan guru bukan hanya menyangkut materi atau pengetahuan saja. Tapi juga tingkah laku, amalan akhlak serta kepribadian. Karena sekolah merupakan rumah kedua bagi siswa dan sebagian besar dari waktu dihabiskan di sekolah bersama teman-teman serta guru. Pendidikan memberikan pengetahuan yang belum diketahui siswa, meluruskan atau memperbaiki kesalahan siswa serta membimbing pengetahuan yang dimiliki siswa agar menjadi lebih cerdas lagi. Karena sesungguhnya salah satu metode yang paling membekas dalam diri seorang adalah keteladanan yang diberikan oleh guru terhadap siswa. Kepala sekolah hendaknya dapat selalu menekankan kepada setiap guru, harusnya mereka bisa menjadi contoh, tidak hanya bagi keluarganya saja, tetapi juga bagi masyarakat dan khususnya kepada para siswanya. Sikap guru harus dapat menjadi ukuran bagi sikap siswa. Artinya, guru

6 selalu menjadi barometer sikap siswa. Kalau gurunya tidak baik sikapnya, biasanya siswanya lebih parah lagi. Guru hendaknya dapat menunjukkan sikap yang sopan, ucapan yang menyejukkan dan mempunyai pribadi yang menyenangkan semua siswanya, sehingga siswa tidak menganggap guru sebagai pengawas yang menakutkan, tetapi dapat menjadi teman, ayah dan kakak bagi siswa-siswanya. Dari berbagai uraian diatas, maka penulis tertarik akan pentingnya masalah tersebut, maka peneliti mengangkat judul Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Pengamalan Akhlaqul Karimah Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sumbang Kabupaten Banyumas. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti kemukakan tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dijawab yaitu: Adakah Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Pengamalan Akhlaqul Karimah Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sumbang Kabupaten Banyumas?. C. Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian pasti ada tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang ada tidaknya Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Pengamalan Akhlaqul Karimah Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sumbang Kabupaten Banyumas. D. Manfaat Penelitian

7 1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuwan, wawasan baru, pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang menjadi guru profesional yang tidak cukup hanya dengan penguasaan materi saja, baik melalui teori dan prakteknya, tetapi juga melalui pembinaan, menteladani sehingga membentuk akhlak siswa yang berakhlaqul karimah. 2. Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan guru dalam memberikan contoh keteladanan akhlak yang islami disekolah walaupun bukan berbasic madrasah. b. Untuk sekolah dalam upaya pembinaan religiusitas perilaku siswa di sekolah, seorang guru dituntut untuk mampu menjadi teladan bagi siswanya, utamanya dalam kehidupan sehari-hari. c. Bagi para guru dapat dijadikan rujukan atau sumber yang bermanfaat untuk memberikan motivasi keteladanan terhadap kepribadian akhlaqul karimah pada siswa.p E. Hipotesis Menurut Arikunto ( 2010 : 110 ) menyebutkan pengertian hipotesis sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbuktinya kebenaran melalui data yang terkumpul.

8 Dalam penelitian ini, hipotesis dirumuskan sebagai berikut : Ha = Keteladanan guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengamalan akhlaqul karimah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumbang. Ho = Keteladanan guru tidak mempunyai pengaruh yang siginfikan terhadap pengamalan akhlaqul karimah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumbang. Dengan konsekuensi bila Ha diterima maka Ho ditolak dan sebaliknya bila Ha ditolak maka Ho diterima.